"Ini adalah hasil pengecekan laboratorium." Rery meletakan handphone nya di atas meja untuk Aiden lihat. "Menurut hasil uji Lab, terdapat sejenis racun yang sangat berbahaya yang tercampur dalam jus yang diminum oleh Suli." "Jenis racun ini tidak menyebabkan perubahan warna dan bau. Mungkin itulah mengapa Suli tidak tahu kalau jus yang dia minum telah di campur racun sebelumnya oleh orang itu." Terang Rery. "Rery!! pria itu!!" Sentak Aiden yang baru ingat kalau mereka belum mencari pria yang malam itu mereka lihat malam itu. "Kau benar tuan Muda!!!." Sahut Rery. Dalam sekejap wajah kedua nya mendadak serius. Lalu setelah itu, seolah telah bertelepati sebelumnya, kedua nya saling mengangguk seakan-akan menyetujui sesuatu. "Gwen, tetap di kamar selama aku dan Rery pergi. Jangan kemana-mana oke. Kunci kamar dari dalam. Dan ya, kalau kau mau makan malam, duluan saja."Perintah Aiden pada Gwen. "Kau mau kemana?" "Aku ingin pergi menangkap tikus sebentar. " Ujar Aiden lalu memberi ko
Aiden mengetuk pintu kamar nya beberapa kali. "Ya, sebentar." Jawab Gwen dari dalam kamar. Dan tidak lama kemudian, pintu kamar itu pun terbuka. Mata Aiden berkedip beberapa kali melihat Gwen yang sudah selesai bersiap-siap untuk pergi makan malam ke kediaman bibi Bridgette. "Kau sudah siap?" tanya Aiden, mode pabrikan Aiden- datar dan cuek. Aiden bahkan sama sekali tidak memuji penampilan Gwen yang sebenarnya sangat memukau di mata Aiden. Tapi memang begitu lah Aiden. Hati dan mulutnya memang sering tidak berada dalam partai yang sama. Jadi sangat wajar jika apa yang keluar dari mulut Aiden tidak sama dengan apa yang ada di dalam hatinya. Hanya saja seharusnya setelah kencan romantis mereka, sikap Aiden seharusnya berubah. Tapi mengapa Aiden malah kembali ke setelan awal? Kenapa Aiden kembali bersikap datar dan cuek? Gwen jadi bertanya-tanya dalam hati. "Sudah dari tadi." Jawab Gwen sambil masih mencerna semuanya. "Hmm- Gwen, jangan hanya bengong di sana. Ayo bantu aku ke dala
"Apa hal yang sejelas itu masih perlu kau konfirmasi Aiden?" Tanya Gwen, menekan rasa kesalnya. "Hahaha, tidak ada hal yang perlu kau takutkan, Gwen. Foto - foto ini memang sengaja di pasang di sepanjang jalan menuju ke perpustakan karena perpustakaan ini adalah tempat nenek dan bibi melepas rindu mereka pada kakek dan paman." Terang Aiden. "Maksud mu?" Bukannya semakin paham, Gwen malah semakin bingung. Pikir Gwen bagaimana bisa perpustakaan menjadi tempat untuk mengenang seseorang? Andaikan Aiden menyebutkan museum maka otak minimalis abis milik Gwen pasti tidak akan kesulitan untuk memahami perkataan Aiden. Tapi tadi jelas-jelas dia bilang mau ke perpustakaan, kan?? bukannya hal itu agak sedikit janggal? "Itu dia perpustakaannya. Kau akan paham kalau kau sudah masuk ke dalamnya." Aiden pun kembali diam. "Huf! Apa salahnya dia langsung cerita. Sok misterius." Gumam Gwen yang tentu saja terdengar oleh Aiden. Tapi Aiden malas menggubris celetukan istrinya itu. Sebab mau di terangk
Saat Aiden dan Gwen sedang menikmati makan malam mereka di kediaman nenek dan bibinya, Theodor sedang berdiskusi dengan Yovi dan seorang pria di ruang kerja Theodor. "Apa kalian yakin kalau Aiden akan setuju untuk pergi ke China?" Tanya Theodor pada Yovi dan Yoven, dua orang kepercayaan si nyonya. "Nyonya sendiri yang mengatakan kalau dia akan menggunakan berbagai cara agar Aiden setuju untuk pergi ke China. Kau tidak perlu khawatir mengenai hal itu. Nyonya pasti telah berhasil meyakinkan Aiden." "Bagus kalau memang begitu. Kalau perlu saat Aiden ada di dalam pesawat, pesawatnya kita ledakkan." seru Theodor dengan senyum jahatnya. "Dengan demikian tidak akan ada lagi hambatanku ke depannya." Sambung Theodor. "Kau benar tuan Muda Theodor." Sambung Yoven. "Tapi sayang nya nyonya tidak berencana menggunakan cara itu. Terlalu beresiko. " Tambah Yoven. "Kita tidak boleh membuat masalah ini terlalu melebar." Sambungnya lagi. "Maksud mu?" tanya Theodor tidak paham dengan apa yang dimak
