Home / Romansa / Kekasih Rahasia Sang CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kekasih Rahasia Sang CEO : Chapter 21 - Chapter 30

156 Chapters

Bab 21 Terjebak Dalam Ruangan Yang Sama

Keesokan harinya, Anna yang baru saja sampai di perusahaan. Dengan cepatnya turun dari taksi. Mengingat hari ini ada meeting penting luar kota membuat Anna berjalan terburu-buru. "Semoga saja aku tidak terlambat," gumamnya seraya melihat jarum jam yang melingkar di tangannya. Ketika Anna baru saja masuk ke dalam perusahaan. Terlihat semua karyawan yang berlalu lalang baru masuk juga. Namun entah kenapa Anna merasa suasana di lobi kantor, terlihat banyak karyawan yang menatap tajam dan berbisik padanya. "Mereka kenapa?" batin Anna bertanya-tanya. Sesekali Anna menebar senyum, tapi mereka tetap saja terlihat cuek. Malah yang ada terdengar seolah menyindirnya. "Ck, pantesan saja dia baru masuk sudah dapat posisi bagus di kantor. Ternyata begitu ya triknya, pura-pura polos tapi dia suka goda bos kita," celetuk beberapa karyawan di sana. Anna memyergitkan dahi, saat mendengar kata-kata dari rekan kerjanya, karena penasaran ia menghamipiri ketiga rekan kerjanya dan memberanikan diri u
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

Bab 22 Memiliki Sisi Lembut

Daren terkejut saat melihat Anna yang begitu ketakutan, sampai dia bisa merasakan nafas hangat wanita yang berada di dalam pelukannya itu. "Anna! apa kamu benar-benar takut dengan kegelapan?" Daren bertanya untuk memastikan dengan mode wajah serius. "I-iya tuan, saya takut sekali." Jawab Anna dengan nada rendah yang hampir tak terdengar, bahkan saking ketakutannya, Anna tak henti-hentinya memeluk Daren. "Tenanglah, aku akan mencoba untuk menghubungi Rudi," Daren berusaha menenangkan Anna. Beberapa kali dia mencoba menelpon asisten namun nihil sambungan telpon itu tidak bisa terhubung, membuat Daren sedikit kesal. Anna yang mempunyai fobia kegelapan, tiba-tiba saja tubuhnya terasa lemas dan bahkan nafasnya tiba-tiba saja terasa sesak untuk bernafas. Melihat wajah Anna yang memucat, membuat Daren sedikit cemas dan khawatir. Karena terlihat jelas Anna seperti merasa tidak nyaman dan seolah ketakutan saat berada di dalam ruangan yang tertutup. "Anna! kamu kenapa?" tanya Daren untuk m
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Bab 23 Rasa Cinta Yang Tumbuh

Anna segera menarik tangannya, wajahnya tersipu malu dan memerah merona. Saat tak sengaja bersentuhan dengan bosnya. "Terima kasih tuan," ungkap Anna setelah meminum air mineral yang di berikan oleh atasannya, yang terlihat salah tingkah. Mendengar ucapan terima kasih dari Anna, entah kenapa membuat Daren merasa sangat senang. Karena baru pertama kalinya Anna mau berbicara padanya dengan perasaan yang tulus. "Hhm, tidak usah berterima kasih. Apa kamu benar-benar sudah pulih? karena kita sudah tidak punya banyak waktu lagi untuk segera menghadiri meeting penting dengan kolega-kolegaku?" Daren bertanya untuk memastikan kembali dengan perasaan yang sangat khawatir di dalam hatinya. Anna yang tidak ingin menjadi penyebab gagal proyek yang telah di nantikan oleh perusahaan, membuat ia mengangguk. "Iya tuan, aku sudah siap. Tapi Ku belum membawa semua barang-barang ku yang masih ada di kantor, jawab Anna merasa sedikit canggung. Tak ingin sampai terlambat, Daren memutuskan untuk membe
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Bab 24 Candu Baru

