Share

Bab 37

Penulis: Mirah Official
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-18 16:15:04

Di hadapan Domenico, Nicholas tampak sangat serius berbicara dengan seorang wanita. Klien. Mereka duduk berdampingan, niatnya agar Nicholas lebih mudah menjelaskan kerja sama yang dia tawarkan. Namun, ide jahil tiba-tiba saja terlintas di kepala Domenico.

Tanpa Nicholas atau pun klien wanita itu sadari, Domenico memotret keduanya dan mengirim foto itu pada Shiren. Dia ingin melihat bagaimana reaksi Shiren ketika dia pulang nanti.

Setelah menjelaskan secara rinci bahan kerja sama mereka, Nicholas pun kembali menyerahkan percakapan pada Domenico. Klien wanita itu juga bersedia menerima yang pihak Domenico tawarkan.

"Terima kasih atas penawaran yang sangat menarik ini, Tuan. Saya tertarik, dan saya menerima untuk bekerja sama dengan anda," ujar wanita itu sangat profesional. Domenico tersenyum puas. Tak lama, percakapan itu selesai dengan diakhiri jabatan tangan.

Setelah ini Domenico dan Nicholas bersiap untuk pulang.

Ponsel Domenico kini tak berhenti bergetar menandakan banyak pesan y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 38

    Shiren terengah ketika mulut Nicholas berhenti menjejali mulutnya. Dia hampir mati kehabisan napas!"Kamu ingin aku mati?!" sentak Shiren marah. Tapi dalam hati, dia sangat berbunga."Mulutmu sangat cerewet dan banyak memfitnah," balas Nicholas seraya mengusap pelan lelehan air liur di sudut bibir Shiren. Wanita itu semakin dibuat merona karenanya."Kamu harus menjelaskan siapa wanita itu padaku! Bisa-bisanya sudah beristri masih dekat-dekat dengan wanita lain," omel Shiren tiada habisnya. Nicholas memilih diam tak membalas, dia seger menuntun Shiren untuk duduk pada sofa, dia juga menyerahkan kepiting titipan wanita itu."Makanlah dulu, aku akan mandi dan ke sini lagi," ujar Nicholas seraya memberikan kepiting titipan Shiren. Setelahnya, Nicholas pun kembali keluar dari kamar Shiren dan tak lupa menguncinya. "Ahhh!! Bibirku bengkak!" pekik Shiren sambil menepuk-nepuk pipinya sendiri. Dia bingung harus marah atau senang. Shiren pun segera menikmati kepitingnya dengan sesekali terse

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 39

    "Ah, tidak mungkin juga aku hamil. Kemarin bukan masa suburku," elak Shiren seraya tertawa kecil, seolah menganggap hal yang mereka bahas bukanlah hal serius."Ya, lihat saja nanti," balas Nicholas tak kalah santai. Percakapan mereka terpaksa terhenti ketika hujan turun tanpa disangka. Nicholas hendak bangkit dan membawa Shiren masuk ke dalam kamar, namun wanita itu menahannya agar tetap diam di tempat."Kamu bisa demam, Shiren!" bentak Nicholas panik. Shiren sangat kuat memegang kursi sehingga mereka tidak bisa bangkit."Aku sangat suka hujan. Aku janji tidak akan demam lagi," ujar Shiren sungguh-sungguh. Dia justru memeluk Nicholas erat-erat dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher sang suami. Nicholas pun tak bisa menolak, mungkin setelah ini dia juga dihukum Belinda karena membiarkan Shiren terserang demam oleh hujan. "Bagaimana jika aku hamil setelah kita berpisah? Waktunya sebentar lagi, kan?" Shiren bertanya cukup keras agar suaranya didengar. Suaranya sedikit tenggelam

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 40

    Ah, Nicholas menyesal untuk melakukan skin to skin dengan Shiren. Dia semakin panas dingin ketika kulit halus wanita itu menempel langsung pada dadanya. Tidak, jika tidak dihentikan dia akan lepas kendali.Secara perlahan Nicholas melepas pelukan Shiren yang cukup erat pada tubuhnya. Dia sedikit mendesah lega ketika berhasil meloloskan diri. Setelah itu, Nicholas kembali memakai pakaiannya. "Wanita memang racun dunia," gerutu Nicholas seraya memandang Shiren sebal. Dia hampir turn on hanya karena berusaha meredakan demam Shiren.Nicholas pun segera berbaring seperti semula di samping Shiren, pelan-pelan dia mengarahkan lengan Shiren agar kembali memeluknya seperti tadi."Kamu meninggalkanku lagi, ya?" Nicholas cukup terkejut mendengar pertanyaan Shiren. Dia segera menunduk untuk memastikan Shiren benar bangun atau hanya sebatas mengigau."Jika tidak mau mengurusku yang sedang demam, tidak apa-apa. Tapi, kamu jangan pergi. Kamu tidak boleh meninggalkanku." Racauan Shiren semakin memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 41

