Share

Bab 53

Penulis: ERIA YURIKA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seketika ponsel Bu Tuti terjatuh ke lantai begitu saja. Kejadian ini benar-benar mengguncangkan hatinya. Ia tidak tahu jika Laila akan senekat ini pada kakak kandungnya sendiri. Saking terkejut akan berita yang baru saja ia dengar, Bu Tuti bahkan sampai tidak sadarkan diri karenanya. Ilham yang memang masih berada di dekatnya langsung membawa ibu mertuanya itu ke dalam. 

Laila yang tadinya begitu kecewa dengan sikap ibunya yang dirasa berat sebelah pun tidak sampai hati membiarkan wanita paruh baya itu jatuh tak berdaya.

“Segitunya Ibu belain Mbak Silvi,” ucap Laila sambil terisak.

“Yang sudah terjadi biarlah terjadi Dek, bagaimanapun ini orang tua kamu. Kamu boleh benci Silvi, tapi jangan Ibumu. Orang tua juga manusia biasa, bisa salah. Termasuk ibumu,” ucap Ilham.

“Tapi, dari dulu Mbak Silvi memang suka ngambil barang-barang aku Mas. Enggak sekali dua kali, yang paling besar memang waktu cincin. Cuma sebelumnya kayak m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 54

    “Jadi saya harus pulang sekarang atau bagaimana, Pak?” tanya Abdul yang masih dibuat bingung oleh ide gila bosnya.“Boleh, kamu pulang saja! Ini kunci rumahnya.”“Saya mungkin akan dituduh yang enggak-enggak nanti.”“Saya yang bilang ke Bu RT nanti. RTnya juga depan rumah. Aman kok.”Di sisi lain Abdul juga tidak ingin niatnya yang ingin membantu justru mencelakainya. Ia juga perlu memastikan jika semuanya aman. Sebelum ia beraksi. Begitu kunci sudah di tangan Abdul, pria itu malah tersenyum lebar.“Kenapa kamu senyam-senyum, Dul?”“Saya berasa jadi artis, harus akting begini.”“Hahaha, ya mau bagaimana lagi. Saya sudah sangat lelah menghadapi keluarga yang hanya ada saat butuh saja.”“Sabar ya Pak, umumnya orang ya memang begitu.”“Tapi, ‘kan kami ini sedarah.”“Enggak peduli sedarah atau

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 55

    Melihat bagaimana tulusnya May, Romi tak bisa membendung perasaannya. Pada akhirnya ia hanya bisa menumpahkan kecewanya yang teramat sangat itu.“Kenapa kamu lebih milih nemenin orang gagal dan bodoh seperti aku?”“Enggak ada yang bodoh, Sayang. Kegagalan itu biasa, enggak perlu sedih ya. Insyaallah kita bisa melewati semua ini.”Melihat suaminya yang biasanya tampak begitu kuat terlihat sangat rapuh, May mulai menangkupkan kedua tangannya pada wajah suaminya yang tampak sendu.“Jangan begini, adek yang di dalam perut ikut sedih kalau ayahnya sedih. Janji sama aku, jangan menyerah. Kita coba lagi, selagi masih di kasih kesempatan untuk hidup itu artinya Allah percaya kita bisa melewati semuanya.”“Tapi, mereka keluarga Abang Dek. Mereka yang melahirkan Abang, kenapa mereka cuma bisa menyalahkan tanpa pernah merasa kasihan. Abang selama ini selalu mentingin mereka dari pada diri sendiri.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 56

    “Bagaimana kabar Laila? Dia baik-baik ajakah setelah kejadian sama Mbak Silvi?” tanya Mayra.“Ya alhamdulillah, dia sih baik-baik aja. Cuma hubugannya sama ibu lagi kurang baik. Ya gara-garanya ibu terus-terusan bela Mbak Silvi, padahal jelas-jelas dia yang salah.”“Semoga kelak kita bisa jadi orang tua yang adil ya, buat anak-anak. Biar salah satu dari mereka enggak ada yang merasa dikucilkan.”“Aamiin Sayang, dari sini aja Abang jadi belajar banyak hal kalau memanjakan anak bukan solusi dan bukan bentuk rasa sayang. Memang benar, ketika kecil memanjakan anak-anak adalah sesuatu yang memang dibutuhkan mereka, tetapi semua itu akan menjadi bumerang saat dilakukan terus menerus bahkan sampai mereka dewasa.”“Ya sudah masuk yuk, sudah malam. Dingin loh di luar. Kita lanjutin ngobrolnya di dalam!”“Jangan, Rehan belum tidur ‘kan?”“Belum. Tadi katanya rakit lego

