All Chapters of Pengantin Pengganti Tuan Muda Lumpuh: Chapter 101 - Chapter 110
257 Chapters
Jimat Keberuntungan ku!
#Scene pun kembali ke kediaman Aiden. Gwen yang tidak ditanyai apapun terkait kasus ini sudah kembali ke kamar nya bersama Aiden. Saat ini dia sedang bersiap-siap untuk pergi ke Berlian cosmetics untuk melanjutkan syutingnya. "Hari ini aku masih ada syuting beberapa scene iklan." Ujar Gwen pada Aiden yang juga sedang berpakaian karena rapat yang seharu nya dilaksanakan di kantor, terpaksa dia alihkan ke kediamannya. "Hari ini aku tidak bisa mengantarmu." Ucap Aiden sambil memasang jasnya di depan kaca. "Keadaan di rumah saat ini tidak memungkinkan aku untuk pergi." Tambah Aiden. "Rery yang akan menjemputmu dan mengantarkanmu ke Berlian Cosmetics." Lanjut Aiden lagi. "Dan untuk masalah manager mu, aku sudah meminta seorang kenalan ku untuk menjadi menager mu. Nama nya Diana. Dia adalah sahabat karib Rery." Aiden terus saja bicara tanpa menyadari kalau Gwen ternyata sudah tidak ada di dalam ruang ganti pakaian bersama nya. "Kemana si rubah kecil itu pergi?" Seru Aiden saat berbal
Read more
Bulan Berduka
"Rery, tolong bawa aku keluar. Aku ingin mengecek semuanya sebelum rapat dimulai. Oh ya, semua orang yang kita undang rapat sudah hadir?" Tanya Aiden pada asistennya itu. "Sepertinya belum tuan muda Aiden. Lagi pula waktunya masih ada sekitar satu jam lagi." Lapor Rery. "Baguslah. Artinya aku masih punya waktu satu jam untuk melakukan penyelidikanku. Ayo Rery, kita keluar. " Titah Aiden. "Baik tuan Muda." Rery pun mendorong kursi roda Aiden keluar. *** Di perusahaaan Gavin Com 7, terlihat Theodor sedang duduk bersama para pendukungnya di dalam ruangannya. "Aku sarankan untuk segera mengadakan pemilihan direktur baru tuan muda Theodor." Saran salah seorang dewan direksi pendukung Theodor yang bernama tuan Leon. "Aku setuju dengan apa yang katakan oleh tuan Leon. Tidak baik terlalu lama menunda hal ini. Toh tuan Garrand Gavin sudah setuju." Ujar pria yang lain nya. "Tapi sampai saat ini masih ada beberapa dewan direksi yang meragukan kinerja ku. Aku masih belum bisa menebak siapa
Read more
Bolehkan Aku Iri?
Hari telah beranjak siang. Gwen yang seharian ini syuting di Berlian Cosmetik akhirnya dapat meluruskan kaki dan pinggang nya. "Besok adalah syuting yang terakhir, bukan?" tanya Gwen pada Christin, teman barunya. "Iya, besok adalah syuting terakhir. Setelah itu, aku dengar akan ada perayaan dari pihak Berlian Cosmetik sekaligus ajang promo produk." Jawab Christin. "Humph! Aku juga mendengar hal itu." Sahut Gwen. "Apa kau tahu kalau acaranya akan dikemas dalam pesta dansa Gwen?" tanya Christin, dengan sedikit merubah ekspresi wajahnya ke sungkan. Christin tahu kalau suami Gwen lumpuh alias tidak bisa berjalan. Sedangkan pesta dirancang dalam dalam format pesta dansa. Permasalahannya adalah Gwen merupakan main model di dalam acara tersebut. Bagaimana bisa orang yang menjadi pusat perhatian dalam iklan ini, tidak turun sama sekali ke lantai dansa? Tentu saja ini akan sangat menyita banyak mata saat acara tersebut yang ujung-ujungnya akan melahirkan gosip ke esokan harinya setelah pe
Read more
Nge-date dengan Istri ku.
