Keesokan paginya saat Andira terbangun, dia merasakan seluruh tubuhnya terasa remuk. Entah sudah berapa kali laki-laki yang masih terlelap di sampingnya itu melakukannya. Dia menatap sang suami dan memberanikan diri menyentuh wajah tampan di hadapannya. Tanpa diduga ternyata sang suami sudah terbangun dan menangkap tangannya yang masih menempel di pipi laki-laki di hadapannya. “Kamu sudah bangun, Sayang?” Edgar membuka mata dan tersenyum lembut pada sang istri yang tampak terkejut. “Jadi, dari tadi kamu sudah bangun, ya?” tanya Andira sambari melepaskan tangannya. Wanita cantik itu bangun, kemudian mencoba berdiri, tetapi dia merasakan sakit pada inti tubuhnya. Namun, Andira berusaha menahan rasa sakit itu. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, kemudian berpegangan pada tembok berusaha berjalan ke kamar mandi. Edgar yang melihat sang istri kesusahan berjalan pun bangun. “Masih sakit ya, Sayang? Sini. Biar aku gendong saja.” “Nggak usah, ini semua kan, gara-gara kamu
Baca selengkapnya