Home / Romansa / Kekasih Rahasia Sang CEO / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Kekasih Rahasia Sang CEO : Chapter 41 - Chapter 50

156 Chapters

Bab 41 Ternyata Pria Beristri

Tepat jam tujuh pagi, Anna akhirnya tiba di kantor wanita cantik itu berjalan dengan langkah yang terburu-buru setelah turun dari taxi. "Ya ampun, aku telat lima menit, gara-gara macet tadi sekitar tuan Daren tidak marah," gumam Anna seraya memeluk beberapa file di tangannya. Semua orang di kantor sudah fokus di mejanya masing-masing, entah kenapa suasana hari ini terasa berbeda. Kebetulan Rudi yang berpapasan mengatakan beberapa hal pada Anna. "Nona Anna," sapa Rudi. "Pak Rudi, maaf aku telat datangnya tadi karena macet," balas Anna menjelaskan, karena dia tak mau jika nanti bosnya malah akan memanggil dan menegurnya. Rudi yang sudah mendapatkan perintah, dia tidak memperbesar kesalahan Anna tapi dia tanpa sungkan lagi mulai mengatakan beberapa aturan baru yang sudah di putuskan oleh tuannya. "Tidak papa nona Anna, asalkan jangan tiap hari saja. Ada satu hal yang ingin aku sampaikan sekarang ikutlah," pinta Rudi. Anna terdiam, entah apa yang membuat Rudi terlihat begitu serius.
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Bab 42 Apa Artinya Aku Dimatanya?

Setelah Anna kembali ke meja kerjanya, ia terlihat tidak fokus saat mengerjakan pekerjaannya karena masih mengingat perkataan semua rekan kerjanya. Mengenai bosnya yang ternyata telah mempunyai seorang istri. "Ck, apa yang sedang aku pikirkan? seharusnya aku tidak banyak berpikir. Mau apa pun juga itu urusan dia," Anna berusaha merutuki diri sendiri karena baginya apa pun status atasannya itu bukanlah ranahnya. Mengingat jam meeting yang sebentar lagi, Anna terpaksa beranjak dan keluar dari ruangannya untuk meminta tanda tangan. "Aku harus ke sana," tegas Anna beranjak dari tempat duduk seraya menghela nafas panjang dan membawa beberapa file penting dari dalam pelukannya. Wanita cantik berpenampilan modis itu berjalan dengan langkah yang anggun menyusuri lobi, hingga akhirnya sampai di depan ruangan atasannya. Tubuh Anna terlihat gemetar, tapi dia menarik nafas dalam-dalam dan mulai mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk. Tok...tok. "Siapa?" tanya Daren di dalam lebih dulu.
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

Bab 43 Kau Tidak Berhak Menolak

Anna yang baru sampai di ruang kerja, dia terduduk lemas dengan perasaan yang tak karuan, apa lagi saat mengingat wanita yang berada di atas pangkuan bosnya. "Dasar pria brengsek! kalau dia sudah mempunyai seorang istri kenapa dia tega merenggut kesucianku," umpat Anna menutup wajah dengan kedua tangan. Entah kenapa Anna merasa sakit hati padahal selama ini tidak ada perasaan apa pun pada atasannya. Beberapa kali bayangan Daren dan istrinya membuat Anna tak bisa konsentrasi lagi untuk menyiapkan beberapa materi, yang sebentar lagi akan di sampaikan di meeting penting. "Ayolah Anna, berhenti memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak kamu ingat," Anna merutuki diri sendiri. Daren yang sudah mengira Renata pulang, tengah cepatnya dia berjalan ke arah ruangan Anna yang berada tidak jauh dari ruangannya karena ada beberapa hal yang lupa dia tambahkan untuk materi proyek yang akan di bahas nanti. Namun baru saja CEO tampan yang di kenal dengan sikap angkuh dan arogan itu, terkejut saat
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

