Home / Romansa / Kehangatan Nyonya Presdir / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Kehangatan Nyonya Presdir: Chapter 31 - Chapter 40

264 Chapters

Bab 31

"Halo, ini siapa ya?"Shiren meradang mendengar pertanyaan dari seorang wanita di seberang sana. Dia menelepon Nicholas, kenapa bukan suara pria itu yang dia dengar?Ponsel Shiren pun berakhir hancur di lantai kamar, dia merasa sangat kecewa dan terluka. "Kamu pergi begitu saja karena seorang wanita?" Tubuh Shiren bergetar kuat menahan tangis, dia sudah berjanji tidak akan menangisi pria brengsek siapa pun itu. Baginya, Nicholas tak berbeda jauh dengan Jovan. Mereka sama-sama berlagak baik padanya, namun di belakang, ya ... seperti itu.Lagi-lagi Shiren dibuat patah hati. Wanita itu bingung ingin melampiaskan rasa sakit hatinya pada apa. Pikirannya pun langsung tertuju pada sebuah tempat yang sudah lama tidak dia kunjungi. Tempat terlarang yang sedari dulu dilarang oleh keluarganya atau pun Jovan. "Dasar para pria tidak tahu diri!"Shiren bergegas berganti pakaian menggunakan pakaian yang lebih pas. Ya, ini hidupnya. Dia akan mencari kebahagiaannya sendiri tanpa bergantung pada pri
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Bab 32

Awalnya Nicholas hanya ingin membungkam. Namun tidak disangka jika Shiren mengganas. Kedua lengan Shiren mengalung pada lehernya, menekan tengkuk sehingga ciuman itu semakin dalam. Beberapa detik membiarkan Shiren mendominasi, Nicholas akhirnya mengambil alih permainan. Wanita satu ini harus diberi pelajaran. Napas keduanya terengah-engah setelah tautan itu terputus. Kedua bola mata Shiren menatap nanar sosok yang ada di depannya. Dia sangat kecewa pada sosok ini."Kenapa kamu pergi begitu saja? Kamu tidak memikirkan perasaanku. Aku khawatir, aku tidak bisa tenang selama kamu tidak ada. Kamu ke mana? Kenapa tadi teleponku yang mengangkat seorang wanita?" tanya Shiren dengan air mata yang mulai bercucuran. Nicholas tak menjawab, dia justru mengecup cukup lama dahi Shiren. Kedua mata Shiren sampai terpejam menikmati hangat bibir Nicholas menyentuh dahinya. Dia seperti berada di alam mimpi."Nanti kujelaskan di rumah. Sekarang kita pulang, ya? Ibu bisa marah jika tahu kamu pergi ke te
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Bab 33

Shiren pada akhirnya hanya bisa pasrah dalam kendali Nicholas. Sekuat apapun dia memimpin, tenaganya tidak akan sebanding dengan hasrat suaminya."Kamu yang meminta ini, Sayang. Jangan salahkan aku jika kita tidak akan berhenti," ujar Nicholas di tengah penyatuan mereka. Entah sudah berapa kali mereka melakukan hal ini dalam satu malam, namun Nicholas maupun Shiren sama-sama tidak bisa berhenti. Kadang Shiren memuja, kadang juga nencaci. "Ah, kamu tidak boleh bersama wanita lain—Ahh!" Shiren terpekik ketika tubuhnya dibalik dengan mudah. Dia yang semula pasrah berada di bawah Nicholas menjadi di atasnya. Milik mereka pun masih menyatu menyalurkan rasa yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya."A-aku lelah," celetuk Shiren. Dia tidak sanggup lagi jika harus bergerak. Nicholas tertawa kecil mendengarnya. Padahal, 2 jam yang lalu Shiren sangat buas dan ganas. Kini, Shiren tampak layu, dia hanya bisa pasrah ketika tubuhnya dibaringkan dan dibuat miring membelakangi Nicholas. "Ughh.
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 34

