Home / CEO / Kekasih Rahasia Sang CEO / Bab 18 Meminta Imbalan

Share

Bab 18 Meminta Imbalan

Author: Zia Ivy
last update Last Updated: 2024-03-21 15:08:39

Anna segera pergi menghindar, dia khawatir jika sang ibu akan curiga setelah berbicara empat mata dengan bos-nya.

"Ibu, maaf karena telah membuat ibu cemas." Sesal Anna yang baru kembali ke dalam ruang rawat.

Bu Ratih hanya tersenyum dan mengangguk pelan, saat Anna meminta maaf padanya.

"Tidak nak, jangan minta maaf justru ibu yang minta maaf padamu. Karena sudah membuat repot, pasti bosmu tadi sangat marah karena kamu belum masuk kerja ya? Apa lagi setelah meminjam uang yang cukup besar," Bu Ratih mencecar Anna dengan beberapa pertanyaan dengan mimik wajah yang terlihat sedih.

Anna semakin merasa bersalah, saat melihat ibunya yang cemas. Bahkan Anna tidak pernah membayangkan jika ibunya tahu semua apa yang telah terjadi padanya, tapi Anna berusaha besikap ceria.

"Ibu terlalu banyak berpikir, tadi tuan Daren hanya bilang kalau di kantor pekerjaanku sudah menumpuk, dan tidak sembarangan orang bisa menggantian aku jadi..." Belum sempat Anna menuntaskan perkataannya untuk meyakinka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 19 Sebuah Tawaran

    Anna berusaha meronta sekuat tenaga, saat sang bos terus memagut bibirnya sampai membuat ia sesak untuk bernafas. Bahkan tanpa ragu lagi ia memberanikan diri menggigit bibirnya. Krek!"AAkkkkh, Anna! kau berani sekali," Daren terkejut dan marah saat wanita yang ada di depannya dengan terang-terangan menolak dirinya tanpa ragu. "Tuan, kenapa anda memperlakukanku seperti ini?" tanya Anna dengan netra yang berkaca-kaca seraya menyusut sudut bibirnya. Daren menyeringai, saat mendengar perkataan Anna yang terlihat sudah melupakan kesepakatan di antara mereka berdua saat di rumah sakit tadi. Tapi pria itu tidak diam begitu saja. "Anna! kenapa kamu bersikap seperti aku yang memaksamu. Bukankah tadi kamu sudah setuju jika mulai hari ini kamu harus menjadi wanitaku. Dan apa pun yang aku inginkan semua harus di patuhi," tegas Daren yang tak bosan mengingatkan. Jantung Anna berdegup sangat kencang, entah kenapa ia merasa merinding saat mendengar peringat bosnya itu. "Tapi, aku tidak mau jik

    Last Updated : 2024-03-22
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 20 Apa Kau Cemburu?

    "Kenapa masih bertanya bukankah semua yang aku katakan sudah jelas? mulai hari ini kamu adalah wanitaku Anna." Tegas Daren. "Tapi tuan, aku..." Belum sempat Anna menjawab pertanyaan Daren. Tapi Daren yang sudah tidak bisa membohongi perasaan yang aneh di dalam hatinya, membuat lelaki tampan beralis tebal itu pun mendaratkan jari telunjuknya tepat di bibir ranum Anna. Kedua insan itu saling menatap satu sama lain, jantung Anna berdegup sangat kencang saat Daren mendekatkan wajah dan mencoba meraih bibir. "Tuan, jangan.." Anna sempat menolak. Namun Daren seolah tidak peduli, untuk yang pertama kalinya Daren baru merasakan rasanya menyukai seorang wanita.Cup! Kedua bola mata Anna membulat saat bibir Daren yang mendarat dan memagut bibirnya, dengan sangat rakus yang perlahan menjadi lembut. Bahkan Anna seolah seperti terhipnotis dan tanpa ia sadari mulai mengimbangi ciuman panas itu. Setelah Daren mencium bibir Anna dengan waktu yang cukup lama, perlahan dia melepasnya dan membelai le

    Last Updated : 2024-03-22
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 21 Terjebak Dalam Ruangan Yang Sama

