Home / Romansa / Pengasuh Kesayangan CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Pengasuh Kesayangan CEO: Chapter 71 - Chapter 80

121 Chapters

Bab 70

 Maya merasa tidak asing dengan mobil tersebut Tidak lama kemudian pemilik mobil membuka kaca jendela kirinya. Betapa kagetnya Maya melihat orang yang duduk di kursi kemudi. "Bukankah itu," ucapnya tanpa bisa meneruskan kata-katanya. "Maya," panggil pemilik mobil itu.  Maya pura-pura tidak mengenal. Dia justru mempercepat langkahnya untuk segera pulang ke rumah. Beberapa kali mobil sport tersebut membunyikan klakson. Namun Maya tetap tidak menghiraukan.  Sampai kemudian dia menghilang masuk gang menuju rumah kostnya  Ternyata mobil tersebut juga tetap mengikutinya. Anehnya saat dia masuk rumah, mobil tersebut tidak ikut berhenti. Namun tetap melaju ke gang berikutnya.  Maya merasa lega. Ia langsung menuju kamarnya dan merebahkan diri. Setidaknya untuk kali ini dia akan dari kejaran Jonathan. "Seharusnya tadi aku tidak usah lari dan pura-pura tidak kenal," ada sedikit sesal di hatinya. Namun saat dia men
Read more

Bab 71

"Hadiah dari Aunty nanti biar Uncle yang membelikan Farel." Terdengar suara bariton yang berada di belakang Maya.  Dan Maya sudah sangat hapal pemilik suara itu. Namun dia tidak berani menoleh ke arah sumber suara. Maya memilih berlalu dari tempat tersebut.  "Farel, aunty bantu mama di belakang dulu ya," ujarnya kepada remaja tersebut. "Iya, Aunty," jawab Farel. "Pak Robert, Pak Jonathan, saya ijin ke belakang," ujar Maya berpamitan. Tanpa menunggu jawaban dari keduanya. Maya langsung menuju ke belakang. Ternyata untuk tamu perempuan dipisah dengan tamu laki laki. Untuk bagian depan di ruang tamu di tempati temu laki-laki. Sedangkan untuk tamu perempuan lesehan di ruang keluarga.  Maya merasa aman dengan konsep tersebut. Setidaknya dia bisa menghindari dari Jonathan untuk beberapa saat. Meskipun masih berada di rumah Yeng sama  Tepat pukul 19.00 acara dimulai. Tidak banyak undangan. Tanya sekitar 100 orang.
Read more

Bab 72

Setelah berpamitan, Maya dan Jonathan masuk ke dalam mobil. Tanpa diduga Maya, Jonathan membukakan pintu untuknya. Sekaligus menutupnya. Dia jadi ingat waktu dulu mereka pernah menjadi pacar pura-pura. Hal itu pula yang dilakukan Jonathan kini.Beberapa saat keduanya tampak canggung. Ini memang pertemuan keempat mereka setelah Maya kabur dari rumah Jonathan. Namun baru kali ini mereka benar-benar hanya berdua saja. Anehnya Jonathan tidak lagi bertanya di mana alamat kost Maya. Dengan lancar dia mengemudikan mobil sportnya membelah keramaian ibu kota."Kamu tidak bisa lagi lari dariku Maya," ujar Jonathan.Maya menunduk. Air matanya jatuh. Sulit untuk mendefinisikan ini adalah air mata bahagia atau sebaliknya. Ya, Maya memang sangat bahagia untuk saat ini. Bisa duduk berdampingan dengan pria yang dicintainya dalam diam. Di sisi lain dia juga sangat bersedih. Karena dia memiliki harapan yang berlebih untuk hubungan mereka. Padahal Maya su
Read more