Shiren terus memandangi seorang pria yang masih terlelap di sampingnya. Pria yang bisa mengambil kegadisannya. Shiren senang pria ini kembali. Namun, dia tentu tidak terima ditinggal begitu saja oleh Nicholas kemarin."Aku harus menyesal atau senang?" tanya Shiren pada Nicholas yang masih asyik terlelap.Meskipun suara Shiren nyaris berbisik, tetap saja terdengar oleh pendengaran Nicholas yang sangat tajam. Ketika matanya hampir terbuka, Shiren dengan cepat memposisikan diri untuk membelakangi Nicholas. Ya, dia marah pada pria ini!Lamat-lamat Nicholas terbangun dengan mata yang masih cukup sayu. Dia menoleh ke samping, pada tempat di mana Shiren meringkuk membelakanginya. Nicholas memberanikan diri mendekat, dia memeluk wanita itu dari belakang. Melingkarkan kedua lengannya pada pinggang ramping Shiren. "Kamu menyesal?" tanya Nicholas tepat di belakang daun telinga Shiren. Hal ini tentu saja membuat tubuh Shiren kembali meremang. Aroma maskulin Nicholas juga membuatnya hampir hilan
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 35

"Kamu apakan milikku, hah?! Sakit sekali ...," rengek Shiren seraya memukul-mukul tempat tidur di sampingnya. Bahkan hanya ingin turun dari ranjang pun Shiren tidak bisa.Nicholas menggeleng pelan melihat tingkah Shiren. Apakah wanita ini mengalami hilang ingatan? Pikirnya.Nicholas mau tak mau bangun, dia segera membantu Shiren turun. Awalnya Nicholas ingin membantu sampai Shiren masuk ke dalam kamar mandi, namun dengan sombongnya wanita itu menolak."Lepaskan aku! Aku bisa berjalan sendiri!" Shiren menyingkirkan kedua lengan Nicholas yang sedari tadi menjaganya agar tidak jatuh. Nicholas pun patuh, dia membiarkan Shiren berjalan sendiri.Baru beberapa langkah, Shiren nyaris tersungkur ke lantai jika tidak ditahan kembali oleh Nicholas. "Inilah akibat dari keras kepala!" omel Nicholas seraya menggendong tubuh Shiren ala pengantin baru. Wanita itu pun diam, dia lumayan malu juga.Setelah menaruh Shiren di kamar mandi miliknya, Nicholas kembali duduk di atas kasur untuk berpikir. Saat
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 36

"Cara jalanmu kenapa berbeda, Shiren?" tanya Belinda melihat cara berjalan Shiren yang cukup mengkhawatirkan. Diam-diam Shiren berdecak kesal, padahal dia orang terakhir yang pergi setelah perkumpulan tadi. Dia sudah merencanakan datang paling awal dan pergi paling terakhir agar dirinya tetap aman. "Sewaktu Nicholas menjemputku di bar, aku sempat meronta, Bu. Beginilah hasilnya, kakiku sempat terkilir membuatku sulit berjalan dengan baik," jawab Shiren berbohong. Ah, dia tidak sanggup menceritakan pada siapapun jika kegadisannya sudah terenggut.Semaksimal mungkin Belinda mencoba percaya, dia pun kembali meninggalkan Shiren. Shiren akhirnya bisa bernapas lega, dia akui dirinya sangat pandai bersandiwara. "Kepergok ibu, heh?" tanya Nicholas membuat Shiren hampir melompat. Dia terkejut mendengar suara seorang pria yang tiba-tiba ada di sampingnya."Ck, kamu ini seperti setan! Tadi tidak ada, sekarang tiba-tiba muncul," gerutu Shiren seraya memegangi dadanya yang berdetak tak karuan.
last updateLast Updated : 2024-05-18
Read more

Bab 37

Di hadapan Domenico, Nicholas tampak sangat serius berbicara dengan seorang wanita. Klien. Mereka duduk berdampingan, niatnya agar Nicholas lebih mudah menjelaskan kerja sama yang dia tawarkan. Namun, ide jahil tiba-tiba saja terlintas di kepala Domenico.Tanpa Nicholas atau pun klien wanita itu sadari, Domenico memotret keduanya dan mengirim foto itu pada Shiren. Dia ingin melihat bagaimana reaksi Shiren ketika dia pulang nanti.Setelah menjelaskan secara rinci bahan kerja sama mereka, Nicholas pun kembali menyerahkan percakapan pada Domenico. Klien wanita itu juga bersedia menerima yang pihak Domenico tawarkan. "Terima kasih atas penawaran yang sangat menarik ini, Tuan. Saya tertarik, dan saya menerima untuk bekerja sama dengan anda," ujar wanita itu sangat profesional. Domenico tersenyum puas. Tak lama, percakapan itu selesai dengan diakhiri jabatan tangan. Setelah ini Domenico dan Nicholas bersiap untuk pulang.Ponsel Domenico kini tak berhenti bergetar menandakan banyak pesan y
last updateLast Updated : 2024-05-18
Read more

