Semua Bab Pengasuh Kesayangan CEO: Bab 81 - Bab 90

121 Bab

Bab 80

"Aku takut Adel," ujar Maya sambil menangis. "Takut kenapa?" tanya Adel tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu."Aku takut mencintai Jonathan," kata Maya dengan suara yang lirih.Adel menghela nafas panjang. "Maya kamu itu sudah mencintai Jonathan. Mengapa baru takut?" kata Adel."Seperti yang dikatakan teman-teman itu benar. Jonathan itu sudah bertunangan. Nama tunangannya Silvi. Sepertinya dia gadis yang setara dengan Jonathan. Sama-sama dari kalangan berada. " kata Maya.Adel juga tidak bisa memberi solusi. Karena posisi Maya sendiri juga tidak jelas. Dia tidak ingin Maya hanya dijadikan mainan oleh Jonathan. Padahal Jonathan sudah bertunangan bahkan mungkin saja sudah menikah dengan tunangannya itu."Hmm memang posisimu lemah Maya," ujar Adel."Maksudmu?" tanya Maya.Dia mengambil minuman dingin di kulkas kamar Maya. Kemudian meminumnya langsung tinggal separo. "Aku tiba-tiba menjadi ikut panas mendengar ini," ka
Baca selengkapnya

Bab 81

Tiba-tiba Maya menjadi khawatir. Apakah dia akan dipecat atau dimutasi dari pekerjaannya saat ini?"Tapi salahku apa?" ujar Maya dalam hati.Dengan sedikit ragu dia masuk ke ruangan Pak Robert. Kepala HRD Ibu Evi sudah duduk di sofa. Sedangkan Pak Robert duduk di kursi kebesarannya."Silahkan duduk Maya," ujar Pak Robert sambil menunjuk ke arah Bu Evi. Maya pun menurut duduk di sofa."Jadi begini Maya, seiring dengan perkembangan perusahaan. Kita juga ingin meningkatkan kesejahteraan buat para karyawannya. Salah satunya dengan memberikan fasilitas tempat tinggal," ujar Pak Robert.Ia menjeda kalimatnya untuk sesaat."Sebelum ini untuk jajaran kepala bagian juga sudah mendapatnya. Nah, sekarang giliran setingkat di bawahnya. Termasuk sekretaris yang akan mendapatkan tunjangan tempat tinggal," kara Pak Robert lagi.Wajah Maya yang semula takut kembali menjadi ceria. Meskipun dia juga tidak tahu bentuk tunjangan tempat tinggal itu sepert
Baca selengkapnya

Bab 82

Sore hari, Maya baru bisa bertemu dengan Adel. Sepulang dari apartemen dia kembali ke kantor setelah jam istirahat habis. Itu artinya Maya melewatkan waktu makan siang bersama dengan Adel. Sehingga dia belum sempat mengabarkan masalah apartemen tersebut kepada Adel."Adel, ayo pulang," seru Maya dengan wajah ceria."Kamu kelihatan bergembira sore ini Maya. Pasti habis ketemu Jonathan ya?" tanya Adel melihat sahabatnya yang dari tadi full senyum. Ini berbeda dengan saat tadi berangkat, Maya masih menunjukkan wajah sedih akibat fitnah yang disebarkan oleh penghuni kost."Tidak. Aku tidak bertemu Jonathan selain tadi pagi bersamamu. Tapi aku punya berita suprise yang pasti akan membuatmu kaget dan takjub," ujar Maya dengan wajah berbinar."Berita apa sih? Aku jadi penasaran. Ayo katakan saja sekarang," kata Adel penasaran."Oh tidak. Kamu harus ikut aku pulang dan menyaksikan sendiri. Bukan suprise dong kalau aku bilangin sekarang," kata
Baca selengkapnya

