Share

Bab 13

Author: Hibatillah S.
last update Last Updated: 2024-03-21 08:47:23

"Ra, aku hari ini sekolah nggak apa-apa kan?" Gara sibuk menyimpulkan dasi di depan cermin sementara Bella duduk di tepi ranjang sibuk berbalas pesan dengan Vanilla.

"Nggak apa-apa. Titip surat ijin ke guru piket ya Ra. Nanti biar diambil Vanilla." Karena kondisi kaki Bella masih sakit dia terpaksa tidak masuk sekolah.

Gara tampak mengangguk. Ia meraih jaket sambil mendekati Bella.

Cup!

Gara mengecup singkat kening Bella. Entah kenapa ia bersikap lembut. Bella pun begitu. Sepertinya ia sudah tidak marah karena buktinya ia mau dicium Gara.

"Berangkat dulu ya," pamit Gara.

Bella mengangguk.

"Ra..." Bella memanggil dengan nada manja saat Gara sudah mau pergi. Gadis itu mengulurkan kedua tangannya. Gara pun mendekat.

"Kenapa?" Tanya Gara.

Bella menangkup pipi Gara lalu mengecup singkat bibir suaminya.

"Bukannya kemarin-kemarin sudah kuajari cara ciuman yang bener?" Tanya Gara.

"A-apaan sih? Buruan berangkat!" Bella mulai blushing.

Bukannya berangkat Gara malah mencium Bella. Cukup lama me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 14

    Trio cowok kece baru saja masuk kelas. Mereka sudah berganti seragam rapi. "Ra, ikut dulu. Aku mau ngomong sama kamu." Sabia menghadang Gara di depan kelas. Gara menoleh pada Revan. Dia tidak enak terhadap sahabatnya jika hanya berduaan dengan Sabia. Takut Revan salah paham. "Ikut aja. Aku percaya sama kamu sepenuhnya Ra. Kamu nggak akan nikung temen dari Belakang," ucap Revan yang seolah sangat paham makna pandangan mata Gara. "Tenang aja Bro." Gara menepuk bahu Revan sebelum ia mengikuti Sabia keluar menuju belakang kelas. "Ada apa Bi?" Tanya Gara begitu sampai di belakang kelas. Sabia mendengus. Ia menyenderkan punggungnya ke tembok. "Ra, jujur aja deh. Kamu sekarang lagi deket sama siapa? Atau malah udah pacaran?"Gara bingung harus menjawab bagaimana. Dia kan sudah menikah bukan sekedar deket atau pacaran. "Ra, cewek yang waktu aku video call itu ya?" Sabia jadi teringat pada gadis yang sembarangan mencium Gara saat Sabia melakukan video call. "Bi, kenapa mesti tanya sepe

    Last Updated : 2024-03-22
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 15

    Sraiiinggg!!!TRRRAAANNNGGGG!!!Dua samurai beradung nyaring. Bella dan Papanya sedang berlatih di bagian belakang rumah."Jadi siapa yang berusaha menyentuh putri Papa?"Bella menyentak samurai ditangannya lalu tanpa ragu mengirimkan tendangan mematikan ke arah kepala Tuan Rano.DUUAAAKKKKK!!!Papanya Bella terjajar mundur beberapa langkah ke belakang. Ia bisa merasakan kekuatan putrinya semakin bertambah meskipun kaki Bella masih dalam kondisi kurang baik."Keluarga Rudolf," jawab Bella."Mungkin ini ada kaitannya dengan sengketa kebun anggur sayang," ujar Papanya Bella memberitahu."Kebun anggur?" Bella tidak paham."Ya, keluarga Hyuugo pernah membeli kebun anggur senilai sepuluh triliun dari seorang pengusaha. Sekarang keluarga Rudolf datang, mereka mengaku jika tahan itu milik nenek moyang keluarganya. Sampai sekarang permasalahan ini belum terselesaikan. Tapi, jika permasalahannya sampai merambah ke penculikan putri keluarga Hyuugo, Papa tidak akan tinggal diam.""Bella tidak ap

