Home / Romansa / Pengasuh Kesayangan CEO / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pengasuh Kesayangan CEO: Chapter 51 - Chapter 60

121 Chapters

Bab 50

"Ada lagi yang mau disampaikan Mas?" tanya Firman."Hmm apakah kamu sudah punya pacar?" tanya Firman kemudian.DegMaya hanya menggeleng. Kemudian dua berpamitan pergi kembali ke kamarnya."Maya mau kemana?" teriak Firman."Aku mengantuk Mas. Besok harus berangkat pagi. Maaf ya aku pergi dulu," ujar Maya menghindar. Firman menggelengkan kepala. Maksud hati ingin menembak Maya. Ternyata yang mau ditembak malah ngacir duluan. "Anak kost tidak berakhlak," gumam Firman kesal.Ternyata sangat ibu mendengar gerutuan Firman. "Ada apa Firman, tumben mengumpat tidak karuan," tanya Bu Hadi."Sebel sama Maya. Udah aku suruh balik bekerja di resto tidak mau. Mau aku tembak malah ngacir," jawab Firman."Mendekati perempuan itu tidak bisa main tembak. Harus didekati pelan pelan. Sentuh hatinya. Tidak bisa bras bres gitu," nasehat Bu Hadi."Ya mumpung ada waktu bisa ngobrol berdua Bu. Kapan lagi? Keburu disambar cowok lain
Read more

Bsb 51

Pagi itu Maya sudah berangkat ke kantor. Matahari pagi yang bersinar lembut menerpa wajahnya yang terlihat ceria. Hari ini adalah seleksi perusahaan untuk para karyawan yang layak mendapatkan beasiswa.Seleksi tersebut berupa tes wawancara, tes tulis dan tentu saja kelengkapan administrasi. Untuk kelengkapan administrasi, Maya sangat yakin bisa lolos. Karena semua berkas yang dibutuhkan sudah disiapkan dan dibawa ke kantor pagi ini. Untuk tes tulis dan wawancara yang dia belum paham."Kamu tes jam berapa Maya?" tanya Pak Robert ketika pagi itu dia mengantar minuman pagi."Pukul 09.00 Pak," jawab Maya."Ya sudah nanti pukul 09.00 tinggalkan pekerjaanmu di pantry," ujarnya."Ya Pak," jawab Maya."Sebenarnya tanpa tes wawancara maupun tes tulis kamu sudah lolos Maya karena saya sendiri yang merekomendasikan," ujar Pak Robert."Maksud Bapak?" tanya Maya."Ya kamu harus optimis lolos. Meskipun kamu satu-satunya OG yang ikut tes ini.
Read more

Bab 52

Seperti yang dikatakan Pak Robert, Maya lolos dalam seleksi karyawan Yeng akan mendapatkan beasiswa tahun ini. Selain Maya nama Pandu juga tercatat masuk lima besar trs wawancara. Kedua orang yang baru saling kenal tersebut tembak bahagia."Alhamdulillah ya mbak Maya kita bisa lolos. Padahal melihat saingan kita Yeng hebat hebat rasanya sulit," ujar Pandu."Kalau Tuhan sudah menghendaki tidak ada yang tidak mungkin Mas Pandu," ujar Maya.Karena sama-sama mendapatkan beasiswa ini, keduanya menjadi akrab. Beberapa kali mereka terlihat pulang bersama. Apalagi rumah Pandu ternyata satu jalur dengan kost Maya.Untuk perkuliahan juga dilangsungkan di kampus yang sama. Karena perusahaan sudah bekerja sama dengan pihak kampus terkait biaya pendidikan para karyawan ini.Ada beberapa yang beda fakultas. Tergantung dengan dari divisi mana berasal. Misal dari divisi IT maka mereka akan kuliah di jurusan IT agar semakin mahir di bidangnya Untuk Pan
Read more

