Home / Romansa / Sekretaris Kesayangan CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Sekretaris Kesayangan CEO: Chapter 71 - Chapter 80

176 Chapters

Bab 71. Ini Belum Seberapa

Tanpa terasa waktu yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Hari ini adalah hari perayaan pernikahan Reina dan Regan. Acaranya diadakan di sebuah hotel berbintang lima. Sejak pagi Reina sudah disibukkan dengan berbagai peralatan make up. Wanita itu dirias layaknya seorang ratu. Reina mengenakan pakaian berwarna putih yang dipilihkan Desvita waktu itu. Benar-benar sangat cocok dan tampak elegan saat dikenakan oleh Reina. “Kamu sangat cantik, Sayang. Kamu terlihat sempurna,” puji Regan kepada Reina yang memakai gaun begitu indah. Terpancar raut wajah penuh kebahagiaan di antara keduanya. “Pak Regan juga sangat tampan.” Reina malu-malu mengatakannya. “Aku harap setelah ini kamu tidak memanggilku Bapak lagi Istriku,” bisik Regan di dekat telinga wanita itu. “Kalau begitu ... sebaiknya Bapak menyiapkan panggilan yang tepat. Atau—” “Akan aku pikirkan panggilan paling romantis untukku.” Mereka berdua terkekeh pelan. Acara demi acara pun berlangsung sangat lancar. Setelah pemotongan
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Bab 72. Memangnya Boleh Senikmat Ini?

“Pak Regan, maafkan Reina.” Wanita itu memeluk tubuh Regan dari belakang saat sang suami hendak meninggalkannya sendirian. “Jangan tinggalkan, Reina.” Wanita itu memohon. Reina ingin Regan mendengar penjelasannya dan menerima permintaan maafnya. Regan memejamkan kedua matanya. Menarik napas panjang. Kemudian baru memutar tubuhnya perlahan. Tentu ia tidak bisa jika harus marah kepada Reina. “Katakanlah apa yang terjadi!” ujar Regan kemudian. Kedua tangannya memegang bahu kanan dan kiri istrinya. Reina pun mengangguk dan segera menjelaskan semuanya tanpa ditutup-tutupi lagi. Ia benar-benar tidak mau jika Regan mencurigai dirinya. “Bapak percaya 'kan sama Reina?” ujar Reina berwajah sendu. “Reina hanya penasaran dengan hubungan Evan dan Karin. Reina ternyata masih peduli dengan Karin.” Regan langsung menarik tubuh Reina dan mendekapnya begitu erat. Sebenarnya ia tidak benar-benar marah. Hanya menginginkan Reina bertindak lebih tegas dan jujur kepadanya. Rasa sayang Regan jauh leb
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Bab 73. Ha–hamil?

“Kamu ini bicara apa, Sayang? Mana mungkin aku melakukannya? Pacaran saja tidak pernah.” “Mana mungkin?” Reina mengubah posisinya. Ia segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Walau bagaimanapun masih ada perasaan malu terhadap Regan. “Jadi kamu masih tidak percaya?” Jemari Regan membelai wajah istrinya. Ia ingin berlama-lama menatap wajah menyenangkan di depannya itu. Karena Regan tahu jika Reina kelelahan, maka lelaki itu membiarkan istrinya segera beristirahat. “Istirahatlah, Sayang. Pasti kamu sangat lelah.” “Pak Regan juga, ya?” Reina ikut membelai wajah suaminya. Terlihat kumis tipis mulai tumbuh di atas bibirnya. “Iya, Sayang.” Regan mengelus lembut kepala sang istri hingga tertidur. Pukul dua pagi, Reina terbangun karena merasa haus. Kedua matanya mengerjap pelan dan mendapati Regan tidak ada di sisinya. “Ke mana suamiku? Kenapa tidak ada di sini?” Dengan perlahan Reina turun dari ranjang. Bermaksud mengambil air minum sekaligus mencari keberadaan Regan. Samar-sa
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 74. Layani Aku Sekarang!

