Cahyo memandang Mando dengan mata melotot, tetapi kemudian melihat betapa konyolnya situasi ini. Mando berdiri dengan satu kaki, mencoba menghindari rasa sakit, sementara Cahyo mencoba menahan tawa yang mulai muncul.Mando, yang biasanya tenang, akhirnya tertawa. "Serius, Cahyo? Menendangku? Itu caramu melampiaskan amarah?"Cahyo, yang sekarang juga tersenyum, menggelengkan kepala. "Maaf, Mando. Aku hanya merasa sangat marah. Semua rahasia ini, semua tekanan... Aku tidak tahu harus melampiaskannya ke mana."Mando mendekati Cahyo dan menepuk pundaknya. "Kita semua ada di sini untuk Tuan Zavier, dan kita semua merasakan tekanan yang sama. Tapi menendang teman sendiri bukanlah solusi."Usai berkata demikian, Mando membalas sebuah tendangan ke tulang kaki Cahyo, membuat pria itu melompat-lompat dan berteriak kesakitan."Pembalasan yang sempurna, bukan?" ucap Mando dengan tawa kemenangan.Cahyo akhirnya tertawa terbahak-bahak, dan Mando ikut tert
Terakhir Diperbarui : 2024-07-14 Baca selengkapnya