All Chapters of Pernikahan yang Membingungkan: Chapter 41 - Chapter 50

57 Chapters

41. Bertemu kembali

Chava terbangun pukul delapan pagi, tidurnya semalam sangat nyenyak, meski begitu dia merasa aneh. Keanehan yang Chava rasa karena selama sebulan ini Chava tidak bisa tertidur nyenyak, alasannya karena tidak ada Alvian di sampingnya dan otaknya selalu saja tidak bisa berhenti memikirkan suaminya itu.Apalagi pagi ini terasa sangat sepi, biasanya Chava akan mendengar suara – suara dari keponakannya dan Gara yang ribut di pagi hari.“Mungkin aja aku udah terbiasa tidur tanpa ada Alvian, makanya aku bisa tidur nyenyak. Lalu Gara dan anak – anaknya, sedang akur hari ini jadi tidak berisik.” Ucap Chava pada dirinya sendiri.Chava mengedikan bahunya, kemudian dia ambil botol yang berisi air putih dan meminumnya. Setelah itu, Chava turun dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Chava melakukan rutinitas seperti biasanya.Tak perlu waktu lama, Chava sudah selesai mandi. Dia juga sudah selesai berpakaian dan memakai skincare. Chava sudah siap untuk menjalani hari yang p
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

42. Rayuan

Chava masih mengurung dirinya di kamar, meski sudah di bujuk beberapa kali pun, Chava tetap keras kepala. Dia sangat betah mengunci kamarnya, bahkan sudah berjam – jam. Meski begitu, Alvian tidak menyerah.Beberapa kali Alvian memanggil nama Chava, membujuk Chava dengan berbagai hal, namun hasilnya nihil.“Ian, masih belum mau keluar?” Ucap Gara yang datang secara tergesa – gesa.Alvian menghubungi Gara perihal hal ini, alasannya, Alvian berharap jika Gara yang membujuk Chava, Chava akan menurunkan ego nya.Alvian menghela napas, terlihat kefrustasian dari helaan napas itu, “belum, Gar.” Jawabnya disertai gelengan kepala.Garalen mengambil posisi Alvian, kini dia berada di depan pintu kamar adik kesayangannya. “Dek? Ini Abang.” Ucap Gara dengan mengetuk pintu.Tak ada jawaban dari dalam, Gara dan Alvian saling memandang satu sama lain. Kemudian Gara kembali mengetuk pintu adiknya, “dek, buka dulu pintunya? Abang mau bicara.” Lanjut Gara.“Aku enggak mau buka pintu kalau masih ada Alvi
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

43. I love you

Setelah berdiskusi dengan Gara, kini Chava dan Alvian benar – benar saling bertatap muka. Chava bisa melihat tatapan penuh kerinduan dari Alvian untuknya. Chava juga baru menyadari, suaminya itu terlihat lebih kurus dari terakhir bertemu.“Ca, apa kabar?” Tanya Alvian berbasa – basi.Chava menghela napas, “baik.” Ketusnya.Sebenarnya Chava sudah tidak sabar untuk berbicara dengan Alvian mengenai inti permasalahannya. Dia tidak suka jika Alvian harus berbasa – basi seperti tadi.Alhasil Chava jawab dengan ketus, itu juga jawabannya berbanding terbalik dengan keadaan dia sebenarnya. Chava tidak baik – baik saja, Chava kesakitan, Chava rindu pada Alvian, Chava kebingungan. Namun keadaan dia yang sebenarnya hanya bisa dia pendam.Sudut mulut Alvian melengkung keatas, “aku enggak baik – baik aja. Aku kangen banget sama kamu, aku juga sangat merasa menyesal atas semua hal yang aku lakuin ke kamu.”“Ca, aku benar – benar merasa hampa dan kosong saat kamu pergi. Aku cari kamu kemana – mana, t
last updateLast Updated : 2024-08-27
Read more