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 57

    Melihat Gani sudah menjauh dari suaminya. Mayra pun memilih untuk kembali menemui Romi yang masih duduk di tempat yang nantinya akan menjadi teras depan rumah mereka.“Alhamdulillah Dek, Mas Gani mau ketemu sama Mbak Silvi.”“Syukurlah, Abang jadi enggak perlu ke sana lagi.”“Emangnya kalau Mas Gani enggak mau nasihatin Mbak Silvi, Abang mau ke sana?”“Enggak sih.”Mayra malah menepuk pundak suaminya yang tersenyum lebar.“Abang masih pengen menikmati masa tenang kita di Bandung.”“Ya ampun masa tenang, udah kayak mau pemilihan presiden aja.”“Bisa kamu bayangkan ribetnya kita nanti kalau pulang ke Karawang. Ibu pasti bakal melakukan berbagai macam cara supaya keinginannya tercapai. Abang takut enggak kuat nahan kasian, kalau ketemu langsung. Sebenarnya Abang paling enggak bisa kalau lihat ibu sampai nangis mohon-mohon hanya demi uang. Cuma di sisi la

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 58

    Di luar Romi memang terlihat tenang, tetapi tidak pernah ada yang tahu apa yang ia rasakan. Mustahil jika ia merasa kesal, mengingat apa yang terjadi selama ini bisa dipastikan ibunya tidak datang dengan niat yang baik. Sudah pasti ini semua ada hubungannya dengan Silvi.“Abang yakin mau datang sendiri, enggak mau ditemani?” tanya Mayra tepat ketika suaminya hendak memasuki mobil.“Enggak Sayang, Abang bisa kok mengendalikan semuanya.”“Ya ampun bahasa Abang ini loh kayak avatar, pengendali 3 elemen.”Romi malah tertawa mendengar istrinya yang terus saja menggerutu. Pengalaman hidup membuat mereka tak terlalu menganggap masalah ini sebagai bencana.Sepanjang jalan pun Romi memilih untuk mendengarkan lagu, karena memang suasana hatinya sedang baik. Terlebih Mayra tidak marah saat mengetahui ia telah membohonginya perihal kebangkrutannya tempo hari. Tanpa terasa jarak yang cukup dekat dati kontrakan ke kampung halaman Mayra membuat Romi tiba di sana hanya dalam hit

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 59

    “Abang, kok ibu enggak ada?” tanya Mayra yang bingung. Ia hanya pergi sebentar, tetapi mertuanya sudah tidak ada di teras. “Pulang kayaknya,” ucap Romi sambil berlalu pergi.Sikapnya yang tak biasa itu sontak saja membuat Mayra menjadi sedikit tidak nyaman. Ia memang merasa begitu tenang jauhd dari keluarga suaminya. Namun, bukan hal seperti ini yang dia inginkan. Ia ingin hidup damai tanpa membuat hubungan ibu dan anak menjadi renggang.“Abang ada masalah sama ibu?” tanya Mayra. Rupanya Romi sedang berada di halaman belakang, kala itu pandangannya terlihat kosong. Namun, bukannya mencoba untuk menjelaskan apa yang terjadi, ia justru hanya menggenggam lengan istrinya.“Enggak ada Sayang, tenanglah!”“Ini uang yang di meja.”Sembari memberikan uang yang dibiarkan tergeletak di meja, Mayra tahu kalau sudah pasti ada yang tidak beres.“Abang pikir setelah kejadian ini ibu bakal berubah atau minimalnya memperlakukan putri kesayangannya it

