Semua Bab Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar: Bab 21 - Bab 30

68 Bab

Bab 21

“Benar juga, Mas juga tahu kalau Romi itu orangnya enggak tegaan. Paling cuma ngegertak doang, enggak mungkin benar-benar ngusir,” ucap Ilham.Orang bilang jodoh itu cerminan diri, sepertinya ini terjadi pada Ilham dan Laila mereka bahkan masih saja mengandalkan Romi untuk memenuhi kebutuhan mereka.“Loh Mbak kenapa barang-barangnya dimasukkin lagi? Katanya mau kos di sini?” tanya Bu Tuti yang tidak lain merupakan pemilik kos yang hendak mereka sewa.“Kami enggak jadi pindah, Bu,” ucap Laila sambil tersenyum lebar.“Loh, ini saya udah bawa ember sama gayung, kok malah enggak jadi sih?”Mendengar pernyataan Laila, sontak saja Bu Tuti merasa sedikit kecewa. Bagaimana pun sebelumnya ia juga sudah membawa karpet dan kasur lantai yang diminta Laila karena memang pasangan suami istri itu mengeluh tidak punya alas untuk tidur.Ia hanya mengasihani Rehan yang harus tidur tanpa alas kasur, sudah pasti i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-05
Baca selengkapnya

Bab 22

Devi yang semula tidak terlalu peduli dengan laki-laki yang membersamai Mayra pun kini mulai memperhatikan dengan saksama.“Aduh aku enggak tahulah May, ini fotonya kayak diambil jarak jauh, terus dizoom makanya enggak jelas,” keluh Devi yang kesal sendiri karena tak bisa mengenali orang tersebut.“Ya, makanya aku suruh kamu perhatin May. Kamu sadar enggak Mbak Silvi bilang kalau aku godain lakinya temen sendiri. Kamu pikir deh Dev, teman aku berapa banyak sih? Paling bisa kehitung jari.”“Maksud kamu?”Sontak saja kedua sahabat itu saling menatap, seolah mengerti apa yang ada dalam pikiran Mayra, seketika Devi langsung menatap kembali ponselnya.“Ini Mas Bambang bukan sih?”“Iya aku pikir juga begitu, makanya aku minta kamu perhatiin lebih lama lagi.”“Iya bener May, ini suamiku. Aku hafal banget sama model dan warna bajunya, orang aku yang beliin pas Mas Bambang ulang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-06
Baca selengkapnya

Bab 23

[Waalaikumsalam iya May, Ibu juga udah baca. Ibu sampai kaget kok ramai banget di grup RT. Enggak tahunya Silvi yang cari gara-gara.][Ya Bu, May ke rumah sekarang ya. Biar enak kita ngobrol langsung aja.][Iya May, Ibu tunggu di rumah ya.]Akhirnya mereka pun mengakhiri panggilan teleponnya.“Aku harus pergi sekarang Dev, makasih ya udah ngizinin aku sama Rehan main di sini. Aku enggak tahu kalau enggak ngungsi di rumah kamu. Kami mau ke mana lagi. Di rumah ada Laila, aku enggak mau Rehan harus denger keributan lagi.”“Loh bukannya Laila juga udah pergi dari rumah? Kok bisa balik lagi?”“Biasalah ada masalah yang dia tinggalin. Bang Romi mau dia selesaikan dulu.”Mayra masih saja menutupi aib adik iparnya yang super jorok itu di hadapan Devi. Padahal, kalau saja mau ia bisa saja menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Namun, rasanya sebagai sesama perempuan ia cukup mengerti akan sangat memalukan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-06
Baca selengkapnya