44. Badai berlalu

Chava dan Alvian kini sedang berbaring dengan berpelukan di atas kasur, menghantarkan rasa hangat pada tubuh mereka. Pelukan yang sangat erat, seakan Chava dan Alvian ingin benar – benar memiliki tubuh mereka satu sama lain.Rasa rindu yang menggebu rasanya telah hilang. Digantikan dengan rasa tenang dan aman.“Abang, kenapa kamu merasa bahwa kamu sudah mencintai aku dari awal kita bertemu?” Tanya Chava yang kini penasaran dengan pengakuan Alvian.Pasalnya dahulu pertemuan pertama Chava dan Alvian tidak ada indah – indahnya. Saat pertama bertemu saja, Alvian hanya merespon Chava seadanya.“Saat itu aku lagi enggak bersemangat hidup, tiba – tiba kamu datang dengan penuh keceriaan. Entah kenapa hanya melihat kamu aja, bisa buat aku bersemangat untuk hidup dan mengejar mimpi – mimpi aku. Pertama kali aku merasakan hal itu, Ca. Ternyata perasaan itu disebut dengan jatuh cinta pada pandang pertama.”Penjelasan Alvian tentu saja membuat pipi Chava merona. Kupu – kupu seakan terus berterbang
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more

45. Rencana penjebakan

Dari dahulu, Alvian tidak pernah menyalahkan Bryan atas perselingkuhan Bryan dengan Aluna. Alvian bahkan tidak marah – marah serta berakhir memukul Bryan. Alvian mengerti bahwa Bryan tidak salah, Bryan pun korban dari Aluna.Bahkan sekarang pun, Alvian tidak terlihat kesal pada Bryan. Alvian bersikap biasa saja seperti Alvian bertemu dengan teman lama.“Long time no see, Alvian.” Ucap Bryan mengawali pembicaraan.“Iya.” Jawab Alvian dengan singkat.Tiba – tiba saja tadi pagi Bryan menghubungi Chava, pria itu mengatakan akan membawa Aluna pulang ke USA, namun Bryan meminta sedikit bantuan pada Chava. Alhasil karena kebetulan Alvian sudah berada di USA, Alvian diajak oleh Chava untuk menemui Bryan.“Apa kabar, Alvian?” Tanya Bryan berbasa – basi.“Baik.” Lagi dan lagi Alvian menjawab singkat. Hal itu hanya di respon senyuman oleh Bryan.Bukan maksud Alvian cuek dalam menjawab pertanyaan Bryan. Hanya saja, Alvian memang lebih sering berbicara secara singkat saja pada orang lain.“Kak Bry
last updateLast Updated : 2024-09-06
Read more

46. Love and hate

Chava dan Alvian sedang menikmati Kota New York dengan berjalan – jalan. Esok hari, Chava dan Alvian sudah harus pulang ke Indonesia. Tadinya pasangan suami istri ini akan lebih lama berada di New York.Akan tetapi di Indonesia masih ada masalah yang harus di bereskan. Bisa saja mereka melupakan tentang Aluna, namun jika Aluna di biarkan begitu saja, pasti Ibu dua orang anak itu akan kembali menganggu hubungan mereka.“Sayang, New York indah ya?” Tanya Alvian pada Chava yang kini keduanya sedang berada di Taman, mengistirahatkan tubuh mereka setelah berjalan – jalan.“Iya, Sayang.” Jawab Chava setuju dengan pendapat Alvian. Perempuan itu kini menyandarkan kepalanya pada pundak sang suami.Alvian mengelus rambut Chava, “kamu mau pindah kesini, enggak?” Alvian bertanya kembali.“Mau, kalau kamu mau. Aku enggak masalah mau tinggal dimana pun, akan tetapi harus sama kamu.” Jawab Chava dengan sedikit godaan.Alvian tertawa, kata – kata Chava membuat kupu – kupu berterbangan pada perutnya.
last updateLast Updated : 2024-09-13
Read more

47. Diluar Batas

Sesuai rencana yang telah disiapkan, Alvian kini sedang menunggu Aluna di restoran yang sudah di reservasi. Hatinya memang masih merasa suntuk, namun karena ucapan Chava, Alvian benar – benar merasa ikut bertanggung jawab atas kekacauan ini.Alhasil dengan berat hati dia menjalankan rencana yang sudah Chava susun. Alvian menghembuskan napas kasar, tidak masalah hari ini Alvian harus berakting menjadi orang yang ramah pada Aluna, demi ketenangan rumah tangga antara dirinya dengan Chava.“Alvian!” Sapa Aluna yang baru saja datang.Alvian tersenyum palsu, “hai, Lun.” Balas Alvian, sungguh pekerjaan yang sangat memberatkan harus berpura – pura di depan orang yang tidak dia sukai.Aluna kini duduk di seberang Alvian, perempuan itu tampak sangat bahagia, itu bisa Alvian lihat dengan jelas dari gerak – geriknya.“Apa kabar, Lun?” Tanya Alvian berbasa – basi.“Baik bangett.” Jawab perempuan itu dengan semangat.“Oh, syukurlah. By the way, maafin sikap aku waktu terakhir kali kita ketemu ya?”
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

