Share

38. Terungkap

Author: January yeoja
last update Last Updated: 2024-07-31 00:52:03

Hari demi hari telah Chava lewatkan tanpa kehadiran Alvian, tak terasa kini sudah hari ketiga puluh Chava pergi dari hidup Alvian. Rasa rindu sudah sangat penuh, perasaan itu bahkan tidak bisa terbendung lagi.

Meski begitu, alih – alih menghubungi Alvian, Chava memilih untuk mengirimkan surat perceraian untuk Alvian. Mungkin kertas itu sedang dalam perjalanan menuju Alvian.

“Aunty, aku mau naik perosotan ini, ya?” Teriakan dari Artemis seakan membuyarkan lamunan Chava.

Chava sedang mengajak Artemis dan Apollo untuk bermain di taman. Gara tidak ikut, pria itu sedan gada pekerjaan yang mendesak.

“Iya. Hati – hati, Artemis!” Jawab Chava dengan berteriak.

“Oke. Ayo, apollo? Kita main ini.” Ucap Artemis pada si kecil Apollo yang selalu saja mengikuti kemana Artemis pergi.

Chava menggeleng – gelengkan kepalanya, melihat kelakuan dua keponakannya itu. Melihat mereka, membawa Chava ingat akan masa kecilnya bersama Gara. Bahkan perilaku dan sifat mereka pun sangat mirip seperti Gara dan Chava.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan yang Membingungkan   39. Selalu mengingatmu

    Sepulang dari Restoran, Chava tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Perempuan itu ketika sampai rumah, langsung memasuki kamar. Chava merasakan perasaannya yang sangat campur aduk.Setelah mendengar cerita dari Bryan, jujur saja Chava kembali tidak baik – baik saja. Chava terus memikirkan Alvian. Dia merasa ingin bertemu Alvian dan mengatakan semua yang terjadi.Tok tok tok!Pintu kamar Chava kini diketuk, tak lama muncul Gara di balik pintu. “Ca, bisa kita bicara sebentar di luar?” Tanya Gara.“Iya.” Chava menyetujui permintaan Gara.Chava mengikuti Gara dari arah belakang. Gara membawa Chava turun dari lantai atas menuju ruang tengah di bawah.“Ada apa, Abang?” Kalimat pertama yang keluar dari mulut Chava setelah Chava dan Gara mendaratkan tubuhnya ke sofa.Alih – alih menjawab, sepasang mata Gara menatap Chava dengan sendu. Kemudian Gara menghela napas, seperti menemukan sesuatu yang tidak beres pada adiknya.“Are you oke?” Tanya Gara dengan suara yang sangat lembut.Chava tersenyum

    Last Updated : 2024-08-01
  • Pernikahan yang Membingungkan   40. Menjemput Sang istri

    “Makasih Gar, kamu udah mau kasih tahu aku soal Chava.” Ucapan yang pertama kali keluar dari mulut Alvian ketika baru saja sampai di rumah Gara di USA.Garalen benar – benar memberitahu Alvian soal keberadaan Chava, tanpa persetujuan dari Chava. Alvian tiba keesokan harinya, itu pun saat malam hari.“Iya, kamu bisa menemui Chava besok pagi.” Jawab Gara yang masih memandang sinis Alvian.“Oh iya, kamu melupakan sesuatu Alvian.” Lanjut Gara.“Apa-“‘Bugh!’Tangan Gara yang sudah sangat gatal ingin memukul Alvian kini terlaksanakan juga. Gara memukul Alvian tepat sekali pada pipi sebelah kanannya, membuat Alvian yang tidak siap kini terjatuh ke lantai. Beruntung Gara melakukan itu di ruang bawah, alhasil mereka tidak membangunkan orang – orang yang sedang tertidur.Alvian menghela napas, pipinya terasa perih dan ada darah yang keluar sedikit dari sudut bibirnya. Selama mengenal Gara, baru pertama kali dia di pukul oleh Gara. Ternyata pukulan Gara rasanya sakit.“Huft! Lega banget rasanya

    Last Updated : 2024-08-05
  • Pernikahan yang Membingungkan   41. Bertemu kembali

    Chava terbangun pukul delapan pagi, tidurnya semalam sangat nyenyak, meski begitu dia merasa aneh. Keanehan yang Chava rasa karena selama sebulan ini Chava tidak bisa tertidur nyenyak, alasannya karena tidak ada Alvian di sampingnya dan otaknya selalu saja tidak bisa berhenti memikirkan suaminya itu.Apalagi pagi ini terasa sangat sepi, biasanya Chava akan mendengar suara – suara dari keponakannya dan Gara yang ribut di pagi hari.“Mungkin aja aku udah terbiasa tidur tanpa ada Alvian, makanya aku bisa tidur nyenyak. Lalu Gara dan anak – anaknya, sedang akur hari ini jadi tidak berisik.” Ucap Chava pada dirinya sendiri.Chava mengedikan bahunya, kemudian dia ambil botol yang berisi air putih dan meminumnya. Setelah itu, Chava turun dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Chava melakukan rutinitas seperti biasanya.Tak perlu waktu lama, Chava sudah selesai mandi. Dia juga sudah selesai berpakaian dan memakai skincare. Chava sudah siap untuk menjalani hari yang p

    Last Updated : 2024-08-10
  • Pernikahan yang Membingungkan   42. Rayuan

    Chava masih mengurung dirinya di kamar, meski sudah di bujuk beberapa kali pun, Chava tetap keras kepala. Dia sangat betah mengunci kamarnya, bahkan sudah berjam – jam. Meski begitu, Alvian tidak menyerah.Beberapa kali Alvian memanggil nama Chava, membujuk Chava dengan berbagai hal, namun hasilnya nihil.“Ian, masih belum mau keluar?” Ucap Gara yang datang secara tergesa – gesa.Alvian menghubungi Gara perihal hal ini, alasannya, Alvian berharap jika Gara yang membujuk Chava, Chava akan menurunkan ego nya.Alvian menghela napas, terlihat kefrustasian dari helaan napas itu, “belum, Gar.” Jawabnya disertai gelengan kepala.Garalen mengambil posisi Alvian, kini dia berada di depan pintu kamar adik kesayangannya. “Dek? Ini Abang.” Ucap Gara dengan mengetuk pintu.Tak ada jawaban dari dalam, Gara dan Alvian saling memandang satu sama lain. Kemudian Gara kembali mengetuk pintu adiknya, “dek, buka dulu pintunya? Abang mau bicara.” Lanjut Gara.“Aku enggak mau buka pintu kalau masih ada Alvi

    Last Updated : 2024-08-23
  • Pernikahan yang Membingungkan   43. I love you

    Setelah berdiskusi dengan Gara, kini Chava dan Alvian benar – benar saling bertatap muka. Chava bisa melihat tatapan penuh kerinduan dari Alvian untuknya. Chava juga baru menyadari, suaminya itu terlihat lebih kurus dari terakhir bertemu.“Ca, apa kabar?” Tanya Alvian berbasa – basi.Chava menghela napas, “baik.” Ketusnya.Sebenarnya Chava sudah tidak sabar untuk berbicara dengan Alvian mengenai inti permasalahannya. Dia tidak suka jika Alvian harus berbasa – basi seperti tadi.Alhasil Chava jawab dengan ketus, itu juga jawabannya berbanding terbalik dengan keadaan dia sebenarnya. Chava tidak baik – baik saja, Chava kesakitan, Chava rindu pada Alvian, Chava kebingungan. Namun keadaan dia yang sebenarnya hanya bisa dia pendam.Sudut mulut Alvian melengkung keatas, “aku enggak baik – baik aja. Aku kangen banget sama kamu, aku juga sangat merasa menyesal atas semua hal yang aku lakuin ke kamu.”“Ca, aku benar – benar merasa hampa dan kosong saat kamu pergi. Aku cari kamu kemana – mana, t

