Home / Rumah Tangga / BUKAN SUAMI RAHASIA / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of BUKAN SUAMI RAHASIA: Chapter 31 - Chapter 40

60 Chapters

Chapter 31

Saat berada di rumah? Itu pertanyaannya, kan? Baiklah, akan kujawab sesuai pertanyaan dan sesuai dengan yang ingin Neil dengar. “Tidak ada. Aku hanya membuatkannya sesuatu untuk dimakan. Jay sedikit sulit dengan menu sarapan di luar rumah.” Aku menggeleng. Tapi itu memang kenyataannya. “Maaf, sayang ... aku tidak bermaksud mencurigaimu. Hanya saja, aku ingin semua keadaan benar-benar adil mulai sekarang.” Neil mengecupku lagi. “Aku mengerti.” Setelah balas mengecup, aku memeluk Neil. Dalam diam, aku terus berusaha melihat dan merasakan sesuatu yang berbeda dari Neil. Tidak, dia tidak berbeda. Kasih sayang dan sikap tulusnya masih sama. Hanya saja, dia menjadi tegas dalam bersikap dan bertindak. Sesuai dengan apa yang diucapkannya. “Neil, aku akan mandi dulu. Bagaimana denganmu?” Kami melepas pelukan, Neil menatapku. “Kita mandi bersama?” Neil tampak mulai menggodaku. Tidak seperti sebelumnya, kali ini dia lebih agresif dengan menunjukkan ketertarikan seksualitas lebih kenta
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

Chapter 32

“Hai, Ava. Rasanya lama tidak bertemu.” Suara Jay masih bicara di ponsel, membuatku tertawa karena jarak kami yang terpisah saat ini hanya berkisar sepuluh meter kurang lebih.Setelah mematikan ponsel, Jay berjalan menghampiriku. Kenapa ada yang lain dengannya? Oh, tidak hanya dengannya, tapi juga denganku.Ada apa dengan kami? Mungkin masih terlalu cepat untuk menilainya lebih jauh. Ingat, selama tingkah Jay tidak menyebalkan dan juga tidak merugikan, tak ada alasan untuk menolak sikap baiknya padaku.Jika ingin memiliki hubungan yang baik sebelum kami benar-benar berpisah suatu saat nanti, ini mungkin bisa jadi permulaan yang bagus.“Mau minum teh bersama?” Jay bertanya setelah beberapa menit kami selesai memilih mawar dengan campuran beberapa warna untukku. Pink, putih, peach, dan merah.“Baiklah. Kau sudah sarapan?” Kutatap dia dengan kedua mata menyipit. Wajah yang masih pucat di balik kulit eksotisnya. “Pasti belum.”Jay tertawa. “Kau benar.”“Sudah kutebak.” Aku ingat bahwa kam
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

Chapter 33

Selepas Jay membalas lambaianku dengan tidak kalah semangat, meski dia tetap saja tampak canggung, aku segera pergi ke ruanganku.Mendapati panggilan tidak terjawab dan pesan dari ibu di ponselku.[Segera lakukan tes kesuburan sebelum kedua orang tua itu marah besar. Mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi]Aku menghela napas begitu kesal. Suasana hati yang sudah terasa menyenangkan, seketika kacau kembali.Neil meneleponku ketika tujuanku ingin menghubungi Jay untuk kembali membahas masalah ini.“Halo, Neil.”“Kau di mana dan sedang apa, sayang?”“Di ruanganku. Sedang memeriksa laporan. Apa ada sesuatu, Neil?”“Aku menemukan tempat nyaman untuk makan siang kita,” jelas Neil.Ah, ya ampun, aku lupa! “Oh, benarkah? Restoran? Kafe? Atau gerai seperti Vigor Food's?” Berpura-pura antusias, entah kenapa aku berharap makan siang kami batal.“Rahasia. Aku akan menjemputmu nanti.”“Hmm, baiklah.” Tanpa sadar, suaraku yang keluar dari mulut terdengar lemas. Ups! Semoga Neil tidak menyadarin
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

