All Chapters of Cinta Tak Berbalas: Aku Ingin Cerai Darimu!: Chapter 31 - Chapter 40

477 Chapters

Bab 31. Berubah mendadak

Beberapa saat kemudian, Xander menyuruh mereka pulang agar dia bisa beristirahat. Sebelum Zavier pergi, Xander membisikkan kepada Zavier supaya segera membuat anak. Zavier tersenyum dan memberi kode jempol untuk membuat sang ayah gembira sementara wajah Nayla memerah karena malu. Dia juga mendengar bisikan dan kode jempol yang diberikan oleh Xander dan tentu saja dia mengerti hal itu. Setelah pertemuan yang penuh emosi di ruang Xander, Nayla dan Zavier berjalan keluar dari rumah sakit, masih terhanyut dalam kesan dari percakapan dengan ayah mereka. Mereka sama sekali tidak bergandengan tangan. Nayla sengaja berjalan di belakang Zavier dan menyamakan langkah mereka agar dia tidak menubruk tubuh pria tinggi di depannya itu. "Kamu baik-baik saja, Nayla?" tanya Zavier menoleh ke belakang sebentar untuk melihat ekspresi cemas di wajah istrinya. Nayla mengangguk lemah, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Ya, aku baik, Zavier. Hanya sedikit tersentuh oleh kata-kata Ayah tadi." "Aku s
last updateLast Updated : 2024-04-20
Read more

Bab 32. Amarah Nayla

Nayla berpikir sejenak, sikap Zavier sangat aneh. Dia tidak pernah sehangat itu, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa Nayla merasa hatinya hangat oleh ide itu. "Benarkah kamu yakin? Aku tidak mengerti, kamu menyetujui perceraian dan juga menginginkan seorang anak?" tanyanya ragu. Zavier mengangguk mantap. "Sangat yakin. Semua bisa kita urus. Kita mulai dari membuat anak terlebih dahulu. Bagaimana menurutmu?" Zavier lalu menggendong tubuh Nayla dan berlari kecil menaiki tangga. "Eh, lepaskan, Zavier. Ini mengerikan!" seru Nayla ketakutan dan segera merangkul leher pria itu dengan erat. Sementara Zavier terkekeh menyaksikan reaksi dari istrinya itu. Sampai di kamar, Zavier segera membaringkan tubuh Nayla di atas ranjang dan menciumnya dengan penuh kerinduan. "Zav ... hum." Nayla tidak dibiarkan berkata-kata terlalu banyak. Di tengah deru napas mereka, kedua insan itu saling berpandangan, dipenuhi dengan keberanian dan keyakinan seolah-olah mereka tidak sedang berada dalam pertengkaran
last updateLast Updated : 2024-04-20
Read more

Bab 33. Kesedihan Nayla dan Nadira

Dengan langkah pasti, Nayla bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamarnya. Dia merasa energi baru mengalir di dalam dirinya, energi untuk menemukan jati dirinya yang sejati dan mengambil kendali atas hidupnya. Pada saat itulah, di tengah kegelapan yang menyelimuti rumah mewah itu, Nayla merasakan getaran kuat di dalam dirinya. Getaran kekuatan yang membuatnya yakin bahwa dia mampu mengatasi segala rintangan yang menghadang di depannya. "Dia akan melihat bahwa aku bukan lagi Nayla yang lemah," bisik Nayla pada dirinya sendiri sambil mengusap air mata yang masih mengalir di pipinya. "Aku akan menjadi Nayla yang kuat dan tegar." Dengan tekad yang bulat, Nayla bersiap untuk menghadapi segala tantangan yang menunggu di depannya. Dia tahu bahwa perjalanan menuju kebahagiaan tidak akan mudah, tetapi dia siap untuk melangkah maju tanpa ragu sedikit pun. Dia segera memakai pakaiannya dan meninggalkan rumah itu dengan menaiki taksi online. Langsung menuju ke Kota Bogor! Hujan b
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

