Semua Bab Diam-Diam Jatuh Cinta: Bab 271 - Bab 280

384 Bab

ILYSB

ZOLA Ariq membuatku sedikit gugup dengan caranya menatap. Aku segera memalingkan muka, menghindari tatapannya. Aku mungkin bisa mengelak dari matanya, tapi telingaku nggak bisa lari dari kata-katanya. Ariq terus meracau mengungkapkan isi hatinya.“Coba kalau kita kenal dari dulu pasti kejadiannya nggak akan begini. Mungkin kamu nikahnya sama saya, bukan sama Zach Mahanta.”Meski bibirku terkatup rapat tapi aku mendengar semua perkataannya.“Tahu nggak, La, sampai saat ini saya masih nggak rela melepas kamu. Tapi saya juga bukan tipe laki-laki yang akan menghancurkan hubungan orang. Saya akan kejar kamu sampai dapat selama kamu masih sendiri, tapi haram hukumnya buat saya mengganggu istri orang.”Aku mengangkat muka memandang ke arah Ariq. Kata-kata terakhirnya membuatku kagum. Dan aku harap ini bukan hanya sekadar lip service.Ariq ternyata laki-laki yang baik. Ya, kalau dia berniat jahat sudah dari dulu dia melakukannya. Apalagi kesempatan untuk itu terbuka lebar. Ariq bisa saja mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

He's a 10

ZACHAku yang kaget atas tindakan tiba-tiba Cassandra langsung mendorongnya hingga terjengkang ke belakang. Sama denganku Cassandra juga tak kurang terkejut. Dia terlihat kesakitan akibat bokongnya berbenturan keras dengan lantai.“You’re so rude!” kecamnya sambil mengeluh kesakitan.Aku berdiri dengan cepat dari lantai sambil mengusap-usap bibir bekas ciumannya tadi dengan keras. Aku nggak rela atas kecupan yang tadi dicurinya.“Kamu yang nggak tahu malu! Apa begitu sikap perempuan baik-baik? Kalau kamu bilang aku laki-laki yang takut pada istri, jadi kamu apa namanya? Sebutan apa yang cocok untuk kamu, Ra? Sebutan apa yang paling pas untuk perempuan yang mencium laki-laki? Padahal laki-laki itu adalah suami orang!”Cassandra lalu berdiri dari lantai lalu berdiri tepat di hadapanku. “Aku sengaja ngelakuin itu agar kamu ngerti perasaanku. Agar kamu tahu sebesar apa perasaanku untuk kamu. Masalahnya dari dulu kamu nggak pernah peka. Aku udah kasih kode, signal, segala macam, tapi kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

What a Surprise

ZACHCassandra agaknya memang sudah gila. Aku nggak tahu di mana dia meletakkan otaknya yang selama ini katanya cerdas. Dia salah kalau berpikir aku akan bernafsu melihat tubuh setengah telanjangnya. Dia bukan lagi Cassandra yang kukenal dulu. Dia sudah berubah. Dia berbeda.Apa cinta membuat orang bisa segila ini?“Ayo, Zach, tunggu apa lagi? Mana kameranya?” Dia memajukan langkahnya kemudian mengelus rahangku.“Go fak yourself!” Aku menepis tangannya dengan keras. Sepanjang dua puluh tujuh tahun usiaku aku belum pernah main fisik dan berlaku kasar pada perempuan. Tapi Cassandra membuatku melakukannya.“Zach, kamu nggak usah khawatir, aku nggak bakal kalah dari Zola. Lihat sendiri bodyku jauh lebih indah dari dia.” Cassandra meremas dadanya yang membusung.“Stop fucking around! Mau aku panggilin 911?”“Aku juga nggak lagi main-main. Kamu nggak percaya kan kalau aku cinta sama kamu sejak dulu? Aku pengen buktiin sama kamu. Satu kali aja, Zach …”Aku sudah kehabisan kata untuk mengum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

