All Chapters of Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar: Chapter 51 - Chapter 60

68 Chapters

Bab 51

“Bapak ini apa-apan sih, emangnya mau anak kita saling lapor polisi? Ibu ini ‘kan mau cari jalan keluar yang terbaik. Bapak malah bikin tambah rumit.”“Kamu yang bikin rumit, kalau saja dari awal bisa tegas sama Silvi, anak itu enggak akan kurang ajar begini,” ucap Pak Erik yang sudah terlanjur kesal. Sekarang ia bahkan terlihat sangat marah, padahal niatnya pulang untuk beristirahat dengan tenang. Namun, setelah kejadian ini ia sudah bisa memastikan harapan itu akan pupus seketika. Bahkan rasa kantuk yang sudah ia tahan sejak di perjalanan pulang pun menghilang begitu saja.Laila yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dengan sigap mengambil kalung beserta suratnya dari lengan Bu Tuti.“Maaf Bu, kali ini aku enggak mau ngalah lagi sama Mbak Silvi. Dulu waktu dia diam-diam ambil cincin, aku bisa diem walaupun sampai hari ini aku masih sakit hati. Cincin itu dibeli dari hasil jerih payahku, tapi seenaknya Mbak S
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 52

Sekarang Bu Tuti tidak bisa melakukan apa-apa, meskipun ia sangat ingin membantu Silvi. Namun, ia juga sudah mencoba untuk mengganti kerugian yang dialami Laila, sayangnya hal itu tidak menjadikan Laila mau membebaskan Silvi begitu saja.“Pusing ‘kan kamu sekarang, Bu?” tanya Pak Erik sembari menyenderkan punggungnya ke sofa.Ia terlihat sangat santai, seolah tak peduli dengan apa yang dipikirkan istrinya. Baginya ini bukanlah masalah yang perlu dibesar-besarkan, lagi pula sebagai orang tua ia sudah benar-benar muak menghadapi tingkah putrinya yang kelewatan.“Hari ini ngambil punya adiknya, kamu biarin dia. Kamu kasih uang Laila, biar aman. Besok kalau dia ngambil di rumah orang, kamu yakin masih bisa belain anak kesayanganmu itu?”“Ya, enggak mungkin juga Silvi senekat itu Pak. Anak kita bukan maling sungguhan. Selama ini dia begitu ‘kan cuma sama kita saja, keluarganya. Enggak pernah berani ambil punya orang la
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 53

Seketika ponsel Bu Tuti terjatuh ke lantai begitu saja. Kejadian ini benar-benar mengguncangkan hatinya. Ia tidak tahu jika Laila akan senekat ini pada kakak kandungnya sendiri. Saking terkejut akan berita yang baru saja ia dengar, Bu Tuti bahkan sampai tidak sadarkan diri karenanya. Ilham yang memang masih berada di dekatnya langsung membawa ibu mertuanya itu ke dalam. Laila yang tadinya begitu kecewa dengan sikap ibunya yang dirasa berat sebelah pun tidak sampai hati membiarkan wanita paruh baya itu jatuh tak berdaya.“Segitunya Ibu belain Mbak Silvi,” ucap Laila sambil terisak.“Yang sudah terjadi biarlah terjadi Dek, bagaimanapun ini orang tua kamu. Kamu boleh benci Silvi, tapi jangan Ibumu. Orang tua juga manusia biasa, bisa salah. Termasuk ibumu,” ucap Ilham.“Tapi, dari dulu Mbak Silvi memang suka ngambil barang-barang aku Mas. Enggak sekali dua kali, yang paling besar memang waktu cincin. Cuma sebelumnya kayak m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 54