Bab 34. Kemarahan Xander

Pagi sekali, terik matahari belum sepenuhnya menyinari koridor rumah sakit yang masih sunyi. Dokter muda dengan langkah cepat melangkah ke ruangan Xander, si pasien utama. Di dalam ruangan rumah sakit yang sepi, Xander berbaring di atas ranjang putih dengan wajah pucat. Setiap detik terasa begitu panjang baginya, memikirkan keadaan rumah tangganya yang semakin rapuh. Dia tidak menginginkan perceraian putranya dengan Nayla. Pagi itu, suara langkah kaki dokter muda yang familiar memecah keheningan. Dengan senyum ramah, dia menyapa Xander yang sedang duduk di ranjang, menunggu kedatangannya. "Selamat pagi, Tuan Xander," ucap dokter muda sambil memeriksa kartu rekam medis Xander. Xander menatap dokter dengan senyum tipis. "Selamat pagi. Saya sangat sehat, hanya yang ada di dalam ini sangat penuh, bukan ?" Xander mengarahkan telunjuknya ke keningnya. "Semua orang juga punya masalah, Tuan. Saya datang untuk memberitahu bahwa hasil medical check-up Anda sangat bagus. Anda memiliki stami
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

Bab 35. Bertemu Xander

Asisten bernama Bob itu segera keluar dari rumahnya dan membawa mobil menuju Rumah sakit di mana Sefia sedang menjalani operasi. Di luar, suasana rumah sakit pagi itu masih sepi. Bob melangkah dengan langkah cepat, mencari Zavier di sekitar area rumah sakit. Dia mengetahui bahwa membujuk Zavier bukanlah hal yang mudah, terutama jika Zavier memutuskan untuk tetap berada di sana. Tidak mungkin dia menhubungi Zavier dengan ponselnya dan menyuruhnya menemui Xander begitu saja. Tuan Muda mereka bahkan tidak bekerja hari ini hanya untuk menemani Sefia, hal ini saja sudah menunjukkan betapa pentingnya posisi mantan pacarnya itu dalam hati pria itu. Bob menelan salivanya, membayangkan apakah Zavier akan menjadi murka bila dia menyampaikan pesan Xander. Tidak butuh waktu lama bagi asisten itu untuk menemukan Zavier. Dia melihat sosok Zavier yang tegang, berdiri di lorong rumah sakit dengan tatapan khawatir yang mendalam. Zavier tampak tidak tenang, menggigit bibirnya dengan keras sementara
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

Bab 36. Nayla bisa menunggu

Xander melirik Zavier dengan tatapan tajam, mencari jawaban dari pertanyaannya. Matanya menatap penuh kekhawatiran, menunjukkan bahwa dia sangat prihatin dengan situasi yang rumit ini. Sementara Zavier tenggelam dalam pikirannya sendiri. Pria itu terdiam dan lidahnya terasa kelu. "Kamu tahu bahwa Nayla sudah kembali ke Bogor sendirian?" tanya Xander lagi, suaranya agak bergetar karena emosi yang terkandung di dalamnya. Zavier merasa tertegun oleh pertanyaan itu. Dia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan situasi yang rumit ini kepada Xander. Hatinya dipenuhi dengan perasaan bersalah. "D-dia kembali sendirian? Maafkan saya, Papa. Aku tidak tahu bahwa Nayla sudah kembali ke Bogor," jawab Zavier dengan suara yang bergetar. Dia merasa tertekan oleh tanggung jawab yang harus dia hadapi. Xander menatap Zavier dengan ekspresi yang penuh kekecewaan. "Kamu harus segera menemui Nayla dan membicarakan ini dengannya. Dia tidak boleh merasa sendirian dalam situasi ini," ucap Xander dengan tega
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

Bab 37. Serba salah

Nayla menanggapi panggilan dengan suara yang dingin. "Apa yang kamu inginkan, Zavier?" tanyanya dengan nada tajam, tidak menyembunyikan ketidakpuasannya. Zavier, meski tersentak oleh kekerasan nada Nayla, mencoba untuk menjaga ketenangan. "Mengapa kamu pergi lagi? Bukankah kita sudah sepakat dalam rencana kita untuk mempertahankan kondisi kesehatan Papa? " tanyanya, mencoba menjaga ketenangan meskipun merasa tertusuk oleh sindiran Nayla. Nayla tidak bisa menahan diri untuk tidak menyindir. "Lebih baik kamu fokus menjaga Sefia. Toh, kita tetap akan bercerai," katanya dengan suara yang penuh dengan kekecewaan. "Saya pikir, kesehatan Papa tidak lebih penting daripada kesehatan Sefia," lanjutnya. Mendengar sindiran itu, Zavier merasa terhenti sejenak. "Nayla, aku..." Zavier mencoba untuk menjelaskan, tetapi Nayla langsung memotongnya. "Tidak perlu penjelasan, Zavier. Jangan sia-sia kan pulsa siapa pun dari ponsel yang sedang kamu pakai untuk menghubungiku." "Ya, aku memblokir nomor k
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