Bab 44 Selalu Menjadi Pusat Perhatian

"Maksudmu apa berkata seperti itu? memangnya wanita mana yang berani mendekati suamiku? Jika ada yang berani mungkin dia cari mati, sekarang katakan padaku mana wanitanya dan aku ingin melihat buktinya, jangan sampai nanti aku hanya mendengar gosip murahan saja," tegas Renata saat Hera menyingung suaminya yang seolah sedang dekat dengan wanita lain. Mendengar perkataan istri bosnya yang terlihat sombong dan arogan. Membuat karyawan itu merasa memiliki kesempatan untuk meluapkan kebenciannya pada Anna melalui tangan orang lain. "Nyonya Renata, tenang dulu. Ini hanya pendapat aku. Jika aku sedang melihat wanita itu mencoba mendekati tuan, aku akan pastikan mengirim buktinya, bagaimana apa nyonya setuju?" tanya Hera memastikan yang sengaja mendekati istri bosnya. Renata tersenyum getir pada karyawan yang ada di depannya. Rasanya dia tidak ingin menyelidiki Daren. Tapi entah kenapa tidak ada salahnya juga jika dirinya sedikit memastikan benar tidaknya perkataan Hera. . "Hm, tergantung
last updateLast Updated : 2024-04-13
Read more

Bab 45 Cemburu

Daren menatap kagum saat Anna mulai mempresentasekan beberapa proyek yang akan di lauchingkan di perusahaannya, semua mata para pria berdasi itu terlihat terkesima seolah terhipnotis akan kepiawaian Anna sebagai kepercayaan Pratama Grup. Prok...prok Suara tepuk tangan menggema di ruang meeting yang di adakan di sebuah gedung kafe mewah, hanya orang-orang tertentu yang bisa membooking-nya. "Wah, Kami sangat kagum dengan nona Anna. Semuanya terlihat jelas dan detail dengan semua keuntungan dan kelebihan produk perusahaan Daren yang terlihat sangat menjanjikan, dan kami sudah yakin akan berinvestasi hari ini juga, semoga kerja sama ini berjalan lancar," seru beberapa pria berdasi sembari memberikan tepuk tangan pada Anna. Setelah mendapatkan ijin dari sang bos, Anna pergi ke toilet untuk beberapa saat, tapi Dirga yang juga ikut meeting. Dia juga sengaja menyusul Anna. Seketika langkah Anna terhenti, lalu dia menoleh ke arah sumber suara yang berada tepat di belakangnya. Lalu Anna ju
last updateLast Updated : 2024-04-14
Read more

Bab 46 Obsesi Renata

Ketika Daren tengah menikmati manisnya bibir Anna, tiba-tiba saja Rudi kebetulan berjalan di lobi itu tak sengaja melihat sang bos dan rekan kerjanya itu tengah melakukan hal sangat membuatnya terkejut. "Tu-tuan ada telpon dari nyonya Renata dan..." Belum selesai Rudi mengatakan beberapa patah kata. Namun melihat hal yang tak seharusnya dia membuat asisten pribadi kepercayaan itu segera menghentikan langkah kaki dan segera memutar badan dan berusaha untuk mencoba tidak melihat sesuatu yang seharusnya tidak dia lihat antara kedua orang yang berdiri tepat di pojok dinding restoran. Daren segera melepaskan ciumannya dan segera merapihkan diri, begitu juga dengan Anna. Rasanya ia sangat malu saat ada orang yang tak sengaja melihat mereka. "Kau ingin mengatakan apa Rudi? katakanlah lain kali hubungi aku lewat ponsel dulu jangan asal melihat," tegur Daren yang tidak suka saat moment pentingnya bersama Anna terganggu. "Maafkan tuan, lain kali saya akan menghubungi anda dulu lewat ponsel,
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

Bab 47 Bersikap Manja

Renata terlonjak kaget, saat melihat suaminya yang baru saja pulang dari kantor. Sampai membuat ia menyimpan beberapa barang mewah yang baru saja di berikan kepada ibu mertua. "Mas Daren! kamu baru pulang?" tanya Renata yang segera menyapa dan menghampiri sang suami. Daren hanya berdehem, dengan raut wajah tampan yang terlihat datar. Saat dirinya masih di selimuti amarah mengingat kejadian tadi saat berada di restoran. Tanpa membuang waktu Daren berjalan menaiki tangga. Renata ingin terlihat menjadi istri yang baik, dengan cepat mengambilkan tas Daren dan mengikuti sang suami ke kamar, setelah berpamitan pada ibu mertuanya. Suasana di antara mereka berdua masih terasa canggung, tapi Renata berusaha untuk menjalin hubungan yang baik lagi setelah mereka tak bertemu selama satu tahun ini. "Mas Daren, hari ini ibu ingin ketemu kita. Malam ini bisakan kalau kita pergi ke rumah lamaku?" tanya Renata dengan permintaannya yang penuh harap. Daren yang tengah melonggarkan dasi masih terdi
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

