Home / Romansa / Kekasih Rahasia Sang CEO / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Kekasih Rahasia Sang CEO : Chapter 11 - Chapter 20

156 Chapters

Bab 11 Sekertaris Idaman

Beberapa jam kemudian, semua para klien Daren bertepuk tangan, setelah Anna menjelaskan semua proposal properti, dari bahan mentah yang terjamin beserta beberapa ketentuan sesuai kontrak yang telah di tetapkan oleh bosnya. Prok...Prok...Suara tepuk tangan menggema di sebuah ruangan VIP resto ruangan resto terbesar di kota itu. Para pria berdasi itu menatap kagum dengan cara penyampaian Anna yang sungguh menakjubkan dan berhasil mengambil keyakinan mereka untuk menjadi mitra dengan inves yang lebih besar. "Wah, nona Anna selain cantik ternyata cukup cerdas juga tuan Daren anda sangat beruntung bisa memiliki sekertaris cantik dan kompeten," sanjung para rekan Daren. Anna hanya membungkukan badan seraya memancarkan senyum manisnya, saat para pengusaha itu memuji dirinya. "Hmm, iya begitulah. Lumayan," balas Daren, jauh dari lubuk hati dirinya juga tak bisa memungkiri jika Anna memanglah sekertaris yang sejalan dengan dirinya, bahkan bisa di andalkan. Tapi pria tampan yang memiliki si
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

Bab 12 Sama-sama Menikmati

"Tuan, bukankah aku tadi sudah bilang jika aku hanya ingin ke toilet. Dan mengenai tuan tedy tadi hanya tidak sengaja berpapasan lalu dia bertanya, hanya itu saja," Anna berusaha membela diri. Namun Daren seolah tidak peduli dengan penjelasan yang di katakan oleh Anna. Malah lelaki tampan itu meraih dan mencengkram erat pergelangan tangan sekertarisnya itu dan membawanya ke arah parkiran lalu menyuruh masuk ke dalam mobil dengan sedikit kasar. "Cepat masuk!" Titah Daren dengan nada tinggi dan penuh penekanan. "Tapi tuan, kita kan sedang meeting bersa..." belum tuntas Anna mengatakan kata-katanya. Daren lebih dulu memberitahukan jika meetingnya dan tuan Arson sudah selesai. Hal itu pun membuat Anna sedikit heran, karena bisa-bisanya Daren pergi begitu saja. Ketika Anna di rundung kebingungannya Rudi yang baru keluar dari resto tiba-tiba datang menghampiri mereka. "Tuan, ini kontrak kerja samanya sudah di tanda tangani oleh tuan Arson," ujar Rudi sembari menyodorkan sebuah map cok
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

Bab 13 Terpaksa Berbohong

Tepat jam empat sore, akhirnya Anna sampai di ruangan rawat sang ibu yang sangat dia sayangi. Bu Ratih yang masih terbaring lemah di atas brankar. Perlahan mulai membuka kedua pelupuk matanya saat mendengar suara pintu terbuka. Melihat putri kesayangan yang sudah ia cari-cari dari tadi. Membuat keduanya menangis haru. Apa lagi Anna yang begitu bahagia saat melihat orang yang dia sayangi akhirnya bisa melewati masa kritisnya. "Anna!" panggil Bu Ratih dengan nada rendah yang hampir tak terdengar. "Ibu," Anna berjalan menghampiri, lalu memeluk ibunya dengan sangat erat dan pelan. keduanya mengeluarkan air mata bahagia dan haru. Meskipun Anna harus merendahkan diri mendapatkan uang itu dari bosnya, tapi sejenak rasa sakit itu terobati saat melihat ibunya yang perlahan keadaannya mulai membaik. "Putri ibu, kenapa kamu jadi kurusan nak? pasti ini semua karena ibu yang telah banyak merepotkanmu?" lirih Bu Ratih mencecar beberapa pertanyaan pada putri semata wayangnya itu. Anna menggele
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

