Home / Romansa / Pengasuh Kesayangan CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pengasuh Kesayangan CEO: Chapter 21 - Chapter 30

121 Chapters

Bab 20

Saat keduanya hampir sampai di pintu keluar tampak sepasang suami istri menahan langkah mereka."Ada urusan apalagi ini," umpat Jonathan lirih."Apa Luna bersamamu Jonathan?" tanya laki-laki paro baya. Ternyata kedua pasang suami itu papa dan mama Luna. Mereka datang bertiga. Namun, kini keduanya kehilangan jejak anak semata wayangnya tersebut."Maaf Pak. Saya tidak tahu dan sudah tidak ada hubungan apapun dengan anak bapak. Saya sudah memiliki calon istri yang lebih baik," ujar Jonathan.Jonathan masih ingat ketika keluarganya memutuskan untuk membatalkan pertunangan. Papa Luna orang yang paling marah saat itu. Bahkan berencana melaporkan Jonathan dan keluarga besarnya dengan tuduhan pencemaran nama baik. Sehingga dia punya ide untuk meneruskan pertunangan, namun pada saat yang sama juga langsung membatalkan pertunangan tersebut."Hai Jo. Yang sopan ya ngomong sama orang tua. Meskipun kamu tidak lagi jadi calon mertuamu tetap bersikap sopanlah kal
Read more

Bab 21

Hampir tengah malam keduanya baru tiba di rumah. Rumah sudah sepi, semua penghuninya sudah tidur. Kalaupun belum tidur, namun sudah masuk kamar. Praktis kedatangan keduanya tidak ada yang tahu, kecuali satpam.Tanpa ada yang berbicara Maya langsung menuju ke kamar nyonya besar. Ia membuka pintunya dengan perlahan. Berharap majikannya tersebut tidak terganggu. Dsn benar nyonya besar sudah tertidur dengan sangat nyenyak.Setelah merasa majikannya aman, Maya baru menuju ke kamarnya sendiri. Ternyata Bi Ani terbangun saat dirinya masuk. "Heeee, kuntilanak masuk ke kamarku!" teriak Bi Ani histeris. Maya langsung masuk dan menutup pintu. Agar suara histeris Bi Ani tidak terdengar kemana mana. Bisa membuat penghuni rumah heboh di tengah malam. Bersamaan itu dia juga menyalakan sakelar lampu agar  wajanya terlihat jelas."Astagfirullah Maya. Aku kira kuntilanak yang masuk kamar ini. Lha kamu pakai pakaian begitu darimana?" tanya Bi Ani.
Read more

Bab 22

"Hmm apa maksud Jonathan seperti itu? Benar-benar orang yang egois. Saat dia butuh akan meminta dengan segitunya. Kalau sudah tidak butuh, mengenal pun tidak mau. Okey, kamu jual aku beli," tekad Maya dalam hati.Maya sangat jengkel pagi ini, Jonathan seperti tidak mengenalnya. Padahal sendok mereka sudah menjalankan peran sebagai sepasang kekasih dengan sangat apik. Maya sudah yakin hubungan buruk diantara mereka berdua sudah selesai. Ternyata harapan itu zonk.Maya lantas mendorong kursi roda nyonya besar ke dalam rumah. Dia tidak tahu kalau ternyata sepeninggal dia Jonathan memperhatikannya dari belakang. Sampai Maya menghilang masuk rumah. Tidak beberapa lama kemudian Jonathan juga mengakhiri olahraganya."Kita langsung sarapan Nyonya?" tanya Maya."Iya Maya, aku kok merasa sudah lapar," jawab nyonya besar."Baik saya antar nyonya ke ruang makan," ujar Maya."Tidak usah. Kita ke kamarku dulu. Nanti aku akan jalan sendiri ke ruang makan,"
Read more

