All Chapters of Terpaksa Menikahi Putri Mafia: Chapter 11 - Chapter 20

104 Chapters

Bab 10

Hari ini segala sesuatu tentang Bella tampak mulai berubah. Saat pagi hari Gara bangun, Bella sudah tidak ada di sampingnya. Ia sudah masak bekal untuk dibawa sekolah karena Bella punya kebiasaan tidak sarapan pagi.Begitu di mobil bersama Gara, Bella masih berceloteh seperti biasanya. Hanya saja Gara merasakan ada yang berbeda dari cara Bella berbicara. Bella terkesan agak dingin, meskipun Bella menutupi sikap itu dengan senyuman."Aku turun dulu ya Ra. Oh, ya nanti kamu nggak perlu nunggu aku. Kamu pulang duluan aja nggak apa-apa." Bella menyandang tasnya. Ia sudah akan membuka pintu mobil saat Gara menahan tangannya."Kamu mau kemana lagi?""Aku mau latihan tari," jawab Bella singkat. Ia melepaskan tangan Gara lalu bergegas keluar. Bella bahkan tidak menoleh sama sekali saat meninggalkan Gara. Diperlakukan Bella seperti ini entah mengapa membuat Gara sedih.***Gara tidak pulang begitu kelasnya bubar."Nggak pulang Ra?" Tanya Edo yang melihat Gara masih berdiri di depan kelas."Ngg
Read more

Bab 11

Gawai Gara kembali berdering. Bella lihat yang memanggil masih nama yang sama."Angkat coba Ra," kata Bella yang merasa risih.Gara akhirnya meraih gawainya."Hmm... Ya, Bi.""Ke sini bentar Ra. Aku butuh kamu.""Hmmm... Ya, ya. Yasudah ya Bi aku matiin teleponnya."Bella masih memandang keluar."Turun di sini aja Ra. Aku pulang naik ojek online. Kamu bisa kemalaman nanti pulangnya kalau nganterin aku dulu." Bella berharap Gara tidak kerumah sakit sih kalau bisa."Tapi Bel.""Nggak apa-apa kok. Kemarin aku pulang naik ojek online nggak apa-apa tuh. Kan tadi pagi aku udah bilang supaya kamu balik duluan."Gara benar-benar menepikan mobilnya. Bagaimana hal itu tidak membuat hati Bella terasa dongkol sekali. Ternyata Gara memilih mantannya ketimbang istrinya."Tau gini tadi mendingan dianter Kak Edo aja," gerutu Bella sambil keluar dari mobil. Gara jelas mendengar gerutuan Bella tapi entah mengapa ia tetap membiarkan istrinya turun."Dah, pergi sana. Jangan pulang malam. Pulang pagi seka
Read more

Bab 12

"Katakan pada bosmu. Dia salah lawan. Bellatrix Hyuugo sama sekali bukan tandingannya. Kali ini kumaafkan. Tapi jika lain kali ia berusaha mengusik hidupku lagi dia harus mati mengenaskan di tanganku." Kata Bella dengan nada yang menakutkan. Saat seperti ini Bella benar-benar menjadi orang lain."Ayo pergi dari sini Bella," Gara meraih tangan Bella, secepat mungkin ia mengajak Bella pergi. Namun di tengah jalan Bella menghentikan langkahnya."Ada apa Bel?" Tanya Gara yang heran melihat Bella berhenti.Bella tampak melepaskan dasi di lehernya. Ia menyingkap roknya, tampak luka di paha Bella mengeluarkan cukup banyak darah. Lukanya juga terlihat dalam. Bella membalut luka di kakinya dengan dasi, bermaksud menghentikan pendarahannya.Gara cepat berjongkok di depan Bella. Ia mengambil alih dasi itu dari tangan Bella."Jangan berusaha melakukan apapun sendirian. Ada suamimu di sini," kata Gara serius. Kata-kata Gara berhasil membuat Bella tersipu malu.Gara mulai membalut luka Bella. Ia bah
Read more

