Home / Romansa / Gairah Terpendam Tuan Ahli Waris / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Gairah Terpendam Tuan Ahli Waris : Chapter 71 - Chapter 80

243 Chapters

Penyangkalan

Sebentar… tadi dirinya bilang apa? Terbakar api cemburu? Wah! Kacau! Jill ternyata sudah benar-benar gila hanya karena seorang Revel! Bagaimana bisa bilang cemburu, kalau tidak ada perasaan sama sekali pada Revel kan?Tapi apa benar dirinya tidak memiliki perasaan pada Revel? Jika tidak, kenapa bisa sekesal ini saat melihat Revel dekat dengan wanita lain? Seperti Jessie contohnya! Harusnya masa bodoh kan? Ahh! Entahlah, Jill pusing! Kenapa pertanyaannya seperti lingkaran setan yang tidak ada jawabannya begini sih?!Jika benar Jill merasa cemburu, bukankah itu tandanya Jill memiliki perasaan khusus pada Revel? Tidak boleh! Jika pun iya, Jill harus menghalau dan memusnahkan perasaan itu! Jill harus membasmi kupu-kupu yang berdesir di hatinya setiap kali melihat Revel! Jill tidak ingin dikecewakan dan sakit hati. Jill tidak ingin mengambil resiko berpacaran dengan pria playboy!Cukup sekali dirinya dikhianati oleh pria playboy, yaitu Alvaro, Jill tidak ingin berbu
Read more

Saran Ekstrem

Claire mengangguk membenarkan ucapan suaminya.“Benar ucapan Papa kamu, Revel. Mama yakin kalau sebenarnya Jill ada rasa sama kamu, hanya saja dia terlalu angkuh untuk mengakuinya.”“Sama seperti kamu dulu,” sela Levin dengan nada mengejek membuat Claire mendelik gemas campur malu karena dirinya sadar kalau egonya dulu memang setinggi langit! Namun Claire mengabaikan ejekan suaminya dan melanjutkan ucapannya,“Tugas kamu adalah membuatnya sadar akan perasaannya sendiri. Jika tidak bisa dengan cara lembut, gunakanlah cara ekstrem. Biasanya dengan begitu wanita akan secara alamiah menyadari perasaannya,” saran Claire.Saat ini Revel merasa seperti sedang berguru dengan pakar professional mengenai hubungan asmara. Revel tidak menyangka kalau dirinya akan membuat papa dan mamanya ikut berpikir keras mengenai kisah cintanya dengan Jill. Padahal awalnya Revel ingin menutupinya lebih dulu! Hah! Rencana memang tidak selalu sejalan dengan keinginan hatinya! “Ma
Read more

Monyet Jadi-jadian

Jill melangkah ke ruang kuliahnya dengan lesu. Tampak tidak bersemangat. Gwen memandang sahabatnya dengan kening berkerut heran. Tidak biasanya Jill selemas ini. Apa ada masalah baru? Atau masih berhubungan dengan Revel? Bukankah akhir-akhir ini Jill selalu uring-uringan hanya karena seorang Revel? “Lo kenapa?”“Males banget kuliah!”“Tumben?”“Emang sejak kapan gue rajin?”“Ya bener juga sih! Tapi biasanya lo nggak seaneh dan semales ini. Ada masalah?”“Nggak ada.”“Bohong banget!” cibir Gwen.“Nggak percayaan banget sih!”“Ya iyalah! Siapa yang akan percaya dengan tampang lo yang kayak gitu? Kayak orang abis kalah perang alias putus cinta, tau nggak?” balas Gwen telak, separuh menyindir. Skakmat. Jill sadar kalau hari ini dirinya tampak kacau dan menyedihkan, tapi jika Gwen bertanya mengenai masalahnya, jujur Jill bingung memikirkan cara untuk menyampaikannya, karena dirinya juga bingung dengan perasaannya sendiri! Yang Jill tau semua
Read more