    Last Updated : 2024-03-22
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 16

    "Ihh, terus tugas kamu apaan Ra?"Gara meraih katana di tangan Bella. "Tugasku menjaga dan melindungimu. Ajari aku bela diri dan ilmu pedang Bel, biar aku bisa melindungimu."Bella dan Gara saling pandang. Mereka memegang katana yang sama."Nona Bella. Ada teman Nona yang datang." Tiba-tiba Bibi Ina datang tergopoh-gopoh untuk menyampaikan informasi. Bella dan Gara menoleh bersamaan. "Hah? Teman yang mana Bi?" "Nggak tahu Non. Cowok sama cewek.""Waduh, jangan-jangan Vano sama Vanilla. Jangan disuruh masuk dulu Bi."Bella menoleh pada Gara"Ra, kamu ngumpet dulu gih.""Anu... Non, Bibi udah suruh masuk ee. Bibi juga bilang kalo Nona ada dibelakang." Bibi Ina terlihat takut-takut. Tak lama dari itu di belakang Bibi Ina muncul dua wajah yang sangat akrab. "Haii... Bel," sapa Vano dengan senyuman ramah seperti biasanya. Bella menginjak kaki Gara. "Mampus kita Ra!" Desisnya. Gara mengeram sambil menahan sakit. "Eh, hai, Van, La." Bella berusaha mengulas senyuman meskipun sebenarn

    Last Updated : 2024-03-23
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 17

    Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 6x + 2y = 4 dan 5x + 3y = -6 adalah...Bella memgusak rambutnya dengan frustasi."Ya, Ampun ini soal apa ujian hidup sih, beban banget!"Jika P(x) = 3x4-(m-1)x3+2(n-1)x+6 dan Q (x) = ax4-bx2+6x+c maka nilai dari m+n adalah..."Apa lagi yang ini. Soalnya aja nggak mudeng apa lagi jawabannya. Huwaaa... Ada nggak sih ujian hidup yang lebih ringan daripada ngerjain soal matematika?"Sudah satu jam Bella duduk di meja belajar. Tapi lima butir soal itu sama sekali tidak ada yang dikerjakan. Sedari tadi Bella hanya terdengar mengeluh terus-terusan."Aduh, kepalaku puyeng cuma gara-gara liat angka-angka ini. Hiks! Hiks!"Gara yang khidmat membaca buku biologi di atas ranjang jadi mendengus sebal mendengar rentetan keluh kesah Bella yang tak berkesudahan. Ia meletakkan bukunya lalu mendekati Bella."Coba lihat," kata Gara. Bella menoleh. "Eh, Sagara Rihanda, suami tercinta." Bella tersenyum. Serasa mendapatkan angin surga melihat kedatangan suaminy

    Last Updated : 2024-03-23
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 18

    Sepanjang jalan Bella sibuk berswafoto dengan gawainya. Pasalnya hari ini Bella baru saja mengubah tampilan rambutnya menjadi keriting gantung. Layaknya gadis seusianya yang suka narsis Bella pun juga tak ada bedanya."Ra, aku cantik nggak?" Tanya Bella sambil menjepret sebuah pose meletakkan dua jari dipipi.Gara yang menyetir di sampingnya hanya memutar bola matanya merasa malas."Cantik," jawab Gara singkat tapi jujur. Memang Bella itu cantik. Tidak ada yang menampik fakta tersebut.Bella meng-upload satu foto yang menurutnya paling bagus. Ia menuliskan sebuah caption, "berangkat sekolah, untuk menyongsong masa depan yang cerah." Kalau Gara melihatnya pasti ia mencibir.Bella meletakkan gawainya. Sekarang ia sibuk ngaca di kaca dasbor sambil membenahi rambutnya."Cantik rambut lurus apa keriting Ra?"Gara mulai malas kalau sudah ditanya begini."Sama aja Bel. Mukanya sama nggak ada yang berubah. Rambut doang nggak ngubah wajah orang.""Ya, bedalah Ra. Coba kamu rambutnya dilepekin