Baru saja Anna masuk ke dalam ruang ganti dan mulai membuka resleting dress yang tengah ia coba tadi, Daren yang baru saja ikut menyusul membuat kedua pelayan butik sangat terkejut. "Kalian! pergilah," perintah Daren dengan nada ketus dan sikap dinginnya. Kedua wanita berseragam hitam putih itu hanya mengangguk patuh tanpa berani lagi membantah. "Baiklah tuan, kami permisi."Anna yang baru saja membuka resleting dressnya di bagian punggung, tiba-tiba saja ia sedikit kaget dan terpaksa menegur kedua pelayan yang sedang berjaga di depan pintu. "Mbak! kenapa tiba-tiba saja masuk aku kan belum bilang kalau aku belum selesai," peringat Anna yang sedikit kesal, karena menyangka jika orang yang baru saja masuk ke dalam ruang ganti itu para pelayan tadi. Namun setelah ia memutar badan terlihat sosok pria tampan dan bertubuh kekar, membuat kedua bola mata Anna membuat sempurna. "AAkkkkh, tu-tuan Daren. Kenapa anda masuk ke sini?" tanya Anna yang terhenyak kaget seraya menutup kedua dada de
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Bab 25 Anna Jatuh Cinta

Beberapa jam kemudian, Daren dan Anna akhirnya sampai di kota R. Mereka segera turun dari mobil menuju ke sebuah hotel mewah yang sudah di sediakan di sana tak lupa juga Rudi berjalan mengikuti mereka, sembari membawakan beberapa barang bos dan rekannya kerjanya."Anna, cepat kamu ambil cardlock-nya aku ingin beristirahat dulu karena dia jam lagi baru kita temui tuan Wiliam," titah Daren dengan nada datar. "Baik tuan," Anna segera menuruti perintah sang bos, wanita cantik itu segera berjalan menuju meja resepsionis. Dan meminta cardlock untuk kamar VIP. Kedua petugas resepsionis itu pun menyambut hangat Anna dan mencecar beberapa pertanyaan padanya. "Selamat datang nona, apa ada yang bisa kami bantu?" tanya kedua wanita itu. Anna tersenyum, lalu ia mulai menjawab pertanyaan yang di lontarkan padanya. "Mbak, saya mau mengambil kunci kamar yang sudah di booking," jelas Anna. "Owh, tunggu sebentar ya nona. Kamu akan mengeceknya dulu," ujar salah satu dari mereka. Anna hanya menganggu
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more

Bab 26 Hanya Bisa Patuh

Anna terkejut saat bosnya membawa dia ke dalam kamar, rasanya ia merasa risih saat harus berada di dalam kamar yang sama. Tapi berbeda halnya dengan Daren. Dia seolah tidak peduli. "Kau ini ceroboh sekali Anna, mana kita harus meeting penting bersama klienbesok besar," Daren menggerutu, seraya perlahan membaringkan tubuh Anna di atas sofa. "Maafkan aku tuan, aku bisa mengobati sendiri," Anna berusaha bangun. Namun dengan cepatnya Daren menghentikan dan menegurnya agar tidak banyak bergerak dulu. Karena takutnya bengkak di kakinya akan malah bertambah. Tanpa membuang waktu lagi Daren berdiri dan segera meraih ponsel untuk menghubungi Rudi, agar memanggil Dokter untuk mengobati Anna karena ia tak mau jika sampai besok sekertaris sakit dan tidak ikut meeting penting proyek barunya. "Tuan, kenapa anda menyuruh Dokter ke sini padahal tidak usah. Aku akan mengoleskan salep dan nanti juga akan sembuh," Jelas Anna berusaha untuk mengingatkan. Daren menghela nafas panjang, lalu duduk di s
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Bab 27 Memberi Sebuah Kejutan

Ketika Daren dan Anna tengah berbicara serius, tiba-tiba saja seseorang datang mengetuk pintu dan membuat keduanya sedikit kaget. Tok...tok..."Siapa?" tanya Daren terlebih dahulu. Rudi yang sudah berdiri setia di depan pintu bersama seorang Dokter pun segera menyahut dan menjawab pertanyaan sang tuan. "Ini saya tuan, Rudi. Saya sudah memanggil Dokter sesuai yang anda perintahkan," jelas Rudi dengan penuh hormat. Tanpa membuang waktu lagi, Daren segera menyuruh asisten pribadinya untuk masuk ke dalam. Setelah mendapatkan ijin Rudi pun membuka pintu dan mempersilahkan sang Dokter.Keduanya masuk ke dalam, Daren yang tidak mau mengambil resiko jika Anna sampai sakit. Tanpa berbasa-basi lagi pria tampan itu pun meminta Dokter untuk segera memberikan pengobatan terbaik untuk sekertarisnya itu. "Selamat malam tuan, apakah ada yang bisa saya bantu?" sapa Dokter Fahri sembari melontarkan sebuah pertanyaan dengan penuh hormat. "Sekertaris Ku kakinya luka, tolong segera periksa dia, past
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Bab 28 Pesona Seorang Daren

