Home / Rumah Tangga / Hamil Anak Om Miliarder / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Hamil Anak Om Miliarder: Chapter 171 - Chapter 180

185 Chapters

171. Hamil Lagi?

Waktu berjalan begitu cepat, 5 bulan lebih dua minggu berlalu Baby Adam akan ulang tahun seminggu lagi. Semua persiapannya sudah matang, tinggal mejunggu waktunya saja. Sementara Juna, ia ragu untuk mendekati istrinya yang sedang sibuk bersama putra kecil mereka. Namun, ia harus jujur pada istrinya atas penemuannya. "Sayang, aku minta maaf sama kamu sebelumnya. Tapi aku harus jujur tentang ini," ujar Juna ragu-ragu. Dea terkejut melihat suaminya dan kata-kata yang ia katakan. "Apaan sih serius banget. Ngomong aja kali," balas Dea santai. "Aku harus bilang ke kamu kalau aku udah nemu sama pelakunya. Meskipun orang ini juga kabur," ujar Juna ragu-ragu. "Maksudnya?" "Aku menemukan bukti kalau pelaku teror selain Melka, adalah teman kamu yang sekarang entah ke mana perginya." Dea terkejut, "Hem... temen aku yang mana?" tanyanya terkejut. Ia kemudian menitipkan Baby Adam ke pengasuhnya dan ia menarik suaminya untuk bicara di tempat lain yang lebih pribadi. Setelah mereka d
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

172. Ulang Tahun Adam yang Pertama

"Mas," panggil Mira pada Aron. Aron yang awalnya sibuk, kini menoleh dan memusatkan perhatian pada istrinya. "Ya, Sayang?" tanya Aron. "Em... Aku pengen ngasih tahu kamu sesuatu," ujar Mira terlihat khawatir. "Boleh, ngomong aja. Sini," ujar Aron memegang tangan istrinya dan memintanya duduk di pangkuannya. Itu adegan yang rutin mereka lakukan sewaktu-waktu ingin Deeptalk. Aron suka posisi itu, sementara Mira juga menikmati posisinya. "Coba kasih mau tahu aku apa?" tanya Aron lagi dengan lembut. Ia menatao mata istrinya dengan lembut sembari menyingkirkan helaian rambut yang jatuh di wajahnya ke belakang telinganya. "Em...." Mira pun menyerahkan kotak panjang yang seperti tempat sumpit. Aron pun tersenyum dan menerimanya. "Ini hadiah buat aku?" tanya Aron. "He'em," jawab Mira. "Dalam rangka apa dulu nih?" tanya Aron menggoda sang istri yang terlihat ragu-ragu. "Em... kado ... buka aja dulu," jawab Mira kemudian. Aaron pun membukanya dan terkejut ketika me
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

173. Gak Dateng

"Aku sebenarnya mengundang Rani, tapi dia nggak datang. Padahal aku udah bersikap seolah aku nggak tahu apa-apa, tapi sepertinya dia benar-benar kabur. Emangnya kamu udah ngancam dia kayak apa sih?" Juna menghela napas merasa frustasi, "Ya sebenarnya tim aku udah kasih peringatan ke hacker yang selama ini bekerja sama dengan Rani si Aji itu. Mungkin si Rani dikasih tau kali," ujarnya. "Oh my God, Rani benar-benar kabur kayak gini?" "Emang terakhir kalian komunikasi kapan? Bukannya kalian deket banget?" "Em... itu dua minggu yang lalu kayaknya, pun dia kayak udah nggak ada selera buat ngobrol. Emang udah dua minggu tim kamu kasih warning ke Aji?" "Nggak sih tapi udah mulai menemukan titiknya, jadi mungkin Aji udah kualahan ngadepin tim aku. Secara tim aku banyak, sementara dia mungkin cuma punya dua tim." "Wah gila sih... mereka seniat itu neror aku," balas Dea tak menyangka. "Terus kalian bahas apa pas terakhir chattingan?" "Gak bahas apa-apa sih, biasa aja kek ngomong
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

