Lima hari telah berlalu sejak Mas Damar terakhir kali datang ke rumah. Dan sejak hari itu, suasan rumah menjadi jauh lebih suram dari yang seharusnya. Perdebatan antara Jemima dan ibunya juga terdengar semakin intens setiap harinya. "Apa sih sebenarnya yang kamu lihat dari si Damar ini? Sudah lima hari berlalu tapi dia tidak juga kunjung datang membawa keluarganya. Mau sampai kapan dia membuat keluarga kita menunggu?!" bentak ibu tiriku hingga urat-urat biru di lehernya menonjol."Sabar, Bu!" ucap bapak mencoba menenangkan istri tersayangnya yang tampak gusar."Sabar! Sabar! Mau bersabar sampai kapan sih, Pak? Sampai perut Jemima kelihatan membesar, dan jadi pembicaraan dimana-mana?" Raung ibu tiriku menumpahkan segala emosinya."Ya, nggak gitu, Bu. Siapa tahu Nak Damar dan keluarganya baru akan datang besok," tukas bapak lagi, masih ber-positif thinking.Namun, bukannya merasa terhibur, ibu tiriku itu justru mendengus dengan dingin. "Ci
Last Updated : 2024-04-02 Read more