Bab 17: Kebingungan Ucon Ucon menghentikan kunyahannnya, lalu menerawang langit-langit kamarku. Ia mengunyah lagi, tapi kemudian berhenti lagi. Matanya melirik kanan kiri seperti ada yang lain dengan indera perasanya.“Aneh,” katanya sembari lanjutkan mengunyah.“Kenapa?”“Ikan asin yang pertama tadi enak. Tapi yang ini, kok pahit ya?”“Hahahaha,“ aku tertawa. Berarti itu ikan asinku yang gosong tadi.Setelah makan malam, aku dan Ucon berbincang-bincang dengan begitu serunya. Aku menceritakan pada sahabatku ini tentang tawaran kerja yang kudapat dari Bondan dan Wisnu, juga hal-hal yang terkait dengan itu.“Jadi, kamu bisa beladiri, Fat?”Aku berdecak. “Ck, yah, sedikit lah, itu pun dulu. Kalau masalah Mira itu kan kamu sudah tahu, cuma kebetulan saja mungkin perampok itu lagi mabuk.”Topik dari aku sudah selesai, sekarang berganti
Read more