174. Keluarga Psikopat

"Gak nyangka mereka spikopat!" "Iya, ini ibaratnya mereka sengaja mancing buat bunuh orang!" Opini masyarakat memenuhi semua media sosial, sampai diangkat ke berita-berita nasional.Padahal biasanya mereka menggali informasi dari sumbernya. Tapi ini, mereka mulai ikut arus media sosial yang tidak menjamin kebenarannya.Saat itu Juna pun memerintahkan timnya untuk mengupload rekaman video yang menunjukkan ada orang yang masuk di dapur Mansion mereka dan memasukkan racun ke dalam salah satu makanan. Di video yang lain, orang itu mencoba untuk memberikan makanan itu kepada Baby Adam sebagai pelayan, tapi kebetulan anak yang sekarang ada di rumah sakit itu meminta makanan yang awalnya memang dibuat khusus untuk Baby Adam. Diminta olehnya, lalu Baby Adam dengan berbaik hati pun menyerahkannya kepada anak itu yang hampir menangis kalau tidak dikasih.Jadi, sudah dipastikan bahwa anak-anak lain tidak mendapat masalah.Hal itu membuat Dea benar-benar marah besar dan mendesak Juna untuk se
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

175. Muka Dua

"Dea, gue minta maaf."" For what?" tanya Dea.Setelah kejadian kemarin, Angel menginap di tempat Dea.Juna tidak pulang karena harus mengurus masalah kemarin, dan fokus pada itu.Ia meminta maaf secara langsung pada orang tua korban, dan memberikan kompensasi. Juna juga membujuk ayah dari anak yang jadi korban itu, untuk tetap bekerja sama dengannya.Memang bukan hal yang mudah untuk membujuk orang yang sudah terlanjur kecewa, tapi debgan proses panjang, Juna akhirnya bisa mengambil hati orang itu lagi.Lalu Aron, ia juga membantu menantunya agar masalahnya dan sang anak segera selesai. Mira tentu sudah di rumah, Aron takut kalau Mira ikut terus keluar rumah dan menangani hal berat itu, ia akan sakit."Selama ini, di belakang lu Rani ngomongin lu. Gue langsung percaya gitu aja, gue minta maaf atas kebodohan gue ini.""Hem... maksudnya ngomongin apa? Soalnya gue juga biasanya ngomongin Rani kok kalau cuma berdua sama lu, kan?"Angel menggeleng, "Enggak bukan yang kayak ghibah gitu, t
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

176. Dilindungi Olehnya

"Hallo, Sayang. Ini Mami," ujar suara dari sebrang. Oh ternyata Julia, batin Dea. "Ya, Mi. Apakabar?" "Ya kabar Mami baik, tapi justru Mami ingin tanya, gimana kabar kamu? Mami lihat beritanya, dan turut prihatin. Cucu Mami... gimana dia?" tanya Julia. Dea mendesah lelah, "Alhamdulillah baik, hanya saja... aku jadi trauma dengan banyak hal." "Wajar, gak papa. Tapi Mami mau kasih tau kamu sesuatu," ujar Julia. "Apa, Mi?" "Apakah di sana ada orang?" Dea melirik Angel, tetapi sepertinya Angel mengerti dan mengisyaratkan agar Dea pergi dari sana. Alias, ia tidak apa-apa kalau ditinggal. Dea lalu pergi ke taman samping, tempat yang paling sepi dan jarang dilalui orang. "Mami sebenarnya punya rahasia yang harus Mami bicarakan denganmu," ujar Julia. "Ya, bilang aja Mi, nggak perlu ragu." "Ini soal temanmu Rani yang sekarang jadi buron itu." "Ya gimana?" Kemudian desahan keluar dari mulut Julia. "Sebenarnya pernikahan Mami nggak bahagia," Dea terkejut. "Maksudny
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

177. Kegilaan Rani yang Lain

"Tentu saja itu sangat mengejutkan dan menjijikan sekaligus," ujar Dea. "Jadi apa yang harus aku lakukan? Rani dilindungi olehnya kan?" "Betul Mami diancam oleh suami Mami, hiks...""Diancem apa Mami?""Diancem, kalau lapor sama kamu mungkin dia akan melakukan hal yang buruk ke Mami!""Oh my God! Mami! Lebih baik Mami pulang ke Indonesia, Mami bisa tinggal sama aku. Juna akan ngelindungin kita!""Tapi...""Dea nggak mau Mami harus mengalami semua ini, dan bertahan sama pria brengsek yang sakit jiwa itu!""Bukan gitu Sayang, tapi Mami ....""Apa yang kamu bicarakan dengan anakmu?" tanya sebuah suara.Itu suara pria dan..."Ah!"Julia teriakan kencang, suaranya berasal dari seberang sana. Hal itu membuat Dea langsung terkejut, itu jelas suara suami Julia dan Julia berteriak karena sebuah tindakan yang sayangnya tidak Dea ketahui."Mami!!!" panggil Dea panik.Akan tetapi, tidak ada jawaban. Ia berkali-kali memanggilnya, dan sambungannya pun terputus."Apa yang harus aku lakukan sekaran
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

