All Chapters of Kunikahkan Suamiku Dengan Selingkuhannya: Chapter 31 - Chapter 40

45 Chapters

Bab 31

"Shiren, kau?" seru Andre terkejut ketika tak sengaja bertemu dengan Shiren di bandara. Ia hampir tak percaya melihatnya di sana, setelah sekian lama tidak bertemu.Shiren menoleh dan tersenyum manis. "Mas Andre, hai... Bagaimana kabarnya?" tanyanya ramah. Namun, tatapan matanya menunjukkan bahwa ia sudah mendengar tentang masalah yang tengah dihadapi Andre dan keluarganya. "Aku dengar Audy dan suaminya..."Andre menghela napas panjang, menahan beban yang tiba-tiba terasa lebih berat di pundaknya. "Iya, sidang perceraian mereka baru saja selesai," jawab Andre, suaranya terdengar pelan, namun tegas. "Oh iya, terima kasih untuk malam itu, ya. Kalau bukan karena kamu, mungkin adikku masih terus mempercayai laki-laki seperti Yusuf."Shiren menundukkan kepala sedikit, merasa terharu dengan ucapan Andre. "Audy temanku, Mas. Sudah tugasku untuk membantunya, apalagi dalam situasi seperti itu," ujarnya tulus. Matanya menyiratkan keprihatinan mendalam terhadap apa yang telah dialami Audy.Andre
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 32 Keinginan Rey

“Kak Audy sibuk, ya?” tanya salah satu anak dengan polos. Audy tersenyum pahit. “Iya, kakak sedang banyak urusan. Tapi jangan khawatir, kakak akan segera kembali seperti dulu dan akan sering menemani kalian lagi.” Rey melihat momen ini dengan hati yang tersentuh. Ada sesuatu yang berbeda dalam cara Audy berbicara dengan anak-anak ini. Keikhlasannya, kepeduliannya, begitu jelas terlihat. “Audy,” panggil Rey dengan lembut. “Apa yang kamu lakukan di sini luar biasa. Kau benar-benar menginspirasi.” Audy menatap Rey, sedikit terkejut dengan pujian tersebut. “Aku hanya melakukan apa yang bisa kulakukan, Kak. Anak-anak ini sudah seperti keluargaku. Mereka pernah merasakan kerasnya hidup di jalanan, jadi aku ingin membantu mereka sebisaku.” Rey mengangguk, semakin kagum dengan Audy. “Aku akan membantumu. Kalau ada yang perlu, katakan saja. Apa yang kamu lakukan di sini adalah hal besar, dan aku ingin mendukungmu.” Audy tersenyum kecil. “Terima kasih, Kak Rey. Bantuan kakak tentu akan
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 33 Rey Mengucapkan Syahadat

Pagi yang cerah tak banyak memberikan ketenangan bagi Yusuf dan Syifa. Meskipun mereka berencana untuk liburan demi melepas stres, kenyataannya masalah di sekitar mereka tak mudah hilang. Baru saja mereka keluar dari gerbang rumah, tatapan sinis dari tetangga Syifa, Bu Nita, segera menyapa mereka, seakan menyindir kehidupan mereka yang penuh drama."Akhirnya resmi cerai juga ya, sama istri pertamanya?" ucap Bu Nita dengan nada penuh sindiran.Syifa, yang awalnya tersenyum, segera menjawab dengan senyum terpaksa, "Alhamdulillah, Bu. Besok kemungkinan akta cerainya keluar."Bu Nita tersenyum sinis. "Wah, kau terlihat bangga dan bahagia, Syifa. Hebat, pelakor tersukses tahun ini!" Kalimat itu seperti belati tajam yang menusuk langsung ke hati Syifa.Senyum di wajah Syifa langsung lenyap seketika. Perasaannya campur aduk antara marah, malu, dan frustasi. Belum sempat Syifa membalas, Bu Nita melanjutkan."Aku ikut bahagia untuk perceraian itu. Sayang sekali kalau wanita secantik istri pert
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 34 Akta Cerai Sudah Di tangan

