All Chapters of Pernikahan yang Membingungkan: Chapter 31 - Chapter 40

57 Chapters

31. Menyerah

“The first time when i meet you, kamu masih pakai seragam SMA. Kamu datang dengan ceria, mata kamu penuh dengan binar kebahagiaan, kamu memanggil – manggil Gara dengan penuh semangat. Kamu bahkan bercerita pada Gara tanpa peduli akan kehadiran aku yang masih orang asing untuk kamu.”Alvian memulai pembicaraan kembali dengan menceritakan tentang awal pertemuan dia dengan Chava. Ingatan itu bahkan selalu menempel di pikirannya, meski itu sudah bertahun – tahun.“Aku enggak pernah peduli sama orang lain, apalagi orang yang gak aku kenal. Namun saat itu aku berdoa dan berharap, semoga kebahagiaan selalu mendatangi kamu.” Ucap Alvian yang kini tersenyum simpul.Alvian sangat ingat, bagaimana Chava seakan memancarkan kebahagiaan pada Alvian yang saat itu sedang merasakan pusing oleh projek yang Gara buat.“Lalu?” Dengan tak sabar Chava seakan menuntut Alvian untuk segera menceritakan alasannya.“Aku pikir kita enggak akan pernah dekat, namun takdir membawa aku berdekatan dengan kamu. Rasa s
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

32. Chava menghilang

Alvian mengerjap – ngerjapkan matanya, saat cahaya matahari mengenai kelopak mata dia yang tertutup. Kemarin malam setelah pertengkaran yang besar antara dirinya dan Chava, Chava sama sekali tidak mengeluarkan suara lagi, dia hanya memeluk Alvian.Seharusnya setelah pertengkaran semalam, Alvian tidak akan tidur nyenyak, namun dia tidur sangat nyenyak. Bahkan dia tidak terbangun sama sekali.“Ca?” Panggil Alvian mencari Chava.Tidak ada jawaban, Alvian kini meraba nakas yang berada di sampingnya, mengambil ponsel yang baterainya masih penuh.“Gila! Jam dua belas siang, aku tidur lama sekali.” Pekik Alvian tatkala melihat layar ponselnya yang kini sudah menunjukan tengah hari.Alvian membawa tubuhnya bangkit dari kasur. Dia juga merasa aneh, dia tidak pernah tidur selama ini. Chava juga sama sekali tidak membangunkan dia.Pantas saja Chava sudah tidak ada di rumah, istrinya itu pasti sedang berada di kantor. Alvian bergegas ke kamar mandi, dia akan membersihkan dan menyegarkan tubuhnya.
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

33. Hilang harapan

Alvian membuka matanya, dia terbangun dengan perasaan yang hampa. Rasa sakit pada tubuhnya karena dia tertidur di lantai, seakan tidak terasa. Sunyi, dia tidak dapat lagi mendengar suara lain selain suara detak jantungnya.Alvian bangkit dari tidurnya, dia kini berdiri, memandangi kembali foto pernikahan dia dengan Chava. Tatapannya sungguh kosong, bibir dia terkunci. Tak lama kini air mata yang sejenak hilang karena dia tertidur, mulai bercucuran lagi.Rasa sakit itu kini kembali menyerang, Alvian meremas kaos hitamnya itu dan memukul – mukul dadanya yang semakin nyeri. Dia harus menghadapi kenyataan bahwa Chava sudah pergi meninggalkan dia, kenyataan yang sangat dia benci.Ponsel di saku celananya kini berdering, dengan sigap dia ambil benda pipih itu, berharap Chava yang menelpon. Namun ternyata bukan, disana tertera nama “Gara”, kakak dari perempuan yang sedang dia cari.“Hallo, ian? Ada apa? Sorry, aku baru buka ponsel. Baru sampai di USA.” Sapa kakak iparnya itu yang kini sedang
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

