All Chapters of Terpaksa Menikahi Putri Mafia: Chapter 31 - Chapter 40

104 Chapters

Bab 30

Pukul sembilan malam saat Gara selesai belajar Bella sudah terlihat tidur terlelap. Memang gadis itu selalu tidur lebih dulu daripada Gara. Ia selalu melewatkan belajar. Bella tidak akan membuka buku jika tidak sedang ada PR. Sementara Gara sangat rutin belajar sebelum tidur. Gara disiplin membagi waktu. Hidupnya sangat teratur.Gara melirik Bella sekilas. Ia merebahkan tubuhnya di samping Bella. Sempat bermain gawai beberapa saat. Ia melewatkan spam chat dari Sabia. Belakangan ini Gara memang mulai kurang membalas chat dari Sabia. Waktunya habis untuk bersama Bella."Tidur yang nyenyak Bel. Besok bangun pagi," gumam Gara. Ia meletakkan gawainya di nakas lalu bersiap tidur.Seperti hari-hari lainnya saat tengah malam Bella akan bermimpi buruk. Ia selalu melihat kejadian yang sama di dalam mimpinya. Mobil yang menghantam pembatas jalan, darah yang menetes di hamparan salju, kepala yang pecah, mata yang terkeluar, lalu Bella akan menjerit histeris ketakutan saat ada lampu terang yang men
Read more

Bab 31

Bella membuka matanya. Tidak ada kantuk yang tersisa. Tidur berkualitas memang membuat tubuh menjadi segar.Bella menoleh. Gara masih terlelap. Tangannya setia melingkar memeluk pinggang Bella. Sepertinya laki-laki itu tetap memeluk Bella sepanjang malam yang tersisa."Jam berapa sih?" Bella meraih gawainya. Ia menghidupkan layar gawai untuk melihat jam."Wastaga jam 8!" Pekiknya kaget. Pantas tubuhnya segar. Eh, dia bangun kesiangan."Ra, Ra, bangun Ra. Kita sudah terlambat sekolah loh." Bella mengguncang bahu Gara. Laki-laki itu mengeliat.Sebenarnya tadi pagi Gara sudah bangun. Tapi karena tidak tega membangunkan Bella akhirnya hari ini ia memilih tidak sekolah. Yah, sesekali mungkin tidak apa-apa. Toh, Gara sudah sangat rajin sebagai siswa."Jam berapa Bel?" Gara membuka matanya."Jam delapan Ra!" Bella sudah akan melompat dari tempat tidur ketika Gara menarik tangannya."Kenapa Ra?" Bella menoleh."Kita nggak usah sekolah hari ini.""Hah? Serius? Seorang Gara ngajak tidak masuk s
Read more

Bab 32

Gara masih menggandeng tangan Bella saat mereka melewati wahana ice skating. Gara menoleh."Mau nyoba main?" Tanya Gara."Aku nggak bisa Ra. Nanti malah jadi tontonan orang. Malu-maluin yang ada.""Aku ajarin.""Kamu bisa?""Dikit." Gara main tarik tangan Bella saja. Mereka berbelok ke wahana itu."Duduk sini bentar," perintah Gara menyuruh Bella menunggu di bangku panjang.Gara mengurus tiket. Tak berapa lama ia datang lagi ke tempat Bella sembari membawa dua pasang sepatu. Tanpa berkata apapun ia langsung melepaskan sepatu Bella, menukarnya dengan sepatu ice skating."Padahal kalau cuma pake sepatu gitu aku pun bisa," ujar Bella."Nggak apa-apa. Nggak tiap hari juga aku makein kamu sepatu kayak gini," jawab Gara sambil menyimpulkan tali sepatu Bella."Apa nggak love you sekebon aku kalo kamu so sweet gini Ra? Hehehehe..."Gara hanya mencibir candaan istrinya."Udah. Jangan tegak dulu. Nanti kamu bisa jatuh kalau nggak biasa pake sepatu itu." Padahal Bella baru saja akan beranjak tap
Read more