Bab 23

Saat Maya sedang tertidur inilah tampak seseorang melihat dari balik jendela. Seorang laki-laki tampan yang menjadi incaran banyak cewek. Siapa lagi kalau bukan Jonathan."Cih, perempuan murahan," ujarnya.Dia langsung pergi dan tidak jadi masuk ke ruang perawatan Maya. Dia menduga Maya sedang bermesraan dengan bodyguard tersebut. Sampai mereka tidur dengan berpegangan tangan. Padahal tangan Maya sedang diperban dan berada tidak jauh dari tubuh bodyguard tersebut.Lebih parah lagi, Jonathan tidak menyadari kalau laki-laki tesebut adalah pegawai di rumahnya sendiri. Yang sengaja diminta nyonya besar untuk menemani Maya selama dirawat di rumah sakit. Flashback OnPeristiwa siang di mall yang menimpa nyonya besar dan rombongannya menjadi viral di grup perpesanan hijau. Tidak hanya grup keluarga, namun juga grup perusahaan dan di kalangan pebisnis. Info tersebut tentu saya diterima juga oleh Jonathan yang sedang berada di kan
Read more

Bab 24

Hari ini Maya sudah pulang dari rumah sakit. Dia dijemput sopir keluarga besar Tuan Mulia. Hanya ditemani bodyguard yang menjaganya selama di rumah sakit. Padahal Maya sangat berharap Jonathan yang diperintahkan nyonya besar untuk menjemputnya. Toh hubungannya sudah membaik akhir-akhir ini."Jangan seperti pungguk merindukan bulan. Kamu ini hanya remeh temeh rempeyek di rumah ini. Jangan berharap dijemput tuan muda," bisik Maya pada dirinya sendiri. Saat Maya turun dari mobil, ternyata Jonathan sedang pulang kerja. Mobil mereka datang beriringan. Mobil yang menjemput Maya datang terlebih dahulu. Baru menyusul di belakangnya mobil yang dikemudikan Jonathan.Melihat mobilnya saja, dada Maya sudah berdebar. Apalagi saat pengemudinya turun dan membuka pintu. Maya berjalan perlahan, berharap agar Jonathan menanyakan keadaanya. Atau minimal sekedar menyapa.Ternyata Jonathan sama sekali tidak menghiraukan keberadaan Maya.  Berlalu begitu saja tanpa m
Read more

Bab 25

Besok harinya, acara persiapan anniversary ke-50 perusahaan PT Kita Mulia atau ulang tahun emas akan dilangsungkan.  Perusahaan sudah menyewa jasa event organizer dan menyewa ballroom di sebuah hotel bintang lima.Maklum, PT Kita Mulia merupakan salah satu perusahaan garmen papan atas di negeri ini. Produknya  sudah banyak diekspor ke manca negara. Terutama ke Timur Tengah.Rumah Tuan Mulia juga sudah heboh. Karena Nyonya Mulia mendatangkan MUA ke rumahnya. Untuk me-make up dirinya, juga nyonya besar yang kali ini akan ikut serta. Karena Maya akan ikut mendampingi nyonya besar, maka dia pun ikut di make up juga.Pukul 18.30 Tuan Mulia dan istri serta nyonya besar dan Maya  sudah berangkat ke lokasi acara. Sedangkan Jonathan sudah berangkat terlebih dahulu. Karena Jonathan harus mengechek terlebih dahulu kesiapan acara.Karena ini ulang tahun emas, maka acara digelar dengan besar-besaran. Lebih dari seribu orang yang diundang .
Read more

Bab 26

Keesokan harinya berita acara Anniversary Emas PT Kita Mulia sudah tersebar di mana-mana. Baik di media cetak, media online dan juga televisi. Baik di dalam maupun luar negeri Di media bisnis yang diungkap tentang growth dan neraca perusahaan. Ekspansi yang sudah dilakukan serta performa perusahaan. Beda lagi untuk media hiburan. Yang dimuat adalah sosok Jonathan dan Maya. Mereka berusaha mengorek informasi tentang asal usul Maya. Tapi tidak ada yang menemukan. Akhirnya disebut saja gadis misterius.Untuk media perempuan, yang diulas adalah sosok nyonya besar, yang dianggap sebagai perempuan perkasa. Di usianya yang sudah sangat senja masih bisa menjadi komisaris di perusahaan multi nasional. Perusahaan yang dirintisnya."Lihat tuh, foto dan ulasan tentang mama dimuat di sini," ujar Nyonya Mulia seraya menunjukkan media online yang dibacanya dari handphone.Tidak mau ketinggalan, nyonya besar kemudian melihat situs online yang berisi te
Read more