Bab 53

"Pegang yang erat. Aku kalau naik motor suka ngebut soalnya. Khawatir kamu jatuh," ujar Pandu kepada Maya. Saat mereka akan pergi ke kampus bersama untuk melakukan pendaftaran ulang sebagai mahasiswa baru Saat mereka mereka melintas di jalan raya itu seseorang yang naik mobil di belakang Maya melihatnya. "Kurang ajar anak itu," ujar pengemudi mobil tersebut geram.Siapa lagi kalau bukan Firman. Saat itu dia sedang ada agenda kunjungan ke sebuah perusahaan yang akan mengadakan family gathering di restonya. "Aku harus segera mendapatkan Maya, apapun caranya. Sebelum laki-laki itu mengungkapkan rasa cintanya," ujar Firman dalam hati.Sementara itu motor yang dikendarai Pandu dan Maya sudah sampai di kampus yang dituju. Di sana sudah banyak calon mahasiswa lain yang juga melakukan pendaftaran ulang.Maya dan Pandu segera mengambil formulir dan mengisinya. Mereka mengambil tempat duduk yang kosong di antara puluhan calon mahasiswa baru yang
Read more

Bab 54

Sepulang dari kampus Maya kembali ke kantor. Tepatnya setelah istirahat siang. Menyelesaikan pekerjaan yang sudah Mata tinggal beberapa jam.  Setelah itu seperti biasanya Mata pulang jalan kaki.Hari masih sore saat itu. Namun, di depan rumah sudah ada mobil Firman di parkir di sana. "Tumben jam segini Bang Firman sudah pulang,"  batin Maya. Dia mengikuti teman-teman kost yang memanggil dengan sebutan Bang.Ternyata tidak hanya mobilnya yang ada di sana. Orangnya juga sedang duduk di teras.  "Maya sini," panggil Bang Firman."Ya Bang. Tumben sore gini sudah pulang," sapa Maya."Sengaja menunggumu," jawabnya."Hmm, benarkah? Aku jadi tersanjung," ujar Maya."Ya dong. Aku tunggu ya, bersih diri. Aku ingin mentraktirmu," ujarnya."Rezeki anak kost. Mana ada anak kost yang tidak suka ditraktir. Tunggu ya Bang," ujar Maya segera berlalu ke kamar untuk bersih diri dan ganti baju.Tidak sampai 30 menit Maya sudah siap.
Read more

Bab 55

Belum sempat Maya menjawab pertanyaan itu, tiba-tiba matanya berkunang-kunang. Kepalanya pusing dan lama-lama dia tidak bisa melihat sekitarnya."Ada yang pingsan. Tolong,"  teriak seorang pengunjung perempuan. Seorang pramusaji laki-laki tergopoh-gopoh untuk membantu mengangkat tubuh Maya. "Tidak usah. Biar saya saja. Tolong bantu saya chek in kan kamar di resort untuk merawat dia agar tenang," ujar FirmanMeskipun tubuh Maya sudah lunglai, tapi dia masih bisa merasakan tubuhnya dibopong oleh Firman yang membawanya masuk ke salah satu kamar di resort tersebut. Sedangkan pramusaji yang mengikutinya mengantarkan sambil membawa kunci kamar. Setelah itu Maya sudah tidak merasakan apa-apa lagi.Firman membaringkan tubuh Maya di kasur yang empuk. Sedangkan pramusaji tadi sudah kembali ke resto. Suasana kamar sepi kembali Firman tersenyum puas melihat Maya yang sudah terbaring lemah di depannya. Mata jalangnya menjelajahi tubuh Maya yang
Read more

Bab 56

"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Maya dengan kaget. Ia segera memalingkan mata. Maya merasa matanya sudah ternoda dengan pemandangan laki-laki nyaris tanpa busana di depannya.Maya sangat kecewa dengan laki-laki di depannya. Tidak disangka laki-laki yang menjadi idola teman-teman kostnya itu tega berbuat tidak senonoh terhadap dirinya.Dia sudah tidak bisa berpikir, apa yang harus dilakukannya. Tubuhnya masih agak lemah, sementara sebentar lagi dia akan menjadi korban perkosaan. Mau menangis juga percuma. Air mata tidak bisa menyelesaikan masalah. "Bersikap lembut saja Sayang. Aku akan melakukannya dengan pelan-pelan. Nanti kamu tidak akan sakit," rayu Firman.Maya masih memalingkan wajahnya menurut telinganya dengan kedua tangan. Mengapa ya mendengar suara Firman perut Meus jadi mual. Dia ingin muntah saking kecewanya dengan pemuda itu."Aku berjanji setelah ini aku akan menikahimu. Aku hanya ingin memberi tanda bahwa kamu adalah milikku
Read more