Bab 38. Iparku suka cemburu

Zavier tenggelam dalam keheningan ruangan. Tidak ada siapa-siapa di sana. Dia mulai merasa kekosongan yang menyelimuti dirinya, hampa tanpa kehadiran Nayla di sampingnya. Perasaannya terombang-ambing antara keinginan untuk menyudahi pertengkaran mereka dan ketidakmampuannya untuk mengungkapkan perasaannya dengan jelas kepada Nayla. Zavier berjalan menuju ruang tengah, di mana dia sering melihat Nayla duduk dengan anggun di sofa, menunggu kedatangannya. Wanita itu selalu sangat telaten dan sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Namun, kali ini, kursi itu kosong dan hanya membayangkan bayangan kesendirian yang menyiksa hatinya. Dia duduk di sofa, mencoba memahami apa yang sebenarnya dia rasakan. Rasa cemas dan kekosongan melanda dirinya, membuatnya semakin merindukan makan malam bersama walau suasananya selalu dingin tanpa banyak perbicangan. Tapi Nayla selalu ada di sana dengan senyuman hangat. Saat melihat sekeliling rumah yang sunyi, Zavier merasa semakin tersiksa oleh pertengk
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

Bab 39. Kunci mobil

Nayla dan Michael terpaku mendengar apa yang dikatakan oleh sang adik. Terdengar nada pengusiran terhadap Michael dengan sangat jelas. Hal ini tentu saja membuat Nayla merasa malu dan segan. Namun, Nayla segera mengalihkan pembicaraan.Nayla mengangguk. "Maaf, Michael, kamu tahu, kita semua harus saling mendukung. Aku yakin kamu akan menjadi sukses dalam tugas baru ini."Mereka melanjutkan percakapan mereka, sambil menikmati makanan yang disiapkan oleh Michael. Meskipun Nayla berusaha untuk tetap ceria di depannya, tetapi perasaan malu dan canggung terus mengganggunya di dalam hati.Setelah beberapa saat, Nayla menemukan dirinya semakin terpesona oleh pesona Michael. Dia merasa nyaman di dekat pria itu, dan sedikit demi sedikit, rasa canggungnya mulai memudar.Sementara itu di dalam kamar mandi, di balik wajahnya yang lelah, Nadira merasa sedikit tidak nyaman dengan kehadiran Michael. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak biasa dengan situasi ini, tetapi dia tidak yakin apa.Nadir
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

40. Zavier tiba!

Sebuah reaksi yang sederhana, namun terkesan sangat memalukan bagi Nayla. Tetapi dia harus segera melakukan sesuatu untuk menolong adiknya."Ketemu! serunya dengan riang lalu menekan tombol buka.Tit tit!Lampu kiri dan kanan pada mobil mewah berwarna hitam itu berkedip menandakan bahwa 'autolock' pada mobil sudah terbuka, Nayla segera membuka pintu mobil.Setelah Nadira ditempatkan dengan hati-hati di kursi belakang mobil, Michael segera melaju menuju rumah sakit dengan cepat. Nayla duduk di belakang sambil menyandarkan kepala Nadira di pahanya.Dalam perjalanan yang tegang menuju rumah sakit, Nadira memejamkan mata, mencoba mengatasi rasa mual dan kelemahan yang melandanya.Michael berkonsentrasi pada jalanan, berusaha sampai di rumah sakit secepat mungkin. Sesekali dia melirik kedua wanita itu dengan wajah tegang.Entah perasaan apa yang sedang melandanya. Saat ini, dia benar-benar ingin menjadi pelindung bagi kedua wanita tersebut
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more
PREV
123456
...
48
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status