“Jadi saya harus pulang sekarang atau bagaimana, Pak?” tanya Abdul yang masih dibuat bingung oleh ide gila bosnya.“Boleh, kamu pulang saja! Ini kunci rumahnya.”“Saya mungkin akan dituduh yang enggak-enggak nanti.”“Saya yang bilang ke Bu RT nanti. RTnya juga depan rumah. Aman kok.”Di sisi lain Abdul juga tidak ingin niatnya yang ingin membantu justru mencelakainya. Ia juga perlu memastikan jika semuanya aman. Sebelum ia beraksi. Begitu kunci sudah di tangan Abdul, pria itu malah tersenyum lebar.“Kenapa kamu senyam-senyum, Dul?”“Saya berasa jadi artis, harus akting begini.”“Hahaha, ya mau bagaimana lagi. Saya sudah sangat lelah menghadapi keluarga yang hanya ada saat butuh saja.”“Sabar ya Pak, umumnya orang ya memang begitu.”“Tapi, ‘kan kami ini sedarah.”“Enggak peduli sedarah atau
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 55

Melihat bagaimana tulusnya May, Romi tak bisa membendung perasaannya. Pada akhirnya ia hanya bisa menumpahkan kecewanya yang teramat sangat itu.“Kenapa kamu lebih milih nemenin orang gagal dan bodoh seperti aku?”“Enggak ada yang bodoh, Sayang. Kegagalan itu biasa, enggak perlu sedih ya. Insyaallah kita bisa melewati semua ini.”Melihat suaminya yang biasanya tampak begitu kuat terlihat sangat rapuh, May mulai menangkupkan kedua tangannya pada wajah suaminya yang tampak sendu.“Jangan begini, adek yang di dalam perut ikut sedih kalau ayahnya sedih. Janji sama aku, jangan menyerah. Kita coba lagi, selagi masih di kasih kesempatan untuk hidup itu artinya Allah percaya kita bisa melewati semuanya.”“Tapi, mereka keluarga Abang Dek. Mereka yang melahirkan Abang, kenapa mereka cuma bisa menyalahkan tanpa pernah merasa kasihan. Abang selama ini selalu mentingin mereka dari pada diri sendiri.”
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 56

“Bagaimana kabar Laila? Dia baik-baik ajakah setelah kejadian sama Mbak Silvi?” tanya Mayra.“Ya alhamdulillah, dia sih baik-baik aja. Cuma hubugannya sama ibu lagi kurang baik. Ya gara-garanya ibu terus-terusan bela Mbak Silvi, padahal jelas-jelas dia yang salah.”“Semoga kelak kita bisa jadi orang tua yang adil ya, buat anak-anak. Biar salah satu dari mereka enggak ada yang merasa dikucilkan.”“Aamiin Sayang, dari sini aja Abang jadi belajar banyak hal kalau memanjakan anak bukan solusi dan bukan bentuk rasa sayang. Memang benar, ketika kecil memanjakan anak-anak adalah sesuatu yang memang dibutuhkan mereka, tetapi semua itu akan menjadi bumerang saat dilakukan terus menerus bahkan sampai mereka dewasa.”“Ya sudah masuk yuk, sudah malam. Dingin loh di luar. Kita lanjutin ngobrolnya di dalam!”“Jangan, Rehan belum tidur ‘kan?”“Belum. Tadi katanya rakit lego
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 57

Melihat Gani sudah menjauh dari suaminya. Mayra pun memilih untuk kembali menemui Romi yang masih duduk di tempat yang nantinya akan menjadi teras depan rumah mereka.“Alhamdulillah Dek, Mas Gani mau ketemu sama Mbak Silvi.”“Syukurlah, Abang jadi enggak perlu ke sana lagi.”“Emangnya kalau Mas Gani enggak mau nasihatin Mbak Silvi, Abang mau ke sana?”“Enggak sih.”Mayra malah menepuk pundak suaminya yang tersenyum lebar.“Abang masih pengen menikmati masa tenang kita di Bandung.”“Ya ampun masa tenang, udah kayak mau pemilihan presiden aja.”“Bisa kamu bayangkan ribetnya kita nanti kalau pulang ke Karawang. Ibu pasti bakal melakukan berbagai macam cara supaya keinginannya tercapai. Abang takut enggak kuat nahan kasian, kalau ketemu langsung. Sebenarnya Abang paling enggak bisa kalau lihat ibu sampai nangis mohon-mohon hanya demi uang. Cuma di sisi la
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 58