    Keesokan harinya, Anna yang baru saja sampai di perusahaan. Dengan cepatnya turun dari taksi. Mengingat hari ini ada meeting penting luar kota membuat Anna berjalan terburu-buru. "Semoga saja aku tidak terlambat," gumamnya seraya melihat jarum jam yang melingkar di tangannya. Ketika Anna baru saja masuk ke dalam perusahaan. Terlihat semua karyawan yang berlalu lalang baru masuk juga. Namun entah kenapa Anna merasa suasana di lobi kantor, terlihat banyak karyawan yang menatap tajam dan berbisik padanya. "Mereka kenapa?" batin Anna bertanya-tanya. Sesekali Anna menebar senyum, tapi mereka tetap saja terlihat cuek. Malah yang ada terdengar seolah menyindirnya. "Ck, pantesan saja dia baru masuk sudah dapat posisi bagus di kantor. Ternyata begitu ya triknya, pura-pura polos tapi dia suka goda bos kita," celetuk beberapa karyawan di sana. Anna memyergitkan dahi, saat mendengar kata-kata dari rekan kerjanya, karena penasaran ia menghamipiri ketiga rekan kerjanya dan memberanikan diri u

    Last Updated : 2024-03-23
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 22 Memiliki Sisi Lembut

    Daren terkejut saat melihat Anna yang begitu ketakutan, sampai dia bisa merasakan nafas hangat wanita yang berada di dalam pelukannya itu. "Anna! apa kamu benar-benar takut dengan kegelapan?" Daren bertanya untuk memastikan dengan mode wajah serius. "I-iya tuan, saya takut sekali." Jawab Anna dengan nada rendah yang hampir tak terdengar, bahkan saking ketakutannya, Anna tak henti-hentinya memeluk Daren. "Tenanglah, aku akan mencoba untuk menghubungi Rudi," Daren berusaha menenangkan Anna. Beberapa kali dia mencoba menelpon asisten namun nihil sambungan telpon itu tidak bisa terhubung, membuat Daren sedikit kesal. Anna yang mempunyai fobia kegelapan, tiba-tiba saja tubuhnya terasa lemas dan bahkan nafasnya tiba-tiba saja terasa sesak untuk bernafas. Melihat wajah Anna yang memucat, membuat Daren sedikit cemas dan khawatir. Karena terlihat jelas Anna seperti merasa tidak nyaman dan seolah ketakutan saat berada di dalam ruangan yang tertutup. "Anna! kamu kenapa?" tanya Daren untuk m

    Last Updated : 2024-03-24
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 23 Rasa Cinta Yang Tumbuh

    Anna segera menarik tangannya, wajahnya tersipu malu dan memerah merona. Saat tak sengaja bersentuhan dengan bosnya. "Terima kasih tuan," ungkap Anna setelah meminum air mineral yang di berikan oleh atasannya, yang terlihat salah tingkah. Mendengar ucapan terima kasih dari Anna, entah kenapa membuat Daren merasa sangat senang. Karena baru pertama kalinya Anna mau berbicara padanya dengan perasaan yang tulus. "Hhm, tidak usah berterima kasih. Apa kamu benar-benar sudah pulih? karena kita sudah tidak punya banyak waktu lagi untuk segera menghadiri meeting penting dengan kolega-kolegaku?" Daren bertanya untuk memastikan kembali dengan perasaan yang sangat khawatir di dalam hatinya. Anna yang tidak ingin menjadi penyebab gagal proyek yang telah di nantikan oleh perusahaan, membuat ia mengangguk. "Iya tuan, aku sudah siap. Tapi Ku belum membawa semua barang-barang ku yang masih ada di kantor, jawab Anna merasa sedikit canggung. Tak ingin sampai terlambat, Daren memutuskan untuk membe

    Last Updated : 2024-03-25
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 24 Candu Baru

    Baru saja Anna masuk ke dalam ruang ganti dan mulai membuka resleting dress yang tengah ia coba tadi, Daren yang baru saja ikut menyusul membuat kedua pelayan butik sangat terkejut. "Kalian! pergilah," perintah Daren dengan nada ketus dan sikap dinginnya. Kedua wanita berseragam hitam putih itu hanya mengangguk patuh tanpa berani lagi membantah. "Baiklah tuan, kami permisi."Anna yang baru saja membuka resleting dressnya di bagian punggung, tiba-tiba saja ia sedikit kaget dan terpaksa menegur kedua pelayan yang sedang berjaga di depan pintu. "Mbak! kenapa tiba-tiba saja masuk aku kan belum bilang kalau aku belum selesai," peringat Anna yang sedikit kesal, karena menyangka jika orang yang baru saja masuk ke dalam ruang ganti itu para pelayan tadi. Namun setelah ia memutar badan terlihat sosok pria tampan dan bertubuh kekar, membuat kedua bola mata Anna membuat sempurna. "AAkkkkh, tu-tuan Daren. Kenapa anda masuk ke sini?" tanya Anna yang terhenyak kaget seraya menutup kedua dada de

    Last Updated : 2024-03-26
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 25 Anna Jatuh Cinta