"Rery, hubungi orang-orang yang kau tugasi untuk menjaga Gwen! Tanyakan pada mereka dimana istri ku saat ini? Sepertinya dia pergi meninggalkan Berlian Cosmetik." Perintah Aiden, dan setelahnya pergi ke ruang ganti pakaian untuk mengganti pakaiannya. "Kau mau ke mana, tuan muda?" Tanya Rery kaget saat melihat Aiden memakai baju kaos hitam dan jaket putih gading. Secara Aiden selama ini selalu menggunakan kemeja saat keluar rumah. "Kau tidak perlu tahu. Aku hanya ingin pergi keluar sebentar. Kau tetap di dalam kamar ku. Jangan tinggalkan kamar ini." Perintah Aiden pada Rery. "Tapi kau mau ke mana tuan muda?" Ulang Rery bertanya. Jelas Rery khawatir karena tidak biasanya Aiden tiba- tiba ingin pergi tanpa mengajaknya. Apalagi, Aiden sampai memintanya untuk menjaga kamar Aiden. Firasat Rery mengatakan pasti ada sesuatu yang Aiden sembunyikan. "Kau tidak perlu pasang wajah khawatir seperti itu, Rery! Aku hanya ingin pergi menemui Gwen. Jadi segera kau shareloc di mana posisi Gwen saat
Read more
Keromantisan yang Berbeda
"Skyaleden Gavin Junior!!" Teriak Gwen dengan suara pelan. "Cup!" Aiden menarik cepat maskernya dan mencium pipi Gwen. "Jangan lama-lama! Aku tunggu di luar." Ujar Aiden lalu auto keluar dari ruang ganti pakaian. Gwen reflek memegang pipinya yang bagaikan digelitik jutaan kaki kupu-kupu saat itu. "Ada-ada saja! Mana ada orang kencan sambil nyamar kayak gini." Sebutnya dengan bibir yang manyun tapi sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi sebuah senyuman. Aiden dengan sabar menunggu Gwen bertukar pakaian di dalam sana sambil melihat keadaan sekelilingnya. Jujur saja, ini adalah pertama kali nya Aiden pergi ke tempat seperti ini. Sebagai salah satu keturunan keluarga Gavin, wajar saja jika Aiden tidak pernah pergi ke wahana pasar malam. Karena tempat seperti ini memang bukan tempat untuk orang sekelas Skyleden Gavin Junior. Namun walaupun begitu, Aiden malah merasa tempat ini akan menjadi tempat yang akan membuat kenangan nge-date pertama dengan Gwen terasa berbeda. Alih-alih mem
Read more
Sweetnya Istriku!
"Wahana rumah hantu?" Ulang Aiden dengan kening yang berkerut. "Ya! itu!" Sorak Gwen sambil menunjuk wahana rumah hantu yang ada di belakang mereka. "Oke." Jawab Aiden yang tidak tahu apa isi wahana rumah hantu tersebut. Mendengar Aiden setuju, Gwen pun langsung tersenyum tipis. "Kena kau kali ini Aiden!" Serunya dalam hati. Singkat cerita dua sejoli ini pun masuk ke dalam wahana rumah hantu itu. Tapi tidak seperti yang di planning kan oleh Gwen sebelumnya. Alih-alih membuat Aiden ketakutan saat bersafari di dalam rumah hantu yang full of hantu bohongan itu, yang ada malah Gwen yang hampir pingsan karena selalu di kagetkan oleh para setan bohongan yang selalu saja mengejutkannya di setiap langkahnya. "Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!" Teriak Gwen memeluk kencang Aiden saat sesosok pocong mengagetkannya dari balik pohon pisang. Aiden tentu saja senang -senang saja dengan semua hal ini. Karena tanpa harus Aiden modusin, Gwen sudah terlebih dahulu memeluknya. Kencang lagi!! "Cepatlah Ai
Read more
Manisnya Aidenku!