Di luar Romi memang terlihat tenang, tetapi tidak pernah ada yang tahu apa yang ia rasakan. Mustahil jika ia merasa kesal, mengingat apa yang terjadi selama ini bisa dipastikan ibunya tidak datang dengan niat yang baik. Sudah pasti ini semua ada hubungannya dengan Silvi.“Abang yakin mau datang sendiri, enggak mau ditemani?” tanya Mayra tepat ketika suaminya hendak memasuki mobil.“Enggak Sayang, Abang bisa kok mengendalikan semuanya.”“Ya ampun bahasa Abang ini loh kayak avatar, pengendali 3 elemen.”Romi malah tertawa mendengar istrinya yang terus saja menggerutu. Pengalaman hidup membuat mereka tak terlalu menganggap masalah ini sebagai bencana.Sepanjang jalan pun Romi memilih untuk mendengarkan lagu, karena memang suasana hatinya sedang baik. Terlebih Mayra tidak marah saat mengetahui ia telah membohonginya perihal kebangkrutannya tempo hari. Tanpa terasa jarak yang cukup dekat dati kontrakan ke kampung halaman Mayra membuat Romi tiba di sana hanya dalam hit
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 59

“Abang, kok ibu enggak ada?” tanya Mayra yang bingung. Ia hanya pergi sebentar, tetapi mertuanya sudah tidak ada di teras. “Pulang kayaknya,” ucap Romi sambil berlalu pergi.Sikapnya yang tak biasa itu sontak saja membuat Mayra menjadi sedikit tidak nyaman. Ia memang merasa begitu tenang jauhd dari keluarga suaminya. Namun, bukan hal seperti ini yang dia inginkan. Ia ingin hidup damai tanpa membuat hubungan ibu dan anak menjadi renggang.“Abang ada masalah sama ibu?” tanya Mayra. Rupanya Romi sedang berada di halaman belakang, kala itu pandangannya terlihat kosong. Namun, bukannya mencoba untuk menjelaskan apa yang terjadi, ia justru hanya menggenggam lengan istrinya.“Enggak ada Sayang, tenanglah!”“Ini uang yang di meja.”Sembari memberikan uang yang dibiarkan tergeletak di meja, Mayra tahu kalau sudah pasti ada yang tidak beres.“Abang pikir setelah kejadian ini ibu bakal berubah atau minimalnya memperlakukan putri kesayangannya it
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 60

Sejak kepergian ibu mertuanya tempo hari Mayra memang sengaja menahan untuk tak membahas masalah itu. Sampai ia merasa kali inilah waktu yang tepat untuk mengatakan ini pada suaminya. Perlu waktu seminggu untuk Mayra menunggu sampai Romi bisa diajak diskusi. “Sayang, boleh aku ngomong sesuatu?” tanya Mayra tepat ketika ia dan Romi hendak beristirahat di malam hari. “Kenapa Sayang, ngomong aja!” “Ini soal Ibu.” Mayra bahkan sengaja memberi jeda ucapannya, hanya untuk melihat respons suaminya. Melihat Romi yang terlihat menatapnya dengan antusias, barulah Mayra yakin kalau kali ini ia tidak salah waktu. “Seseorang yang susah untuk dinasihati itu memang kadang perlu merasakan kehilangan dulu, sampai mereka mengerti kalau apa-apa yang tidak ada dalam genggamannya itu begitu berharga.” “Harus dengan cara enggak kasih kabar sama sekali?” “Abang tetap kontrol kok, ‘kan di depan rumah Ibu ada istrinya Jefri. Dia ka
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status