Paizuri

ZOLAAku membiarkan Zach main berdua dengan Fai. Sementara aku sibuk di belakang membersihkan peralatan makan yang kotor.“Biar aja dulu, La! Bersih-bersihnya besok aja! Kamu nggak capek memangnya?”Aku mendengar seruan Zach yang melarangku.Aku memang capek. Amat sangat capek. Tapi aku nggak tahan melihat tumpukan piring kotor dan gelas-gelas bekas kopi yang belum dicuci. Beginilah kalau laki-laki hidup sendiri jauh dari istri.Jadi sudah seharusnya aku mendampingi Zach di mana pun dia berada. Bukankah seorang istri tempatnya adalah bersama suami?Selesai bersih-bersih di ruang belakang aku kembali ke depan. Zach dan Fai sedang face time dengan Mami, memberitahu bahwa kami sudah tiba dengan selamat.Fai meloncat-loncat saat melihat wajah Ominya.“Mi, onti na (Mi, Aunty mana)?” tanya Fai saat tidak melihat Zeline.“Apa, Nak? Siapa?” ujar Zach bingung.“Maksudnya Zeline, Zach,” jawab Mami.Selama aku pergi aku menyuruh Zeline stay di rumah Mbak Zoi. Aku khawatir ada tingkah Zeline yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

Anything For You

ZOLAAku masih berada di dalam dekapan Zach. Kami baru saja selesai bercinta sesi kedua. Zach membuktikan kata-katanya bahwa akan ada part kedua dan mungkin saja setelahnya akan ada part ketiga dan seterusnya.“Dari tadi tuh banyak yang mau aku tanya sama kamu. Sekarang cerita gimana bisa kamu kepikiran buat ke sini, terus Ariq bilang apa?” Zach menagih agar aku menceritakan semua kronologinya sambil mengelus-elus pangkal lenganku.“Hm, kepikiran aja sih, terus aku minta cuti sama Ariq dan dia ngizinin.”“Terus kerjaan kamu gimana? Apa Ariq nggak bakal repot kalau nggak ada kamu?”Aku memiringkan tubuh mengarah pada Zach. Begitu pun dengan dia memutar posisinya mengarah padaku. Kami saling berbaring miring berhadapan.Tanganku terulur mengelus pipinya. “Seharusnya sih repot, tapi udah ada Zeline yang gantiin aku.”“Zeline? Dia bukannya kuliah?’“Udah kelar, sekarang lagi nunggu wisuda. Jadi daripada bengong nggak tahu mau ngapain aku suruh aja dia datang ke Jakarta dan kusodorin ke Ar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

Mission Failed

ZOLASama denganku, orang yang saat ini sedang berada di hadapanku ini juga terperanjat. Itu terlihat jelas dari wajahnya. Sudah pasti dia tidak menyangka akan kehadiranku.“Kamu?” Itu potongan kata yang berhasil keluar dari mulutnya setelah terpana berdetik-detik lamanya.“Iya, ini aku. Kenapa kaget?”Cassandra, si perempuan yang saat ini berada di hadapanku buru-buru mengganti ekspresi wajahnya, menyembunyikan rasa terkejut yang sejak tadi tercetak jelas.“Hai, Zola, aku nggak tahu kalau kamu ada di sini,” ucapnya dengan nada suaranya yang khas atau lebih tepatnya diramah-ramahkan tapi sarkas setiap kali berbicara denganku.Aku hanya menatapnya datar sembari mengira apa kepentingannya datang ke sini.Cassandra memiringkan kepalanya melongok ke belakangku, mencuri pandang ke dalam apartemen. “Zach mana?” tanyanya kemudian.“Ada apa?” “Aku mau ketemu sama Zach sebentar.”“Lewat aku aja.”“Oh, begitu? Ya udah. Aku ke sini mau ambil baju yang ketinggalan. Kemarin aku lupa soalnya bur
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

Terlalu Sayang

ZOLASore ini juga atau tepatnya beberapa jam setelah dia pulang Zach langsung mengajakku pergi untuk melihat rumah yang dimaksudkannya. Tidak hanya satu, tapi ada beberapa lokasi.Dia memintaku untuk memilih rumah yang kusuka. Tapi justru itu membuatku bingung. Masalahnya, semua terlihat bagus di mataku.Setelah kami mendiskusikannya berdua, aku dan Zach memutuskan untuk memilih sebuah rumah yang terletak tidak begitu jauh dari downtown tapi tampak begitu nyaman dan damai.Rumah itu memiliki halaman yang luas serta padang rumput kecil di belakangnya. Sangat ideal untuk menunggangi kuda seperti yang digaungkan Zach sebelumnya.Rumah tersebut juga fully furnished dan kami adalah penghuni pertamanya atau dengan kata lain kami membeli rumah tersebut dalam keadaan baru.Sore itu juga transaksi dilakukan. Maka rumah tersebut resmi menjadi milik kami. Uang dan koneksi menjadikan segalanya lebih gampang. Aku hanya diam memperhatikan saat Zach membawa Fai bermain di rerumputan belakang ruma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya

