Home / Romansa / Kehangatan Nyonya Presdir / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kehangatan Nyonya Presdir: Chapter 21 - Chapter 30

264 Chapters

Bab 21

Pagi hari, Nicholas bangun lebih dulu. Tubuhnya terasa kaku karena semalaman tidak ganti posisi. Sebelah lengannya juga mati rasa karena dijadikan bantal oleh Shiren. Padahal, posisi awal mereka tidak seperti ini. Entah sejak kapan Shiren masuk ke dalam pelukan.Nicholas terdiam beberapa saat menikmati makhluk lucu yang meringkuk dalam pelukannya. Dia lihat Shiren sangat nyaman, tarikan napasnya yang teratur menandakan jika sang empu masih terbuai alam mimpi."Hey, bangun." Nicholas berkata dengan penuh hati-hati agar tidak mengejutkan Shiren. Dia sedikit menepuk lengan wanita itu, berharap Shiren segera membuka mata. Bukannya terjaga, Shiren justru semakin menyembunyikan tubuhnya dalam dekapan Nicholas. Dia juga semakin masuk ke dalam selimut agar terhindar dari berbagai macam gangguan. Nicholas tidak pantang menyerah, dia tidak terbiasa berleha-leha terlalu lama di atas kasur setelah bangun. Mungkin jika tidak ada Shiren, sudah sedari tadi dia mandi dan sarapan. Ah wanita ini."K
last updateLast Updated : 2024-05-13
Read more

Bab 22

"Ingin lagi?" Shiren yang masih berguling-guling di atas kasur sontak terkejut mendengar suara Nicholas yang bertanya padanya. Dia tidak sadar jika pria itu sudah berada di dekatnya saat ini.Shiren segera keluar dari gulungan selimut, tanpa diduga dia menyerang Nicholas menggunakan bantal. Shiren kesal pada Nicholas, kenapa pria ini selalu membuatnya tak karuan?!"Kamu ini sangat menyebalkan! Selalu mengambil keuntungan dariku! Kamu menyebalkan!!!" Shiren berteriak cukup kuat tanpa menghentikan gerakan tangannya yang terus memukul Nicholas menggunakan bantal. Bukannya mengaduh atau pergi, Nicholas justru tertawa terbahak-bahak. Jelas sekali dia mendengar bahwa Shiren berkata ciuman tadi nikmat, tapi sekarang, wanita itu juga yang mengamuk tidak jelas.Setelah merasa lelah, Shiren pun akhirnya berhenti. Napas wanita itu tampak memburu, wajahnya memerah menahan kesal dan malu. Di hadapannya, Nicholas masih asyik cekikikan. Nicholas duduk di dekat Shiren, dengan sabar dia mengambil b
last updateLast Updated : 2024-05-13
Read more

Bab 23

Piknik sederhana ala-ala Shiren akhirnya tercapai, mereka berkumpul di bawah pohon yang paling rindang. "Aku ingin foto di sana!" Shiren menunjuk pada sebuah kelompok bunga mawar yang sedang bermekaran. Nicholas melihat tempat yang ditunjuk oleh Shiren, cukup panas."Cepat sekarang, sebentar lagi matahari akan semakin panas. Kulitmu bisa terbakar," ujar Nicholas seraya mengambil kamera yang dibawa oleh Shiren. Shiren dengan penuh semangat berlari menuju sekumpulan bunga mawar yang dia maksud. Warnanya yang merah terlihat sangat indah ketika disinari oleh matahari.Shiren pun mulai berpose, wajahnya terlihat sangat berseri-seri dalam kamera. Nicholas pun sempat terpana sebelum memotret penampakan cantik di hadapannya."Mereka terlihat serasi sekali," ujar Jay sambil tersenyum haru melihat interaksi kakaknya dan Nicholas. "Asal kamu tahu, malam tadi mereka ternyata tidur bersama," celetuk Belinda membuat Jay terkejut. Dia memandang serius pada ibunya, meminta penjelasan yang lebih r
last updateLast Updated : 2024-05-13
Read more