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 60

    Sejak kepergian ibu mertuanya tempo hari Mayra memang sengaja menahan untuk tak membahas masalah itu. Sampai ia merasa kali inilah waktu yang tepat untuk mengatakan ini pada suaminya. Perlu waktu seminggu untuk Mayra menunggu sampai Romi bisa diajak diskusi. “Sayang, boleh aku ngomong sesuatu?” tanya Mayra tepat ketika ia dan Romi hendak beristirahat di malam hari. “Kenapa Sayang, ngomong aja!” “Ini soal Ibu.” Mayra bahkan sengaja memberi jeda ucapannya, hanya untuk melihat respons suaminya. Melihat Romi yang terlihat menatapnya dengan antusias, barulah Mayra yakin kalau kali ini ia tidak salah waktu. “Seseorang yang susah untuk dinasihati itu memang kadang perlu merasakan kehilangan dulu, sampai mereka mengerti kalau apa-apa yang tidak ada dalam genggamannya itu begitu berharga.” “Harus dengan cara enggak kasih kabar sama sekali?” “Abang tetap kontrol kok, ‘kan di depan rumah Ibu ada istrinya Jefri. Dia ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 61

    “Tapi, Pak saya enggak ada niat buat mencuri, saya juga enggak mau lagi masuk penjara. Saya sudah tobat.”“Saya tahu, tapi sebagai ketua RT saya juga punya kewajiban bikin warga tenang. Ada banyak sekali keluhan dari siang sampai sekarang, warga sangat keberatan kalau Mbak Silvi memutuskan kembali tinggal di lingkungan sini. Tolong pengertiannya ya Mbak, saya ikut senang kalau Mbak memang sudah tobat. Cuma Mbak juga harus tahu kalau enggak semua orang bisa menerima dan enggak Mbak enggak bisa maksa orang lain buat mengerti.”“Apa karena saya bukan warga sini, makanya Bapak tega mengusir saya malam-malam begini?”“Bukan masalah itu, saya pikir Mbak juga sudah tahu apa alasannya. Mbak dipenjara atas kasus pencurian, sudah jadi hukum sosial kalau Mbak jadi dijauhi orang-orang.”Akhirnya emosi Pak RT yang sejak tadi ditahan kini tidak terbendung juga sekarang mau tidak mau ia harus mengutarakan maksud dari perkataannya secara gamblang. Masa bodo kalau Silvi akan saki

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 68 [TAMAT]

    “Pasti Abang doain kamu Sayang, pokoknya kamu harus kuat. Abang yakin kamu dan adek bayi bakal selamat. Kamu harus lihat ‘kan anak kedua kita. Kita punya banyak banget rencana setelah ini. Kamu udah janji sama Abang, enggak boleh ingkarin gitu aja.”Tanpa sadar air mata lolos begitu saja dari sudut mata Romi. Namun, ia lekas menyekanya. Seharusnya ialah yang menguatkan Mayra, tetapi saat ini Romi justru terlihat sebagai pihak yang lebih butuh dikuatkan. Sepanjang jalan menuju ruang operasi Romi seakan tak mau melepaskan genggaman tangannya, sampai ketika Mayra masuk ia sempat mengatakan satu kalimat yang benar-benar membekas di hati Romi.“Abang, kita enggak boleh terlalu cinta sama manusia. Nanti Allah cemburu,” ucap Mayra.Sebelum akhirnya pintu ruangan operasi tertutup. Romi hanya diperkenankan mengantarnya sampai ke depan pintu, ia tidak menyangka kalau proses melahirkan anak keduanya justru berkali-kali lipat lebih sulit saat M

  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 67

    Sembari menghapus jejak tangisan di wajahnya Silvi memutuskan untuk mempercepat langkahnya menuju toilet. Ia hanya ingin mencari tempat yang nyaman untuk bisa melepaskan penyesalannya. Rupanya maaf saja tak cukup untuk menebus kesalahan yang sudah terlanjur menggunung. Memang benar semua butuh waktu, tetapi ia sendiri tidak menyangka jika Romi justru lebih sulit dihadapi dari pada Mayra.Sebelumnya ia selalu berpikir adiknya yang selalu ada di saat sulit akan mudah dihadapi, rupanya ia justru tampak begitu keras bahkan pada ibu kandungnya sendiri. Sudah semalam mereka berada dalam satu atap yang sama, tetapi sikap Romi justru semakin dingin. Ia bahkan terang-terangan melarang istrinya untuk sekedar membantu Silvi dalam hal menulis.Cukup lama Silvi berada di sana, mungkin sekitar satu jam. Tak ia pedulikan jika hari semakin larut, tetapi ia hanya takut jika tangisannya akan terdengar oleh Romi yang berada tepat di samping kamar tamu, jadi untuk saat ini toilet me