"Kakak ipar?" Sapa Theodor seolah-olah tidak sengaja bertemu dengan Gwen padahal dari tadi dia memang sudah berkeliling mencari Gwen di dalam tempat syuting itu. Bahkan Theodor sengaja memilih jalan supaya dia tidak bertemu dengan Angela. Padahal yang merupakan istri Theodor itu adalah Angela bukannya Gwen. "Theodor?" Sapa Gwen tidak menyangka Theodor akan menghampirinya. Sendirian lagi tanpa Angela. "Kau datang untuk menjemput Angela?" tanya Gwen pada Theodor sejurus kemudian. "Ya. Aku datang untuk menjemput Angela makan siang bersama." Jawab Theodor yang sekedar untuk menutupi tujuannya yang sebenarnya. "Christin, apa kau melihat Angela?" Tanya Gwen pada Christin. "Sepertinya Angela tadi pergi bersama tuan Jackson." Christin mencoba mengingat-ingat saat dia melihat Angela terakhir kalinya. "Jackson?" Ulang Theodor yang merasa sangat familiar dengan nama Jackson ini. “Iya, Jackson.” Jawab Christin apa adanya. "Jackson?" Sekali lagi Theodor mengulang nama Jackson dalam hati sam
"Plaaaaaaaaaaak!!" "Gwen!!" Teriak Christin bersamaan dengan tamparan Angela ke pipi Gwen. Ya!! Sebuah tamparan mendarat ke pipi Gwen tepat setelah Theodor menghilang di balik pintu lift. "Brengsek kau Gwen! Beraninya kau memanggil Theodor ke sini!!" Tuduh Angela penuh amarah. Mungkin saking marahnya, Angela lupa kalau saat ini dia belum mengenakan apapun. Wajah Angela menggeram dan menatap Gwen penuh amarah. Gwen memegangi pipinya yang terasa panas setelah ditampar oleh Angela tadi. Tangan Gwen satunya sudah mengepal, menahan rasa marah karena tiba-tiba saja dijadikan tertuduh dalam hal ini. Padahal jelas-jelas Theodor datang atas kemauan Theodor sendiri. Gwen pun tidak tahu menahu kalau Angela dan Jackosn sedang main kuda lumping di ruangan Jackson. Lalu kenapa tiba-tiba semua ini menjadi kesalahannya? Gwen benar-benar tidak terima. Rasanya ingin sekali dia membalas Angela saat itu juga tapi hal itu dia tahan. Karena ajaran ibunya selalu mengatakan kalau Angela adalah kakak Gw
"Tapi kali ini, sistemnya bukan satu orang satu suara. Melainkan suara setiap orang akan dikonversikan terlebih dahulu dengan seberapa banyak saham yang dia miliki. Dengan sistem, orang dengan nilai saham terkecil hanya akan mendapatkan satu suara. Dan orang yang memiliki saham yang lebih banyak akan memiliki lebih satu suara. Jadi tidak ada yang akan dirugikan." Tambah Leon. "Jadi suara yang diberikan oleh nona Lisa tidak akan lebih besar dari pada suara yang diberikan oleh nyonya Bridgette, misalnya." Jelas Yovi. "Sedangkan untuk Tuan Besar Gavin dan tuan Muda Aiden, mereka bisa melakukan voting jarak jauh. Dan itu akan tampak langsung oleh kita bersama di dalam ruangan ini." Jelas Yovi lagi. "Kau dengar sendiri kan Rery, jadi tidak masalah jika Aiden tidak ada disini." Seru Theodor sambil tersenyum. Theodor sangat yakin kalau hari ini perusahaan ini akan dia miliki seutuhnya. Karena menurut data dari pihaknya, para pemegang saham semuanya berpihak padanya. "Apakah bisa kita mul
Scene kali ini kembali memperlihatkan tampilan di layar besar di depan semua orang di mana pada posisinya saat ini keadaan hampir imbang di kedua kotak. Kotak atas nama Aiden dan juga atas nama Theodor. Aiden mengejar dengan saham miliknya ditambah dengan saham-saham yang dia beli dari para pemegang saham minoritas. Sedangkan Theodor tetap stabil dengan saham miliknya pribadi serta saham dari ibu dan si bibi pengkhianat. "Aku yakin anda sudah pasti akan menang tuan muda Theodor." Bisik Yovi pada Theodor. Theodor tertawa kecil mendengar perkataan Yovi. Mata Theodor kini tengah memperhatikan wajah Rery yang sedang tegang memperhatikan kedua kotak suara itu. "Aku tidak menyangka kalau apa yang diprediksikan oleh nyonya benar adanya. Tuan muda Aiden pasti secara diam-diam telah membeli saham dari pemegang saham minoritas. Tapi satu hal yang tidak akan pernah bisa tuan muda Aiden prediksikan ialah dia tidak tahu kalau nyonya sebenarnya berada dipihak kita. Suara yang tadinya ia perhitu
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei