Semua Bab Wanita Kedua Pilihan Presdir: Bab 11 - Bab 20

39 Bab

Kegaduhan Malam

"Bawa mereka ke hadapanku sekarang juga!" "Baik, Tuan." Kelvin mematikan telepon lalu pergi mengemudikan mobilnya seorang diri hingga tiba di sebuah rumah dengan gerbang yang tinggi. Kelvin lantas memarkirkan mobil tepat di depan rumah yang berada di dalam gerbang tersebut. Beberapa orang pria berbadan tinggi tegap tengah berdiri menunggu kedatangannya. Kelvin lalu duduk di sebuah kursi yang sudah di sediakan. Empat ekor anjing terlihat sedang menyerang dua orang wanita dan satu orang pria. Ketiganya adalah pelaku yang sudah mencopet dompet dan ponsel serta pengunjung toko pakaian yang sudah mempermalukan Riana tadi saing. Kelvin lalu duduk di kursi yang sudah disediakan, mengambil rokok yang diberikan orang-orangnya lalu menyesap beberapa kali sambil memperhatikan ketiga orang yang sedang menjerit-jerit minta tolong. "Mereka belum mau mengaku?" "Belum, Bos. Sepertinya mereka dibayar cukup mahal untuk tutup mulut," ucap pria yang berdiri dekat di samping Kelvin. "Bawa mereka k
Baca selengkapnya

Hampir Saja

Kelvin membaca berita keesokan paginya. Namun tak ditemukan berita yang menghebohkan sama sekali tentang mayat pencopet yang dihabisi orang-orangnya semalam."Oh, ya, Mas." Kelvin menghentikan kegiatannya, menatap Riana yang bicara padanya sambil mengoleskan selai pada roti. "Aku dapat pesan kalau gaun yang dijahit sudah selesai.""Kapan diantar?""Aku mengatakan akan mengambilnya sendiri." Riana meletakan roti yang sudah diolesi selai di atas piring dan meletakkannya ke hadapan Kelvin. "Boleh aku pergi ke sana?""Kenapa tidak minta diantar?" Satu suapan masuk ke mulutnya."Biar sekalian dibetulkan kalau longgar atau kesempitan."Kelvin mengangguk. "Jangan pergi tanpa pengawal.""Iya, Mas." Riana patuh. "Mas pulang kantor jam berapa nanti?""Seperti Biasa."Mereka sarapan bersama lalu Riana mengantar Kelvin sampai naik ke mobilnya.Sepeninggalan Kelvin, Riana menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan untuk pergi ke butik.Sampai di butik yang baru saja buka, Riana langsung dipersilakan
Baca selengkapnya

Menghindar

Riana sudah diperbolehkan pulang hari itu juga. Ia tidak ingin berlama-lama di rumah sakit. Dan Kelvin pun merasa Riana akan lebih aman bersamanya.Namun sebelum mereka sampai ke rumah, Kelvin mendapat pesan kalau ia harus makan malam bersama sang kakek yang sudah dijadwalkan di sebuah hotel bintang lima.Kelvin ingin memberitahu Riana kalau ia harus pergi, namun melihat Riana yang sedang menyiapkan bahan masakan untuk makan malam mereka, Kelvin hanya berdiri diam sambil menatap punggung Riana."Mas, ngapain di situ?" tanya Riana lalu menghampiri."Saya harus pergi. Tidak apa kalau makan malamnya terlambat?" Kelvin akan berusaha pulang lebih awal."Mas mau ke mana?""Ada klien yang harus kutemui."Riana membuang napas panjang. "Tidak apa. Aku akan menunggu, Mas.""Kalau lapar, makan duluan saja. Kamu harus minum obat." Kelvin berkata sambil memainkan anak rambut Riana yang sedikit berantakan."Nggak. Aku mau menunggu, Mas."Akhir-akhir ini Riana memang lebih manja dan lebih berani men
Baca selengkapnya

Kegilaan Angela

Angela melempar barang apapun yang bisa ia lempar. Membuat kamarnya yang luas terlihat seperti baru saja mengalami gempa bumi. Hancur dan berantakan."Ya ampun, Angela. Kamu ini apa-apaan, sih? Malam-malam begini malah bikin ribut.""Kelvin sialan! Bisa-bisanya dia mengabaikan aku, Ma.""Memangnya dia mengabaikan kamu bagaimana?"Angela duduk di atas kasur dan menyugar rambutnya yang panjang, ia lalu menceritakan makan malam bersama Kelvin dan kakeknya yang pergi begitu saja."Sudahlah Angela. Kelvin itu bukan pengangguran. Kamu harusnya paham.""Tapi aku yakin dia pergi karena pe–"Perempuan yang dipanggil mama tersebut mengerutkan kening."Karena apa? Kalau ngomong yang jelas!""Ah, sudahlah. Aku pusing di rumah ini."Angela masuk kamar mandi lalu bersiap dengan pakaian yang lebih seksi. Perempuan pergi setelah membangunkan asisten rumah tangga yang sudah tidur untuk membereskan kamarnya yang berantakan."Kamu mau ke mana?" tanya sang Mama yang sedang duduk di ruang keluarga."Suntu
Baca selengkapnya

Sial

Kelvin mulai merasa tak nyaman dengan tubuhnya. Apalagi Angela tak kunjung pergi dari rumahnya. Meski Riana sudah tidur, keberadaan Angela jelas-jelas bisa membuat masalah untuknya dan Riana.Kelvin langsung menarik Angela. Namun bukan untuk melampiaskan sesuatu yang bergejolak dan membuat tubuhnya terasa semakin panas."Sepertinya kamu sudah nggak sabar, ya, Sayang." Angela terkekeh menang.Kelvin membawanya ke paviliun belakang. Namun Angela yang sengaja berlama-lama membuat Kelvin kesal dan berakhir menggendongnya.Angela tergelak puas. Ia mulai menggoda Kelvin, membuat Kelvin pasrah membiarkan Angela melakukan yang diinginkannya.Kejadian tersebut tak luput dari penglihatan kepala pelayan dan beberapa orang Kelvin yang mengikuti."Jangan ada yang masuk!" perintah Kelvin membuat semua langkah terhenti di depan paviliun."Bibi sebaiknya melihat Nyonya. Siapa tahu Nyonya bangun dan mencari tuan."Kepala pelayan mengangguk lalu pergi meninggalkan paviliun. Sementara itu, Kelvin yang
Baca selengkapnya

Teman Lama

Riana pulih beberapa hari kemudian. Kelvin mengajaknya jalan-jalan lalu makan malam di sebuh hotel mewah.Kelvin sengaja memesan kamar yang dihias khusus tidak hanya untuk makan malam mereka, namun juga untuk bermalam di sana.Riana kaget karena gaun yang dipesan pada seorang perancang dan harus kenakan ada di dalam kamar yang ia tempati bersama Kelvin."Lho, kok gaunnya ada di sini, Mas?""Aku yang membawanya. Bersiaplah!"Riana menurut, lalu saat ia keluar kamar mandi, dua tiga orang wanita menyambutnya dengan senyum hangat."Siapa kalian? Kenapa kalian ada di kamar saya?'"Kami makeup artis dan juga hair do yang diperintahkan Tuan Kelvin untuk merias Nyonya Riana."Riana hanya ber'oh saja. Lalu tanpa perlu menunggu lama tangan-tangan terampil itu berhasil membuat wajah dan penampilan Riana menjadi sangat memukau.Mereka lalu pamit dan mempersilakan Kelvin untuk melihat hasil kerja mereka di kamar."Mas?"Kelvin tersenyum lalu mengajak Riana ke meja makan yang sudah dihias sedemikian
Baca selengkapnya

Cemas

Riana merasa tidak nyaman karena Kelvin terus mendiamkannya, bahkan hingga mereka masuk ke dalam kamar hotel, Kelvin tampak dingin.Meski perlakuan Kelvin sangat hati-hati dan melindungi, namun Riana merasa segan. Apalagi saat Kelvin menggendong Riana dan membantunya ke kamar mandi."Mas, aku minta maaf."Kelvin masih diam."Mas.""Bisa diam dulu?"Riana mengatupkan mulut, kepalanya menunduk dalam. Sedih karena Kelvin sepertinya benar-benar marah dengan kecerobohanya.Ting tong...Keduanya sama-sama menoleh ke arah sumber suara. Seseorang mengunjungi kamar hotel mereka.Kelvin bergegas membukakan pintu dan mempersilakan seorang wanita yang usianya lebih tua darinya untuk masuk.Riana menatap kedatangan Kelvin dan wanita yang kemudian mengangguk santun padanya."Perkenalkan, saya Anita, Nyonya," ucap wanita asli orang Indonesia tersebut."Mbak Anita ini siapa, Mas?" "Dia yang akan membantu kamu kalau saya tidak ada." Riana mengangguk.Kelvin menatap jam di pergelangan tangannya. "Saya
Baca selengkapnya

Pria Mengerikan

Wajah Riana terlihat panik, ia mencari keberadaan Kelvin yang ternyata sedang menerima telepon di luar."Kamu..."Riana berjalan mundur karena langkah pria yang menyudutkannya hingga membentur etalase toko."Kamu semakin cantik, Riana."Tangannya berusaha menggapai dan menyentuh rambut Riana namun berhasil dihindarinya."Bagaimana bisa… kamu…"Pria tertawa sebelum Riana berhasil menuntaskan kalimatnya."Sepertinya takdir," ucapnya dengan senyum yang membuat Riana semakin ketakutan."P-pergi... atau aku akan berteriak.""Hahaha, kamu membuatku semakin bergairah jika seperti ini, Riana."Riana semakin gemetar ketika pria itu mendekatkan wajah dan berbisik di telinganya."Aku jadi ingin mengulangnya. Apa kamu tidak penasaran bagaimana kita melakukannya?"Entah kenapa sulit sekali untuk mulutnya berteriak. Riana merasakan tubuhnya tak berdaya sementara di toko tersebut memang tidak banyak orang lain.Satu dua pengunjung menatap juga memperhatikan, namun pria itu memberi isyarat seolah tid
Baca selengkapnya

Membuang Julian

Kelvin masih diam, membiarkan Riana menceritakan yang sebenarnya. Siapa dan apa hubungannya dengan pria yang membuatnya pingsan di toko."Namanya Julian. Dia kolega bisnis dari pemilik perusahaan tempatku bekerja sebelumnya. Saat aku dipecat, kami bertemu tidak sengaja. Dia mengajakku makan siang karena ingin menghiburku. Dia juga menawarkan pekerjaan baru setelah aku menceritakan apa yang terjadi. Tapi, ternyata semua itu hanya jebakan. Aku dibawa ke hotel. Dan dia–"Riana menarik napas. Meski dia sudah berusaha menerima kejadian tersebut, nyatanya saat bertemu Julian kembali tubuhnya merespon kecemasan dan ketakutan yang kuat. Kelvin menarik Riana ke dalam pelukannya."Apa dia yang alasan kamu datang ke kelab malam waktu itu?"Riana mengangguk saat Kelvin menenangkan lalu memintanya tidur kembali. Namun Riana minta pulang ke hotel.Kelvin pun mengurus kepulangan Riana. Mereka kembali ke hotel dan Kelvin menemani Riana seharian. Mereka memilih beristirahat di dalam kamar hotel.Kelvi
Baca selengkapnya

Sister Complex

Kelvin dan Riana tiba di rumah pedesaan yang berada di dekat pegunungan. Di hadapan rumah yang mereka tempati mengalir sungai dengan air biru yang begitu jernih dan menyegarkan pandangan mata."Riana, kamu mau ke mana?""Aku mau ke sungai, Mas. Aku ingin pegang airnya. Sepertinya segar sekali.""Jangan terlalu dekat. Nanti kamu jatuh.""Tidak akan. Aku akan hati-hati."Kelvin mengangguk lalu memperhatikan Riana yang tampak senang berada di dekat sungai. Namun, belum sekedipan mata Kelvin sudah dibuat jantungan kembali. Riana yang ceroboh jatuh ke dalam sungai dengan arus yang deras.Untung saja perempuan itu sempat berpegangan pada sisi sungai yang bisa menahan tubuhnya hingga Kelvin yang berlari cepat berhasil menolongnya.Air yang begitu dingin tersebut membuat sekujur tubuh Riana yang basah jadi menggigil hebat."Sudah kukatakan jangan terlalu dalam bermain air. Kenapa tidak mendengarkan perkataanku?"Rian tertunduk karena bentakan Kelvin yang cemas padanya."Maaf, Mas."Kelvin ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status