“Om—” Leonel mendekat, hendak mencium punggung tangan mertuanya. Namun, Arie langsung memberi jarak.“Apa kau sudah tidak sayang dengan nyawamu hingga kau berani datang ke sini?”“Om, aku minta maaf.” Leonel berusaha memelas iba. Ia berlutut di kaki lelaki paruh baya itu, memasang wajah semenyedihkan mungkin agar hati Arie bisa ia sentuh. “Tolong izinkan aku bertemu dengan Airin.” Lelaki itu memohon dengan penuh harap. Ia memelas.Arie menghela napas dengan kasar. Andai membunuh seseorang tidak dilarang, sudah ia habisi Leonel sejak lama. Kesabarannya benar-benar selalu diuji ketika berhadapan dengan Leonel.“Paksa dia untuk pergi. Jika perlu beri sedikit kekerasan agar dia jera.” Arie memberi perintah pada dua satpam yang berjaga di sana.“Baik, Tuan.” Kedua satpam itu menjawab dengan serentak dan penuh ketegasan.Arie berbalik, lalu beranjak pergi. Namun, langkahnya tertahan karena Leonel memeluk kaki kanannya.“Om, tolong maafkan aku. Aku rela diberi hukuman apa pun, tapi jangan pi
Last Updated : 2024-03-10 Read more