48. Janji

Chava menatap langit malam yang sedikit mendung, namun tetap ada satu bintang yang menghiasi langit. Angin menerbangkan rambut Chava yang Chava urai dengan indah. Kejadian tadi siang, masih terbayang di kepala Chava.Apalagi saat Aluna menyinggung nama Gavin, mantan kekasih Chava. Hubungan Chava dan Gavin bukan hubungan yang sehat, membuat Chava merasa ketakutan saat mendengar nama itu, Chava masih memiliki rasa trauma terhadap Gavin.Chava merasakan kehangatan saat perutnya tiba – tiba saja dipeluk dari arah belakang. Tak perlu menoleh ke belakang, Chava sudah tahu bahwa Alvian yang memeluknya. Chava sangat hapal aroma tubuh Alvian.“Ngapain masih diluar, sayang? Dingin.” Tanya Alvian yang mendapati sang istri sedang berada di balkon kamarnya.Chava tersenyum, dia sentuh tangan Alvian yang melingkar di perutnya.”Enggak apa – apa, pengen aja.” Jawab Chava memilih untuk tidak mengatakan situasi yang sedang dia rasakan.Tentu Alvian tidak percaya akan perkataan Chava. Alvian sangat meng
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

49. His Trauma

Chava dan Alvian sudah beres melakukan belanja bulanan, mereka membeli beberapa kebutuhan untuk satu bulan ke depan. Kegiatan ini sungguh menjadi kegiatan yang selama ini Chava inginkan, maka dari itu Chava sangat bersemangat. Alvian juga tidak banyak mendebat dan tidak banyak keinginan, dia lebih menurut apa yang Chava mau.Kini Chava sedang mengambil Kue red velvet di salah satu toko roti langganan dia, Chava juga sudah menyuruh Suaminya untuk menunggu di mobil, karena merasa kasihan jika Alvian harus membawa barang belanjaan di Mall sebesar ini.“Ini ya, Mbak, Cake red velvet ukuran mediumnya. Terima kasih telah berbelanja disini.” Ucap Sang kasir yang kemudian memberikan kue red velvet kesukaan Chava.Dengan antusias Chava menerima kue itu, mencium baunya saja sudah bisa membuat Chava merasa tidak sabar untuk memakan kue itu, “iya, Terima kasih kembali.” Jawab Chava.Chava mulai berjalan keluar dari Toko roti itu, bahkan Chava tidak melihat jalan dengan benar, pandangannya sibuk m
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

50. Cerita di masa lalu

“Bang ian, Teh Ca kenapa? Kok bisa sampai masuk Rumah sakit?!”Alvian terperanjat kaget, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba – tiba saja dikejutkan oleh suara adik iparnya yang baru saja memasuki ruangan Chava dengan tergesa – gesa. Bahkan adik iparnya itu, tidak berbasa – basi mengetuk pintu terlebih dahulu.“Ssst, jangan berisik!” Peringat Alvian pada Dylan, Chava masih belum bangun, dia tidak ingin istrinya itu terbangun karena terpaksa. “Ayo kita ngobrol di luar?” Lanjut Alvian kemudian beranjak dari duduknya, menghampiri Dylan yang masih berdiri dengan napas yang tersenggal – senggal.“Yaudah, ayo!” Ucap Dylan menyetujui Alvian.Alvian mengikuti langkah Dylan yang keluar terlebih dahulu. Tidak ada Gara, maka ada Dylan yang sifatnya sangat sama dengan teman dekatnya itu. Bahkan ketika dia mengabari Dylan lewat sambungan telepon, adik iparnya itu terdengar sangat panik.Chava memang beruntung soal keluarga, dia memiliki tiga orang Pria yang melindunginya, ada Papanya, Gara dan D
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status