Bab 13

"Ra, aku hari ini sekolah nggak apa-apa kan?" Gara sibuk menyimpulkan dasi di depan cermin sementara Bella duduk di tepi ranjang sibuk berbalas pesan dengan Vanilla."Nggak apa-apa. Titip surat ijin ke guru piket ya Ra. Nanti biar diambil Vanilla." Karena kondisi kaki Bella masih sakit dia terpaksa tidak masuk sekolah.Gara tampak mengangguk. Ia meraih jaket sambil mendekati Bella.Cup!Gara mengecup singkat kening Bella. Entah kenapa ia bersikap lembut. Bella pun begitu. Sepertinya ia sudah tidak marah karena buktinya ia mau dicium Gara."Berangkat dulu ya," pamit Gara.Bella mengangguk."Ra..." Bella memanggil dengan nada manja saat Gara sudah mau pergi. Gadis itu mengulurkan kedua tangannya. Gara pun mendekat."Kenapa?" Tanya Gara.Bella menangkup pipi Gara lalu mengecup singkat bibir suaminya."Bukannya kemarin-kemarin sudah kuajari cara ciuman yang bener?" Tanya Gara."A-apaan sih? Buruan berangkat!" Bella mulai blushing.Bukannya berangkat Gara malah mencium Bella. Cukup lama me
Read more

Bab 14

Trio cowok kece baru saja masuk kelas. Mereka sudah berganti seragam rapi. "Ra, ikut dulu. Aku mau ngomong sama kamu." Sabia menghadang Gara di depan kelas. Gara menoleh pada Revan. Dia tidak enak terhadap sahabatnya jika hanya berduaan dengan Sabia. Takut Revan salah paham. "Ikut aja. Aku percaya sama kamu sepenuhnya Ra. Kamu nggak akan nikung temen dari Belakang," ucap Revan yang seolah sangat paham makna pandangan mata Gara. "Tenang aja Bro." Gara menepuk bahu Revan sebelum ia mengikuti Sabia keluar menuju belakang kelas. "Ada apa Bi?" Tanya Gara begitu sampai di belakang kelas. Sabia mendengus. Ia menyenderkan punggungnya ke tembok. "Ra, jujur aja deh. Kamu sekarang lagi deket sama siapa? Atau malah udah pacaran?"Gara bingung harus menjawab bagaimana. Dia kan sudah menikah bukan sekedar deket atau pacaran. "Ra, cewek yang waktu aku video call itu ya?" Sabia jadi teringat pada gadis yang sembarangan mencium Gara saat Sabia melakukan video call. "Bi, kenapa mesti tanya sepe
Read more

Bab 15

Sraiiinggg!!!TRRRAAANNNGGGG!!!Dua samurai beradung nyaring. Bella dan Papanya sedang berlatih di bagian belakang rumah."Jadi siapa yang berusaha menyentuh putri Papa?"Bella menyentak samurai ditangannya lalu tanpa ragu mengirimkan tendangan mematikan ke arah kepala Tuan Rano.DUUAAAKKKKK!!!Papanya Bella terjajar mundur beberapa langkah ke belakang. Ia bisa merasakan kekuatan putrinya semakin bertambah meskipun kaki Bella masih dalam kondisi kurang baik."Keluarga Rudolf," jawab Bella."Mungkin ini ada kaitannya dengan sengketa kebun anggur sayang," ujar Papanya Bella memberitahu."Kebun anggur?" Bella tidak paham."Ya, keluarga Hyuugo pernah membeli kebun anggur senilai sepuluh triliun dari seorang pengusaha. Sekarang keluarga Rudolf datang, mereka mengaku jika tahan itu milik nenek moyang keluarganya. Sampai sekarang permasalahan ini belum terselesaikan. Tapi, jika permasalahannya sampai merambah ke penculikan putri keluarga Hyuugo, Papa tidak akan tinggal diam.""Bella tidak ap
Read more

Bab 16

"Ihh, terus tugas kamu apaan Ra?"Gara meraih katana di tangan Bella. "Tugasku menjaga dan melindungimu. Ajari aku bela diri dan ilmu pedang Bel, biar aku bisa melindungimu."Bella dan Gara saling pandang. Mereka memegang katana yang sama."Nona Bella. Ada teman Nona yang datang." Tiba-tiba Bibi Ina datang tergopoh-gopoh untuk menyampaikan informasi. Bella dan Gara menoleh bersamaan. "Hah? Teman yang mana Bi?" "Nggak tahu Non. Cowok sama cewek.""Waduh, jangan-jangan Vano sama Vanilla. Jangan disuruh masuk dulu Bi."Bella menoleh pada Gara"Ra, kamu ngumpet dulu gih.""Anu... Non, Bibi udah suruh masuk ee. Bibi juga bilang kalo Nona ada dibelakang." Bibi Ina terlihat takut-takut. Tak lama dari itu di belakang Bibi Ina muncul dua wajah yang sangat akrab. "Haii... Bel," sapa Vano dengan senyuman ramah seperti biasanya. Bella menginjak kaki Gara. "Mampus kita Ra!" Desisnya. Gara mengeram sambil menahan sakit. "Eh, hai, Van, La." Bella berusaha mengulas senyuman meskipun sebenarn
Read more