    "Aku menginginkan kamu, Suamiku."Suara Shiren begitu lirih, namun matanya terlihat sangat penuh nafsu. Wanita itu mendorong Nicholas sampai terjerembab di atas kasur. Secepat kilat dia naik ke atas tubuh Nicholas."Hey, kamu baik-baik saja, kan? Mabuk lagi?" tanya Nicholas cukup heran. Baru ditinggal beberapa menit sudah mabuk?"Tidak. Aku hanya menginginkan suamiku, apa tidak boleh?" tanya Shiren dengan kedua mata berkaca-kaca. Pria mana yang sanggup menolak jika sudah seperti ini? Ah, melihat kedua bola mata indah yang berair itu membuat Nicholas merasa bersalah."Sangat boleh. Ingat, hanya beberapa menit karena aku harus segera pergi bekerja," jawab Nicholas memberikan persetujuan untuk istrinya. Mereka pun memulai aksi panas seperti malam kemarin. Bedanya, kali ini cukup tergesa karena termakan waktu. "S-sakit," cicit Shiren ketika merasakan sesuatu kembali memasuki inti tubuhnya. Memang tidak seketat kemarin, namun rasanya masih cukup sakit. Mungkin karena kurangnya pemanasan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 42

    Baru saja keluar dari ruang meeting bersama Domenico, Nicholas dikejutkan oleh kedatangan Shiren yang cukup tiba-tiba. Wanita itu sampai menunggunya di depan ruang meeting dan membawa satu buah wadah makanan cukup besar."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Domenico sambil mendekat pada Shiren, begitu juga Nicholas. Shiren bingung harus menjawab jujur atau tidak. Dia cukup gengsi jika harus mengatakan jika dia akan mengantarkan makan siang untuk suaminya di depan orang itu sendiri. Setelah beberapa detik berpikir, Shiren pun berhasil menemukan jawaban terbaik."Aku baru saja mencoba resep baru, tidak tahu rasanya enak atau tidak. Ingin coba?" tanya Shiren pada Domenico dan Nicholas. Sontak Nicholas melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, belum jam istirahat. "Ini belum jam istirahat, kamu tung—""Pergilah dengan Shiren, Kakek juga memiliki sekretaris," ucap Domenico seraya mendorong pelan bahu Nicholas berniat menyuruh pria itu pergi. Dia tidak ingin menghancurkan hati Shiren ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 43

    Shiren terbangun dengan rasa mual luar biasa, wanita itu segera berlari menuju kamar mandi. Di sana, Shiren bersimpuh di hadapan kloset sambil berusaha memuntahkan isi perutnya, dia tidak sanggup berdiri."Kenapa mual sekali?" tanya Shiren pada dirinya sendiri. Dia berusaha untuk berdiri setelah dirasa tidak ada lagi yang bisa dia keluarkan. Makanan sisa semalam sepertinya sudah keluar tanpa sisa.Mual belum reda, kini Shiren merasa kepalanya sangat pusing tujuh keliling. Dia bersandar pada kepala ranjang, mencoba menenangkan diri yang semakin tidak karuan. "Nicholas, kamu masih tidur kah?" Shiren bertanya-tanya, dia melirik sejenak pada jam dinding yang baru menunjukkan pukul 5 pagi. Tentu saja Nicholas masih berkelana di alam mimpi.Tanpa diduga, pintu kamar Shiren dibuka dari luar dan menunjukkan sosok yang dia cari. Betul, semalam mereka tidur terpisah karena Shiren merajuk. Shiren kesal karena semalam Nicholas menolak permintaannya. "Tumben sekali kamu sudah bangun? Tidak nyama