Bab 24

“Kenapa kamu diem? Ngerasa ‘kan kamu, namanya laki-laki tuh suka sejorok-joroknya tetap aja enggak akan suka sama perempuan yang jorok juga,” ucap Romi dengan nada yang masih tak enak didengar. “Mas Ilham enggak mungkin ceraikan aku gara-gara ini, Mas enggak usah nakut-nakutin aku,” ucap Laia dengan wajah ditekuk.Jelas sekali ada rasa khawatir yang terlukis jelas di raut wajahnya, meskipun ia sudah berupaya untuk menutupi hal itu.“Mas enggak nakut-nakutin, sebagai kakak Mas cuma nasihatin kamu. Biar rumah tangga kamu enggak berantakan cuma karena masalah sepele. Jaga kebersihan kamu! Mas ngomong gini karena peduli.”“Kalau Mas peduli, harusnya enggak ngusir kami dari sini. Mas tahu ekonomi kami belum stabil. Mas Ilham juga belum dapat kerjaan yang tetap.”“Peduli itu enggak selamanya harus tinggal bareng. Sudahlah belajar hidup mandiri sama Ilham! Biar kamu bisa ngerasain susah sen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-07
Baca selengkapnya

Bab 25

“Maksudnya bagaimana Bang, emang sebelumnya Mbak Silvi ngomong apa?” tanya May yang cukup terkejut dengan pernyataan suaminya.Ia bahkan sudah tahu lebih dahulu, tetapi bukannya menegur Mayra. Namun, Romi malah diam. Seolah itu bukanlah masalah yang besar.“Iya, seperti ini kurang lebih. Cuma ya sudahlah, Abang udah tahu dari dulu mulutnya memang jelek, tapi enggak kepikiran aja kalau dia bakal nekat sampai ke grup RT segala.”Entah kenapa saat itu Romi malah terkekeh. Terkadang ia merasa lucu dengan kehidupan yang ia jalani. Berusaha memberikan apa pun yang keluarganya inginkan semata-mata hanya agar ia punya rumah untuk pulang. Romi yang kesepian selalu berharap ia bisa mendapatkan sedikit perhatian dari orang tua dan saudara-saudaranya. Namun, semua itu malah membuat masalah dalam kehidupannya.“Abang tuh heran sama Mbak Silvi dibantuin tapi enggak ada terima kasihnya. Enggak dibantuin juga salah, omongannya enggak pernah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-07
Baca selengkapnya

Bab 26

[Bu, maaf ini di depan rumah kok kayaknya ada orang yang mau buka kunci dari luar.]Mayra yang ketakutan bahkan terlihat sedikit gemetar karenanya.[Eh, maksudnya ada maling gitu. Sebentar May, jangan keluar dulu ya! Biar Ibu intip dulu!]Untungnya ia memiliki tetangga yang sangat peduli. Cukup lama ia menunggu Bu Siska yang tengah memastikan siapa orang yang ada di depan rumah. Sampai kemudian Bu Siska pun menyadari ada motor yang berada tak jauh dari rumah Romi. Namun, yang lebih aneh kenapa juga motornya tidak di taruh di depan rumah.Bu Siska jelas tahu siapa pemilik sepeda motor tersebut.[Itu Ibu lihat ada motor Pak Karna. Itu yang mampir palingan masih saudara suamimu May.]Mendengar kesaksian Bu Siska barulah Mayra merasa sedikit lega. Sementara itu, Romi yang melihat istrinya tampak mengembuskan nafas berkali-kali membuatnya turut mengerutkan dahi. Saking takutnya menimbulkan suara, mereka bahkan sampai memakai bahasa tubuh untuk be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-08
Baca selengkapnya

Bab 27

“Tapi, ‘kan kuncinya udah sama kita juga Bang.”May sebenarnya hanya tidak ingin membuat semuanya menjadi rumit.“Kamu enggak kenal Mbak Silvi. Abang lebih tahu apa yang bisa dia lakuin di belakang kita.”“Maksudnya bagaimana, Bang?”“Ya bisa aja dia minta kunci ke Laila. Lagian Laila juga belum ngembaliin kuncinya. Enggak ada yang enggak mungkin.”Mayra yang sudah merasa pusing dengan kondisi keluarganya saat ini hanya bisa memijat keningnya, guna menenangkannya. Memang berhasil, tetapi hanya untuk sejenak saja.“Sudah, Abang pergi dulu ya.”“Harus sekarang banget Bang?”“Iya, lebih cepat lebih baik.”“Enggak nunggu besok pagi aja?”“Besok pagi ‘kan ada tukang pintu. Abang tahu kamu enggak suka ada tamu laki-laki pas sendirian di rumah, jadi nanti Abang kerjanya berangkat agak siang aja.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-08
Baca selengkapnya