Chapter 34

Jay membiarkanku berada dalam pangkuannya, sembari memelukku erat-erat. Dia mencium keningku berulang kali tanpa bergerak ke arah yang lebih jauh, seperti bukan dirinya yang biasa kukenal.Saat ini, Jay tampak lebih mengerti arti dari kebersamaan yang mendalam dan nyaman.“Terasa hangat.” Jay tersenyum, tapi kemudian mengernyit menatapku, “Walau kau tidak memintanya, tapi aku akan mengatakan pendapatku, Ava. Saat ini, kau jauh lebih ringan dari terakhir kali aku memangkumu.”“Oh, benarkah?” Sedikit terkejut, aku tersenyum canggung. Benarkah berat badanku turun dengan begitu cepat?“Sesuatu mengganggu pikiranmu akhir-akhir ini?” Pertanyaan Jay terlampau serius.“Tidak ada. Pola makanku mungkin berubah,” sanggahku, tersenyum lagi, meletakkan kepalaku di pundak Jay.Hujan di luar mereda, ketukan di pintu menjelaskan bahwa aku masih berada di kantor, bukan di kamarku.Merosot turun dari pangkuan Jay dan terlepas dari selimut yang hangat, aku terburu melangkah sampai ke pintu. Wajah salah
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

Chapter 35

Makan siang dibatalkan di tempat yang sudah Neil pesan. Kami memilih untuk tidak berlama-lama di ruang VIP. Aku tidak melihat Jay di manapun. Kurasa, dia pergi tidak lama setelah aku melangkah keluar dari ruanganku.Aku dan Neil setuju untuk menikmati makan siang dadakan di dalam mobil. Hanya dua paket makan siang dari geraiku. Sepanjang melahap makanan dengan suasana sunyi, aku terus berpikir tentang hasil tes kesuburan yang bisa menjadi pemicu pertengkaran dari kedua belah pihak keluarga.Walau itu berpeluang kecil untuk terjadi, tetap saja aku enggan mereka semua mengetahui hasil tesnya. Itu memalukan!“Apa kau bosan dengan menu makan siang di geraimu?” Neil bertanya di sela membersihkan bibirnya menggunakan tisu.“Tidak. Justru banyak menu makanan di Vigor Food’s yang merupakan menu kseukaanku.”“Tapi kau tampak tidak berselera, Bia.”“Begitukah?”Neil tersenyum lembut, menjulurkan tangannya, lalu jemari lentik itu menyapu sudut bibirku. “Ada masalah dengan Jayden?”“Tidak,” gelen
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

Chapter 36

Kutatap bu Vivian yang sibuk mengusap air mata, merapikan rambut dan juga gaun tidurnya secara bergantian.Mungkin seperti inilah sedih serta rasa tidak berdaya menguasai Jay dan Ayahnya, ketika melihat bu Vivian yang tampak normal, namun di waktu-waktu tertentu akan bersikap seolah dia hidup di masa lalu.Sesuatu di dunia bu Vivian yang tidak akan bisa orang lain masuki. Dia, wanita paruh baya cantik dan sederhana, memiliki dunianya sendiri bersama James.Ketika aku sadar hal seperti ini juga bisa menimpa ibu kandungku, aku berubah pikiran tentang ego yang sering kuanggap sebagai penyelamatku.“Baiklah. Aku setuju. Izinkan Ibuku melihat seluruh rumah ini sesuka hatinya. Akan kuikuti aturanmu.”Nathan memiliki senyum kemenangan penuh saat ini. Tingkahnya langsung berubah seolah dia pemimpin di sini. Melambai ke arah pos keamanan rumah yang berjarak hampir dua puluh meter dari tempat kami berdiri, beberapa penjaga rumah Nathan berlarian cepat seolah saling mendahului untuk memenuhi pan
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

Chapter 37

Terengah bersama Jay, kutatap langit-langit mobil dengan kepala bersandar di dadanya. Aroma cokelat dan vanila dari es krim serta parfum yang kami pakai sekarang menjadi satu.Karena ini mobil pinjaman, sebelum kukembalikan harus dibawa ke tempat pencucian mobil untuk menghilangkan jejak apapun yang bisa saja masih tertinggal.Selesai berciuman dengan aroma es krim, Jay memutar kemudi menuju rumah kami yang hanya berjarak lima belas menit dari tempat James.Jarak itu malah dipangkas Jay menjadi hanya delapan menit. Diam-diam saja diriku menyaksikan Jay mengemudi seperti itu dengan berpura-pura mendengarkan alunan musik.Aku bahkan sempat mengirim pesan singkat penuh kebohongan pada Neil, agar jangan menungguku untuk makan malam. Karena aku sedang bersama kedua keluarga besar.Entah darimana keyakinan itu, aku merasa Neil paham dan mengerti. Aku sedang berada di dekat Ibu mertuaku, meski itu sama sekali tidak kulakukan saat ini.Jangan tanya kenapa. Aku bingung ketika anggota tubuhku b
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