    Last Updated : 2024-03-24
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 19

    "Eh, Ra. Kok cincinmu bisa sama bentuk dan motifnya dengan Bella?" Ceplos Edo yang seketika membuat jantung Gara jumpalitan. Wajahnya langsung pucat. Gara menurunkan tangannya. Ia menyembunyikan cincin itu."Masa sih?" Tanya Revan yang juga penasaran."Iya, bener, aku perhatikan sama. Berlian asli kan Ra? Kok kayak cincin pernikahan sih?"Gara diberondong pertanyaan sedemikian rupa menjadi gelagapan."Ra, kok diem aja?" Edo terus memeras penjelasan dari Gara."Coba lihat Ra." Revan menarik tangan kiri Gara. Membandingkan cincin di jari Gara dengan yang ada difoto Bella."Iya, loh sama persis."Gara buru-buru menarik tangannya lagi."Ck, kalian jangan berpikir yang nggak-nggak lah. Cincin begini kan banyak yang sama motifnya. Apalagi kalau modelnya pasaran." Gara mencoba mengelak."Tapi kalian masih sekolah loh Ra, kok pake berlian asli?" Revan masih penasaran. Sedangkan Edo sudah merengut. Ia tampak marah dengan Gara."Siapa bilang ini berlian asli. Ini cincin tiruan. Di toko online j

    Last Updated : 2024-03-24
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 20

    Bella baru keluar dari ruang guru untuk menyerahkan buku PR-nya pada Bu Sasna ketika ia melihat Gara turun dari lantai dua. Mereka saling tatap sesaat. Gara memperhatikan seragam Bella yang terlalu ketat sehingga bentuk badannya tercetak jelas.Gara tolah toleh sebentar untuk melihat situasi. Kemudian ia berjalan melewati Bella."Ikut aku bentar," kata Gara.Bella melotot."Ini di sekolah Ra. Banyak orang, kalau ketahuan gimana?""Ikut aja." jawab Gara tanpa menoleh.Gara berjalan lebih dulu. Tapi Bella tidak langsung menyusul. Dia sengaja memberi jarak agar tidak terlihat begitu dekat dengan Gara."Ada apa sih Ra?" Tanya Bella ketika mengikuti Gara ke lorong yang menghubungkan ruang guru dengan laboratorium kimia. Lorong itu memang sepi.Gara tampak melepaskan blazer yang ia kenakan."Pakai ini." Gara mengulurkankan blazer itu."Nggak mau. Blazernya ada namamu."Breett... Krakk!Dengan santainya Gara merobek nama yang terdapat di blazer itu."Pakai aja." Gara memaksa.Bella terpaksa

    Last Updated : 2024-03-28
  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 21

    "Bel, satu putaran lagi ya abis itu kita rehat.""Siap," jawab Bella sambil terus berlari di samping Gara.Ya, sepasang suami istri muda itu memang tengah joging untuk mengisi waktu weekend mereka."Capek nggak?" Tanya Gara setelah mereka menyelesaikan satu putaran."Nggak. Mau lima putaran lagi aku juga masih kuat. Aku ini cewek strong tau Ra. Jangan pernah nganggep aku lemah.""Ya, kan kakimu belum sepenuhnya pulih Bel. Udah duduk sini aja, kita istirahat." Gara menarik Bella untuk duduk di sebuah bangku panjang.Bella menyeka keringat di dagunya. Ia duduk sambil meluruskan kaki."Minum dulu." Gara menyodorkan sebotol air mineral dingin."Makasih misua," Bella menerima air di tangan Gara sambil tersenyum.Gara dan Bella melihat ke tengah danau buatan. Airnya berwarna hijau bening. Di tengah-tengahnya banyak wahana bebek mengapung yang dikayuh dengan kaki. Beberapa pasangan sejoli tampak berada di atasnya. Bersenda gurau dengan bahagia."Mau naik juga?" Gara menawari istrinya karena