Mengakui Perasaannya

“Kok diam? Nggak bisa nyangkal lagi kan? Karena gue yakin tebakan gue emang bener!” balas Gwen bangga. Jill terdiam, tidak ingin membantah karena dirinya memang sedang menyesali ucapan bodoh yang keluar dari bibirnya! Ucapan yang keluar karena hatinya sedang kacau setelah melihat kedekatan antara Revel dengan Jessie! Ucapan yang didasari oleh emosi tanpa berpikir jernih lebih dulu! “Lagian gimana bisa lo bilang udah punya cowok? Gimana kalo bokap lo tanya siapa cowok lo?” tanya Gwen. Sumpah, dirinya speechless dengan improvisasi Jill yang melenceng jauh dari jalur awal. “Itu urusan nanti. Kalau terpaksa gue bisa minta tolong Carl.”Gwen terdiam sejenak sebelum bertanya pelan,“Terus kenapa lo nggak jadian beneran aja sama Carl? Gue liat kalian cocok kok. Kalo ngobrol juga nyambung kan? Jadi kenapa nggak coba menjalin hubungan yang lebih serius?” tanya Gwen hati-hati. Lagi-lagi Jill terdiam mendengar ucapan Gwen. Memang dirinya dan Carl cocok, dalam arti
Read more

Matthew dan Sang Kekasih

Seusai kuliah….“Ke kantin dulu yuk, Gwen,” ajak Jill.“Okay!” Dari ruang kuliah sampai kantin Gwen asyik mengobrol dengan Jill hingga langkah kakinya mendadak terhenti saat melihat seseorang yang dikenalnya. Saat itu juga rasanya Gwen ingin kabur sejauh mungkin!Namun sayangnya Gwen hanya bisa terpaku saat melihat siapa yang berada tidak jauh dari mereka. Matthew dan Karina, kekasihnya! Sedang asyik berduaan. Di tempat umum seperti kantin! Saat itu juga Gwen merasa hatinya diserbu oleh ribuan jarum! Sakit, saat harus melihat pria yang masih dicintainya bermesraan tepat di depan matanya! Jill menoleh heran pada sahabatnya saat Gwen berhenti melangkah begitu saja. Jill mengikuti arah pandang Gwen dan menggeram kesal saat mengetahui apa yang mendasari sifat aneh sahabatnya itu! “Cowok kurang ajar! Pacaran sih di kantin! Kayak nggak ada tempat lain aja! Dasar cowok nggak punya modal!” sungut Jill.“Kita cari makan di tempat lain aja, Gwen,” ajak Jill
Read more

Saying Goodbye

“Siapa?” tanya Gwen saat melihat kepanikan Jill. Tidak biasanya Jill sepanik itu jika ada yang telepon, sekarang wajah Jill bagaikan sedang ditelepon oleh debt collector, seolah wanita itu sudah menunggak selama berbulan-bulan! Panik di level maksimal! “Revel.”Gwen mengangguk paham. “Ya udah angkat aja. Ingat yang manis dikit. Jangan ketus!”Jill mengangguk patuh, tampak seperti gadis remaja yang sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya. Padahal dirinya sudah beberapa kali pacaran! Sial, Revel membuat Jill kembali bersikap bagaikan remaja ingusan! “Halo?”“Jill?”“Ya, kenapa?”“Malam ini apa bisa ketemu?”“Malam ini? Bisa aja, tapi ada apa ya?” tanya Jill dengan jantung berdebar kencang, menebak-nebak apa yang hendak dibicarakan oleh pria itu.“Datang aja nanti gue kasih tau. Gue nggak bisa bahas masalah ini di telepon.”“Oh okay, mau ketemu dimana? Jam berapa?”“Di café X jam 7 malam ya.”“Okay.”Dan Revel langsung menutup
Read more

Patah Hati Part 1

Revel melangkah menjauhi Jill dengan berat. Setelah berpikir berulang kali. Mempertimbangkan saran kedua orangtuanya dalam kebimbangan yang begitu menyesakkan hati, akhirnya Revel memutuskan mengambil langkah ini. Melepas Jill. Berat? Sangat! Tidak rela? Pasti! Sedih? Tentu saja! Tapi Revel sadar kalau selama ini Jill tidak memiliki perasaan padanya, tidak heran wanita itu selalu menampilkan raut kesal jika bertemu dengannya. Sedangkan Revel tidak ingin memaksakan kehendaknya pada Jill. Perasaan tidak bisa dipaksa juga kan? Revel tidak ingin membuat Jill jadi semakin membencinya, jika tidak bisa mencintai setidaknya Revel berharap Jill tidak benci padanya. Karena jika dibenci oleh wanita yang dicintai pasti akan sangat menyakitkan hatinya dan Revel tidak ingin hal itu terjadi. Jadi meski berat, langkah inilah yang terpaksa harus Revel ambil. Setidaknya untuk kebaikan dirinya dan juga Jill. ‘Semoga lo bahagia tanpa gue, Jill. Andai suatu hari nanti, saat gue kemba
Read more

