Semua Bab Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa: Bab 51 - Bab 60

196 Bab

Chapter 51

“Benarkah?” Giselle mengerucutkan bibirnya. “Tapi aku sangat merindukanmu selama aku berada di rumah sakit. Sayang sekali Jordan selalu berada di sekitarku sekarang.” “Bahkan dia ingin kita satu kamar.” Giselle berdecak lelah. “Lalu?” “Aku bisa menolaknya.” Giselle mengerucutkan bibirnya. “Aku takut dengannya. Aku tidak punya perasaan sedikitpun dengannya….” Giselle berhenti sebentar. “Ada beberapa pengakuannya yang membuatku tersentuh.” “Apa?” “Dia minta maaf. Dia minta maaf karena bersikap seenaknya padaku. Dia bilang, dia melakukannya karena melihatku menjalin hubungan dengan kakaknya, Erland.” Giselle bergerak maju—memeluk tubuh Noah. Menyandarkan kepalanya di dada pria itu. “Tapi perbuatannya selama ini tidak bisa dimaafkan. Dia terlalu dalam menyakitimu dan membuatmu terluka.” Noah mengusap punggung Giselle. Giselle mendongak. “Aku ingin menyelesaikan hal ini dengan cepat. Aku ingin berpisah dengannya.” Giselle menyodorkan jari kelingkingnya. “Ayo akhiri semua ini dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-30
Baca selengkapnya

Chapter 52

Giselle berdecak pelan. Ia memutari tubuh Jordan untuk melepaskan jas pria itu. “Jangan berpura-pura tidak mengingatnya. Kau dulu juga lumayan cengeng. Terkena bola saja kau langsung menangis lalu tidak mau bermain denganku lagi.” Giselle menggeleng pelan. “Benarkah aku melakukannya?” Jordan menarik pinggang Giselle mendekat. “Kapan? Aku tidak mengingatnya. Atau jangan-jangan kau hanya mengarangnya?” Giselle berdecak pelan. Melepaskan diri dari Jordan dan memilih duduk. “Kau marah?” Jordan memeluk Giselle dari belakang. Mengecup pipi Giselle dari samping. “Kau semakin cantik.” Giselle menyipitkan mata. “Kau semakin pintar merayu.” Jordan menyentuh dagu Giselle ke atas dan mencium bibir wanita itu. Giselle tidak bisa menolak. Bagaimanapun, Jordan adalah suaminya. Ia juga harus berpura-pura agar rencananya berhasil. Giselle memejamkan mata—membiarkan Jordan mencium bibirnya. “Jor—dan…” Giselle kesusahan bernafas. “Kau lapar?” Jordan mengusap bibir bawah Giselle. “Ayo makan. Aku t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-30
Baca selengkapnya

Chapter 53

“Benarkah?” Jordan menuangkan cairan dari dalam botol ke sebuah gelas kecil. Saling berpandang sebelum meneguk minuman itu. Hingga gelas yang ke-5. Giselle berhenti—bukannya mabuk. Ia menatap Jordan yang setengah sadar. Pria itu ternyata juga sedang menatapnya. Ini adalah kesempatannya membuat Jordan mabuk dan menggeledah ruang rahasia yang disembunyikan oleh pria itu. “Aku akan menuangkannya untukmu.” Giselle menuangkan dan memberikan gelas itu pada Jordan. Sedangkan dirinya sendiri hanya berpura-pura meminum sampai habis padahal tidak. Samnpai gelas yang ke-10. Jordan hilang kendali. Ia menatap samar wajah Giselle sebelum menarik pinggang wanita itu. Setelah berhasil membuat Giselle berada di pangkuannya, Jordan mencium bibir Giselle dengan penuh gairah. Kedua tangannya sibuk meraba dada Giselle yang sangat pas di tangannya. membuka seluruh kancing piyama yang sedang digunakan oleh Giselle. Hingga ia bisa mengeksplor seluruh tubuh bagian atas milik Giselle. “Kau indah Giselle.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-30
Baca selengkapnya