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 44

    Kedua tangan Shiren gemetar memegang sebuah benda bergaris dua. Sejak kapan di perutnya bersemayam anak manusia? Shiren hampir tak percaya merasakannya. Lamunan Shiren buyar ketika pintu kamar mandinya dibuka dari luar oleh Nicholas. Pria itu segera masuk dan melihat sendiri benda yang masih di tangan Shiren. Belinda, Jay, dan dokter masih setia menunggu. Hanya Nicholas yang tidak sabar."Positif? Kamu mengandung anakku?" tanya Nicholas tak percaya. Begitu pula dengan Belinda dan Jay yang mendengar suara Nicholas. Mereka sangat terkejut.Air mata Shiren luruh tak tertahankan, dia merasa bahagia dan takut. Di tengah rasa campur aduknya, Shiren merasakan tubuhnya ditarik dengan lembut, seperkian detik kemudian dia sudah berada di dekapan Nicholas. "Maafkan aku," bisik Nicholas pelan. Andai dia lebih hati-hati mungkin tidak akan seperti ini. Shiren tidak akan kesulitan.Pikiran Shiren semakin buruk mendengar permintaan maaf Nicholas. 'Kenapa harus meminta maaf? Kamu tidak berniat meni

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 45

    "Usia kandungannya baru berjalan selama 5 minggu, masih sangat kecil, dia seperti biji apel sekarang," jelas dokter kandungan sambil menggerakkan alat USG di permukaan perut Shiren. Shiren tersenyum haru melihat calon anaknya yang masih sangat kecil itu. Genggaman pada tangannya pun semakin menguat, sontak dia menoleh pada Nicholas. Pria yang sedari tadi menggenggam tangannya. "Berapa lama lagi dia akan keluar?" tanya Nicholas setelah cukup lama terdiam. "Umumnya kehamilan berlangsung selama tiga puluh tujuh minggu sampai empat puluh dua minggu. Bahkan ada yang lebih cepat atau lebih lambat dari itu, Tuan," jawab dokter bername-tag Rosella. Dokter inilah yang menangani Belinda sewaktu hamil dan melahirkan Jay. "Apa saja yang tidak boleh istriku lakukan?" tanya Nicholas lagi. Dia harus mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya agar bisa menjaga Shiren dengan baik. Belinda dan Jasmine yang ikut menemani mereka pun tampak terharu melihat Nicholas yang sangat antusias bertanya. Terlih

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21

Bab terbaru

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Extra Part

    "Ohh, Sayang, kenapa kamu tidak menua sama sekali?" tanya Shiren dengan suara sensual saat merasakan badai kenikmatan yang tidak berkesudahan dari sang suami. Melihat bagaimana gagahnya pria ini memberikan sentuhan cinta yang tak pernah berubah dari awal mereka bersama. Nicholas mencecap habis seluruh rongga mulut Shiren seakan ingin menyatukan dua raga yang berbeda. Dan untuk yang ke sekian kalinya, mereka menikmati puncak kenikmatan bersamaan dengan rasa cinta yang semakin meluap.Nicholas ambruk di samping sang istri, memandang penuh bahagia pada seorang wanita yang sangat berarti di hidupnya."Harusnya aku yang bertanya seperti itu, Shiren. Kamu seperti vampir yang tidak pernah tua. Wajahmu saat masih gadis masih bisa aku lihat sekarang," balas Nicholas tak kalah pandai memuja sang pujaan hati.Shiren semakin menempel pada Nicholas seraya terkikik geli, dia naik ke atas perut Nicholas lalu berbaring di sana. "Andai aku bisa hamil lagi, aku rindu saat-saat mengandung dan dimanja

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Ekstra Part

    Nicholas memandang haru foto keempat anaknya yang tumbuh dengan sangat baik. Putri bungsunya bahkan sudah besar dan kini sudah memasuki sekolah menengah atas, tiga kakaknya yang lain sudah lulus dari perguruan tinggi dan sibuk dengan cita-cita mereka masing-masing.Nicholas tidak pernah terpikirkan sanggup menjalani kehidupan selama ini setelah berbagai macam badai yang dia lewati. Tentunya, bersama Shiren dia sanggup melewati segala hal."Melamun lagi? Agaknya lebih baik kita pergi berkencan daripada bosan di rumah. Ayo, aku sudah pesan tempat," celetuk Shiren membubarkan lamunan Nicholas.Ditariknya pinggang Shiren dengan lembut sampai tubuh itu jatuh dalam pangkuan Nicholas. Shiren hanya bisa diam dan menikmati rengkuhan hangat dari sang suami."Aku sangat mencintaimu, Shiren. Kamu segalanya untukku," lirih Nicholas tampak berhenti membelai lembut tubuh sang istri. "Aku juga. Aku juga sangat sangat mencintaimu," balas Shiren tak kalah lembut. Semakin tua Nicholas semakin manja dan