    Beberapa jam kemudian, Daren dan Anna akhirnya sampai di kota R. Mereka segera turun dari mobil menuju ke sebuah hotel mewah yang sudah di sediakan di sana tak lupa juga Rudi berjalan mengikuti mereka, sembari membawakan beberapa barang bos dan rekannya kerjanya."Anna, cepat kamu ambil cardlock-nya aku ingin beristirahat dulu karena dia jam lagi baru kita temui tuan Wiliam," titah Daren dengan nada datar. "Baik tuan," Anna segera menuruti perintah sang bos, wanita cantik itu segera berjalan menuju meja resepsionis. Dan meminta cardlock untuk kamar VIP. Kedua petugas resepsionis itu pun menyambut hangat Anna dan mencecar beberapa pertanyaan padanya. "Selamat datang nona, apa ada yang bisa kami bantu?" tanya kedua wanita itu. Anna tersenyum, lalu ia mulai menjawab pertanyaan yang di lontarkan padanya. "Mbak, saya mau mengambil kunci kamar yang sudah di booking," jelas Anna. "Owh, tunggu sebentar ya nona. Kamu akan mengeceknya dulu," ujar salah satu dari mereka. Anna hanya menganggu

    Last Updated : 2024-03-27
  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 26 Hanya Bisa Patuh

    Anna terkejut saat bosnya membawa dia ke dalam kamar, rasanya ia merasa risih saat harus berada di dalam kamar yang sama. Tapi berbeda halnya dengan Daren. Dia seolah tidak peduli. "Kau ini ceroboh sekali Anna, mana kita harus meeting penting bersama klienbesok besar," Daren menggerutu, seraya perlahan membaringkan tubuh Anna di atas sofa. "Maafkan aku tuan, aku bisa mengobati sendiri," Anna berusaha bangun. Namun dengan cepatnya Daren menghentikan dan menegurnya agar tidak banyak bergerak dulu. Karena takutnya bengkak di kakinya akan malah bertambah. Tanpa membuang waktu lagi Daren berdiri dan segera meraih ponsel untuk menghubungi Rudi, agar memanggil Dokter untuk mengobati Anna karena ia tak mau jika sampai besok sekertaris sakit dan tidak ikut meeting penting proyek barunya. "Tuan, kenapa anda menyuruh Dokter ke sini padahal tidak usah. Aku akan mengoleskan salep dan nanti juga akan sembuh," Jelas Anna berusaha untuk mengingatkan. Daren menghela nafas panjang, lalu duduk di s

    Last Updated : 2024-03-28

Latest chapter

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 156 Aku Mau Jadi Istrimu

    Daren terlihat sangat gelisah, saat dia masih dalam perjalanan mengejar Anna. bahkan beberapa kali lelaki itu terlihat terus menekan asistennya untuk mempercepat laju kecepatan mobilnya. "Cepat jalannya, apakah kamu tidak bisa menyetir!" bentak Daren dengan nada meninggi dan terlihat sangat gelisah. "Baik tuan, ini sudah sangat cepat," sahut sang asisten. Yang masih fokus melakukan tugasnya. Daren benar-benar terlihat cemas dan panik, berharap Anna tidak pergi sebelum dia datang. Tak hanya bisa menunggu sampai ke tempat tujuan, Daren meraih ponsel miliknya lalu berusaha untuk menghubungi wanita yang sangat dia cintai. Drrrt..drtt Panggilan telepon terus berbunyi, namun nihil tidak ada jawaban dari Anna, walaupun hanya sekedar pesan balasan. Membuat Daren semakin tak sabar dan lebih naik pitam. "Aakkkh, sial kenapa dia tidak mengangkat teleponku jangan bilang Anna benat-benar sudah pergi," Daren meracau dalam hati, perasaannya sama sekali tidak tenang. Lalu menekan kembali

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 155 Jalan Yang Terbaik

    Setelah Renata masih di ruangan UGD, semua orang terlihat sangat cemas dan panik. Setelah melihat insiden yang terjadi tadi. Tapi Nyonya Hanum yang masih belum mengerti dengan semua ucapan pelayan pribadinya. Membuat ia kembali memastikan apa maksud perkataanya tadi. "Bi Laksmi katakan padaku, maksud Bibi tadi apa mengatakan jika Renata adalah putrimu?" Nyonya Hanum menatap penuh selidik. Laksmi tertunduk malu, tapi setelah melihat putrinya yang saat ini sedang terpojok membuat ia tidak bisa lagi menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya. "Nyonya benar, Renata adalah putriku yang sengaja aku bawa untuk nyonya rawat agar hidupnya bahagia, tapi yang aku liat malah sebaliknya," sesal Laksmi. "Astaga Bi, kenapa bibi sangat tega membiarkan Renata di panti asuhan saat itu? sekarang lihatlah Renata malah semakin susah untuk di atur karena obsesinya yang terlalu tinggi," Nyonya Hanum tak habis pikir. Mendengar perkataan mereka, tuan dan nyonya Wijaya segera menghampiri lalu menega