    Last Updated : 2024-08-27
  • Pernikahan yang Membingungkan   44. Badai berlalu

    Chava dan Alvian kini sedang berbaring dengan berpelukan di atas kasur, menghantarkan rasa hangat pada tubuh mereka. Pelukan yang sangat erat, seakan Chava dan Alvian ingin benar – benar memiliki tubuh mereka satu sama lain.Rasa rindu yang menggebu rasanya telah hilang. Digantikan dengan rasa tenang dan aman.“Abang, kenapa kamu merasa bahwa kamu sudah mencintai aku dari awal kita bertemu?” Tanya Chava yang kini penasaran dengan pengakuan Alvian.Pasalnya dahulu pertemuan pertama Chava dan Alvian tidak ada indah – indahnya. Saat pertama bertemu saja, Alvian hanya merespon Chava seadanya.“Saat itu aku lagi enggak bersemangat hidup, tiba – tiba kamu datang dengan penuh keceriaan. Entah kenapa hanya melihat kamu aja, bisa buat aku bersemangat untuk hidup dan mengejar mimpi – mimpi aku. Pertama kali aku merasakan hal itu, Ca. Ternyata perasaan itu disebut dengan jatuh cinta pada pandang pertama.”Penjelasan Alvian tentu saja membuat pipi Chava merona. Kupu – kupu seakan terus berterbang

    Last Updated : 2024-08-29
  • Pernikahan yang Membingungkan   45. Rencana penjebakan

    Dari dahulu, Alvian tidak pernah menyalahkan Bryan atas perselingkuhan Bryan dengan Aluna. Alvian bahkan tidak marah – marah serta berakhir memukul Bryan. Alvian mengerti bahwa Bryan tidak salah, Bryan pun korban dari Aluna.Bahkan sekarang pun, Alvian tidak terlihat kesal pada Bryan. Alvian bersikap biasa saja seperti Alvian bertemu dengan teman lama.“Long time no see, Alvian.” Ucap Bryan mengawali pembicaraan.“Iya.” Jawab Alvian dengan singkat.Tiba – tiba saja tadi pagi Bryan menghubungi Chava, pria itu mengatakan akan membawa Aluna pulang ke USA, namun Bryan meminta sedikit bantuan pada Chava. Alhasil karena kebetulan Alvian sudah berada di USA, Alvian diajak oleh Chava untuk menemui Bryan.“Apa kabar, Alvian?” Tanya Bryan berbasa – basi.“Baik.” Lagi dan lagi Alvian menjawab singkat. Hal itu hanya di respon senyuman oleh Bryan.Bukan maksud Alvian cuek dalam menjawab pertanyaan Bryan. Hanya saja, Alvian memang lebih sering berbicara secara singkat saja pada orang lain.“Kak Bry

    Last Updated : 2024-09-06
  • Pernikahan yang Membingungkan   46. Love and hate

    Chava dan Alvian sedang menikmati Kota New York dengan berjalan – jalan. Esok hari, Chava dan Alvian sudah harus pulang ke Indonesia. Tadinya pasangan suami istri ini akan lebih lama berada di New York.Akan tetapi di Indonesia masih ada masalah yang harus di bereskan. Bisa saja mereka melupakan tentang Aluna, namun jika Aluna di biarkan begitu saja, pasti Ibu dua orang anak itu akan kembali menganggu hubungan mereka.“Sayang, New York indah ya?” Tanya Alvian pada Chava yang kini keduanya sedang berada di Taman, mengistirahatkan tubuh mereka setelah berjalan – jalan.“Iya, Sayang.” Jawab Chava setuju dengan pendapat Alvian. Perempuan itu kini menyandarkan kepalanya pada pundak sang suami.Alvian mengelus rambut Chava, “kamu mau pindah kesini, enggak?” Alvian bertanya kembali.“Mau, kalau kamu mau. Aku enggak masalah mau tinggal dimana pun, akan tetapi harus sama kamu.” Jawab Chava dengan sedikit godaan.Alvian tertawa, kata – kata Chava membuat kupu – kupu berterbangan pada perutnya.