    Last Updated : 2024-03-28

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 103

    "Udah?" Tanya Gara begitu Bella kembali ke ruang Kepsek."Udah," jawab Bella singkat."Terus, Bu Anjar mana?""Masih di belakang."Setelah percakapan itu suasana di dalam ruang Pak Kepsek menjadi hening. Mereka menunggu Bu Anjar membawa bukti yang mungkin bisa meringankan beban sanksi Bella dan Gara.Akhirnya Bu Anjar muncul juga setelah ditunggu-tunggu."Nunggu lama ya? Maafkan saya ya Bapak Ibu sekalian," ucap Bu Anjar sopan tak lupa diiringi senyuman ramah."Bagaimana dengan hasilnya Bu Anjar?" Tanya Pak Kepsek.Bu Anjar dengan gerakan sopan menyodorkan alat tes kehamilan itu ke atas meja Pak Kepek."Hasilnya Bella memang tidak hamil Pak," jawab Bu Anjar yang wajahnya jelas kentara jika ia menyembunyikan sesuatu. Rupanya Bu Anjar memilih untuk menukar hasil tes kehamilan Bella demi menyelamatkan bocah itu."Sekarang keputusan masalah ini ada pada Bapak Kepala Sekolah," ujar Bu Anjar."Baiklah, Gara dan Bella. Bapak masih belum bisa memutuskan sanksi ini. Bapak mesti memanggil wali

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 102

    SMA swasta pagi ini benar-benar gempar dengan berita pengakuan Gara di acara dance kompetition bahwa laki-laki yang memiliki banyak penggemar itu telah menikah dengan Bella.Kini Gara dan Bella duduk ruang kepala sekolah berhadapan dengan kepala sekolah beserta empat wakilnya."Jadi, tolong jelaskan bagaimana kronologi pernikahan rahasia ini Gara?" Tanya Pak Kepsek."Bukan apa-apa. Kejadian kamu ini bisa dianggap pelopor bagi siswa-siswi lain untuk mengikuti tindakanmu. Yang terjadi di masa depan justru akan ada banyak siswa SMA yang melakukan pernikahan di bawah umur," ujar Bapak Kepsek."Jika pernikahan saya dan Bella dianggap sebagai sebuah tindakan yang salah dan tidak patut dicontoh maka kami meminta maaf kepada seluruh pihak yang bersangkutan di SMA swasta. Kami menikah bukan karena sebuah kesengajaan yang direncanakan," terang Gara merendah.Ia memang siap menghadapi situasi ini kala mengumumkan pernikahannya dengan Bella."Jadi? Karena apa?" Tanya Pak Kepsek."Karena kasus pem

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 101

    "Kamu keren banget hari ini," puji Edo pada istrinya karena perempuan itu berani mengatakan hal sebenarnya di acara dance competition."Eh???" Sabia mendadak jadi blushing. Nggak biasa-biasanya Edo memuji dirinya."Beneran?" Tanya Sabia malu-malu."Bener." Edo berlutut di depan Sabia yang sedang duduk di sofa. Kemudian laki-laki itu mengusap perut istrinya."Kamu ngapain sih Do?" Tanya Sabia. Ia sebenarnya malu diperlakukan Edo seperti ini."Nggak apa-apa. Cuma pengen ngusap perut kamu aja. Udah keliatan agak buncit aja ya sekarang Bi?"Edo membuka baju Sabia dan mencium perut Sabia yang memang tidak serata sebelum-sebelumnya."Hai, kesayangan Papa gimana kabarnya hari ini?" Tanya Edo menyapa bayinya yang masih di dalam perut Sabia."Namanya juga udah empat bulan. Ini bahkan udah mulai kerasa gerak-gerak loh Do." Sabia memberitahu."Oh ya? Sejak kapan?" Tanya Edo antusias."Sejak dua hari yang lalu," jawab Sabia."Kok kamu diem aja nggak kasih tau aku?""Ck, kamukan sibuk tuh ngurusi