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 154 Karena Dia Putriku

    Daren dan kedua orang tuanya melirik ke arah sumber suara yang berada tepat di samping mereka, ibu Hanum dan bibi Laksmi merasa tak tega ketika melihat Renata yang berlutut memohon di bawah sana. "Nyonya Hanum, kebetulan anda kemari kami ingin membicarakan tentang putrimu yang sudah membuat kami malu dengan skandalnya." Hardik tuan Wijaya memberitahukan dengan nada tinggi. Nyonya Hanum dan bi Laksmi segera menghampiri dan berusaha untuk membantu Renata untuk bangun. "Renata bangunlah kamu nak," bujuk nyonya Hanum. Renata menggelengkan kepala, rasanya dia tidak ingin beranjak sebelum kedua mertuanya memberikan ampun padanya. "Nggak Bu, aku tidak mau, biarkan aku memohon pada mas Daren dan kedua orang tuanya," ucap Renata dalam tangisnya. Daren tersenyum getir, saat melihat dan mendengar kata-kata maaf dari Renata yang begitu enteng, seolah perbuatannya itu adalah hal kecil yang mudah untuk di maafkan. "Tidak! aku tidak sudi memaafkan wanita murahan sepertimu Renata mulai ma

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 153 Wanita Menjijikan

    "Aaakh tidak! kenapa semuanya jadi kacau seperti ini? dan kau tuan Andre! lihat ini semuanya gara-gara kamu," teriak Renata setengah frustasi sembari menjambak rambutnya. "Aku tidak tahu akan seperti ini Renata, jadi tenanglah. Kau bisa menjadi wanita ku untuk selamanya," bujuk Andrew menghampiri. Renata menepis kasar tangan pria itu, tak ingin kehilangan Daren. Ia segera memakai gaunnya kembali, lalu berusaha untuk mengejar dengan langkah yang tertatih-tatih. "Renata! tunggu!" panggil Andrew, yang masih di kerumuni oleh beberapa karyawan yang masih membidik kamera ke arahnya. Renata tidak menggubris panggilan Andrew. Baru saja keluar dari hotel, Kiki yang sudah lama menunggunya dari mobil segera menghampiri dan memanggil Renata. "Nyonya Renata! naiklah!" "Kiki, kau ternyata di sini?" Renata tak membuang waktu lagi, dengan cepat masuk ke dalam mobil dan meminta asistennya untuk mengejar Daren. Dengan patuh, Kiki melakukan sesuai perintah walaupun terpaksa harus mengebut.

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 152 Terciduk

    Nyonya Wijaya benar-benar kecewa, sampai dia terduduk lemas di sofa dengan kepala yang sudah sangat sakit dan pusing. Karena bagaimana bisa menantu yang selalu dia idamkan malah ternyata hanya seorang wanita murahan yang sering bergonta-ganti seorang pria. "Renata! benar-benar kamu mengecewakan keluarga ini," Nyonya Wijaya sangat kesal, dengan berita yang mengegerkan hati ini membuat wajah keluarga Wijaya hilang di depan semua orang. "Tidak! Meskipun pernikahan Daren dan Renata sudah di sepakati oleh mas Wijaya, aku tetap tidak setuju dengan masalah ini," Nyonya Wijaya tak tahan lagi dengan berita yang tersebar. Ia segera menghubungi Daren dan juga suaminya tak lupa juga dengan Renata. Beberapa kali wanita paruh baya itu , terus menghubungi putra dan suaminya untuk membicarakan hal ini. Sementara Kiki asisten dari Renata sangat kaget ketika melihat skandal model yang ada dalam naungannya. "Astaga! gawat, bagaimana foto dan video nyonya Renata dan tuan Andrew bisa tersebar s