Bab 48 Sebuah Ide

Tepat jam delapan malam, Renata sudah berdandan dan sudah siap untuk pergi ke rumah lamanya. Mengingat ia baru pulang dari paris tak lupa juga membawa beberapa oleh-oleh untuk ibunya."Mas, aku sudah siap apa bisa kita berangkat sekarang? ibu sudah menunggu kita dari tadi katanya dia juga sudah membuat makanan kesukaanmu," ajak Renata yang sudah tak sabar. Daren yang masih mengenakan kemeja pun, lelaki tampan itu menyuruh istrinya untuk menunggu di mobil. "Tunggu aku di mobil," perintah Daren dengan sikap yang dingin dan wajah tampannya datar. "Tapi mas aku...""Aku bilang kamu tunggu di mobil, aku belum selesai berpakaian," kata Daren untuk yang kedua kalinya dengan nada yang penuh penekanan. Sampai membuat Renata terhenyak kaget tak berani membangkang wanita bertubuh seksi itu menghela nafas kasar lalu terpaksa lebih dulu keluar dari mobil dan menuruni tangga menuju parkiran. Dengan perasaan yang kesal, Renata terus menggerutu. Rasanya sudah tak betah tinggal di rumah yang baru
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

Bab 49 Wanita Idaman Lain

Daren terkejut, saat ibunya tiba-tiba ada di belakangnya. Dengan cepatnya ia memasukkan. ponsel ke dalam saku jasnya. "B-bukan siapa-siapa Bu, hanya klienku saja," jawab Daren dengan singkat yang terlihat sangat nervous. Nyonya Hilda menggelengkan kepala, tak lupa juga dia mengingatkan putranya. "Daren! kenapa kamu menyuruh Renata untuk pergi lebih dulu, mana membawa barang-barang, seharusnya sebagai seorang suami kamu harus peka. Perhatikanlah sedikit jangan biarkan istrimu kerepotan membawa barang-barangnya sendiri, ibu tidak suka dengan sikapmu," tegur wanita paruh baya itu dengan sedikit meninggi. Daren menghela nafas kasar, lalu ia meminta maaf padanya. Karena tidak mau terus menjadi masalah yang besar yang terus di bahas. "Baiklah Bu, maafkan aku lain kali aku tidak akan mengulanginya lagi, kalau begitu aku pergi dulu," Daren pamit tanpa ingin mendengarkan banyak beberapa nasehat dari ibunya. "Ck, benar-benar Daren tidak peka. Padahal mereka menikah sudah tiga tahun. Masa s
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

Bab 50 Surat Wasiat

Setelah ponselnya tidak berdering lagi, Anna yang baru saja merebahkan diri perlahan dia mulai bangun kembali. Lalu meraih ponselnya. Melihat sebuah pesan yang di kirimkan oleh Bosnya membuat ia terkejut. "Anna! berani sekali kali kamu tidak mengangkat telponku? apakah kamu memang sudah tidur atau pura-pura tidak dengar? besok aku ingin proposal proyek properti yang akan kita impor harus selesai dan kau berikan ke ruanganku langsung," ucap Daren yang memberikan sebuah perintah. Anna menghela nafas panjang, setelah membaca isi pesannya. "Di dalam chat saja, tuan Daren selalu saja marah tidak jelas. Lagi pula malam-malam menelpon aku apa istrinya tidak marah?" Anna menggelengkan kepala dan tidak habis pikir. Baru saja Anna ingin membalas chat dari Bosnya, tapi mengingat dirinya yang sudah terlanjur menghiraukan panggilan tadi membuat wanita cantik itu pun mengurungkan niatnya. "Tidak! lebih baik aku tidak membalas pesannya, dengan begitu dia pasti benar-benar mengira aku tidur," te
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more
PREV
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status