Bab 28

Sebenarnya dibalik ketegaran yang Romi tunjukkan di hadapan istri dan anaknya, ia juga sosok yang begitu rapuh. Ada sedikit rasa malu mengetahui sifat keluarganya yang serakah dan suka mengambil hak orang lain. Namun, menyadari jika kemampuannya terbatas. Ia juga tidak bisa mengelak hal itu.Mbak Silvi bukanlah anak kecil yang dinasihati sekali langsung berubah. Ia bahkan jauh lebih sulit dihadapi dari anak-anak. Lihat saja sampai di rumah ibu, bukannya merasa bersalah wanita itu masih saja berusaha memutar balikkan fakta.“Mau ngapain lagi kamu ke sini?” tanya Mbak Silvi dengan nada yang begitu culas.Bukan hanya disanggup dengan tidak baik oleh kakak kandungnya, tetapi kedua orang tuanya pun demikian. Entah apa yang sudah Mbak Silvi katakana pada bapak dan ibu sehingga keduanya tampak begitu marah pada Romi. Sekedar bertanya apa tujuan anak laki-lakinya datang saja tidak mereka lakukan.Baik bapak maupun ibu malah mengunci diri di kamarnya t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

Bab 29

“Melihat raut marah di wajah suaminya Mayra memilih setuju tanpa mengelaknya lagi. Ia tahu dalam keadaan terpuruk seseorang lebih suka didengarkan. Dari pada terus menyanggah, Mayra memilih menarik lengan suaminya, lantas menuntut pria itu untuk duduk.“Oke, tahun ini May enggak masak di rumah Ibu. May masak di rumah kita aja.”“Makasih ya, udah mau nurut.”“Abang udah buka puasa?”“Udah alhamdulillah.”“Makan nasi?”“Kalau makan nasi belum, tadi cuma batalin aja.”“Hm, ya sudah aku ambilkan nasi ya?”“Boleh, Abis mandi Abang makan.”“Oke.”Ia merasa ada banyak hal yang sedang Romi sembunyikan, tetapi dari pada bertanya secara langsung Mayra memilih menunggu suaminya cerita sendiri. Sebisa mungkin demi membuat Romi nyaman, ia menyiapkan segala kebutuhan suaminya dengan cekatan. Termasuk pakaian ganti d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

Bab 30

“Adikmu itu gampang luluh, ini walaupun tadi pagi kita abis marah-marah di rumah, tetap aja kalau ibu minta uang langsung ditransfer. Mana banyak banget lagi, enggak kayak biasanya. Itu artinya dia itu sebenarnya peduli sama kita.”Bu Tuti bahkan masih saja begitu percaya diri jika ia akan mampu menyetir Romi seperti biasanya, padahal sudah dijelaskan kalau tahun ini Mayra tidak akan memasak di rumah ibu. Lagi pula sudah ada Silvi di sana, seharusnya ia bisa diandalkan.“Benar juga ya, Bu. Paling semuanya akan kembali semula setelah lebaran. Lagian darah sudah pasti lebih kental dari pada air. Mau sesayang apa pun dia sama istrinya, lama-lama dia pasti akan balik ke keluarganya juga. Mungkin aja sekarang Romi kirimnya diem-diem biar enggak ketahuan Mayra. Bertahap aja, Bu.”“Bener, Ibu ini kenal adikmu. Dia itu tipe orang yang enggak tegaan apa lagi sama orang tuanya.”Merasa dibela oleh ibunya sejenak Silvi merasa ting
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status