Bab 24

Sepulangnya dari restoran, wajah Shiren masih tetap masam. Segala macam bujukan Nicholas seolah tidak mempan untuk mengembalikan suasana hati sang istri."Istrimu kenapa, Nicholas? Masam sekali wajahnya," ucap Belinda sedikit heran. Bahkan setelah turun dari mobil tadi, Shiren langsung masuk ke dalam kamar tanpa menunggu Nicholas. Nicholas sendiri kini sedang berada di ruang makan bersama Belinda dan Jay. "Entah, akan kutanya dulu," ucap Nicholas seraya melenggang pergi menuju kamar. Dapat dipastikan Shiren kembali ke kamar miliknya, para petugas kebersihan masih belum selesai mengobrak-abrik kamar Shiren. Entah ke mana perginya kecoa malam tadi.Di kamar Nicholas, rupanya Shiren tengah asyik menonton drama yang dia sukai. Wanita itu hanya melirik sekilas ketika pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok Nicholas. Tanpa diduga, Nicholas melepas pakaian atasnya. Dia juga melempar pakaian yang telah dia lepas pada Shiren. Shiren sontak menoleh, awalnya dia sudah siap mengomel karena N
last updateLast Updated : 2024-05-14
Read more

Bab 25

Shiren terbangun seperti orang linglung. Sebelumnya dia tidur di pelukan Nicholas, kan? Dia tidak mimpi, kan? Sekarang, ke mana pria itu?Tak ingin terus penasaran, Shiren pun segera keluar dari kamar dan mencari keberadaan sang suami. Dia tidak biasa ditinggal-tinggal seperti ini oleh Nicholas. Dia sedikit merasa kehilangan. Apalagi ketika dia belum juga berhasil menemukan Nicholas di tempat-temat yang biasa Nicholas tempati."Jade, di mana Nicholas?" tanya Shiren pada salah satu pelayannya yang sedang membersihkan teras depan.Jade yang merasa dipanggil pun menoleh. "Tuan tadi hanya menitip pesan jika beliau ingin keluar sebentar, Nyonya. Tuan tidak mengatakan akan pergi ke mana," jawab Jade penuh sopan santun. Shiren mengangguk kecil, dia menyuruh Jade kembali melanjutkan pekerjaan. Belum sempat Shiren kembali masuk, suara gerbang terbuka dan mesin mobil menyala membuat dia mengurungkan niatnya. Mobil Nicholas. Shiren pun memilih menunggu di teras. Dia juga meminta Jade agar mel
last updateLast Updated : 2024-05-14
Read more

Bab 26

Meskipun tadi Shiren menolak mati-matian dan berlagak sangat jual mahal, pada akhirnya wanita itu tetap manut dalam pelukan Nicholas. Shiren juga tengah mengoceh ke sana ke mari membicarakan sang mantan yang sangat menyebalkan."Ternyata kamu sebodoh itu," celetuk Nicholas setelah mendengar betapa bodohnya Shiren. Wanita ini sangat banyak dimanfaatkan.Kali ini Shiren tidak marah dikatai bodoh. Toh memang kenyataannya, kan?"Aku menyesal sudah menangis meraung-raung untuk pria seperti itu. Rugi sekali!" Shiren yang terbawa kesal pun sampai tak sadar memukul dada Nicholas. Bukannya kesakitan, Nicholas justru tertawa. Wanita ini sangat lucu."Jangan diulangi lagi. Kamu terlalu berharga," ucap Nicholas seraya menduil hidung mungil Shiren. Hati Shiren sangat menghangat, dia tersenyum begitu manis dan mengangguk patuh. Matanya tak sengaja melirik ke arah jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam."Besok aku harus cek up rutin ke dokter. Mau ikut tidak?" tanya Nicholas mengingat
last updateLast Updated : 2024-05-14
Read more

Bab 27

Nicholas tertawa kecil merasakan pelukan pada tubuhnya semakin erat. Tanda jika Shiren semakin tegang. Padahal, dokter hanya mengambil sedikit darah untuk dijadikan sample. "Selesai," ucap Dokter setelah berhasil mengambil darah Shiren. Shiren pun berusaha kembali tenang, usapan halus pada kepalanya pun sangat berpengaruh besar untuk sebuah ketenangan."Tidak sakit, kan?" tanya Nicholas tanpa berhenti mengusap kepala Shiren. Shiren menggeleng pelan, dia juga mulai melepaskan diri dari pelukan Nicholas. Nicholas juga segera mengambilkan satu botol minum untuk Shiren. "Minum dulu, sebentar lagi dokter akan memberikan hasilnya." Shiren pun dengan patuh meminum air mineral itu. Mungkin jika tidak ditemani, sudah sedari tadi dia kabur. Kemudian hasilnya pun keluar, Shiren dinyatakan bersih dan normal. Shiren pun merasa lega, sedari tadi dia tak hanya ketakutan disuntik, tapi juga takut hasil pemeriksaannya buruk. Setelah selesai, mereka pun bergegas pulang. Pemeriksaan Nicholas send
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