Seketika Regan menoleh ke arah Reina. “Reina?”Regan merasa khawatir dengan keadaan istrinya.Lelaki itu langsung berjalan cepat menghampiri Reina. Memastikan bahwa sang istri baik-baik saja dan tidak terkena pecahan beling sehingga membuat kulitnya terluka.“Sayang ... kamu baik-baik saja?” Regan berusaha menyentuh istrinya untuk menenangkan. Tetapi Reina segera menepis tangan Regan.“Berhenti! Tidak usah sok peduli! Jadi benar 'kan, selama ini Pak Regan masih berhubungan dengan dia?” bentak Reina sambil menunjuk ke arah Kimberly yang masih berdiri di dekat pintu sambil memegangi perutnya.“Puas Pak Regan sudah menyakiti perasaan Reina? Bahkan Pak Regan dengan terang-terangan membuat wanita itu hamil?”Reina merasa Regan telah banyak berbohong kepadanya. Wanita itu menggeleng perlahan. “Pantas saja tadi bilang pengen cepat-cepat menjadi seorang papa. Jadi ini alasannya, hah?!”Air mata pun tak berhenti menetes. Reina menangis sejadi-jadinya. Tidak peduli jika Xavier dan beberapa pela
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 75. Bukan Hal Yang Aneh

“Lepaskan!” Kimberly mencoba mendorong tubuh lelaki di hadapannya. “Aku sedang hamil. Aku tidak mau kehilangan anak ini.”Air mata Kimberly jatuh perlahan. Ia sudah kehilangan tenaga untuk melawan. Sementara lelaki di dekatnya ini semakin bersemangat untuk menyentuhnya.“Aku sudah katakan waktu itu. Gugurkan kandungan ini. Kenapa kamu masih keras kepala?!” bentak lelaki itu.“Aku tidak mau. Aku tidak bisa. Jangan paksa aku, Om Justin.” Kimberly menggelengkan kepalanya berkali-kali.Lelaki paruh baya itu terdiam sejenak. Dalam hal ini ia tidak mau disalahkan sepenuhnya. Dari Awal Kimberly sudah berusaha menggodanya. Meski niat wanita itu hanya untuk mengambil hati Justin agar hubungannya dengan Regan direstui.Tetapi Justin salah mengartikan. Jiwa laki-lakinya menyala kembali hingga membuat dirinya menyalurkan hasrat kepada calon menantunya itu.“Bagaimana jika istriku tahu? Aku tidak bisa mengendalikan diri saat melihatmu. Salah siapa kamu datang sendiri ke rumah ini.” Justin berbicar
last updateLast Updated : 2024-05-18
Read more

Bab 76. Sangat Dekat?

“Lebih baik Pak Regan menikah dengan Kimberly. Mama sangat mendukung hal itu.”“Maksud kamu apa, Reina?” Regan menatap dalam manik mata milik istrinya. Terlihat ada kekhawatiran di sana.“Tidak ada yang menyukaiku, Pak. Aku selalu jadi masalah di keluarga ini. Reina merasa tidak pantas.”“Stop, jangan berbicara seperti, Reina. Kita jalani semua ini sama-sama. Aku janji tidak akan pernah meninggalkan kamu.” Regan menggenggam erat kedua tangan Reina.Namun wanita itu justru melepaskannya. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan pelan menuju jendela kamar.“Tapi Reina tidak biasa memberikan seorang cucu. Sedangkan Mama dan Papa sudah menginginkannya.”Regan ikut berdiri. Ia segera menghampirinya istrinya. “Dengarkan aku, Reina. Kita menikah baru beberapa bulan. Masih banyak waktu. Aku yakin suatu saat nanti kita akan diberikan sebuah kepercayaan untuk menjadi orang tua dari anak-anak kita.”“Tapi, Pak?”“Tidak ada tapi-tapian, Reina. Apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah menikah lagi.
last updateLast Updated : 2024-05-18
Read more

Bab 77. Merasa Puas

Hari Minggu telah tiba. Reina dan Regan bersiap untuk datang ke acara pernikahan Amira. Hari itu Reina belum jadi menemui Amel. Entah mengapa kakak tirinya tersebut juga tidak menghubunginya lagi. Reina terpaksa berbohong kepada Regan. Ia tidak menceritakan tentang Amel kepada suaminya tersebut. Mungkin yang menyuruh Amel telepon adalah ayahnya yang sedang rindu. Atau mungkin kakak Reina tersebut hanya iseng-iseng saja. “Sayang ... sudah siap?” tanya Regan penuh antusias. Reina mengangguk pelan. Ia dirias di salon mansion dengan make up yang tidak terlalu menor ataupun berlebihan. Mereka sama-sama mengenakan pakaian warna hitam. Regan memperhatikan penampilan sang istri dari atas sampai bawah tanpa berkedip. “Kamu sangat cantik, Sayang.” Regan mengecup pelan punggung tangan istrinya. Sementara Reina terlihat malu-malu kucing. Reina merasa cukup lega karena Kimberly sudah dijemput orang tua mereka. Dan Claudia tentu saja tidak bisa menahan wanita itu untuk tidak pergi. “Sedang
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