  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 66

    Saat sedang asyik mengobrol Romi dan yang lainnya malah datang. Mau tidak mau mereka harus menghentikan pembicaraan. Tak enak juga rasanya memaksa Mayra untuk terus membantunya. Jika Romi tahu, mungkin hal ini hanya akan memicu masalah baru.”“Terus sekarang kita mau bagaimana Bu, kalau Mayra yang jadi harapan satu-satunya malah enggak bisa bantu apa-apa.”“Ibu juga enggak tahu, kita udah terlanjur ke sini. Ya pokoknya kita harus bisa memperbaiki hubungan sama Romi,” ucap Bu Tuti.Usai mengatakannya, mereka pun ikut menyusul Romi dan yang lainnya ke dalam. Di sana Romi juga mengajak Pak Erik untuk melihat kebun sayuran Mayra di belakang rumah ia menceritakan bagaimana Mayra membuatnya tetap subur. Sampai Pak Erik pun berencana untuk membuat kebun sayuran yang sama di depan rumahnya.“Kayaknya bagus juga Bu, idenya Mayra ini. Kita bisa buat di de

  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 65

    Menyadari kedatangan Silvi dan orang tuanya, jelas saja ekspresi Gani langsung berubah. Ia terlihat sedikit gelisah, mungkin terkejut karena tak menyangka jika mereka akan datang. Gani tetap menyalami mantan mertuanya dengan takzim, tentunya kecuali Silvi ia hanya menundukkan kepala.“Bapak sama Ibu sehat?” tanya Gani.“Alhamdulillah, ini kamu mau pulang apa bagaimana? Kok udah bawa tas aja?” tanya Pak Erik sekaligus memecah suasana canggung di antara mereka.“Iya Pak, ini mau pulang ke Subang. Udah lama di Bandung, kangen juga sama Yoora.”“Bukannya Subang sama Bandung deket banget, emang enggak sering pulang.”“Sebenarnya sering sih paling 2 minggu sekali, tergantung kerjaan aja. Kalau bisa tiap minggu pulang ya maunya sih begitu. Cuma ‘kan yang ada kerjaannya enggak selesai-selesai. Ya sudah kalau begitu Pak, saya pamit dulu.”Sata itu Bu Tuti juga bingung harus berka

  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 64

    Entah kenapa rasanya dunia Silvi mendadak berhenti berputar. Kenapa ada Bunda selain dirinya?Silvi pun tahu cepat atau lambat hal ini akan terjadi, tetapi kenapa harus secepat ini? Ia melihat keduanya begitu akrab, bahkan sepertinya Yoora terlihat begitu nyaman berada di pelukan wanita yang ia panggil Bunda itu. Di sampingnya juga adik iparnya yang tampak cukup dekat dengannya.Jika diingat kembali hubungan Silvi dan adik iparnya bahkan tidak sedekat itu. Ia sendiri yang sengaja menjaga jarak dari adik suaminya. Sekarang melihat mereka begitu akrab, Silvi bahkan tidak bisa menyalahkannya juga. Apa lagi statusnya sekarang juga bukan lagi istri Gani. Niat hati ingin memberikan kejutan pada anaknya, sekarang ia sendiri yang terkejut.“Bunda Silvi,” ucap Yoora yang saat itu mengalihkan pandangannya.Ia baru sadar jika sejak tadi ada Silvi di dekatnya. Anak kecil itu pun langsung menghambur memeluk ibu kandungnya.“Bunda kenapa enggak bilang mau ke sini?” Bahkan jika hatinya begitu sakit

  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 63

    Saat itu juga Bu Tuti langsung menghubungi Romi lewat panggilan telepon. Namun, entah kenapa tak kunjung diangkat juga. Sudah 10 kali mencoba, tetap saja tak ada hasilnya.“Pak, kenapa Romi enggak mau ngangkat telepon dari Ibu?”“Enggak tahu, kemarin-kemarin masih mau ngangkat telepon dari Bapak kok. Mungkin lagi sibuk aja.”“Apa jangan-jangan dia masih marah sama Ibu, sampai enggak mau ngangkat. Gak mungkin Romi jauh dari hpnya Pak, di aitu sibuk terus kalau jam segini.”Sebagai ibunya sedikit banyak ia tahu kebiasaan Romi, termasuk jam sibuk putranya. Rasanya sedikit janggal kalau Romi tak memegang ponselnya di jam sibuk.“Bentar, biar Bapak yang coba telepon!”Kali ini karena penasaran, Pak Erik juga mencoba untuk menghubunginya. Namun, hasilnya sama. Mereka sontak saja jadi berpikir yang tidak-tidak.“Jangan-jangan terjadi sesuatu sama Romi, Pak?” ucap Bu Tuti dengan wajah yang mulai panik.“Kamu jangan ngomong sembarangan. Bisa aja dia memang lag