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 100

    "CUKUP!!!" Teriakan keras itu membungkam mulut semua orang seketika."Gara?" Tanya Sabia yang sejak tadi diam saja di kursi penonton.Gara naik ke atas panggung. Ia berhenti di depan Bella."Ra..." Air mata Bella sudah tumpah. Trofi dan hadian di tangannya terlepas begitu saja. Saat ini hal yang ingin Bella lakukan adalah menghilangkan dari bumi daripada merasakan rasa malu yang tak tertanggungkan ini.Gara meraih kedua tangan istrinya."Bella, kita hanya punya dua tangan jadi kita tidak bisa membungkam mulut orang sebanyak ini. Tapi..." Gara mengarahkan kedua tangan Bella ke telinga."Kita bisa menutup telinga kita hanya dengan dua tangan agar kita tidak mendengar suara orang sebanyak ini."Bella menatap Gara dengan mata yang penuh dengan bulir-bulir kristal bening yang berjatuhan.Grep!Gara menarik tubuh Bella ke dalam pelukannya. Ya, laki-laki itu benar-benar memeluk Bella di hadapan banyak orang."Cih, kalian lihat saja kan. Dia benar-benar seperti gadis murahan yang bisa dipeluk

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 99

    Keadaan di belakang panggung sudah mulai ricuh. Mereka yang tidak bisa menerima kekalahan mulai melayangkan protes pada panitia acara. Tapi panitia acara mengatakan bahwa keputusan dewan juri adalah mutlak."Baiklah, ini saat-saat yang paling kita tunggu. Pengumuman juara pertama."Penonton di luar sepi. Benar-benar sepi. Seakan mereka siap menerima kejutan berikutnya."Juara pertama dance competition tahun ini diraih oleh...""SMA swasta!""Whoooaaaaaaaaaaaa!!!"Teriakan penonton di luar begitu membahana. Tepuk tangan, suita panjang, dan teriakan kemenangan menjadikan tempat ini benar-benar berisik sampai-sampai mengalahkan kerasnya bunyi pengeras suara."Good job anak-anak! Kalian luar biasa. Selamat menjadi juara!" Kata Edo kepada anak-anak seni tari yang tampil hari ini. Tak terkecuali pada Bella, Vano, dan Vanilla."Ini berkat arahan dan bimbingan Kak Edo juga loh. Kak Edo yang terbaik pokoknya." Bella tersenyum sambil mengacungkan jempolnya untuk Edo. Jika itu Edo yang dulu past

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 98

    Kompetisi dance tingkat kota yang sangat dinantikan di gelar hari ini. Kompetisi antar sekolah ini adalah kompetisi paling bergengsi di antara kompetisi-kompetisi yang lain. Pasalnya pemenang kompetisi ini akan menentukan prestasi dari sebuah sekolah.Antusiasme sekolah-sekolah lain juga sangat tinggi. Tiap tahunnya peserta kompetisi dance selalu bertambah. Bahkan tahun ini juga. Maka persaingan akan semakin ketat."Gara bagaimana dengan riasan wajahku?" Tanya Bella begitu suaminya memasuki ruang ganti yang disediakan khusus untuk para peserta lomba."Cantik," jawab Gara sambil mengelus pelan pipi mulus istrinya.Bella tersenyum mendengar pujian dari suaminya."Bella, kamu yakin akan mengikuti kompetisi ini?" Tanya Gara. Perasaan laki-laki itu khawatir karena peringatan Sabia sebelumnya."Kamu bicara apa Ra? Aku sudah tiga bulan berlatih keras demi kompetisi ini dan saat kompetisi ini tinggal hitungan menit untuk dimulai kamu justru melemparkan pertanyaan meragukan itu?""Aku hanya kh