Aku Bisa Sakau Kalau Nggak Ada Kamu

ZOLATidurku begitu nyenyak sampai-sampai untuk kesekian kalinya Zach bangun lebih awal dariku. Sedangkan aku masih meringkuk malas. Selain udara dingin yang menggigit di luar sana, aku juga merasa lelah karena bercinta semalam. Ini adalah hari kelima aku berada di sini, dan hampir setiap malam Zach menggempurku.Aku terkejut ketika membuka mata lebih lebar dan menyaksikan Zach dengan kameranya. Dia asyik memotretku entah sejak kapan. “Zach, kamu ngapain?” tanyaku sambil menaikkan selimut menutupi dadaku yang terbuka.“Lagi moto kamu,” jawabnya santai lalu kembali melanjutkan aktivitasnya memotretku. “Zach, udah dong, jangan foto-foto mulu.” Aku langsung panik membayangkan entah sebanyak apa Zach mengabadikan tubuhku dalam keadaan tanpa busana.“Tenang aja, La, foto ini nggak bakal kesebar. Ini koleksi pribadiku,” katanya seakan mengerti kekhawatiranku.Zach kemudian mendekat padaku lalu menurunkan selimut yang menutupi dadaku hingga aku terpekik. Tapi dia malah tertawa nakal sambil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-11
Baca selengkapnya

Bertemu Kakak Ipar

ZOLA“Nanti aku chat Jevin minta bantuan dia buat jemput kamu ke bandara.”“Nggak usah, nanti biar aku pake taksi.” Aku menolak ide Zach karena tidak ingin merepotkan siapa pun, apalagi kakak ipar yang belum pernah kutemui.“Nggak apa-apa, kamu nggak usah sungkan. Lebih aman pulang sama dia ketimbang sama taksi.”Yang dikatakan Zach ada benarnya juga. Apalagi aku berangkat malam dari sini. Itu artinya aku juga akan sampai malam di Indonesia kalau pesawat nggak delay saat transit nanti.“Terus nanti aku harus panggil apa sama dia?” tanyaku lagi mengingat Zach hanya memanggil nama tanpa embel-embel apa pun pada kakaknya.“Terserah kamu, tapi Jevin lebih tua dari Javas, by the way.”“Berarti nanti aku harus panggil dia Mas Jevin?”“Sebaiknya sih gitu.”“Kamu sendiri sama Mas Javas dan Mas Jevin kenapa cuma panggil nama?” kataku memprotes. Apalagi dengan Mas Jevin selisih umur Zach cukup jauh.Zach menderaikan tawanya sebelum menjawab pertanyaanku. “Aku dari kecil memang memanggil mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-11
Baca selengkapnya

Kakak Ipar Yang Tampan

ZOLASetelah sepuluh hari tidak bertemu Mami melampiaskan kerinduannya pada Fai.Pagi ini Mami yang mengurus Fai, mulai dari memandikan, memasangkan bajunya sampai memberi makan. Mungkin aku harus bersyukur banyak-banyak karena memiliki mertua yang baik seperti Mami. Juga karena saat menikah dengan anaknya Mami sudah berubah jauh lebih baik. Kalau saja Mami masih seperti dulu—saat pernikahan Mbak Zoi dan Mas Javas yang pertama, mungkin aku nggak akan betah tinggal di sini.“La, coba deh kamu panggil Jevin ke kamarnya biar kita bisa sarapan bareng,” suruh Mami padaku.Aku melaksanakan instruksi Mami dengan langsung pergi ke kamar kakak iparku itu. Kemarin malam setelah tiba di rumah, aku dan Mas Jevin tidak terlalu banyak berinteraksi. Mas Jevin mengobrol dan melepas rasa rindu dengan Mami dan Papi, sedangkan aku langsung masuk ke kamar lantaran Fai merengek ingin menelepon Papanya.Tok ... Tok ... Tok ...Pintu kamar kuketuk. Hanya menunggu beberapa detik daun pintu terbuka bersama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
39
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status