Bab 27

Maya melangkah meninggalkan rumah besar tempat dia bekerja sebulan ini. Sebuah tas pemberian nyonya besar ditentengnya. Berisi satu stel pakaian yang dibelikan nyonya besar dan yang tunai. Sedangkan dress yang diberikan Jonathan dia tinggalkan saja di kamarnya. Dia tidak ingin memiliki kenangan apapun tentang laki-laki itu."Mbak Maya mau kemana?" tanya satpam rumah besar tersebut."Mau pulang kampung Pak. Sudah sebulan belum pulang," jawab Maya."Mengapa tidak menunggu taksi online saja dari sini?" tanya satpam tersebut."Mau ke depan saja Pak. Sekalian berpamitan dengan paman di depan," ujar Maya yang tiba-tiba mengingat nama paman pura-puranya si Agus, yang juga satpam perumahan tersebut."Oh ya sudah. Hati-hati di jalan ya," ujar satpam tersebut.Maya mengangguk. Ia berjalan kaki sampai pintu gerbang perumahan. Di sana ternyata tidak ada Agus. Maya jadi bernafas lega karena itu. Ia memilih jalan kaki daripada naik taksi onli
Read more

Bab 28

Maya tidak mau menunggu lama. Sore harinya dia berpamitan kepada ibu kost untuk pulang kampung. Untuk mengurus KTP dan berkas berkas yang hilang saat dicopet."Kalau urusan saya sudah beres, saya akan kembali ke sini lagi Bu. Mohon doanya semoga semua semua lancar," kata Maya."Hati-hati ya Maya. Maaf kalau mungkin ibu dianggap cerewet. Tapi kartu identitas itu ke depannya akan kamu perlukan untuk kepentingan dirimu sendiri," ucap Bu Hadi.Maya mengangguk. Apa yang dikatakan Bu Hadi benar. Kalau dia tidak memiliki kartu identitas, maka dia hanya akan bisa bekerja pada sektor informal. Padahal Maya masih memiliki cita-cita tinggi untuk kuliah lagi dan bekerja di sektor formal."Iya Bu. Saya paham. Terima kasih sudah diingatkan. Saya berangkat dulu," ucap Maya berpamitan.Maya kemudian menuju jalan raya. Dia akan menunggu bus kota untuk menuju terminal antar kota. Selanjutnya dia akan mencari bus yang akan membawanya ke daerah asal.Sesampainy
Read more

Bab 29

Hampir seharian Maya mengurus kembali berkas-berkasnya yang hilang itu. Terutama untuk KTP dan ijazah. Sedangkan untuk paspor sudah diambilnya saat pulang tadi pagi. Untuk SIM dia memang tidak punya. Meskipun dia bisa mengendarai motor dengan baik.Tidak lupa ia ke bank untuk membuka rekening baru agar dia bisa menyimpan uang cash. Selain itu dia akan membeli handphone baru yang murah murah saja untuk memudahkan dia mendapatkan pekerjaan. Ternyata semua agenda tersebut bisa dia selesaikan dalam sehari. "Terima kasih, Tuhan atas semua kemudahan ini," ujarnya bersyukur dalam hati. Setelah semua beres, dia kembali ke terminal. Dia akan mengambil pemberangkatan malam agar bisa sampai di ibukota saat pagi harinya. Maya tidak mau jatuh ke lubang yang sama, tiba tengah malem dan menjadi sasaran copet. Sambil menunggu dia browsing perusahaan atau toko atau rumah makan di sekitar kost nya yang sedang membuka lowongan pekerjaan. Dia menemukan bebe
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status