Bab 83

"Aduh," teriak Adel.Dia segera menoleh ke arah orang yang sudah menarik tangannya. Betapa terkejutnya Maya, karena di sana sudah berdiri orang yang selama ini dia cintai."Jo," ujarnya singkat."Ayo naik. Tidak baik perempuan jalan-jalan malam gini seorang diri," kaya Jonathan segera menggandeng Maya masuk ke dalam mobil."Tapi aku lapar beli nasi bebek goreng dulu," ujar Maya."Sudah naik. Tidak ada penolakan," kata Jonathan lagi.Tanpa berani menolak Maya, masuk ke dalam mobil. Demikian Jonathan. "Kota akan makan malam bersama," ujar Jonathan."Aku juga lapar," kata Jonathan."Kamu sudah pulang? Kok sudah ganti baju?" tanya Maya."Hmm. Hanya sempat ganti baju, tapi belum sempat makan tadi," ujarnya."Apa nyonya Yudhistira tidak menyiapkan makan?" tanya Maya lagi."Sudah. Namun aku yang tidak sempat. Karena harus menemui seseorang yang ada di daerah sini," kata Jonathan.Maya sempat ada sedikit ras
Baca selengkapnya

Bab 84

Saat Jonathan dan Maya sedang menikmati makan malamnya, ternyata datang seorang perempuan ke arah mereka. "Maya," teriak perempuan tesebut. Maya segera berlari ke arah perempuan tersebut. Lalu menjabat tangan dan mencium tangannya dengan khidmat. "Apa kabar Bu Robert? Sudah lama rasanya tidak bertemu dengan Ibu," ujar Maya."Kamu lagi sama siapa?" tanya Bu Robert."Itu," ujar Maya sambil menunjuk Jonathan yang duduk membelakanginya.Karena sudah saling kenal, Bu Robert mendatangi Jonathan. "Selamat malam Pak Jonathan," ujar perempuan tersebut saat di samping Jonathan."Mari gabung Ibu," ajak Jonathan."Saya udah membungkus, tapi Pak Robert juga ingin makan nasi bebek. Jadi saya beli diantar sopir. Eh kok kelihatan Maya di sini. Jadi saya sapa," ujar Bu Robert."Mari Bu, duduk sini," ajak Maya."Saya harus segara pulang karena sudah ditunggu suami dan anak-anak. Saya duluan ya," ujar Bu Robert.Setelah
Baca selengkapnya

Bab 85

"Terus, apa saran Papa?" tanya Jonathan.Laki-laki yang sudah sebagian besar rambutnya beruban itu diam sejenak. Sebelum akhirnya beberapa kalimat meluncur dari mulutnya."Datangi Tuan Santoso, ajak dia berbicara sebagai sesama laki-laki," jawab papa."Kalau tetap tidak bisa menerima?" tanya Jonathan."Dicoba dahulu," kata papanya."Baiklah Pa. Besok pagi Jo akan bikin janji untuk bertemu dengan Tuan Santoso," ujar Jonathan."Bagus. Sekarang beristirahatlah," ujar papa "Terima kasih sarannya, Pa," ujar Jonathan seraya berlalu dari ruang kerja papanya. Dia tidak lupa mampir ke dapur untuk mengambil air minum sebelum.ktmbslu ke kamarnya. Malam ini Jonathan tidur dengan nyenyak sampai pagi menjelang. Seperti rencana semalam, pagi hari di kantornya Jonathan segera menelepon Tuan Santosa. Dia ingin segera mendapatkan solusi dari masalahnya. "Selamat pagi Tuan Santosa," ujar Jonathan mengawali pe
Baca selengkapnya

Bab 86

Saat Jonathan sedang berpikir keras untuk masalahnya, tiba-tiba pintu diketuk oleh seseorang. Tok Tok TokDengan malas Jonathan bangkit dari sofa. Ia masih duduk di sana dengan rambut yang masih acak-acakan setelah tiduran. "Sudah kukatakan saya ingin beristirahat. Mengapa masih ada yang mengetuk pintu?" ujar Jonathan dengan nada tinggi.Dikira yang datang adalah sekretarisnya. "Mengapa kamu marah-marah Jo?" tanya papanya."Lho mengapa papa di sini?" ujarnya kaget dan sekaligus heran."Salah, kalau papa mendatangi kantor anaknya?"tanya papa."Nggak juga. Ayo Pa, silahkan duduk,"" ujar Jonathan seraya menggeser pantatnya."Apa yang kamu katakan kepada Tuan Santosa?" ujar papa dengan nada tinggi. Belum sempat laki-laki itu duduk, sudah marah kepada anaknya."Seperti saran papa tadi malam," jawab Jonathan."Efeknya, Tuan Santosa membatalkan kerjasama dengan kita," ujar papa dengan masih berna
Baca selengkapnya