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Tamat

    "Nicholas, Shiren jatuh!"Tiga kata keramat itu berhasil membuat nyawa Nicholas hampir lepas dari tempatnya. Kandungan Shiren sangat lemah, dan beberapa hari yang lalu dokter sempat berkata padanya kalau Shiren tidak boleh jatuh-jatuh lagi atau akibatnya sangat fatal. Dan saat ini, hal yang sama terulang kembali."Shiren, jangan tidur! Tatap mataku dan jangan pernah tidur! Lihat aku lihat aku, kamu pasti baik-baik saja, kamu dan anak kita pasti selamat. Jangan tutup matamu, Sayang, aku mohon. Katakan apapun yang kamu rasa dan jangan pernah tidur!" Nicholas terus mengoceh dengan kedua kaki terus melangkah membawa istrinya keluar dari rumah. Dan saat masuk ke dalam mobil, Shiren hampir-hampir hilang kesadaran kalau Nicholas tidak semakin kuat berteriak."Shiren, ingat anak-anak dan aku, Sayang. Kamu tidak boleh seperti ini, kamu harus sembuh dan jangan pernah berniat meninggalkan kami. Lihat aku, kamu kuat dan harus bisa bertahan seperti apapun sulitnya. Aku mohon jangan tidur," pinta N

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 261

    Sepasang suami istri yang sedang berbuat mesum di salah satu gazebo pantai hampir saja terciduk oleh petugas keamanan. Beruntungnya mereka tidak sampai melepas pakaian dan dengan mudah menutupi inti diri agar tidak dilihat orang lain."Kami hanya duduk santai di sini, tidak macam-macam," ungkap Nicholas dengan raut wajah serius, berharap kalau dua petugas keamanan yang sedang menginterogasinya percaya."Baiklah, maafkan kami sudah mengganggu waktu Tuan dan Nyonya, mungkin tadi hanya perasaanku saja seperti mendengar suara-suara aneh. Di pantai daerah ini memang tidak boleh macam-macam, kami bukan budaya yang bebas," jelas salah satu dari mereka. Setelah tak ada lagi salah paham, mereka pun pergi."Astaga ... aku benar-benar malu! Bagaimana bisa kita hampir terciduk? Idemu sangat buruk," gerutu Shiren kesal luar biasa pada suaminya. Dia sudah tiga kali menolak ide gila Nicholas, namun pria ini tetap memaksa. Alhasil, hampir saja kelakuan buruk mereka diketahui oleh orang lain."Maafka

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 260

    Anak-anak di rumah tak kalah antusias dari orang tuanya yang sedang pergi berlibur. Mereka juga diajak pergi oleh Cassie dan Robert setiap pulang sekolah dan selalu pulang malam. Meskipun lelah menghadapi tiga cucunya yang sangat aktif, tapi Cassie dan Robert sangat senang. Mereka sangat puas bermain dengan anak-anak."Nenek, kami dan ayah lebih nakal siapa? Kata ayah, kami tidak nakal dan sangat baik seperti ayah kecil. Memangnya ayah tidak nakal? Aku tidak percaya sebenarnya," ujar Bernard mengungkapkan rasa penasarannya selama ini. Sudah cukup lama dia ingin bertanya namun baru ingat lagi sekarang.Cassie dan Robert sontak saling bertukar tatapan, Robert hanya bisa mengendikkan bahu dan menyerahkan urusan anak-anak pada Cassie. Robert pergi mencari angin di luar."Tentu saja, ayah kalian sangat baik dan tidak nakal. Maka dari itu kalian pun menjadi anak-anak yang tak beda jauh dengan ayah sewaktu kecil. Tapi tetap saja, mengurus tiga anak sekaligus tentu lebih melelahkan. Maka dari