Patah Hati Part 2

Claire memandang langkah gontai putranya dengan sendu. “Kenapa Revel harus merasakan patah hati di usia semuda ini, Levin?” tanya Claire kasihan dengan nasib percintaan putranya. Di saat remaja lainnya sedang berbahagia main tarik ulur dengan lawan jenisnya, kenapa asmara Revel malah banyak masalah?“Nggak apa, Claire. Itu akan membuat dia menjadi lebih tangguh. Lagipula apa kamu nggak sadar kalau usiaku saat kamu pergi juga tidak beda jauh? Usia 22 tahun aku juga terpuruk karena kamu mendadak pergi dari hidupku,” ucap Levin mengingatkan istrinya akan penderitaannya yang tidak kalah nelangsa.“Maafin aku ya? Apa dulu kamu seperti Revel sekarang?”“Begitulah. Tapi untungnya Revel masih memiliki kesempatan untuk berpamitan, tidak seperti aku dulu yang langsung ditinggalkan begitu saja dengan kejam.”Ucapan Levin membuat rasa bersalah Claire semakin pekat. Rasa bersalah yang sudah lama tidak muncul kini kembali hadir di hati Claire. Rasa bersalah atas keegoisannya
Read more

Auman Singa Patah Hati

Keesokan paginya….“Gwen? Tumben kamu kesini pagi-pagi?” tanya mama Lea.“Iya, Tante. Biasa aku mau curhat,” jawab Gwen sambil terkekeh.“Dasar kalian anak muda! Ya sudah langsung naik aja ke kamar Jill, dia lagi santai,” ucap mama Lea dengan senyum yang terpulas di wajah cantiknya. “Okay, Tante! Aku naik ke atas dulu ya.”Mama Lea mengangguk melihat Gwen yang begitu riang. Dirinya sudah cukup lama mengenal Gwen karena gadis itu sudah bersahabat dengan Jill semenjak SMP hingga sekarang. Mama Lea bersyukur Jill bisa memiliki sahabat seperti Gwen, sebagai orangtua, dirinya bisa melihat kalau Gwen anak yang baik.Setidaknya Jill tidak salah memilih sahabat! Gwen mengetuk pintu kamar Jill perlahan.“Masuk aja! Nggak dikunci kok!” jawab Jill, masih terdengar lesu, bahkan suaranya sedikit sumbang! Hmm, harus segera diselidiki! Gwen membuka pintu dan wajahnya muncul begitu saja, dengan cengiran khasnya.“Hi, Jill!”“Hei….” jawab Jill lesu, tid
Read more

Refreshing

Jill meraung kesal saat mendengar ucapan Gwen. Dirinya tidak mungkin patah hati hanya karena seorang Revel! Suka pada Revel mungkin, tapi hanya sekedar suka biasa. Bukan berarti Revel sangat amat special kan? Jadi Jill tidak mungkin patah hati hanya karena seorang pria macam Revel.Pria yang hendak meninggalkannya begitu saja hanya karena sudah bosan atau karena sudah mendapatkan wanita baru untuk memuaskan hasratnya! Dasar cowok sialan!Saat ini sepertinya Jill hidup dalam mode penyangkalan. Enggan mengakui apa yang sedang dirasakan hatinya untuk menutupi egonya yang terluka!“Iya deh iya! Udah jangan marah-marah terus. Cepet siap-siap, kita jalan aja hari ini!” potong Gwen cepat tidak ingin lagi mendengar segala macam ocehan dan omelan sahabatnya yang terkadang suka lupa berhenti! Bagaikan rem blong! Jadi sebelum bertabrakan alias bertengkar lebih baik menghentikannya!“Gue bilang lagi males keluar juga!”“Gue nggak terima alasan apapun! Cepet siap-siap atau gu
Read more
PREV
1
...
678910
...
25
DMCA.com Protection Status