Bab 78. Hanya Pura-Pura

Regan memberikan ucapan selamat kepada Jeffan seraya menyerahkan kado yang dibawanya.“Selamat, Jeffan. Akhirnya sold out juga.”Tangan kanan Regan menggenggam tangan Jeffan. Sedangkan tangan kirinya menepuk pundak Jeffan dan berusaha memeluknya.“Kadonya besar sekali, Bos!” Jeffan merasa terharu. Beberapa hari yang lalu ia sudah mendapatkan sebuah mobil. Dan sekarang Regan masih memberinya lagi hadiah yang tak kalah mahal.“Sudah, jangan cengeng!” Regan meninju bahu Jeffan. Ia masih tak percaya jika asisten kepercayaannya itu sudah menikah.Mereka mengambil foto berempat. Namun hanya sekali. Selanjutnya Amira tidak mau ikut. Entah kenapa.‘Mengapa rasanya aneh melihat Amira. Sepertinya dia tidak benar-benar bahagia. Sementara Jeffan terlihat sangat mencintainya. Apa yang terjadi kepada Amira?’ batin Reina bertanya-tanya.“Ayo, Sayang. Kita foto lagi. Kok malah bengong, sih?!” Ucapan Regan menyadarkan Reina. Wanita itu tersenyum kikuk di hadapan suaminya.Beberapa jam telah berlalu. R
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

Bab 79. Di Tempat Yang Sama

Keesokan harinya Regan dan Reina benar-benar keluar dari rumah mansion mewah itu. “Kalian yakin mau tinggal sendirian?” tanya Justin sedikit terkejut. Walau bagaimanapun ia nyaman tinggal bersama anak kandungnya itu. “Iya, Pa. Tekad kami sudah bulat. Lebih baik kami mencoba hidup mandiri.” “Baiklah. Papa cuma bisa merestui. Kalau ada apa-apa beri kabar. Papa tinggu kabar baik dari kalian.” Claudia muncul dari belakang. Ia ikut menghampiri Regan dan Reina. “Kenapa pergi dari sini? Sudah bosan?” tanya wanita itu sinis. “Sudah, Ma ... tidak perlu seperti ini. Biarkan saja mereka hidup mandiri. Mereka juga butuh privasi.” “Kenapa Papa jadi belain mereka?” Claudia merasa kecewa. “Baiklah. Mama tunggu kabar kehamilan dari kamu secepatnya. Jangan lama-lama.” “Kami pamit, Ma.” Regan menyalami papa dan mamanya. Begitupun Reina meski tak disambut dengan baik oleh Claudia. Regan mengajak Reina menempati rumah baru mereka. “Pak Regan ... kita tidak jadi tinggal di apartemen?”
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

Bab 80. Gagal

Danny sedang duduk bersama Amel. Putrinya itu terlihat sangat sibuk dengan ponselnya.“Amel ... tolong hubungi, Reina. Katakan jika ayah rindu kepadanya.”Lelaki paruh baya itu terbatuk-batuk. Ia merasakan jika kesehatannya semakin menurun. Danny merindukan putri kesayangannya.“Kenapa sih, Yah? Ayah butuh uang? Amel lagi nggak punya nih. Maaf.”“Bukan begitu, Amel. Ayah cuma—”“Iya deh nanti Amel kasih tau, Reina.” Wanita itu membatin di dalam hatinya. ‘Aku juga lagi butuh dia.’“Kenapa tidak mencoba menghubunginya sekarang? Oh, ya. Hari ini ayah lihat kamu tidak masuk kerja,” ungkap Danny kemudian. “Kamu kapan menikah, Amel?”“Belum ada yang cocok, Ayah. Amel masuk dulu ke kamar.” Tanpa melihat ke arah Danny, Amel langsung pergi begitu saja. Sepertinya ia kesal mendengar pertanyaan ayah tirinya.Danny geleng-geleng kepala. Umur Amel sudah sangat cukup untuk menikah. Sementara Reina saja sudah menikah dan bahagia bersama Regan. “Apakah sebaiknya aku jodohkan Amel dengan anak temanku?
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more
PREV
1
...
678910
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status