Bab 73

Pintu rumah kost sudah dikunci. Karena jam sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Ini rekor pulang paling malam bagi Maya. Sebelum ini, dia pulang paling malam pukul 22.00. Itu saat Maya kuliah dan ada tugas yang harus diselesaikan.Beruntung setiap anak kost diberi tiga kunci. Yakni kunci pagar, kunci rumah kost dan satu lagi kucing kamar masing masing. Sehingga jam berapa pun anak kost pulang tidak merepotkan satu sama lain.Saat Maya hendak masuk kamar ternyata Adel juga sedang membuka pintu kamarnya. Tampaknya dia juga baru pulang kuliah dan mengerjakan tugas. "Maya," teriaknya sambil berbisik. Agar tidak mengganggu penghuni kamar lainnya.Maklum di kost tersebut ada 20 penghuni. 10 orang di kamar atas dan 10 lainnya di lantai satu. Maya dan Adel mendapat kamar yang di lantai 2. Meskipun kamar mereka tidak berdekatan.Maya hanya melambaikan tangan. Seraya membuka daun pintu dengan kunci di tangannya. Sedangkan tangan lainnya memegang sebuah
Read more

Bab 74

Namun belum sempat Maya searching, sebuah notifikasi masuk dari nomor yang tidak dikenal.Sebuah pesan dia baca."Aku sudah menunggumu di bawah. (Jonathan)"."Apa?"" teriak Maya histeris.Maya langsung mengetik di handphone nya untuk memberi jawaban . "Aku belum mandi. Daripada kelamaan menunggu, pulang saja," usir Maya.Jonathan tidak terima. Dia langsung melakukan panggilan video. Beberapa kali Maya me-reject panggilan tersebut. Namun dia tidak putus asa. Sampai akhirnya Maya menerimanya."Turun dulu sebentar," ujar Jonathan. Kemudian telepon ditutup. Dengan malas-malasan Mays turun ke bawah. Dengan pakaian seadanya. Sebuah piyama panjang dan atasan sebatas siku. Dan rambut yang dicepol asal-asalan. Dia berharap Jonathan akan membenci dirinya melihat penampilannya yang acak-acakan baru bangun tidur.  Dia juga  mengira Jonathan hanya mampir sesaat saja.  Sehingga tidak perlu berpakaian rapi."
Read more

Bab 75

"Mas, Mbak," terdengar suara yang memanggil Maya dan Jonathan saat mereka duduk di kursi taman. Keduanya menoleh ke arah gadis kecil. Ternyata dia membawa dompet Maya yang tidak sengaja jatuh saat mereka berjalan. "Ini dompet mbak, tadi aku lihat jatuh," ujar gadis kecil itu.Maya segera meraihnya. Dan mengechek isinya. Memang benar itu dompetnya. Dan isinya tidak berkurang sedikit pun."Terima kasih adik baik. Ini  kakak punya hadiah untukmu,"ujar Jonathan seraya menyerahkan dua lembar uang berwarna pink kepada gadis itu."Terima kasih kakek ganteng," ujarnya seraya pergi."Masih kecil udah tahu cowok ganteng," bisik Maya di telinga Jonathan."Kamu cemburu?" goda Jonathan.Pagi yang cerah. Secerah hati keduanya. Maya dan Jonathan berjalan bergandengan di sepanjang trotoar taman nasional itu. Dunia serasa milik berdua. Dan yang lain mengontrak."Kita cari sarapan yuk," ajak Jonathan."Ayuk. Aku juga sudah lapa
Read more

Bab 76

Saat mereka menonton film di bioskop, seseorang tampak memperhatikan Maya. "Kamu Maya kan?" tanya laki-laki itu.Mata awalnya kebingungan karena ruangan yang agak gelap membuat dia tidak leluasa mengenali pemuda itu."Ya ampun Hengky ya?" tanya Maya. Dia masih ingat saat awal mereka melamar bekerja di resto. Hengki adalah teman pertamanya.Hengky mengangguk. "Sama pacarmu?" tanya Maya seraya melirik perempuan yang duduk di sebelah Hengky."Iya. Kalau ini pacarmu juga?" tanya Hengky sambil melihat ke arah Jonathan.Belum sempat Maya menjawab. "iya, saya Jonathan pacar Maya," ujar Jonathan sambil mengulurkan tangannya.Karena film segera dimulai. Hengky kembali lagi ke tempat duduknya bersama pacarnya .Setelah acara nonton, Maya minta untuk pulang. Sebenarnya Jonathan tidak setuju, karena dia masih ingin menghabiskan waktu seharian bersama Maya. Bahkan kalau perlu sampai malam."Aku besok kerja Jonathan
Read more

