“Sebentar, aku jawab telepon dulu.” Svarga melepaskan pelukannya.“Jawab di sini, di depan aku,” pinta Zaviya masih dengan nada rendah.Svarga menatap Zaviya lekat, dia tidak mungkin menjawab panggilan dari Gladys di depan Zaviya, nanti akan ketauan kalau Gladys sudah di Jakarta dan dia sering bertemu dengan sahabatnya itu.“Ayo jawab sekarang di depan aku!” Nada suara Zaviya meninggi bersama sorot matanya yang tajam.“Zaviya!” Svarga berseru memperingati kalau dia tidak suka dengan sikap posesif Zaviya.Pria itu sudah berdiri di sisi ranjang Zaviya sekarang.“Kenapa? Apa yang kamu sembunyikan?” Zaviya terlihat murka.Svarga mengetatkan rahangnya, dia mengangkat tangan yang menggenggam ponsel kemudian menggeser icon gagang telepon berwarna hijau.“Hallo!” Svarga menjawab panggilan telepon dari Gladys sambil menatap Zaviya tajam.“Svarga … menurut kamu—“ Kalimat Gladys terjeda.“Gladys, ini sudah malam dan aku sedang di rumah sakit … bisa kita bicara nanti?” Sambar Svarga dingin.“Oh …
Last Updated : 2024-05-13 Read more