34. Pergi jauh

Gara menutup sambungan teleponnya secara sepihak. Dia sudah cukup kesal serta kecewa pada Alvian yang sudah menyakiti adiknya. Gara juga tidak merasa bersalah mengenai dia yang sudah berbohong pada Alvian.Kenyataannya, Chava kini berada bersama Gara. Tengah malam adiknya itu datang ke rumah Gara dengan penampilan yang berantakan serta mata yang sembab. Beruntung saat itu Gara belum pergi ke USA, jadinya dia dapat mengajak Chava pergi bersamanya.“Apa yang di katakan Alvian, Bang?” Tanya Chava dari arah belakang Gara.Gara membalikan badan, dia pandangin adik perempuan satu – satunya itu dengan tatapan tajam, “untuk apa kamu ingin tahu tentang pria berengsek itu?” tanya Gara kembali pada Chava.“Aku cuman pengen tahu.” Jawab Chava yang kini menundukan kepala.Gara menghela napasnya, “dia nyariin kamu.” Ucap Gara yang akhirnya memberitahu Chava.Chava mengangkat kepalanya, merasa tertarik dengan perkataan Gara, “lalu?” Alis Chava kini saling bertemu.“Abang jawab enggak tahu, sesuai de
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

35. Mengusir Pelakor

Alvian sudah sadarkan diri, orang yang pertama kali dia cari adalah Chava. Alvian juga sempat memberontak, ingin melepaskan alat infus yang dia pasang, dia ingin mencari Chava lagi.Namun hal itu berhasil di cegah oleh air mata yang di keluarkan oleh Jane, Alvian sangat lemah melihat air mata itu. Alhasil, berhari – hari di rawat, kini Alvian sudah sembuh. Pria itu bahkan sudah mulai bekerja lagi.Tok tok tok“Alvian?”Tatapan mata Alvian setajam elang, ketika dirinya melihat perempuan yang menjadi sebab akan kepergian istrinya. Wajah Alvian memerah, apalagi Aluna kini tersenyum cerah ke arah dirinya.“Aku masuk ya … “ Aluna kini berjalan ke arah Alvian, tanpa menunggu jawaban Alvian.Aluna bahkan tidak memedulikan Alvian yang menunjukan ekspresi ketidaksukaannya pada Aluna. Pria itu bahkan tidak mengatakan apapun.“Alvian, aku dengar kamu baru sembuh ya? Nih aku tadi masakin sup kesukaan kamu. Dimakan ya!” Ucap Aluna dengan meletakan tas yang berisi makanan ke meja Alvian.Alvian men
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

36. Angin rindu

Sedari tadi Chava berguling kesana kemari, mencari posisi nyaman untuk tidur. Namun hasilnya nihil, bukan kenyamanan yang dia dapat, melainkan sprei kasur yang menjadi berantakan.Semenjak berjauhan dengan Alvian, Chava kesulitan untuk tertidur. Biasanya Chava akan tertidur di pelukan Alvian. Chava juga sudah terbiasa tidur ada yang menemani.Cklek!Pintu kamarnya tiba – tiba terbuka, dapat Chava lihat di ambang pintu kini ada keponakannya.“Ada apa, Art” Tanya Chava.“Aku boleh tidur sama Aunty, enggak? Aku tidak bisa tertidur.” Jawab anak yang berusia 5 tahun itu.Chava tersenyum lebar, ternyata bukan dia saja yang mengalami kesulitan untuk tertidur. “Boleh, sayang. Sini?” Ucap Chava yang kini melebarkan kedua tangannya.Artemis yang di ijinkan untuk tidur bersama tantenya, kini mengembangkan senyum. Dengan segera anak itu berlari dan melompat ke atas kasur Chava. Bahkan Artemis kini berbaring sambil memeluk Chava.Chava yang merasa gemas, menciumi wajah Artemis. Dia pandangi kepona
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more

37. Perasaan membingungkan

Alvian menghisap tembakau yang kini dia pegang dengan dua jarinya, kemudian dia keluarkan asapnya secara perlahan. Sudah beberapa hari ini, Alvian tidak pulang ke rumah miliknya dan Chava, dia menginap di rumah Ibunya.Jika dia pulang kesana, kesepian dan kesedihan Alvian akan sangat terasa. Setiap ruangan disana selalu mengingatkan Alvian pada Chava. Bukan maksud Alvian ingin melupakan Chava, dia masih mencari istrinya itu.Namun rasanya sungguh pengap dan sesak jika dia pulang ke rumah miliknya dan Chava.“Merokok terus.” Ujar Mario yang kini menghampiri sang kakak yang sedang merokok di balkon rumahnya.Alvian melirik Mario sekilas, dia tidak mempedulikan kehadiran Mario, dia kembali melanjutkan aktivitasnya. Alvian memang sudah bisa tertidur, namun hanya tiga jam saja, selebihnya dia akan bergadang.Dia akan menyibukan dirinya dengan bekerja di kegelapan malam, atau jika tidak ada kerjaan, Alvian akan merokok sampai habis beberapa batang sambil memikirkan Chava. Rutinitas yang san
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