    Last Updated : 2024-09-13

Latest chapter

  • Pernikahan yang Membingungkan   57. Kehidupan baru

    Alvian menghela napas panjang sambil berbaring di sofa di ruang TV, menatap langit-langit dengan pikiran yang melayang-layang. Apa sebenarnya kesalahan yang telah ia lakukan pada Chava? Seharian ini, Chava menghindarinya, tak mau bicara sedikit pun. Ia bahkan melarang Alvian masuk ke kamar, membuatnya terpaksa tidur di ruang TV.Alvian sudah mencoba berbagai cara untuk meluluhkan hati Chava. Berkali-kali ia meminta maaf, meski ia sendiri tak merasa telah melakukan kesalahan yang cukup serius untuk membuat Chava marah. Namun, tetap saja Chava tak memberi respons.“Ting!”Ponselnya tiba-tiba berbunyi, memecah keheningan. Ia meraih ponsel yang terletak di sampingnya dan membaca pesan yang baru saja masuk. Mata Alvian terbelalak. Pesan dari Chava itu langsung membuatnya bergegas.[ Cepat masuk ke kamar, kalau lima menit kamu enggak masuk, aku akan kunci lagi! ]Tanpa pikir panjang, Alvian segera melompat dari sofa dan berlari menuju kamar. Benar saja, pintu kamar yang tadinya terkunci kin

  • Pernikahan yang Membingungkan   56. Perpisahan sang mantan

    “Geli banget deh aku!” jerit Joya, begitu masuk ke dalam ruangan. Suaranya melengking, membuat Chava dan Binar langsung mengerutkan dahi. Joya baru tiba, tapi sudah menghebohkan suasana. Wajahnya menahan geli sekaligus ngeri, bahkan bahunya ikut bergidik.“Kenapa?” Binar bertanya, penasaran.Joya duduk di depan mereka, menarik napas sebelum mengeluarkan ponselnya. “Nih, lihat,” katanya sambil menunjuk layar ponselnya yang menampilkan foto Gavin, mantan pacar Chava, bersama seorang pria.Sekilas, foto itu terlihat biasa saja, hanya dua orang yang duduk bersama. Namun, ketika Chava dan Binar melihat caption foto itu, mereka langsung mengerti mengapa Joya sampai merinding. Tertulis dengan jelas: "My beloved, Gavin."Joya menarik kembali ponselnya, lalu menggeleng pelan sambil menghela napas. “Si Gavin, setelah putus dari kamu, jadi aneh banget kelakuannya. Masa pacaran sama sejenisnya, sih?”Faktanya, Chava memang sudah tahu soal ini sejak lama, bahkan kabar ini sempat membantunya untuk

  • Pernikahan yang Membingungkan   55. Perasaan yang masih sama

    Gavin melangkah keluar dari ruangan Alvian, berusaha tetap tenang meski hatinya bergolak. Situasi semakin tidak nyaman, dan yang lebih menghantam perasaannya adalah pengakuan mantan kekasihnya, Chava, bahwa ia telah menikah dengan Alvian. Meskipun Gavin sudah tahu hal ini lewat unggahan media sosial teman Chava, mendengarnya langsung dari mulut Chava menimbulkan rasa sakit yang mendalam.Sejenak, Gavin menyesali keputusannya di masa lalu. Seandainya saja ia bisa memperlakukan Chava dengan lebih baik, mungkin cincin yang melingkar di jari manis Chava adalah cincin dari dirinya, bukan dari Alvian. Ia tak menyangka akan bertemu kembali dengan Chava dalam kondisi seperti ini.Saat Gavin mengetahui kerja sama yang datang dari perusahaan milik Alvian, Gavin langsung menyetujuinya. Gavin bahkan berani menunjukan wajahnya pada Alvian, padahal orang – orang yang pernah bekerja sama dengan dia tidak pernah ada yang tahu wajah Gavin. Gavin juga sengaja menyamarkan namanya.Hal tersebut dia lakuk