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 97

    "Aku mau ngelatih dance anak-anak kelas 11 untuk terakhir kalinya sebelum semua jabatan kita di sekolah di copot besok," pamit Edo pada Sabia.Besok memang sudah dijadwalkan untuk serah terima jabatan seluruh OSIS lama kepada OSIS baru.Sabia mengangguk. Edo sudah mau keluar dari kelas ketika Sabia memanggil."Edo!"Laki-laki yang dipanggil itu menoleh."Ya?""Kalau aku bilang jaga hati dari Bella apa boleh?" Tanya Sabia tampak ragu-ragu. Kemarin mereka memang baru saja melangsungkan pernikahan sederhana sehingga sekarang mereka sudah menjadi suami dan istri.Edo tersenyum singkat."Bella sudah jadi milik Gara. Jadi kamu jangan berpikiran yang aneh-aneh kepadaku Bi."Sabia membalas senyuman Edo. Tak berapa lama laki-laki itu benar-benar meninggalkan kelas.Sabia memilih untuk ke ruang OSIS, niatnya semula ingin melihat latihan acara serah terima jabatan ketua OSIS, namun di depan koperasi yang memisahkan gedung A dengan bangunan ruang OSIS Sabia bertemu dengan Gara."Ra!" Panggil Sabi

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 96

    Bella tengah tertidur di kursi samping kemudi. Gadis kecil yang cantik jelita itu benar-benar damai sekali dalam tidurnya. Mamanya Bella tersenyum bahagia menyaksikan putri kecilnya."Lelah banget ya sayang mainnya hari ini sampe tidur pules banget," ucap mamanya Bella. Wanita itu mengemudikan mobilnya dengan tenang.Hari ini mereka baru saja bersenang-senang dari sebuah taman hiburan. Saking asyiknya main sampai-sampai mereka kemalaman di jalan saat pulang.Suasana yang tenang dan hati yang tenang seketika berganti panik kala mamanya Bella melihat datangnya sebuah truk dengan kecepatan tinggi dari arah depan. Truk itu sepertinya mengalami rem blong."Ini bagaimana? Ya Tuhan selamatkan kami," ucap mamanya Bella ketakutan.Ttttiinnnn!!! Tttiiinnnnnn!!!Truk itu mengklakson dengan keras membuat makanya Bella jauh bertambah panik. Sementara jarak truk itu semakin dekat saja.Demi menghindari tabrakan mamanya Bella membanting setir ke kanan.BBRRRAAAAAKKKKK!!!Sudut depan mobil itu mengha

  • Terpaksa Menikahi Putri Mafia   Bab 95

    Tok! Tok! Tok!"Bi, kamu lagi apa? Aku masuk ya," kata Edo.Sabia gemetar ketakutan. Ia meletakkan cutter itu di atas meja.Ceklek!Edo muncul di depan pintu tepat saat Sabia baru selesai meletakkan cutter. Edo jelas melihat hal itu. Apalagi sekarang posisi cutternya berpindah dari dalam gelas wadah pensil ke atas meja."Apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Edo penuh selidik.Sabia hanya menggeleng kaku. Edo meletakkan makanan dan susu yang dibawanya di atas meja. Ia kemudian meraih kadua bahu Sabia."Jangan gila Bi. Yang kita lakukan saja sudah gila. Kenapa kamu justru ingin menambah sesuatu yang lebih gila?"Sabia menggeleng. Ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis. Kehidupannya saat ini benar-benar di titik paling rendah. Ia tidak berdaya."Jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidup. Itu bukan solusi.""Tapi... Gara-gara aku orang tuamu."Edo meggeleng."Ini bukan gara-gara kamu saja. Tapi gara-gara kita. Kalau kamu memilih mengakhiri hidup. Bukan saja kamu yang mati tapi

DMCA.com Protection Status