Bab 17

Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 6x + 2y = 4 dan 5x + 3y = -6 adalah...Bella memgusak rambutnya dengan frustasi."Ya, Ampun ini soal apa ujian hidup sih, beban banget!"Jika P(x) = 3x4-(m-1)x3+2(n-1)x+6 dan Q (x) = ax4-bx2+6x+c maka nilai dari m+n adalah..."Apa lagi yang ini. Soalnya aja nggak mudeng apa lagi jawabannya. Huwaaa... Ada nggak sih ujian hidup yang lebih ringan daripada ngerjain soal matematika?"Sudah satu jam Bella duduk di meja belajar. Tapi lima butir soal itu sama sekali tidak ada yang dikerjakan. Sedari tadi Bella hanya terdengar mengeluh terus-terusan."Aduh, kepalaku puyeng cuma gara-gara liat angka-angka ini. Hiks! Hiks!"Gara yang khidmat membaca buku biologi di atas ranjang jadi mendengus sebal mendengar rentetan keluh kesah Bella yang tak berkesudahan. Ia meletakkan bukunya lalu mendekati Bella."Coba lihat," kata Gara. Bella menoleh. "Eh, Sagara Rihanda, suami tercinta." Bella tersenyum. Serasa mendapatkan angin surga melihat kedatangan suaminy
Read more

Bab 18

Sepanjang jalan Bella sibuk berswafoto dengan gawainya. Pasalnya hari ini Bella baru saja mengubah tampilan rambutnya menjadi keriting gantung. Layaknya gadis seusianya yang suka narsis Bella pun juga tak ada bedanya."Ra, aku cantik nggak?" Tanya Bella sambil menjepret sebuah pose meletakkan dua jari dipipi.Gara yang menyetir di sampingnya hanya memutar bola matanya merasa malas."Cantik," jawab Gara singkat tapi jujur. Memang Bella itu cantik. Tidak ada yang menampik fakta tersebut.Bella meng-upload satu foto yang menurutnya paling bagus. Ia menuliskan sebuah caption, "berangkat sekolah, untuk menyongsong masa depan yang cerah." Kalau Gara melihatnya pasti ia mencibir.Bella meletakkan gawainya. Sekarang ia sibuk ngaca di kaca dasbor sambil membenahi rambutnya."Cantik rambut lurus apa keriting Ra?"Gara mulai malas kalau sudah ditanya begini."Sama aja Bel. Mukanya sama nggak ada yang berubah. Rambut doang nggak ngubah wajah orang.""Ya, bedalah Ra. Coba kamu rambutnya dilepekin
Read more

Bab 19

"Eh, Ra. Kok cincinmu bisa sama bentuk dan motifnya dengan Bella?" Ceplos Edo yang seketika membuat jantung Gara jumpalitan. Wajahnya langsung pucat. Gara menurunkan tangannya. Ia menyembunyikan cincin itu."Masa sih?" Tanya Revan yang juga penasaran."Iya, bener, aku perhatikan sama. Berlian asli kan Ra? Kok kayak cincin pernikahan sih?"Gara diberondong pertanyaan sedemikian rupa menjadi gelagapan."Ra, kok diem aja?" Edo terus memeras penjelasan dari Gara."Coba lihat Ra." Revan menarik tangan kiri Gara. Membandingkan cincin di jari Gara dengan yang ada difoto Bella."Iya, loh sama persis."Gara buru-buru menarik tangannya lagi."Ck, kalian jangan berpikir yang nggak-nggak lah. Cincin begini kan banyak yang sama motifnya. Apalagi kalau modelnya pasaran." Gara mencoba mengelak."Tapi kalian masih sekolah loh Ra, kok pake berlian asli?" Revan masih penasaran. Sedangkan Edo sudah merengut. Ia tampak marah dengan Gara."Siapa bilang ini berlian asli. Ini cincin tiruan. Di toko online j
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status