Bab 57

Setelah kepergian Firman bersama polisi yang menangkapnya, Maya berencana pulang. Namun dicegah oleh Pak Robert."Kamu mau ke mana Maya?""Pulang Pak," jawab Maya."Saya antar. Ini sudah malam. Jangan sampai kamu jadi korban perkosaan lagi," kata Pak Robert."Tidak usah Pak. Saya bisa pulang sendiri dengan menggunakan taksi online," jawab Maya."Kamu ini keras kepala. Sudah ikuti saya saja," kata Pak Robert.Sebenarnya Maya masih trauma juga untuk pulang sendiri. Apalagi beberapa menit yang lalu hampir saja dia menjadi korban perkosaan. Bahkan sebenarnya dia juga sudah menjadi korban pencabulan, meskipun dia sendiri tidak menyadarinya.Namun, untuk menerima terus menerus bantuan Pak Robert, dia merasa tidak pantas. Apalagi ternyata bos nya di perusahaan itu juga pemilik resort dan resto terkenal ini."Di mana kamu tinggal?" tanya Pak Robert saat mereka sudah dalam perjalanan pulang. Beruntung Pak Robert membawa sop
Read more

Bab 58

Mobil yang membawa Maya dan Pak Robert sampai di sebuah rumah besar di kawasan elite. Hati Maya berdebar khawatir atas tanggapan istri Pak Robert. Meskipun dia sudah pernah bertemu, bisa jadi pikiran lain muncul terkait kedatangannya yang tengah malam begini.Tampak satpam membuka pintu dengan tergopoh. Mungkin tadi ketiduran sehingga beberapa kali diingatkan pintu gerbang belum juga terbuka."Maaf Tuan," ujar satpam sambil menaikkan kedua tangannya di dada.Mobil menuju tepat di depan pintu utama. "Ayo Maya turun," titah Pak Robert.Maya tampak ragu, namun dia tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah bosnya tersebut. Pun saat Pak Robert membuka pintu utama, dia hanya bisa mengekor di belakangnya.Suasana rumah yang cukup besar itu sepi sekali. Tidak ada penghuninya yang masih terjaga. Ruang tamu di rumah ini tidak cukup luas. Justru yang luas itu ruang keluarga. Yang menyatu dengan ruang makan, kamar tamu dan nyambung ke teras belakang. D
Read more

Bab 59

Mobil yang membawa Maya dan Pak Robert sampai di sebuah rumah besar di kawasan elite. Hati Maya berdebar khawatir atas tanggapan istri Pak Robert. Meskipun dia sudah pernah bertemu, bisa jadi pikiran lain muncul terkait kedatangannya yang tengah malam begini.Tampak satpam membuka pintu dengan tergopoh. Mungkin tadi ketiduran sehingga beberapa kali diingatkan pintu gerbang belum juga terbuka."Maaf Tuan," ujar satpam sambil menaikkan kedua tangannya di dada.Mobil menuju tepat di depan pintu utama. "Ayo Maya turun," titah Pak Robert.Maya tampak ragu, namun dia tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah bosnya tersebut. Pun saat Pak Robert membuka pintu utama, dia hanya bisa mengekor di belakangnya.Suasana rumah yang cukup besar itu sepi sekali. Tidak ada penghuninya yang masih terjaga. Ruang tamu di rumah ini tidak cukup luas. Justru yang luas itu ruang keluarga. Yang menyatu dengan ruang makan, kamar tamu dan nyambung ke teras belakang. D
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status