Chapter 54

21 ++Jordan mengusap dahi Giselle. “Kau ingin ke mana?” “Aku ingin ke taman.” Giselle tersenyum. “Piknik di taman akan menyenangkan sembari membawa makanana.” “Baiklah. Tapi tunggu aku. Aku akan sebentar.” Jordan menarik tengkuk Giselle dan menciumnya. Awalnya hanya ciuman biasa sampai berubah menjadi lebih menutut dan intens. Jordan menunduk—melepaskan semua kancing piyama yang digunakan oleh Giselle. “Giselle…” lirih Jordan frustasi karena tidak bisa menyentuh wanita itu lebih dalam. Giselle mengepalkan tangannya. “Lakukan sesukamu. Tapi jangan yang ‘itu’ aku akan melakukannya saat aku benar-benar sudah siap.” “Baiklah.” Jordan menunduk. melakukan apa yang diinginkannya. Menyentuh kulit Giselle yang seputih susu. Jemarinya memainkan puncak dada Giselle dengan gemas. Sedangkan bibirnya tidak berhenti membuat tanda di leher Giselle. Ciumannya turun. Membalai dada Giselle dengan sensual. Melepaskan kain terakhir yang menghalanginya menyentuh tubuh bagian atas istrinya. Jordan be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-31
Baca selengkapnya

Chapter 55

“Jordan aku ke toilet dulu.” Giselle beranjak dari mobil. Mereka sedang berhenti di sebuah area pengisian bensin. Di sisi lain Jordan sibuk dengan tabletnya hingga seseorang meneleponnya. “Halo tuan, segeralah pulang. Di sini terjadi kekacauan. Terjadi penggeledahan oleh polisi.” “Apa?” Jordan mengernyit. “Mereka punya surat perintah?” “Punya tuan.” “Sialan aku akan ke sana.” Jordan menatap toilet. Di sana Giselle tidak kunjung keluar membuatnya kesal. “Satu bodyguard bersama Giselle.” Itu perintah Jordan pada bawahannya sebelum pergi pulang menuju mansionnya sendiri. Sedangkan Giselle yang berada di toilet begitu terkejut saat dibekap dari belakang. Rupanya adalah orang suruhan Noah untuk mengamankan Giselle lebih dahulu. “Tenang Nona, saya suruhan big bos—maksud saya Noah.” Orang itu melepaskan Giselle. “Di depan toilet ada satu bodyguard yang menunggu anda. Kita keluar lewat belakang.” “Tunggu. Kenapa kau melakukan ini semua?” tanya Giselle. “Kami sudah melakukan penggeled
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-31
Baca selengkapnya

Chapter 56

“Badan Intelejen Nasional berhasil mengungkap sindikat Mafia kelas kakap. Jordan Parvis adalah pengusaha di bidang properti dan saham investasi, kini menjadi tersangka atas kasus bisnis ilegal.” “Polisi mengungkap di kediaman Jordan memiliki sebuah ruang penjara bawah tanah. Di sanalah Jordan memenjarakan orang yang dianggapnya musuh. Bisnis ilegal yang dijalankan Jordan berupa pembuatan senjata dan pengedaran obat terlarang.” “Berkat bisnisnya ini kekayaan Jordan bernilai 100 Triliun Rupiah. Diketahui juga, dia mempunyai tabungan luar negeri yang belum diketahui pasti jumlahnya.” Giselle mengusap rambutnya kasar. Ia berada di sebuah Apartemen kecil, yang katanya disiapkan untuknya sebagai tempat tinggal sementara. Giselle sendirian, ia tidak tahu harus apa. Semua orang sepertinya sedang kacau. Sampai ia mendengar pintu di depan berbunyi. Giselle menggenggam tangannya dengan begitu cemas. Takut ada orang lain yang sedang mencarinya. Giselle mengambil sebuah vas bunga. Berjalan de
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-31
Baca selengkapnya

Chapter 57

Giselle tidak bisa menahan senyumnya. Jemarinya menyentuh perut Kevin yang masih terbalut dengan seragam yang begitu tebal. “Aku tidak menyangka, polisi bisa semenarik ini. Apa selama ini aku terlalu acuh pada abdi negara?” Kevin mendengus pelan. “Yang menarik hanya aku. Jangan lihat Polisi lain.” “Oh—” Giselle semakin mengeratkan pelukannya. Mengikuti gerakan Kevin ke manapun pria itu melangkah. “Tapi dulu aku tidak terlalu suka pada Polisi. Aku mendengar banyak berita buruk tentang polisi.” “Tapi—“ ucapan Giselle terhenti saat dengan tiba-tiba Kevin mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya di atas pantry. “Diam di sini. Jangan mengekoriku supaya masakannya cepat selesai.” Kevin kembali fokus memasak. Giselle berdecak pelan. Namun pandangannya pada satu titik—punggung pria itu begitu lebar. Pantas saja dirinya betah menyandarkan diri di sana. Giselle tersenyum geli sendiri sambil menggeleng. “Aku tahu apa yang kau pikirkan.” Giselle mengerjapkan mata. “Memangnya apa?” Noah meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-01
Baca selengkapnya