Bab 33

Sejak Gara masih berada di parkiran ia tampak diperhatikan banyak orang. Mereka berbisik-bisik seperti sedang membicarakan Gara. Entah apa yang dibicarakan. Tapi ini sedikit aneh bagi Gara. Apalagi saat Gara seperti menjadi pusat perhatian dimana-mana. Ia malah merasa risih."Nah, ini dateng juga orangnya!" Seru Edo. Ia langsung menarik tangan Gara tidak sabaran. Kemudian mendudukkan Gara ke kursinya."Ada apa sih?" Tanya Gara heran."Aku kira akun sosmedmu dah mati Ra. Eh ternyata sekarang meledak viral satu sekolah.""Maksudnya?" Gara masih tidak paham."Ni bocah ngebego atau memang nggak buka sosmed sih?" Revan heran."Ngomong yang jelas dong." Gara jadi jengkel karena kedua sahabatnya ini terkesan tidak to the point. Yang ada malah bikin penasaran."Buka akun sosmedmu deh Ra." Perintah Edo.Gara pun mengambil gawainya."Kenapa? Ada yang aneh?"Gara memang semalam sempat mengganti foto profilnya dari yang semula gambar kucing menjadi foto dirinya tengah memeluk Bella yang ia ambil
Read more

Bab 34

Gara dan Bella baru saja tiba dirumah ketika gawainya berdering. Gara melihat nama yang muncul di layar gawainya adalah Edo."Ya, Do?" Tanya Gara begitu ia mengangkat telepon."Ra! Revan Ra! Revan!" Edo langsung terteriak kencang begitu telepon tersambung bahkan nada Edo terdengar panik."Kenapa dengan Revan?" Bicara yang jelas dong Do!""Revan dihajar anak SMA negeri!""Hah??? Kok bisa???""Panjang ceritanya Ra. Bisa dateng kesini buat nolongin dia nggak? Posisinya sekarang nggak berdaya." Edo menjelaskan situasi dan kondisi di sana dengan singkat."Kalian ada dimana?""Jembatan pinggir kota." Jelas Edo. Setelah itu panggilannya terputus. Entah apa yang terjadi tapi hal ini malah membuat Gara panik. Ia khawatir kedua sahabatnya itu diapa-apakan oleh anak-anak dari SMA negeri."Kenapa Ra?" Tanya Bella penasaran."Kayaknya Revan terlibat masalah dengan anak-anak SMA negeri Bel. Mereka sedang ada di jembatan pinggir kota.""Kamu mau kesana?" Tanya Bella."Iya Bel.""Aku ikut ya Ra," pin
Read more

Bab 35

Di atas jembatan ada mobil hitam yang sedang memantau perkelahian pelajar dari 2 sekolah tersebut. Tak berapa lama setelah geng SMA negeri bubar mobil tersebut juga tampak melaku meninggalkan area jembatan menuju suatu tempat.Gerak gerik dari mobil tersebut amat mencurigakan.Gara menoleh."Kok kamu di sini Bel?" Gara sebenarnya agak greget. Bukankah dia sudah menyuruh Bella do rumah saja, mengapa malah menerjunkan diri ke dalam bahaya hingga sejauh ini."Aku nggak tenang Ra. Maaf ya."Gara mengangguk."Yasudah nggak apa-apa. Yang penting kamu tidak terluka," ucap Gara kemudian."Kak Revan, Ra." Bella menunjuk ke arah Revan. Disana sudah ada Edo yang sibuk menyadarkan Revan."Van, sadar Van. Kamu nggak apa-apa kan Van?" Tanya Edo khawatir.Gara dan Bella mendekat."Kita bawa ke rumah sakit aja Do," ucap Gara.Edo mengangguk."Kamu bawa aja. Biar aku bawa motornya dia."***Di markas Black Dragon, 4 geng sekolah SMA negeri bertemu seseorang."Jadi, kenapa kalian mukuli Gara?" Tanya ga
Read more

Bab 36

Ceklek!Bella membuka pintu rumahnya. Tiba-tiba Gara yang mengekor langsung memeluk Bella dari belakang."Ngapain sih Ra?" Tanya Bella heran melihat kelakuan suaminya.Gara meletakkan kepalanya di atas bahu Bella."Aku nggak mau kalah dari Edo," jawab Gara kayak bocah.Bella menoleh sambil mengusap lembut pipi suaminya."Mau aku kompres nggak lebam-lebammu?" Tanya Bella penuh perhatian."Nggak usah. Ntar juga sembuh sendiri.""Nanti wajah tampanmu nggak kelihatan lagi, kecewa nggak tuh fansmu," goda Bella."Biarin," kata Gara cuek."Hmmm... Padahal viral tuh kemarin.""Kamu tahu soal poto profilku yang viral?" Tanya Gara ingin tahu."Ya, ampun Ra kalau orang lain aja tahu apalagi aku yang istrimu masak nggak tahu sih?""Emang kamu istriku?" Goda Gara sambil tersenyum."Nggak diakui nih?""Kamu pikir aku bonyok gini demi siapa?" Gara merengut."Demi Revan kan?""Demi kamu juga. Mereka hampir aja ngebungkar kasus kita di depan Revan dan Edo. Mana pake hina-hina kamu lagi. Ngatain cewek
Read more