Bab 38

Shiren terengah ketika mulut Nicholas berhenti menjejali mulutnya. Dia hampir mati kehabisan napas!"Kamu ingin aku mati?!" sentak Shiren marah. Tapi dalam hati, dia sangat berbunga."Mulutmu sangat cerewet dan banyak memfitnah," balas Nicholas seraya mengusap pelan lelehan air liur di sudut bibir Shiren. Wanita itu semakin dibuat merona karenanya."Kamu harus menjelaskan siapa wanita itu padaku! Bisa-bisanya sudah beristri masih dekat-dekat dengan wanita lain," omel Shiren tiada habisnya. Nicholas memilih diam tak membalas, dia seger menuntun Shiren untuk duduk pada sofa, dia juga menyerahkan kepiting titipan wanita itu."Makanlah dulu, aku akan mandi dan ke sini lagi," ujar Nicholas seraya memberikan kepiting titipan Shiren. Setelahnya, Nicholas pun kembali keluar dari kamar Shiren dan tak lupa menguncinya. "Ahhh!! Bibirku bengkak!" pekik Shiren sambil menepuk-nepuk pipinya sendiri. Dia bingung harus marah atau senang. Shiren pun segera menikmati kepitingnya dengan sesekali terse
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

Bab 39

"Ah, tidak mungkin juga aku hamil. Kemarin bukan masa suburku," elak Shiren seraya tertawa kecil, seolah menganggap hal yang mereka bahas bukanlah hal serius."Ya, lihat saja nanti," balas Nicholas tak kalah santai. Percakapan mereka terpaksa terhenti ketika hujan turun tanpa disangka. Nicholas hendak bangkit dan membawa Shiren masuk ke dalam kamar, namun wanita itu menahannya agar tetap diam di tempat."Kamu bisa demam, Shiren!" bentak Nicholas panik. Shiren sangat kuat memegang kursi sehingga mereka tidak bisa bangkit."Aku sangat suka hujan. Aku janji tidak akan demam lagi," ujar Shiren sungguh-sungguh. Dia justru memeluk Nicholas erat-erat dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher sang suami. Nicholas pun tak bisa menolak, mungkin setelah ini dia juga dihukum Belinda karena membiarkan Shiren terserang demam oleh hujan. "Bagaimana jika aku hamil setelah kita berpisah? Waktunya sebentar lagi, kan?" Shiren bertanya cukup keras agar suaranya didengar. Suaranya sedikit tenggelam
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

Bab 40

Ah, Nicholas menyesal untuk melakukan skin to skin dengan Shiren. Dia semakin panas dingin ketika kulit halus wanita itu menempel langsung pada dadanya. Tidak, jika tidak dihentikan dia akan lepas kendali.Secara perlahan Nicholas melepas pelukan Shiren yang cukup erat pada tubuhnya. Dia sedikit mendesah lega ketika berhasil meloloskan diri. Setelah itu, Nicholas kembali memakai pakaiannya. "Wanita memang racun dunia," gerutu Nicholas seraya memandang Shiren sebal. Dia hampir turn on hanya karena berusaha meredakan demam Shiren.Nicholas pun segera berbaring seperti semula di samping Shiren, pelan-pelan dia mengarahkan lengan Shiren agar kembali memeluknya seperti tadi."Kamu meninggalkanku lagi, ya?" Nicholas cukup terkejut mendengar pertanyaan Shiren. Dia segera menunduk untuk memastikan Shiren benar bangun atau hanya sebatas mengigau."Jika tidak mau mengurusku yang sedang demam, tidak apa-apa. Tapi, kamu jangan pergi. Kamu tidak boleh meninggalkanku." Racauan Shiren semakin memb
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more
PREV
123456
...
27
DMCA.com Protection Status