Tepat jam 10 malam, setelah Rudi memberikan beberapa resep obat dan salep luka. Daren terlebih dahulu mengingatkan Anna untuk makan sebelum dia membantunya memberikan obat. "Aku lihat dari tadi kamu belum makan Anna, sebelum makan obatnya lebih baik kamu makan dulu," peringat Daren meraih troli yang berisi beberapa menu makanan yang baru saja di antarkan oleh pelayan hotel mewah dan terbesar di kota itu. Anna yang masih sibuk mengetik laptopnya, membuatnya mengesampingkan peringatkan bosnya. "Nanti saya akan makan tuan, profosal-nya masih belum selesai," jawab Anna yang kembali mengetik beberapa materi meeting yang akan di laksanakan besok. "Ya sudah, aku mau mandi dulu. Setelah aku mandi aku ingin kamu menghabiskan makanan itu lalu aku aku akan mengoleskan salepnya nanti," Daren mengingatkan untuk yang kedua kalinya sembari berjalan ke arah kamar mandi. Anna seolah tidak mengubris peringatan bosnya, karena baginya meeting besok sangatlah penting karena keuntungannya untuk perusah
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Bab 29 Seperti Tidak Asing

"Makan yang banyak, lalu minum obatnya. Besok adalah proyek besar. Aku tidak ingin kamu gagal," peringat Daren sembari menyuapi Anna dengan sangat lembut. Anna hanya mengangguk dengan perasaan yang gugup, bahkan ia sampai salah tingkah saat bosnya memberikan sebuah perhatian lebih. "Iya tuan, saya akan akan berusaha keras. Aku tidak ingin merepotkan anda jadi biarkan aku makan sendiri," Anna berusaha untuk menjaga jarak. Tapi tanpa Daren sadar, dia sudah terlanjur suka dengan Anna. Membuat lelaki tampan itu seolah tak mengijinkan Anna untuk membantah perintahnya. "Sudah, kamu cukup patuh saja Anna. Biarkan aku menyuapi mu sampai habis, sekarang ayo cepat habiskan. Aku tidak ingin kamu sampai sakit dan sampai menggagalkan proyek penting kita," Daren berdalih dengan alasan yang tetap sama, padahal jauh dari lubuk hatinya dia sudah benar-benar tertarik pada wanita yang ada di depan matanya. Dengan penuh kecanggungan Anna berusaha patuh menerima suapan dari Daren, sampai akhirnya tak
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Bab 30 Idaman Para Pria

Di sebuah Bandara (Paris)Terlihat seorang wanita memakai baju sexy dengan kacamata hitam yang bertengger di atas hidung mancungnya, Renata terlihat sangat bersemangat saat akan bersiap untuk pulang ke tanah air. Tak lupa asisten pribadi Emy selalu mendampinginya. "Nyonya, apa anda yakin ingin pulang sekarang bukankah kesempatan jadi brand ambassador tas dari tuan Wiliam masih bisa di perpanjang lagi, bahkan beliau berani membayar nyonya tiga kali lipat asalkan nyonya mau bersedia lagi berkencan dengannya?" tanya Emy memastikan. Renata menyeringai saat mendengar asisten kepercayaannya mengingatkan, keuntungan besar yang bisa di diperolehnya. "Sebenarnya aku masih ingin bermain-main di sini Emy, tapi aku tidak bisa mengabaikan keinginan ibu dan ibu mertuaku untuk segera pulang dan terutama aku sudah sangat rindu sekali dengan suamiku," ujar Renata dengan penuh kebanggaan, mengingat Daren adalah satu-satunya pria yang sangat dia cintai. Meskipun Renata memiliki beberapa kekasih gela
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status