Untuk sementara, Rey memilih menyembunyikan keputusan besarnya dari orang-orang terdekatnya. Hanya anggota keluarganya yang tahu bahwa kini ia telah menjadi seorang muallaf. Bahkan, asistennya pun tidak menyadari perubahan besar dalam hidup tuannya.Waktu seolah berjalan sangat cepat. Hari ini, Audy datang untuk mengambil akta perceraiannya dengan Yusuf, yang juga hadir bersama Syifa. Ketika mereka bertemu, suasana terasa tegang. Tatapan mereka saling bersitatap, menyoroti emosi yang terpendam."Selamat, aku ucapkan selamat untuk perceraian kita, Mas," ucap Audy dengan senyum tipis, mengarahkan pandangannya pada Yusuf dan Syifa. "Dengan begini, kau dan Syifa bisa menikah secara hukum, bukan sebagai pasangan siri lagi."Syifa menanggapi dengan nada skeptis. "Aku tidak tahu, apakah ucapan selamat itu tulus atau sekadar ejekan, Audy. Terlihat jelas kau ingin uang itu segera dikembalikan, bukan?" ujarnya, tatapannya tajam menembus mata Audy.Audy menghela napas, berusaha tetap tenang. "As
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 35 Kenapa Tak Seindah Dulu

Syifa berjalan dengan langkah cepat menuju kamarnya. Di kepalanya, berbagai pikiran berkecamuk, terutama tentang kebohongan yang tadi dia katakan pada Yusuf. Begitu tangannya menyentuh gagang pintu, perasaannya tiba-tiba tidak enak. Ia ingat dengan jelas bahwa dia pernah mengatakan tidak memiliki tabungan sama sekali. Tapi, barusan ia dengan mudah mentransfer 20 juta untuk melunasi utang ibunya. Hatinya berdebar kencang, ia tahu Yusuf pasti akan mempertanyakan itu.Saat pintu kamar terbuka, Syifa menelan ludah. "Bagaimana kalau Mas Yusuf tidak percaya dengan alasanku? Bagaimana kalau dia menyadari kebohonganku?" pikirnya dengan cemas.Dia melihat Yusuf duduk di tepi ranjang dengan wajah penuh tanda tanya. Suasana kamar yang biasanya terasa nyaman kini penuh dengan ketegangan."Ada apa, Mas? Kenapa tadi Mas malah meninggalkan kami begitu saja?" Syifa mencoba memulai percakapan sambil meletakkan tas kecilnya di meja.Yusuf langsung berdiri, tubuhnya tegang. "Kau bilang tidak punya tabun
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 36 Langkah Awal

Waktu berlalu dengan cepat, dan Andre serta Rey telah berteman cukup lama. Andre bisa merasakan ada perubahan yang jelas pada diri Reyhan sejak terakhir kali mereka bertemu.“Hei, lama tak bertemu. Kau baik-baik saja, kan?” tanya Andre ketika ia berkunjung ke perusahaan Reyhan.“Hei juga, Dre. Ah, nggak, hanya sedikit sibuk. Bagaimana kabar di rumah?” tanya Rey sambil tersenyum tipis.“Baik, semua lancar. Aku dengar kau melanjutkan pembangunan Danau itu, benar? Kenapa, Rey?” Andre menatapnya penuh rasa ingin tahu.Rey tersenyum, lalu menjawab, “Hanya ingin menyelesaikan apa yang seharusnya kuselesaikan dari dulu. Selain itu, aku melihat banyak orang menggantungkan hidup mereka di sana, seperti pedagang kaki lima. Aku merasa bertanggung jawab.”Rey mengangkat telepon di mejanya dan memberi instruksi kepada asistennya, “Bawakan dua cangkir kopi hitam, satu jangan terlalu manis.”Andre memandang Rey sesaat, lalu berkata dengan nada sedikit menggoda, “Kau tidak ingin menanyakan soal Audy?
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 37 Memperhatikan

"Assalamu'alaikum, Audy..." ucap seseorang yang baru saja membuka pintu ruangan kerja Audy dengan senyum lebar."Wa'alaikumsalam, Shireen..." jawab Audy, terlihat terkejut dengan kedatangan sahabat lamanya yang sudah sekian lama tak bertemu."Hai, bagaimana kabarmu? Selamat ya atas perceraiannya!" ucap Shireen sambil memeluk erat tubuh Audy."Alhamdulillah, aku sangat sehat. Tapi kau ke mana saja selama ini? Sudah lama sekali tidak bertemu," tanya Audy penasaran sambil melepas pelukan.Shireen tersenyum. "Ah, biasa... Kau tahu sendiri, kan, anak papa dan mama cuma aku satu-satunya. Jadi, mau tak mau, aku harus siap jadi kaki tangan mereka mengurus bisnis keluarga," jawabnya, sedikit berkelakar.Audy mengangguk, memahami betul posisi Shireen yang selalu disibukkan dengan tanggung jawab besar di keluarga. "Aku bisa membayangkan betapa sibuknya. Tapi tetap saja, aku tak menyangka kau bisa langsung datang ke sini tanpa kabar terlebih dahulu," ujar Audy sambil tertawa kecil."Aku memang se
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 38 Melihat Rey di Masjid