Bab 87

"Bro, saya keluar sebentar ya, mau ke toilet," ujar Jonathan kepada Reymon. Padahal dia sudah membuntuti dua orang yang baru keluar dari diskotik.Ternyata dua orang itu naik ke lantai atas atas dengan tangga. Si perempuan bergelayut manja di pundak laki-lakinya. Yang cowok memegang pundak ceweknya dengan tangan kiri. Jonathan menutup wajahnya dengan masker khawatir ketahuan. Lalu mengikutinya perlahan.Jonathan mengambil ponsel dari saku. Kemudian dia merekam kejadian di depan matanya itu. Meskipun hanya tampak dari belakang, orang yang mengenal perempuan itu pasti sudah mengetahui siapa yang di video tersebut.Jonathan merekam sampai pasangan tersebut masuk ke sebuah kamar di hotel  Saat pintu sudah ditutup, barulah Jonathan kembali ke diskotik."Hmmm gitu ya, yang katanya habis dari Bali," ujar Jonathan.Meskipun melihat pengkhianatan di depan matanya, Jonathan justru merasa puas. Dia punya alasan untuk memutuskan pertunangannya dengan Silv
Baca selengkapnya

Bab 88

Handphone Jonathan berbunyi. Ternyata dari papanya. "Kenapa nggak membangunkan papa Jo?" ujar Tuan Mulia."Udah nggak sempat Pa. Panik lihat mama nggak sadarkan diri," jawab Jonathan."Sekarang gimana keadaan Mama?" tanyanya lagi."Sudah stabil kata dokter. Tinggal nunggu siuman saja," jawab Jonathan."Syukurlah. Papa segera ke sana sekarang," ujar Tuan Mulia seraya menutup panggilan teleponnya.Jonathan kembali meletakkan ponselnya di atas meja. Ia kembali duduk di dekat mamanya. Memegang tangan kanan perempuan itu dan meremasnya. "Ma, ini Jo. Maafkan Jo ya sudah membuat mama kaget," ujar Jonathan sambil mencium punggung tangan perempuan yang sudah melahirkan dirinya tersebut.Air matanya tidak terasa mengalir di pipinya. Meskipun beberapa bulan terakhir ini hubungan dirinya dengan Nyonya Mulia  merenggang, namun tidak mengurangi rasa sayang Jonathan kepada mamanya itu.Hubungan mereka menjadi kurang ba
Baca selengkapnya

Bab 89

"Memang video tentang apa sih Jo?" tanya Tuan Mulia yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang mereka. Sampai tidak mendengar saat papa Jonathan itu masuk dan membuka pintu."Hmmm hmmm." Jonathan ragu untuk menjawab seperti yang sebenarnya terjadi."Pa, tolong batalkan pertunangan Jonathan dengan Silvi," pinta mama.Tuan Mulia yang tidak tahu sama sekali kejadian yang terjadi sebelumnya tentu saja bingung. Laki-laki ini memandang ke arah istrinya, kemudian berganti menatap putranya, Jonathan. Namun keduanya tidak memberikan jawaban atas pertanyaan tersirat yang ditanyakan papa.Jonathan lalu mengambil ponsel di meja dekat sofa. Lalu mencari galery. Ia menekan sebuah video yang dia kirim ke nomor papanya."Papa lihat sendiri video yang Jo kirim," ujarnya.Hari masih pagi buta. Menjelang subuh. Di musala rumah sakit baru saja terdengar suara orang mengaji. Namun di kamar perawatan Nyonya Mulia seperti sudah siang. Tiga penghuni kamar tidak ada y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status