Bab 28

Sepanjang perjalanan Nicholas dibuat tidak fokus oleh Shiren. Pakaian Shiren yang basah mencetak jelas bentuk tubuh indah wanita itu. Apalagi pakaiannya sedikit menerawang dan berwarna putih, dia bisa melihat dengan jelas benda lain berwarna hitam berenda. Nicholas semakin mempercepat laju kendaraannya. Dia ingin segera sampai dan berhenti melihat Shiren dalam keadaan seperti ini.Shiren sendiri mulai merasakan pusing di kepala. Dia memang tidak terlalu tahan air hujan. Setelah berada di depan rumah, dua pelayan pun tiba membawakan payung. Hujan masih turun cukup deras. Nicholas dan Shiren segera keluar dari mobil. Melihat Shiren yang berjalan sempoyongan membuat Nicholas tak tega. Dia membiarkan tubuhnya kehujanan lagi agar bisa menggendong Shiren sampai dalam rumah. Di kamarnya pun seorang pelayan sudah menyiapkan air hangat."Mandilah, setelah ini makan dan minum obat," ucap Nicholas seraya menempatkan Shiren di dalam bathtube. Setelah memastikan Shiren aman, Nicholas segera mas
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

Bab 29

Shiren meraba tempat tidur yang ada di sampingnya. Dia mencari Nicholas yang tidak terasa masih memeluknya seperti sebelumnya. Perlahan, kedua mata Shiren terbuka. Sedari tadi dia meraba, dia tidak merasakan sesuatu lain selain bantal. Ke mana Nicholas? Waktu baru menunjukkan pukul lima pagi, sedangkan Nicholas sudah tidak ada entah ke mana.Shiren bergerak untuk duduk, dia meregangkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum mencari Nicholas. Beruntung demamnya sudah turun dan terasa jauh lebih baik dari semalam. The power of pelukan Nicholas!"Nicholas?" panggil Shiren seraya membuka kamar sang suami. Kosong. Kamar mandi ataupun balkon juga kosong. Shiren masih berusaha berpikir tenang, dia pun bergegas menuju dapur. Dia pikir Nicholas sedang membuat sarapan atau apalah itu.Sayangnya, harapan Shiren kembali pupus. Di dapurnya hanya ada para pelayan yang mulai sibuk membuat sarapan. Di mana Nicholas? Shiren pun kembali kamar dan mencari ponselnya. Dia segera mencari nomor Nicholas dan menc
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Bab 30

Terhitung dua hari Nicholas pergi, keadaan Shiren tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Wanita itu tidak makan dengan teratur, jam tidurnya terganggu, tidak memiliki aktivitas lain selain melamun. "Kamu merindukan Nicholas?" Mendengar suara sang kakek membuat Shiren segera menoleh. Dia hanya melirik pria itu sejenak yang ikut duduk di sampingnya. Saat ini mereka berada di balkon kamar Nicholas. Entah mengapa Shiren lebih menyukai kamar pria itu dibandingkan kamarnya sendiri."Apakah tidak wajar aku merasa kehilangan seseorang yang selalu ada di sampingku, Kek? Dia bagai hilang tertelan bumi," jawab Shiren dengan tatapan kosong ke depan. Domenico tak menjawab banyak, dia hanya bisa mengangguk singkat. Pencarian masih dilakukan, orang-orangnya juga ikut turun tangan. Namun, hasilnya tetap nihil. Tidak ada tanda sekecil apapun yang bisa membantunya dalam pencarian Nicholas.Sedangkan Nicholas di seberang sana diserang duka yang tak kunjung reda. Dia terpukul berat setelah mengetahui ji
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more
PREV
123456
...
27
DMCA.com Protection Status