Pembangunan di sekitar danau kini mulai menunjukkan hasil yang nyata. Area yang sebelumnya terbengkalai perlahan berubah menjadi ruang publik yang ramai dikunjungi warga. Tempat penjual kaki lima yang dulunya berjualan tanpa tempat teduh kini mendapatkan area baru yang dilengkapi atap untuk melindungi mereka dari hujan dan terik matahari. Banyak warga yang bersyukur pembangunan ini kembali dilanjutkan setelah tertunda sekian lama.Namun, yang paling mengejutkan adalah Reyhan, yang kini diam-diam memberikan bantuan untuk anak-anak asuhan Audy. Audy, yang sibuk dengan pekerjaannya, baru mengetahui ini ketika ia berkunjung ke panti asuhan.“Assalamu’alaikum, anak-anak,” sapa Audy ketika ia memasuki panti asuhan yang tampak cerah dan hangat.“Wa’alaikum salam, Kak Audy!” serempak anak-anak menjawab dengan ceria. Salah satu anak kemudian berkata, “Kak Reyhan baru saja pergi, Kak.”Audy tertegun, mendengar nama itu disebut. “Kak Reyhan? Reyhan sering ke sini?” tanyanya heran.“Iya, Kak. Kak
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 39 Yusuf dan Syifa Krisis

Melihat Yusuf sudah berlalu dengan langkah cepat, Syifa mengejar Yusuf. "Mas, kita masih harus bicara, Mas. Kau selalu begini jika bicara denganku. Apakah tidak bisa kau bersikap tidak egois? " ucap Syifa membuat langkah Yusuf berhenti. "Kau bilang aku egois? Apakah kau tidak salah? " Tanya Yusuf yang masih berusaha menahan emosinya. "Kau yang egois, Syifa. Kau sangat egois, " Syifa mendengus dengan nada sinis. "Kau yang egois, Mas. Kau nggak pernah benar-benar memikirkan perasaanku. Kau tahu aku terbiasa hidup dengan kemewahan, tapi kau malah menyuruhku untuk berhemat. Seharusnya kau bekerja lebih keras, cari pekerjaan yang lebih baik!"Yusuf menatap Syifa dengan mata penuh kekecewaan. "Aku bekerja setiap hari untukmu, untuk kita. Tapi sepertinya tidak ada yang cukup bagimu. Aku lelah, Syifa. Aku benar-benar lelah."Syifa hanya menatapnya dengan wajah keras. "Kalau begitu, biarkan aku yang urus semuanya. Cari jalan lain kalau kau tak mampu, atau... mungkin memang waktunya kita pik
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 40 Syifa Minta Cerai

“Apa yang harus aku lakukan, Bu?” keluh Yusuf seraya menundukkan wajahnya di meja makan. Suaranya lirih, namun terbungkus kemarahan yang tak dapat disembunyikan. “Setiap hari hanya pertengkaran yang aku hadapi bersama Syifa. Rasanya kesabaranku sudah di ambang batas.”Ibunya Yusuf memandang Yusuf dengan tatapan iba, sementara Diana, adik perempuannya, yang duduk di ujung meja, malah menyeringai seolah menunggu saat ini tiba.“Kakak sendiri yang memilih dia,” sindir Diana tanpa belas kasihan. “Dan sekarang menyesal? Malah menghina Kak Audi dulu, padahal lihat sekarang, MasyaAllah... makin cantik dan anggun. Selama ini, apa pernah kita dengar Kak Audi marah atau ribut-ribut seperti ini?”Yusuf mendesah, berat, kepalanya terasa makin pusing. Dia tahu ke mana arah pembicaraan ini. Namanya akan selalu dibandingkan dengan Audi—mantan istrinya yang sempurna di mata keluarganya.“Diana, sudah. Jangan memperkeruh keadaan,” tegur sang ibu dengan suara tegas. “Kakakmu lagi pusing menghadapi masa
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status