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 259

    Selesai bercinta yang sangat membara, Shirren kembali diserang rasa lapar luar biasa. Namun sebelum keluar dari kamar, dia tak lupa untuk mengenakan pakaian tertutup dari leher sampai ujung kaki. Jangan sampai ada orang lain yang melihat motif polkadot di tubuhnya. "Anna, tolong buatkan paella dan churos, ya? Ah iya, buatkan juga espreso dan jus mangga," pinta Shiren pada pramugari yang melayani. Wanita bernama Anna itu langsung mengiyakan dan cepat-cepat pergi.Shiren tak langsung kembali ke kamar, dia berkeliling sebentar di dalam pesawat pribadi ini yang sangat luas dan nyaman. Sofa-sofa berbulu halus dan empuk itu berhasil mencuri perhatian Shiren."Ah ... pinggangku, sofa ini nyaman sekali," gumam Shiren setelah berhasil menemukan posisi nyaman di sofa tunggal yang sangat nyaman. Dia hampir tertidur jika Anna tidak datang membawa pesanan yang dia inginkan."Yang espreso tolong berikan pada suamiku." Anna lagi-lagi mengangguk patuh sambil menaruh paella, churos dan jus mangga yan

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 258

    "Tidak akan kumaafkan." Tiga kalimat yang Nicholas lontarkan berhasil membuat Shiren menahan napas, memandang Nicholas dengan tatapan tak percaya. Shiren menarik sebelah lengan Nicholas untuk dia peluk, dengan mudah dia kembali merengek sambil mengusal-usalkan tubuhnya pada Nicholas seperti anak kucing."Janganlah begitu ... kamu bukan tipe suami tanpa maaf untuk istri, aku tahu itu. Aku sangat sangat meminta maaf padamu, Suamiku. Tolong maafkan aku." Shiren terus merengek dan tak peduli pada pramugari dan pramugara yang berlalu lalang di sekitarnya. "Tapi aku belum mau memaafkanmu, bagaimana? Aku juga sakit hati dituduh yang tidak-tidak dan terus dimarahi sepanjang jalan," balas Nicholas semakin membuat Shiren kelabakan. Meskipun sang suami tidak acuh dan tidak jahat padanya, tetapi selagi maaf belum dia dapatkan, rasanya tidak akan pernah ada ketenangan."Kapan kamu mau memaafkanku memangnya? Apakah ada satu syarat yang perlu aku lakukan agar kamu mau memaafkanku?" tanya Shiren l

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 257

    Pihak keamanan restoran sangat pusing melayani nyonya Leonard yang menyebalkan, berulang kali melihat rekaman yang dia mau namun masih belum percaya juga."Kamu tidak disuap oleh suamiku, kan? Berapa banyak uang yang dia berikan untuk mengedit video sebenarnya? Akan kubayar sepuluh kali lipat asal kamu beri tahu aku yang asli, bagaimana?" tawar Shiren yang masih yakin suaminya ini berbohong.Dari rekaman yang dia lihat, memang Nicholas dan Lea sempat bersentuhan secara tidak sengaja. Tapi, rasanya dia masih belum yakin. Di pojok ruangan Nicholas hanya bisa diam menyaksikan bagaimana petugas keamanan bagian memantau cctv melayani istrinya. Dari raut wajahnya Nicholas sudah bisa menebak kalau petugas itu sudah sangat lelah. "Demi Tuhan aku tidak berbohong, Nyonya. Kami tidak pernah merekayasa rekaman-rekaman seperti ini karena sangat rumit dan bisa membuat sistem berubah-ubah. Dan juga tuan Nicholas tidak pernah menyuapku, kami saja bertemu baru kali ini," jelas petugas itu entah untu

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 256

    "Heh! Kamu cari kesempatan ya?!" Nicholas reflek mendorong tubuh Lea yang semula menempel pada tubuhnya. Heels yang Lea kenakan terlalu tinggi, alhasil salah sedikit saja dia hampir jatuh.Lea hampir jatuh untuk yang kedua kalinya jika tidak ditolong oleh sopir Nicholas. Setelah bisa berdiri dengan benar, barulah Lea membalas Nicholas yang seenak hati menuduhnya."Kamu pikir aku mau menempel padamu seperti tadi? Kalau bisa, pantatku yang cantik ini lebih baik menyentuh lantai daripada menyentuhmu. Dasar pria aneh!" cecar Lea menatap marah pada Nicholas yang menurutnya sangat sembarangan. Nicholas menghela napas pelan dan memilih diam, sebenarnya tadi dia hanya terkejut. Rasanya sangat tidak nyaman saat tubuh wanita lain menyentuh dirinya. Padahal, dia tahu sendiri kalau tadi Lea benar-benar jatuh dan tidak sengaja."Baiklah, aku minta maaf. Terima kasih atas waktu dan penjelasanmu malam ini," putus Nicholas sebelum masuk ke dalam mobil miliknya. Lea hanya mengangguk singkat dan dia

DMCA.com Protection Status