178. Tertangkap

"Aku udah berhasil ngamankan Mami kamu. Tapi sayangnya, Rani sepertinya dibawa kabur atau disembunyikan oleh ayah tiri kamu." "Serius, terus gimana?!" tanya Dea kaget. "Aku masih mencari, dan sayangnya karena mereka di luar negeri agak susah, tapi tenang aja... aku punya banyak koneksi di sana. Jadi masih bisa diatur, tinggal nunggu hasilnya." "Aku harap dia secepatnya ditangkap," ujar Dea. Ia sama sekali tidak merasa kasihan, ia sudah menumpuk amarah pada temannya itu. Sudahlah hampir membunuhnya dan anaknya, Rani juga menghancurkan rumah tangga ibunya. Setelah pembicaraannya dengan Juna selesai, Dea pun makan sesuatu bersama Mira dan Angel. Kemudian Angel pun pulang, karena sudah dicari ibunya. Untung saja Dea juga sangat akrab dengan orang tua Angel, sehingga kedua orang tua Angel mengizinkan anaknya untuk menghibur temannya itu. Kejadian-kejadian itu kemudian diupload ke media sosial Da, agar orang-orang tidak menyalahkan ia dan Juna terus, terhadap kejadian anak
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

179. Harus Sembuh dari Dalam

"Rani ketahuan akan bunuh diri, tapi segera digagalkan oleh Tim.""Lalu di mana suami Mamiku?""Pergi. Kami menemukan celah ketika ia pergi, dan kami kemudian menemukan Rani yang ingin bunuh diri di sebuah kamar di rumah yang ada di pedesaan." "Hah?! Bagaimana bisa kejadiannya seperti itu? Padahal, Rani adalah sosok yang sangat kuat selama ini. Dia bahkan selalu menentang orang-orang yang bunuh diri, karena kakaknya pernah mengalami hal itu. Dan sudah meninggal," ujar Dea tak menyangka. Sosok yang selalu menjadi penguatnya ternyata punya masalah jauh lebih banyak."Ya seperti yang dia ceritakan ke kamu, kakaknya benar-benar meninggal karena bunuh diri. Lalu Rani, dia menganggap bahwa aku adalah sumber masalah dari kakaknya, sehingga kakaknya mengakhiri hidupnya. Dia menganggap juga, kalau akulah yang membuat hidup keluarganya hancur!""Bisa-bisanya," gumam Dea tak habis pikir."Rani sangat menyayangi kakaknya, sampai ketika kehilangannya, ia menjadi depresi dan mengalami gangguan me
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

180. Kriminal Tetaplah Kriminal

"Tapi itu berbahaya, Sayang," ujar Dea memperingatkan saminya. Ia khawatit suaminya kenapa-napa. "Iya, tapi penjahat tetaplah penjahat, Sayang. Mereka harus dihukum sebagaimana harusnya! Jika ada yang melawan, aku nggak segan-segan mengeluarkan kekuatanku yang sebenarnya." "Hem... kamu yakin?" Juna mengangguk, "Ya, Sayang. Percayalah sama aku." Dea pun menyetujuinya. Meskipun ia memiliki kekhawatiran, itu wajar tapi, sungguh ia mempercayai suaminya. Ia percaya kalau Juna bisa mengatasi semuanya. ••• Keesokan harinya, tiba-tiba saja ada seorang pembantu yang berteriak. "Aaaaaaaa!" Hal itu membuat kepala pembantu terkejut dan langsung bertanya. "Ada apa sih teriak-teriak?!" tanyanya menggeram. Hampir mengomel, tetapi ia langsung melihat ke arah objek yang membuat pembantu itu berteriak. "Apa-apaan ini?" gumamnya. Pembantu bernama Dila itu menerima paket dan langsung ia ambil dan ia taruh di dapur. Ia kira, itu paket pesanannya karena ia berbelanja online. Di
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more
PREV
1
...
141516171819
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status