  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 62

    “Bu Tuti tahu enggak sih kemari ‘kan Silvi ke sini,” ucap Bu Mia saat mereka sama-sama belanja di warung.“Oh iya saya tahu, Bu,” ucap Bu Tuti canggung.Pasalnya di sana tak hanya mereka berdua ada pembeli lain yang juga sedang memilih sayuran. Ia hanya tidak ingin pembahasan ini jadi ke mana-mana. Apa lagi gosip di sini mudah sekali menyebar.“Loh kalau tahu kenapa enggak pulang cepat-cepat Bu Tuti? Kasihan loh jadinya Silvi keburu diusir sama Pak RT.”Sudah ia duga, Bu Mia ini pasti akan membahas perkara pengusiran ini.“Saya juga enggak bisa ninggalin kerjaan begitu aja, saya jaga bayi. Enggak mungkin bayinya saya tinggal malam-malam.”“Ya harusnya ibu kasih tahu Silvi alamat ibu kerja, eh apa Ibu takut ya kalau Silvi nanti malah mencuri barang-barang di rumah majikannya. Hehe, susah juga ya jadi ibu, serba salah banget. Dipikir-pikir kalau saya jadi Bu Tuti juga akan ngelakuin hal yang sama sih, dari pada ngambil risiko yang malah merugikan diri sendiri.”“Sudah Bu ngomongnya, say

  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 61

    “Tapi, Pak saya enggak ada niat buat mencuri, saya juga enggak mau lagi masuk penjara. Saya sudah tobat.”“Saya tahu, tapi sebagai ketua RT saya juga punya kewajiban bikin warga tenang. Ada banyak sekali keluhan dari siang sampai sekarang, warga sangat keberatan kalau Mbak Silvi memutuskan kembali tinggal di lingkungan sini. Tolong pengertiannya ya Mbak, saya ikut senang kalau Mbak memang sudah tobat. Cuma Mbak juga harus tahu kalau enggak semua orang bisa menerima dan enggak Mbak enggak bisa maksa orang lain buat mengerti.”“Apa karena saya bukan warga sini, makanya Bapak tega mengusir saya malam-malam begini?”“Bukan masalah itu, saya pikir Mbak juga sudah tahu apa alasannya. Mbak dipenjara atas kasus pencurian, sudah jadi hukum sosial kalau Mbak jadi dijauhi orang-orang.”Akhirnya emosi Pak RT yang sejak tadi ditahan kini tidak terbendung juga sekarang mau tidak mau ia harus mengutarakan maksud dari perkataannya secara gamblang. Masa bodo kalau Silvi akan saki

  • Jadi Pelayan saat Tinggal Bersama Ipar   Bab 60

    Sejak kepergian ibu mertuanya tempo hari Mayra memang sengaja menahan untuk tak membahas masalah itu. Sampai ia merasa kali inilah waktu yang tepat untuk mengatakan ini pada suaminya. Perlu waktu seminggu untuk Mayra menunggu sampai Romi bisa diajak diskusi. “Sayang, boleh aku ngomong sesuatu?” tanya Mayra tepat ketika ia dan Romi hendak beristirahat di malam hari. “Kenapa Sayang, ngomong aja!” “Ini soal Ibu.” Mayra bahkan sengaja memberi jeda ucapannya, hanya untuk melihat respons suaminya. Melihat Romi yang terlihat menatapnya dengan antusias, barulah Mayra yakin kalau kali ini ia tidak salah waktu. “Seseorang yang susah untuk dinasihati itu memang kadang perlu merasakan kehilangan dulu, sampai mereka mengerti kalau apa-apa yang tidak ada dalam genggamannya itu begitu berharga.” “Harus dengan cara enggak kasih kabar sama sekali?” “Abang tetap kontrol kok, ‘kan di depan rumah Ibu ada istrinya Jefri. Dia ka

DMCA.com Protection Status