Bab 14 Jatuh Hati

Daren terkejut, saat dia melihat video cctv di lobi hotel, di mana Anna berusaha keras memapah dirinya dengan sekuat tenaga, dan terlihat sesekali berusaha menelpon seseorang. Tapi terlihat tidak bisa. "Apa benar semua ini tidak ada hubungan dengan dia? jika bukan apa aku telah salah paham padanya?" Daren bertanya-tanya dalam hati sembari merenung. Tak ingin menebak-nebak, Daren tetap pada pendiriannya sebelum Rudi menemukan orangnya, ia harus tetap waspada walaupun pada seorang wanita. "Sebaiknya aku tidak boleh menyimpulkan sendiri, sebelum orangnya di temukan." Daren menghela nafas kasar, tapi mengingat ada noda darah di atas sprei, membuat dia baru sadar bahwa mungkin Anna baru melakukan hal itu pertama kali dengan dia, pikirnya. Tak ingin merasa bersalah, dengan cepat Daren melonggarkan dasi dan melepaskan jasnya lalu melempar ke sembarang arah. Baru saja lelaki tampan itu berjalan ke arah kamar mandi, tiba-tiba saja terdengar beberapa pesan yang masuk ke dalam pesannya. Meli
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Bab 15 Sebuah Kebetulan

Dua hari kemudian, Daren yang sudah berpenampilan rapih dengan stelan kantor. Dengan langkah, lebar pria tampan itu mulai menuruni tangga dan berjalan ke meja makan dengan berat hati. Saat ayah dan ibunya sudah duduk menunggu, mereka yang sengaja ingin makan bersama dengan moment langka berharap apa yang akan di sampaikan membuat Daren patuh. "Daren! semalam tadi kamu sudah pergi kemana saja? pulang-pulang mabuk lagi, memangnya apa yang sedang kamu pikirkan sampai meminum segala?" Cecar nyonya Hilda menatap penuh selidik pada putranya, dengan perasaan yang berusaha menahan kemarahan. Daren yang baru saja duduk, lagi-lagi dia sambut dengan beberapa pertanyaan yang begitu sulit dan malas untuk dia jawab. Tapi sebagai seorang anak, dia harus tetap menjaga attitude-nya. "Hanya pergi mencari angin saja," jawab Daren singkat yang perlahan mulai mencicipi sarapan pagi yang sudah di siapkan oleh para pelayan di rumah mewahnya. Nyonya Hilda dan tuan Pratama saling menatap, saat melihat si
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Bab 16 Hanya Ingin Mengingatkan Mu

"Mau dia atau bukan, kenapa aku harus peduli," Anna menggelengkan kepala, lalu melanjutkan langkahnya untuk mengurus administrasi sebelum membawa ibunya pulang. Daren yang di ikuti oleh Rudi kedatangan mereka di sambut hangat oleh kepala rumah sakit dengan penuh hormat dan beberapa tenaga medis lainnya. "Tuan Daren, senang sekali akhirnya anda sudah sampai," sapa pria paruh baya sembari membungkukan badan. Daren hanya berdehem, tak berselang lama mereka berjalan menuju ke ruang tamu yang berada di lantai dua. Namun Rudi yang tak sengaja melihat Anna yang sedang berdiri di ruangan resepsionis. Membuat dia segera memberitahukan sang bos. "Tuan, ternyata nona Anna ada di sini juga," ucap Rudi dengan nada rendah.Langkah Daren terhenti sejenak, lalu ia menoleh dan kebetulan benar melihat Anna yang sedang berbicara serius dengan kedua suster seraya menandatangani beberapa berkas. "Anna!"Melihat Daren yang tiba-tiba saja berhenti, membuat kepala rumah sakit itu sedikit terheran. Dan m
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Bab 17 Jadilah Wanitaku

"Tuan, apa yang ingin anda lakukan? jangan pernah macam-macam lagi padaku kalau tidak aku akan berteriak biar semua orang datang," peringat Anna yang terlihat begitu panik saat atasannya tengah mengurung tubuh mungilnya dengan kedua lengan kekar itu. "Apa kamu bilang Anna? mau berteriak. Kalau kau bisa berteriak lah. Aku ingin tahu apakah ada yang bisa menolongmu sekaligus aku bermacam-macam padamu. Yang ada mungkin nanti malah kamu sendiri yang akan di permalukan," bisik Daren memancarkan senyum devil. Anna terdiam, ia sesekali menelan saliva saat perasaannya semakin gelisah, bahkan nafasnya sampai tak karuan. "Kenapa dia seolah tidak takut, jangan-jangan rumah sakit ini punya hubungan yang erat dengannya?" Anna bertanya-tanya dalam hati. Melihat Anna yang begitu patuh, Daren hanya menyeringai malah dia kembali menantang. Jika dia tidak takut saat mengingat perkataan Anna yang tadi. "Kenapa diam? bukankah tadi kamu mau berteriak. Ayo teriak kalau berani," Cibir Daren seraya menden
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Bab 18 Meminta Imbalan

