Pada akhirnya, Airin tetap dibawa ke pusat rehabilitasi mental setelah ia keluar dari rumah sakit. Sebab, sifatnya semakin tidak terkendali. Mau tidak mau, itulah jalan satu-satunya. Selama enam bulan di sana, akhirnya ia pulih total. Kenangan-kenangan buruk di masa silam, telah terhapuskan. Namun, dendamnya pada Leonel tetap saja masih tertanam. Ia tidak menunjukkan itu pada orang lain. Hanya ia yang tahu tentang dendamnya dalam dada.“Selamat datang kembali ke rumah, Sayang.” Arie berucap dengan lembut, membukakan pintu mobil untuk putrinya.Airin turun dengan senyum manis yang terukir di bibirnya. Senyum yang sempat hilang selama berbulan-bulan lamanya. Mereka senang, sebab Airin telah kembali seperti sebelumnya.Airin menghela napas dengan dalam. Setelah terpenjara selama enam bulan di pusat rehabilitasi, akhirnya ia bisa menghirup udara segar. Ia merindukan rumah dan semua canda tawa yang ada di sana.“Pi, Airin balik ke rumah Mas Leo, ya.” Airin meminta izin.Mendengar kalimat i
Terakhir Diperbarui : 2024-03-12 Baca selengkapnya