"Tiga puluh lima kali tembakan untuk tiga puluh lima hadiah dariku untu mu." Ucap Aiden sambil menurunkan kaca mata lalu mengedipkan satu matanya guna menggoda Gwen. Gwen yang mendapat perlakuan seperti itu dari Aiden auto mematung. Mematung demi mengamankan detak jantungnya yang mulai tidak menentukan. Sepertinya ada sorak sorai di dalam sana, yang bahkan mengalahkan sorak sorai army nya BTS saat BTS manggung di Busan. Cepat detak jantung Gwen saat ini sedang berpacu dengan suara tembakan Aiden yang mengenai satu persatu kertas bidikan yang ada. "Tek- " Suara kertas bidikan terakhir pun terdengar. "Semuanya jadi milik kami kan, pak?" Tanya Aiden pada si penjual yang mematung karena baru saja dia rugi besar. Dia rugi karena semua hadiah berhasil Aiden bawa pulang. "B-bagaimana kau bisa melakukannya?" Tanya si penjual terbata-bata. "Aku tinggalkan menambahkan beberapa derajat dari sudut tembak yang terlihat. Sebab sepertinya kau sudah memodifikasi senapanmu ini. Moncong senapan in
Read more
Siasat
"Ini adalah hasil pengecekan laboratorium." Rery meletakan handphone nya di atas meja untuk Aiden lihat. "Menurut hasil uji Lab, terdapat sejenis racun yang sangat berbahaya yang tercampur dalam jus yang diminum oleh Suli." "Jenis racun ini tidak menyebabkan perubahan warna dan bau. Mungkin itulah mengapa Suli tidak tahu kalau jus yang dia minum telah di campur racun sebelumnya oleh orang itu." Terang Rery. "Rery!! pria itu!!" Sentak Aiden yang baru ingat kalau mereka belum mencari pria yang malam itu mereka lihat malam itu. "Kau benar tuan Muda!!!." Sahut Rery. Dalam sekejap wajah kedua nya mendadak serius. Lalu setelah itu, seolah telah bertelepati sebelumnya, kedua nya saling mengangguk seakan-akan menyetujui sesuatu. "Gwen, tetap di kamar selama aku dan Rery pergi. Jangan kemana-mana oke. Kunci kamar dari dalam. Dan ya, kalau kau mau makan malam, duluan saja."Perintah Aiden pada Gwen. "Kau mau kemana?" "Aku ingin pergi menangkap tikus sebentar. " Ujar Aiden lalu memberi ko
Read more
Wanita Misterius (3)
Aiden mengetuk pintu kamar nya beberapa kali. "Ya, sebentar." Jawab Gwen dari dalam kamar. Dan tidak lama kemudian, pintu kamar itu pun terbuka. Mata Aiden berkedip beberapa kali melihat Gwen yang sudah selesai bersiap-siap untuk pergi makan malam ke kediaman bibi Bridgette. "Kau sudah siap?" tanya Aiden, mode pabrikan Aiden- datar dan cuek. Aiden bahkan sama sekali tidak memuji penampilan Gwen yang sebenarnya sangat memukau di mata Aiden. Tapi memang begitu lah Aiden. Hati dan mulutnya memang sering tidak berada dalam partai yang sama. Jadi sangat wajar jika apa yang keluar dari mulut Aiden tidak sama dengan apa yang ada di dalam hatinya. Hanya saja seharusnya setelah kencan romantis mereka, sikap Aiden seharusnya berubah. Tapi mengapa Aiden malah kembali ke setelan awal? Kenapa Aiden kembali bersikap datar dan cuek? Gwen jadi bertanya-tanya dalam hati. "Sudah dari tadi." Jawab Gwen sambil masih mencerna semuanya. "Hmm- Gwen, jangan hanya bengong di sana. Ayo bantu aku ke dala
Read more
Perpustakaan??
"Apa hal yang sejelas itu masih perlu kau konfirmasi Aiden?" Tanya Gwen, menekan rasa kesalnya. "Hahaha, tidak ada hal yang perlu kau takutkan, Gwen. Foto - foto ini memang sengaja di pasang di sepanjang jalan menuju ke perpustakan karena perpustakaan ini adalah tempat nenek dan bibi melepas rindu mereka pada kakek dan paman." Terang Aiden. "Maksud mu?" Bukannya semakin paham, Gwen malah semakin bingung. Pikir Gwen bagaimana bisa perpustakaan menjadi tempat untuk mengenang seseorang? Andaikan Aiden menyebutkan museum maka otak minimalis abis milik Gwen pasti tidak akan kesulitan untuk memahami perkataan Aiden. Tapi tadi jelas-jelas dia bilang mau ke perpustakaan, kan?? bukannya hal itu agak sedikit janggal? "Itu dia perpustakaannya. Kau akan paham kalau kau sudah masuk ke dalamnya." Aiden pun kembali diam. "Huf! Apa salahnya dia langsung cerita. Sok misterius." Gumam Gwen yang tentu saja terdengar oleh Aiden. Tapi Aiden malas menggubris celetukan istrinya itu. Sebab mau di terangk
Read more
PREV
1
...
910111213
...
26
DMCA.com Protection Status