Bab 77

Maya mengetuk pintu kamar Adel. Ternyata sampai diketok tiga kali tetap tidak ada jawaban dari Adel. Ke mana Adel pergi? Tanya Maya dalam hati. Tidak biasanya Adel pergi terlebih dahulu tanpa berpamitan kepada dia.Maya lalu merogoh tasnya. Dia hendak mengambil handphone untuk menghubungi Adel. Dia khawatir telah terjadi sesuatu dengan Adel. Saat hendak menghubungi Adel, Afi keluar dari kamarnya. "Tadi aku lihat Adel sudah berangkat lebih pagi Maya. Dia sungkan sepertinya untuk membangunkan kamu, " ujar Afi."Baiklah. Terima kasih informasinya Afi," kata Maya kepada gadis yang bekerja di rumah makan itu.Selanjutnya Maya turun ke bawah untuk segera berangkat ke kantornya dengan berjalan kaki. Sesampainya di dekat jalan raya, sebuah mobil merapat di sisinya. Maya menoleh ke arah mobil tersebut. Mungkin pengemudi mobil tersebut ingin bertanya sesuatu kepadanya. Tapi betapa kagetnya Maya, ternyata yang di dalam.mobil tersebut
Read more

Bab 78

Tidak beberapa lama Pak Robert datang. Jonathan berdiri untuk menyambutnya. Demikian juga dengan Maya. Sedangkan Adel sudah kembali ke pantry untuk menyiapkan minuman hangat buat bosnya. Dan juga tamu tentunya."Selamat Pagi Pak Jonathan. Maaf harus menunggu. Anda mengabari terlalu mepet sehingga saya tidak bisa berangkat lebih cepat," ujar Pak Robert seraya menyalami tamunya. "Pagi Juga Pak Robert. Tidak apa menunggu, apalagi ditemani sekretaris Bapak yang cantik ini," ujar Jonathan seraya melihat ke arah Maya Maya menjadi tersipu. Apalagi Jonathan memujinya di depan laki-laki lain. Dan orang tersebut adalah bos yang sangat diseganinya."Tidak hanya cantik Pak Jonathan. Tapi juga smart," tambah Pak Robert tidak mau kalah.Maya hanya diam saja. Dua laki di depannya ini terus memuji. "Ayo masuk ke ruangan saya," ajak Pak Robert. Lalu keduanya masuk.Aroma wangi mengular dari ruangan bos tersebut. Mungkin Adel baru saj
Read more

Bab 79

Pulang kerja, seperti biasanya Adel dan Maya pulang bersama. Mereka tampak bercengkrama dengan riang. Adel tidak ada jadwal kuliah, sehingga dia langsung pulang.Sesampainya di kost, ternyata ada yang berbeda dengan tanggapan para penghuni kost. Wajah yang semula ramah kini tidak lagi. Beberapa di antaranya bahkan langsung menghindari dengan masuk kamar saat Adel dan Maya lewat. Kedua gadis itu langsung saling berpandangan."Ada apa Maya? Tiba-tiba teman-teman kost seperti menghindari kita?" tanya Adel."Aku juga tidak tahu Adel. Sepertinya pagi tadi tidak begini," jawab Maya. Dia juga merasa aneh dengan perubahan sikap teman-temannya itu."Coba nanti aku cari info," ujar Adel sebelum masuk ke kamarnya. Maya sendiri juga langsung masuk kamar. Moodnya hari ini sangat baik. Dia bernyanyi riang saat mandi, dan bersih diri. Selanjutnya makan nasi bungkus yang dia beli saat pulang tadi. Masih terbayang saat dia bertemu dengan Jonathan
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status