Anna segera pergi menghindar, dia khawatir jika sang ibu akan curiga setelah berbicara empat mata dengan bos-nya. "Ibu, maaf karena telah membuat ibu cemas." Sesal Anna yang baru kembali ke dalam ruang rawat. Bu Ratih hanya tersenyum dan mengangguk pelan, saat Anna meminta maaf padanya. "Tidak nak, jangan minta maaf justru ibu yang minta maaf padamu. Karena sudah membuat repot, pasti bosmu tadi sangat marah karena kamu belum masuk kerja ya? Apa lagi setelah meminjam uang yang cukup besar," Bu Ratih mencecar Anna dengan beberapa pertanyaan dengan mimik wajah yang terlihat sedih. Anna semakin merasa bersalah, saat melihat ibunya yang cemas. Bahkan Anna tidak pernah membayangkan jika ibunya tahu semua apa yang telah terjadi padanya, tapi Anna berusaha besikap ceria."Ibu terlalu banyak berpikir, tadi tuan Daren hanya bilang kalau di kantor pekerjaanku sudah menumpuk, dan tidak sembarangan orang bisa menggantian aku jadi..." Belum sempat Anna menuntaskan perkataannya untuk meyakinka
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Bab 19 Sebuah Tawaran

Anna berusaha meronta sekuat tenaga, saat sang bos terus memagut bibirnya sampai membuat ia sesak untuk bernafas. Bahkan tanpa ragu lagi ia memberanikan diri menggigit bibirnya. Krek!"AAkkkkh, Anna! kau berani sekali," Daren terkejut dan marah saat wanita yang ada di depannya dengan terang-terangan menolak dirinya tanpa ragu. "Tuan, kenapa anda memperlakukanku seperti ini?" tanya Anna dengan netra yang berkaca-kaca seraya menyusut sudut bibirnya. Daren menyeringai, saat mendengar perkataan Anna yang terlihat sudah melupakan kesepakatan di antara mereka berdua saat di rumah sakit tadi. Tapi pria itu tidak diam begitu saja. "Anna! kenapa kamu bersikap seperti aku yang memaksamu. Bukankah tadi kamu sudah setuju jika mulai hari ini kamu harus menjadi wanitaku. Dan apa pun yang aku inginkan semua harus di patuhi," tegas Daren yang tak bosan mengingatkan. Jantung Anna berdegup sangat kencang, entah kenapa ia merasa merinding saat mendengar peringat bosnya itu. "Tapi, aku tidak mau jik
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Bab 20 Apa Kau Cemburu?

"Kenapa masih bertanya bukankah semua yang aku katakan sudah jelas? mulai hari ini kamu adalah wanitaku Anna." Tegas Daren. "Tapi tuan, aku..." Belum sempat Anna menjawab pertanyaan Daren. Tapi Daren yang sudah tidak bisa membohongi perasaan yang aneh di dalam hatinya, membuat lelaki tampan beralis tebal itu pun mendaratkan jari telunjuknya tepat di bibir ranum Anna. Kedua insan itu saling menatap satu sama lain, jantung Anna berdegup sangat kencang saat Daren mendekatkan wajah dan mencoba meraih bibir. "Tuan, jangan.." Anna sempat menolak. Namun Daren seolah tidak peduli, untuk yang pertama kalinya Daren baru merasakan rasanya menyukai seorang wanita.Cup! Kedua bola mata Anna membulat saat bibir Daren yang mendarat dan memagut bibirnya, dengan sangat rakus yang perlahan menjadi lembut. Bahkan Anna seolah seperti terhipnotis dan tanpa ia sadari mulai mengimbangi ciuman panas itu. Setelah Daren mencium bibir Anna dengan waktu yang cukup lama, perlahan dia melepasnya dan membelai le
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status