Bab 37

Bella menukar pakaiannya dengan dengan kemeja putih panjang dan rok pendek di atas lutut. Ia juga tampak mengikat rambutnya tinggi-tinggi. Sebagai pelengkap Bella mengenakan sepatu hak tinggi yang ujungnya lancip.Tuk! Tuk! Tuk!Bella tampak menuruni anak tangga dengan sedikit terburu-buru."Mau kemana kamu?" Sergah Gara begitu melihat istrinya muncul dengan tampilan berbeda. Apalagi begitu melihat Bella menggunakan rok di atas lutut. Itu benar-benar menyakiti mata Gara. Ia masih merasa tidak ikhlas jika paha mulus istrinya dilihat laki-laki lain di luar sana."Ke markas," jawab Bella singkat. Malah terkesan cuek. Setiap kali habis berdebat ataupun bertengkar dengan Gara, Bella pasti terlihat lebih dingin."Markas apa?" Tanya Gara.Bella menghentikan langkahnya. Ia memandang tajam ke arah Bella."Markas Hell Devin tentu saja. Apa kau lupa siapa aku?" Tanya Bella balik.Gara tampak menelan ludahnya."Jangan bilang kau mau pergi sendiri.""Hei, Tuan Muda Sagara Rihanda, aku bisa menjaga
Read more

Bab 38

"Benar, Tuan Putri. Seperti tradisi kita selama ini dalam menerima anggota baru maka ia baru dikatakan layak bergabung saat berhasil bertahan dari serangan kami," sambung yang lainnya."Tidak perlu. Dia bukan anggota baru. Dia suamiku. Perkenalkan. Namanya adalah Sagara Rihanda."Demi mendengar ucapan Bella seluruh anggota mafia Hell Devil langsung membungkuk hormat pada Gara.Gara menjadi bingung karena mendadak begitu dihormati oleh orang-orang yang sebagian besar terlihat seram ini."Maafkan kelancangan kami Tuan Muda. Kami benar-benar tidak tahu jika Tuan Muda adalah suami Tuan Putri.""Ah, sudahlah jangan minta maaf seperti itu," Gara jadi tidak enak dan canggung.Perlahan para anggota mafia itu menegakkan tubuhnya. Mereka tidak lagi memandang Gara dengan tatapan nyalang."Baiklah, Pak Freddy, aku ingin tahu sejauh mana perkembangan sengketa lahan anggur antara keluarga Hyuugo dengan keluarga Rudolf?""Sepertinya keluarga Rudolf akan segera kalah. Mereka tidak bisa menunjukkan bu
Read more

Bab 39

"Kau sampe kapan mau marah terus Bel?" Tanya Gara."Sampe aku lupa dengan kata-katamu yang menyakitkan.""Kamu jangan marah lama-lama Bel. Pipimu jadi merah loh," goda Gara."Mana ada." Bella mengusap pipinya yang dikatai merah oleh Gara."Ada. Itu buktinya merah.""Sudahlah Ra. Tidak usah berisik. Aku lagi nggak mau ngomong sama kamu."Bella manarik baju seragam ganti di jok belakang. Ia langsung turun dari mobil Gara.Blam!Gadis itu membanting pintu mobil Gara dengan keras. Agaknya ia benar-benar kesal dengan Gara. Sedangkan si pemilik mobil hanya menghembuskan nafas pasrah. Lagi-lagi mereka bertengkar dengan masalah yang sama.Keadaan sekolah sudah ramai saat Gara turun dari mobil. Bahkan sebagian siswa sudah turun ke lapangan untuk senam bersama."Ra!" Panggil Edo begitu Gara memasuki lantai dasar gedung A.Gara berhenti melangkah demi menunggu sahabatnya."Muka bonyok masih berangkat sekolah?" Ledek Edo sambil terkekeh."Kayak mukamu lebih mulus aja Do. Itu kelompak mata masih bi
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status