  • Pernikahan yang Membingungkan   54. Bertemu mantan kembali

    Hari ini hari pertama Alvian bekerja sama dengan Gavin, mereka akan bertemu. Pertemuan ini adalah awal dari rencana pembangunan kantor baru Alvian, namun rasa gelisah menguasai hatinya. Alvian merasa enggan, bahkan sedikit malas, untuk bertatap muka apalagi berbicara dengan Gavin.Namun, demi Chava, Alvian tahu ia harus melakukannya. Ia bertekad menyingkirkan perasaannya demi keprofesionalan dia.Saat pintu ruangannya terbuka, Alvian melihat Mario masuk lebih dulu, diikuti oleh Gavin di belakangnya. "Pak Alvian, ini Pak Gavin," kata Mario, mencoba mencairkan suasana dengan sapaan formal yang terdengar datar.Alvian bangkit dari kursinya, mengulurkan tangan dengan sikap profesional meskipun hatinya terasa berat. Ia sadar, bagaimanapun, Gavin adalah tamunya, dan sebagai tuan rumah, ia harus menunjukkan sikap yang baik. Dalam hatinya, ada perasaan campur aduk—rasa tidak nyaman yang tak bisa ia abaikan.Gavin menyambut uluran tangan Alvian dengan senyuman lebar, membuat suasana seakan-ak

  • Pernikahan yang Membingungkan   53. Kepercayaan

    Sepulang dari kantor, Alvian sama sekali tidak membuka mulut, suaranya pun tidak Chava dengar. Wajah Alvian memang terlihat sudah biasa saja, tidak menunjukan ekspresi marah seperti saat di Kantor tadi. Maka dari itu Chava simpulkan, suaminya masih kesal padanya.Chava melingkarkan kedua tangannya dari arah belakang pada dada Alvian yang sedang menyesap rokok elektronik di Rooftop rumahnya. Dia juga menempelkan kepalanya pada punggung Alvian. Alvian yang tiba – tiba saja dipeluk, membuat Alvian terkejut, namun tidak membuat dia berbalik untuk melihat Chava.“Masuk, Ca. Aku lagi ngerokok.” Akhirnya Alvian mengeluarkan suara hanya untuk memperingatkan Chava.Alvian jika ingin merokok, dia akan merokok di Rooftop ataupun ditempat lain yang tidak ada Chava. Karena Alvian tidak ingin membuat Chava terbatuk – batuk menghirup asap rokok.“Enggak mau,” tolak Chava, dia memang sengaja menyusul Alvian ke Rooftop untuk membujuk Alvian. Dia bahkan menahan agar dia tidak batuk saat asap rokok itu

  • Pernikahan yang Membingungkan   52. Hal tak terduga

    Alvian sudah menjalankan rutinitas harian seperti biasanya, setelah mengetahui kondisi Chava mulai membaik. Bahkan istrinya itu sudah pulang ke rumah dua hari lalu. Hanya saja Dokter memberikan pesan pada Alvian, agar tetap mengawasi Chava.Tadinya Alvian menolak untuk pergi bekerja, dia berencana akan mengambil cuti kembali karena kondisi Chava. Namun Chava menolak, dia menyuruh Alvian untuk pergi bekerja, karena Chava tahu Alvian sudah banyak sekali tidak hadir. Meski perusahaan itu milik Alvian, tapi Chava ingin Alvian pula menepati peraturan yang dia buat.“Bos, apa kamu tahu siapa arsitek yang akan mendesain pembangunan kantor baru, kamu?” Tanya Mario yang kini sedang duduk diseberang Alvian.“Tidak, saya hanya tahu bahwa nama dia Alend.” Ucap Alvian yang tidak mengalihkan perhatian matanya saat Mario bertanya.Memang Alvian berencana untuk membangun kantor baru yang lebih luas dari kantornya sekarang. Alvian akan lebih banyak merekrut karyawan, apalagi penjualan dari usaha pakai