38. Terungkap

Hari demi hari telah Chava lewatkan tanpa kehadiran Alvian, tak terasa kini sudah hari ketiga puluh Chava pergi dari hidup Alvian. Rasa rindu sudah sangat penuh, perasaan itu bahkan tidak bisa terbendung lagi.Meski begitu, alih – alih menghubungi Alvian, Chava memilih untuk mengirimkan surat perceraian untuk Alvian. Mungkin kertas itu sedang dalam perjalanan menuju Alvian.“Aunty, aku mau naik perosotan ini, ya?” Teriakan dari Artemis seakan membuyarkan lamunan Chava.Chava sedang mengajak Artemis dan Apollo untuk bermain di taman. Gara tidak ikut, pria itu sedan gada pekerjaan yang mendesak.“Iya. Hati – hati, Artemis!” Jawab Chava dengan berteriak.“Oke. Ayo, apollo? Kita main ini.” Ucap Artemis pada si kecil Apollo yang selalu saja mengikuti kemana Artemis pergi.Chava menggeleng – gelengkan kepalanya, melihat kelakuan dua keponakannya itu. Melihat mereka, membawa Chava ingat akan masa kecilnya bersama Gara. Bahkan perilaku dan sifat mereka pun sangat mirip seperti Gara dan Chava.
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

39. Selalu mengingatmu

Sepulang dari Restoran, Chava tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Perempuan itu ketika sampai rumah, langsung memasuki kamar. Chava merasakan perasaannya yang sangat campur aduk.Setelah mendengar cerita dari Bryan, jujur saja Chava kembali tidak baik – baik saja. Chava terus memikirkan Alvian. Dia merasa ingin bertemu Alvian dan mengatakan semua yang terjadi.Tok tok tok!Pintu kamar Chava kini diketuk, tak lama muncul Gara di balik pintu. “Ca, bisa kita bicara sebentar di luar?” Tanya Gara.“Iya.” Chava menyetujui permintaan Gara.Chava mengikuti Gara dari arah belakang. Gara membawa Chava turun dari lantai atas menuju ruang tengah di bawah.“Ada apa, Abang?” Kalimat pertama yang keluar dari mulut Chava setelah Chava dan Gara mendaratkan tubuhnya ke sofa.Alih – alih menjawab, sepasang mata Gara menatap Chava dengan sendu. Kemudian Gara menghela napas, seperti menemukan sesuatu yang tidak beres pada adiknya.“Are you oke?” Tanya Gara dengan suara yang sangat lembut.Chava tersenyum
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

40. Menjemput Sang istri

“Makasih Gar, kamu udah mau kasih tahu aku soal Chava.” Ucapan yang pertama kali keluar dari mulut Alvian ketika baru saja sampai di rumah Gara di USA.Garalen benar – benar memberitahu Alvian soal keberadaan Chava, tanpa persetujuan dari Chava. Alvian tiba keesokan harinya, itu pun saat malam hari.“Iya, kamu bisa menemui Chava besok pagi.” Jawab Gara yang masih memandang sinis Alvian.“Oh iya, kamu melupakan sesuatu Alvian.” Lanjut Gara.“Apa-“‘Bugh!’Tangan Gara yang sudah sangat gatal ingin memukul Alvian kini terlaksanakan juga. Gara memukul Alvian tepat sekali pada pipi sebelah kanannya, membuat Alvian yang tidak siap kini terjatuh ke lantai. Beruntung Gara melakukan itu di ruang bawah, alhasil mereka tidak membangunkan orang – orang yang sedang tertidur.Alvian menghela napas, pipinya terasa perih dan ada darah yang keluar sedikit dari sudut bibirnya. Selama mengenal Gara, baru pertama kali dia di pukul oleh Gara. Ternyata pukulan Gara rasanya sakit.“Huft! Lega banget rasanya
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status