Chapter 58

Giselle tersenyum. Mengusap rahang Kevin yang sudah ditumbuhi bulu-bulu halus. Tatapan mereka saling bertemu. Entah siapa yang mulai lebih dahulu—tapi bibir mereka sudah saling bersentuhan. Memangut dengan lembut dan berakhir dengan menuntut. Giselle berusaha melepaskan seragam Kevin yang berlapis-lapis. Melepaskan rompi hingga kancing kemeja pria itu. Kevin menarik Giselle—memojokkan tubuh Giselle di meja. Dengan bibir yang masih bertaut—Kevin menurunkan resleting dress Giselle. “Giselle…” lirih Kevin. Giselle mendongak. “Ya?” Kevin menurunkan ciumannya. Menyentuh jejak itu—berusaha menghilangkan jejak itu dengan sentuhannya. Ia akan memastikan jika mulai sekarang hanya ada dirinya yang akan menyentuh Giselle. “Kevin…” lenguh Giselle saat Kevin menurunkan ciuman sampai atas dadanya. Jemari lentik Giselle menyentuh otot perut Kevin yang terbentuk dengan sempurna.Dress itu sudah berada di lantai. Tubuh Giselle hanya terbalut dengan dalaman berwarna hitam. Kevin menatap tubuh Gise
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-01
Baca selengkapnya

Chapter 59

21++ Hati Giselle menghangat. Seratu persen ia serahkan keperecayaannya pada Kevin. Ia mendekat—mencium bibir Kevin. Mengambil tangan Kevin kemudian diarahkannya ke dadanya yang terbalut dengan kain basah. “Kevin sentuh aku. Hilangkan jejak pria sialan itu dariku.” Giselle membuka matanya. Dengan tatapan yang memohoon ia siap menyerahkan seluruhnya untuk sang pujaan hatinya. “Kau yakin?” tanya Kevin.Giselle mengangguk. “Sentuh aku dan hilangkan batasan itu.” Giselle mengecup pipi kanan Kevin. “Iam yours Kevin.”“Apa kau bilang hm?” Kevin mencium leher Giselle. “Aku milikmu.” Kevin membalikkan posisinya berada di atas Giselle. Kevin kembali mencium bibir Giselle. Jemarinya dengan lihai melucuti kain yang tersisa di tubuh Giselle. Hanya dalam hitungan detik, kain itu sudah terlepas. Kini tubuh Giselle tidak menggunakan sehelai benangpun. Giselle mendongak—kedua tangannya meremas seprai sebagai pelampiasan. Bibir Kevin begitu lihai mempermainkan puncak dadanya. “Dia menyentuhmu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-01
Baca selengkapnya

Chapter 60

“Kevin..” Giselle mencengkram bahu Kevin dengan erat. Giselle bisa melihat tubuh mereka di sebuah cermin. Ia bisa melihat belakang tubuh Kevin yang begitu menggairahkan. Pria itu bergerak dengan sensual. Memasukinya dan memainkan ritme yang begitu handal. “KEVIN…” Jerit Giselle saat pelepasan itu menghinggapinya. Tubuh Giselle sedikit bergetar dan perasaannya begitu lega.“Sebentar babe.” Kevin menurunkan tubuh Giselle. Menarik Giselle untuk berputar dan memunggunginya. Giselle bertopang pada meja—membiarkan Kevin lagi-lagi memasukinya. Tubuh mereka sama-sama berkeringat. Suhu AC yang begitu rendah tidak cukup membuat mereka dingin. Mereka sama-sama diliputi api gairah yang menyenangkan. Kedua tangan Kevin menangkup buah dada Giselle yang begitu pas di tangan. Tubuh yang saling menyatu dan berusaha membuat kenikmatan yang tiada tara. Kevin terus mengoyak pertahanan diri Giselle. Jika saja Kevin tidak memegang pinggang Giselle—sudah pasti wanita itu sudah terjatuh. Kaki Giselle sea
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status