  • Pernikahan yang Membingungkan   51. Terima kasih telah bertahan

    Perlahan demi perlahan kelopak mata Chava mulai terbuka, hal pertama yang dia lihat adalah langit – langit ruangan yang sama sekali dia tidak kenali. Chava mengeryitkan dahi, mencoba mengingat hal yang terjadi.Terakhir kali dirinya sedang berbelanja bersama Alvian, kemudian dia menyuruh Alvian untuk ke mobil terlebih dahulu karena dia akan membawa kue Red velvet yang sudah dia pesan, ketika dia selesai membawa kue dia tidak sengaja menabrak seseorang. Seseorang itu adalah Gavin, mantan kekasihnya.Mendadak rasa takut itu mulai muncul kembali, tubuh Chava kembali menegang akan tetapi kini dia merasakan punggung tangan sebelah kirinya hangat.“Tenang, Sayang.” Suara Alvian kini terdengar merdu di telinga Chava, bagai melodi indah yang menenangkan.Chava menolehkan kepalanya, kini dia dapat melihat Alvian yang sedang duduk disampingnya dan mengembangkan senyuman. Pakaian Suaminya itu bahkan masih sama seperti terakhir kali dia pakai. Meski Alvian tersenyum, Chava bisa melihat tatapan p

  • Pernikahan yang Membingungkan   50. Cerita di masa lalu

    “Bang ian, Teh Ca kenapa? Kok bisa sampai masuk Rumah sakit?!”Alvian terperanjat kaget, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba – tiba saja dikejutkan oleh suara adik iparnya yang baru saja memasuki ruangan Chava dengan tergesa – gesa. Bahkan adik iparnya itu, tidak berbasa – basi mengetuk pintu terlebih dahulu.“Ssst, jangan berisik!” Peringat Alvian pada Dylan, Chava masih belum bangun, dia tidak ingin istrinya itu terbangun karena terpaksa. “Ayo kita ngobrol di luar?” Lanjut Alvian kemudian beranjak dari duduknya, menghampiri Dylan yang masih berdiri dengan napas yang tersenggal – senggal.“Yaudah, ayo!” Ucap Dylan menyetujui Alvian.Alvian mengikuti langkah Dylan yang keluar terlebih dahulu. Tidak ada Gara, maka ada Dylan yang sifatnya sangat sama dengan teman dekatnya itu. Bahkan ketika dia mengabari Dylan lewat sambungan telepon, adik iparnya itu terdengar sangat panik.Chava memang beruntung soal keluarga, dia memiliki tiga orang Pria yang melindunginya, ada Papanya, Gara dan D

  • Pernikahan yang Membingungkan   49. His Trauma

    Chava dan Alvian sudah beres melakukan belanja bulanan, mereka membeli beberapa kebutuhan untuk satu bulan ke depan. Kegiatan ini sungguh menjadi kegiatan yang selama ini Chava inginkan, maka dari itu Chava sangat bersemangat. Alvian juga tidak banyak mendebat dan tidak banyak keinginan, dia lebih menurut apa yang Chava mau.Kini Chava sedang mengambil Kue red velvet di salah satu toko roti langganan dia, Chava juga sudah menyuruh Suaminya untuk menunggu di mobil, karena merasa kasihan jika Alvian harus membawa barang belanjaan di Mall sebesar ini.“Ini ya, Mbak, Cake red velvet ukuran mediumnya. Terima kasih telah berbelanja disini.” Ucap Sang kasir yang kemudian memberikan kue red velvet kesukaan Chava.Dengan antusias Chava menerima kue itu, mencium baunya saja sudah bisa membuat Chava merasa tidak sabar untuk memakan kue itu, “iya, Terima kasih kembali.” Jawab Chava.Chava mulai berjalan keluar dari Toko roti itu, bahkan Chava tidak melihat jalan dengan benar, pandangannya sibuk m

DMCA.com Protection Status