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 151 Skandal Yang Tersebar

    Kedua tangan Anna terkepal, netra coklatnya berkaca-kaca saat mendengar perkataan nyonya Wijaya. Yang begitu memandang rendah dirinya. Setelah berpikir dengan waktu yang cukup lama, Anna menarik nafas lalu dengan tegas kembali menolak tawaran uang dari wanita kaya itu. "Nyonya tidak usah repot-repot memberikan saya uang, jika itu keinginan anda maka aku akan melakukannya," Lirih Anna menangis. "Baguslah, kamu memang seharusnya tahu diri perbedaan kamu dan Daren sangatlah jauh berbeda, ambil saja cek itu tidak usah terlalu munafik!" ledek wanita paruh baya itu sembari memutar kedua mata malasnya. Lalu pergi begitu saja dengan sikap angkuh dan sombong. Bu Ratih yang tak sengaja mendengar obrolan mereka, membuat dia sangat kesal dan marah saat putri yang sangat sayangi di perlakukan rendah oleh orang lain. Dengan amarah yang menguasai dirinya, Bu Ratih memungut cek yang di berikan oleh nyonya Wijaya yang tergeletak di bawah lantai. "Tunggu!" panggil Bu Ratih. Langkah

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 150 Jauhi Putraku

    Setelah Daren pergi untuk menyelesaikan semua masalah yang ada, Bu Ratih kembali mengingatkan putri kesayangannya atas apa yang baru saja dia dengarkan tadi. "Anna, jawab ibu. Apa kamu benar-benar akan menerima kembali pinangan tuan Daren? sudah jelas-jelas dia pria yang sudah memiliki pasangan," peringat Bu Ratih, berharap jika putrinya tidak salah mengambil keputusan dalam hidupnya. Anna menghela nafas panjang, lalu ia memutar badan dan menatap ibunya. Lalu menjawab. "Ya ibu, Anna sudah berpikir, jika calon bayi yang ada di dalam kandungan ini dia begitu membutuhkan figur seorang ayah, dan Anna juga yakin apa yang di katakan oleh tuan Daren membuat aku yakin," jelas Anna. Sebagai seorang ibu, ibu Ratih tidak bisa mencegah dia hanya berharap jika putrinya benar-benar bisa merasakan kebahagiaan. "Ya sudah, ibu hanya bisa berharap kamu dan tuan Daren segera menikah!" imbuh Bu Ratih. "Iya Bu," Anna tersenyum. Ketika ibu dan anak itu tengah berbicara serius tiba-tiba saj

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 149 Ancaman Andre

    "Tidak Anna! kamu sekarang tidak bisa lari dariku lagi, bagaimana pun juga calon bayi yang ada dalam kandunganmu adalah darah dagingku," tegas Daren meraih dan memegang kedua bahu mungil Anna. Kedua insan yang saling mencintai itu menatap satu sama lain dengan tatapan mendalam, terutama Anna rasanya air matanya sudah tak terbendung lagi. "Ku mohon, Anna. Jangan pernah lagi kamu pergi dariku, Renata dan aku hanya menikah dalam perjodohan, tidak ada rasa cinta dalam hatiku untuknya." jelas Daren sembari memeluk Anna dengan sangat erat. Bu Ratih yang hanya terpaku, entah kenapa dia melihat sebuah ketulusan di kedua manik mata Daren. Akan tetapi ada satu hal yang membuatnya sangat ragu dan di lema. "Tuan Daren sepertinya tulus pada Anna, tapi statusnya sebagai nyonya Renata hanya akan membawa masalah untuk Anna, bahkan semua orang mungkin akan mencemoohnya," batin Ratih. Setelah Anna dan Daren saling memeluk wanita paruh baya itu pun menghampiri dan mengingatkan keduanya. "Ann

  • Kekasih Rahasia Sang CEO    Bab 148 Karena Aku Hanya Ingin Kamu

    Anna tercengang, dia sampai menutup mulut dengan kedua tangannya saat baru mengetahui semua kenyataan yang ada bahkan dia benar-benar tak habis pikir. "Tidak! itu tidak mungkin, bagaimana bisa mas Dirga begitu tega untuk mencelakai ku!" Dirga yang tak terima dengan cara Daren yang sengaja membuat Anna untuk menjauh dan membencinya. Pria itu pun segera menjelaskan. "Ana! apa yang di katakan oleh ka Daren itu bohong, aku tidak ingin mempunyai niat buruk padamu, dan aku benar-benar menyukaimu," Jelas Dirga beralibi. Mendengar perkataan Dirga yang berusaha untuk membela diri, membuat darah Daren mendidih. Dan tak kuasa lagi menahan diri untuk melayangkan kepalan tangannya tepat di wajah sepupunya itu. BLUGH! "Kau munafik sekali Dirga! Sudah jelas-jelas dirimu ingin mencelakai Anna dan calon bayinya." Bentak Daren yang sudah tak bisa lagi menahan emosi. Sampai Dirga terkena pukulan dan terjatuh tersungkur ke bawah lantai, tak terima di perlakukan kasar. Dirga berusaha mem

DMCA.com Protection Status