Chapter 38

“Mau ke mana, Ava?” Terdengar langkah Jay yang mendekatiku dari belakang.Tidak peduli, aku terus saja berjalan sembari mengenakan pakaianku dengan cepat. Ini kebiasaan buruk. Sebelum menikah, saat ayah dan ibu pergi ke luar negeri, ketika aku sendirian tanpa pelayan rumah, maka kebiasaan mengenakan pakaian sembari berjalan dari kamar, ke dapur, ke ruang tengah, atau ke meja makan cukup sering kulakukan.“Kau akan pulang sekarang?” Jay sudah menyentuhku lagi. Bukan untuk pemanasan, tapi membantuku merapikan pakaian yang sudah selesai kukenakan. Sentuhannya selalu lembut dan nyaman.Aneh, aku tidak benci saat dia menyentuhku seperti ini. Padahal kami baru saja berdebat tentang masa lalu, momen di mana awal mula semua masalah terjadi.Aku bahkan tidak menepis tangan Jay. Justru nyaris merasa terbang tinggi karena sentuhannya yang masih belum berhenti.“Ya, Jay. Aku harus kembali. Neil mungkin akan terus menunggu walau dia tahu aku akan terlambat pulang.”Jay menghela napas. “Apa kau san
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

Chapter 39

Mulutku yang sedikit terbuka, langsung menutup. Ah, begitu rupanya. Wajahku serasa mendadak kaku dengan sendirinya. “Kalian hampir melakukannya?” Masih saja penasaran, aku mengabaikan harga diri.“Ya. Lilith pintar memancingku. Dia hampir merobohkan pertahananku. Tapi aku tahu dan sadar, rasanya hanya akan menyiksaku dalam kekecewaan. Dan dia tidak akan pernah bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dariku saat bercinta.” Jay menatapku lekat-lekat saat bercerita, justru aku yang berwajah kaku antara kesal dan malu karena sebab yang tidak jelas.“Itu ... terdengar aneh bagiku, Jay.”Jay tertawa pelan, mengusap wajahku dan merapikan rambutku yang masih lembab. “Tentu saja aneh, karena kau terbiasa dengan reputasi buruk tentangku di kepalamu.”Aku membalas perlakuan Jay, mengusap pipi kanannya dan saling menatap lama untuk kemudian mencari ciuman pada bagian yang sensitif.“Jangan salahkan aku, Ava. Kau yang memancingku lebih dulu,” bisik Jay.Melepas masa lalu tidak semudah menanggalkan
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more

Chapter 40

Dia terus berteriak memanggilku hingga mengundang perhatian dari orang-orang di sekitar.“Ravabia Vigor! Jangan kekanakan dan tolong berhenti!” Dia menangkap lenganku. Dari dulu dia selalu menang dalam olahraga lari. Dia cepat, dengan tubuh langsing yang kini sedikit berisi. “Bisakah aku bicara denganmu seperti seorang teman?”Aku tertawa, jari jemariku terasa bergetar. Dia melepas lenganku. Lalu menatapku dengan ekspresi cemas.“Aku tidak ingat pernah memiliki teman seperti kau dan Britta.”Dia tertawa canggung. Memijat kening seperti setiap kali merasa cemas akan sesuatu. Kebiasaannya tidak berubah sama sekali. “Ava, dengar ... kau selalu menutup kemungkinan untukku dan Britta bicara padamu.”“Bicara apa? Penjelasan tidak masuk akal?” Suaraku sudah tidak terkendali. Aku benci harus bertemu salah satu dari mereka di saat aku sedang ingin menikmati waktu santaiku.“Bicara fakta. Itu yang kami punya.”Aku mendengus, sikap kekanakanku memang sering muncul saat berhadapan dengan kedua sa
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status