Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 1221 - Chapter 1230

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 1221 - Chapter 1230

1232 Chapters

1220. Part 9

Jika petapa tua itu dapat melihat noda di kening Baraka, maka Baraka pun tahu bahwa petapa itu adalah seseorang yang berilmu tinggi yang kesaktiannya melebihi dirinya sendiri. Terbukti, sebelum Baraka dan Dungu Dipo memperkenalkan diri, Begawan Demang Buwana sudah bisa menyebutkan nama mereka masing-masing, padahal mereka merasa baru pertama jumpa dengan sang Begawan.Hal yang menarik lainnya adalah keajaiban pondok tersebut. Dari luar Baraka dan Dungu Dipo melihat pondok itu kecil, sangat sederhana. Mungkin hanya muat untuk ditempati satu orang. Tapi ketika mereka berdua masuk ke dalam, ternyata pondok itu tampak lebar dan bisa digunakan bermalam empat atau lima orang. Itulah yang membuat kedua tamu sang Begawan tertegun kagum."Apakah Begawan Demang Buwana masih ada hubungannya dengan nama Nyai Demang Ronggeng?" tanya Baraka kepada sang Begawan."Demang Ronggeng adalah adik bungsu saya, Gusti Manggala," jawab sang Begawan tetap menghormat kepada Baraka.
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

1221. Part 10

Sang Begawan tersenyum, "Dalam teropong batin dan jalur lacak sukma, gadis itu tidak bisa diketahui dari mana asalnya. Dia mempunyai pelapis jiwa yang membuat seseorang tak bisa melacak sukmanya dan meneropong batinnya. Mungkin karena dia memiliki pedang pusaka itu maka jati dirinya tak bisa diketahui oleh siapa pun, Gusti."Baraka sempat berdebar-debar. Agaknya memang benar, Palupi mempunyai Pedang Kayu Petir. Terbukti tokoh sesakti Begawan Demang Buwana sampai tak bisa melacak jati diri gadis itu. Jika demikian halnya, maka besar kemungkinan Ratu Purnama Laras punya maksud tertentu dengan memerintahkan orang-orangnya untuk menangkap Palupi. Barangkali sang Ratu menginginkan agar hanya dialah yang mengetahui di mana pedang maha sakti itu tersimpan aman di tempatnya. Sang Ratu tak ingin gadis itu bicara kepada siapa pun, sehingga perlu mengamankan atau menyembunyikan Palupi dari pergaulan di rimba persilatan. Jika Palupi lebih dulu tertangkap Ratu Purnama Laras, maka akan sul
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

1222. Part 11

"Ke mana saja kau, Kang? Kucari-cari sampai di lubang semut, kupanggil-panggil dari depan lubang semut itu, tapi kau tidak menjawabnya. Kau kejam, Kang Baraka. Kau pergi tanpa meninggalkan pesan padaku."Sebenarnya Baraka ingin membantah bahwa bukan dia yang pergi tapi Palupi yang pergi meninggalkannya. Tapi setelah dipikir-pikir, bantahan itu tak ada artinya bagi gadis gila seperti Palupi. Karenanya Baraka hanya tertawa dalam gumam dan segera memandang Dungu Dipo. Hatinya bimbang, apa yang harus dikatakan kepada Dungu Dipo tentang gadis itu. Baraka ingin mengorek keterangan dari Palupi tentang Pedang Kayu Petir, tapi Dungu Dipo pasti mendengarnya. Mau membiarkan Palupi dibawa Dungu Dipo, hati kecil Baraka tak rela."Kang, ke mana kau akan pergi? Aku ikut, ya Kang?" Palupi bernada manja.Dungu Dipo menyahut, "Bawa saja dia, Baraka. Kebetulan sang Ratu Gustiku ingin sekali berpisah dengan gadis gila itu.""Berpisah? Maksudmu ingin bertemu, begitu?"
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

1223. Part 12

Saat itu, Baraka sedang membujuk Palupi, "Cepat sembunyikan dirimu di balik semak-semak seberang sana. Orang-orang itu berbahaya bagimu. Mereka dapat lukai dirimu seenaknya saja. Cepat sembunyi ke semak sana, ya?""Ya, ya...!" jawab Palupi dengan mengangguk-angguk tegang. Maka iapun segera lari ke semak-semak seberang. Baraka segera berbalik arah untuk membantu Dungu Dipo menghadapi ketiga utusan Lumpur Maut. Tetapi tak disangka-sangka sinar yang dihindari Dungu Dipo itu melesat lurus dan mengenai pinggang kiri Baraka.Deesss...!"Ahg...!" Baraka terpental lemas dan jatuh terkulai di bawah pohon. Punggungnya sempat membentur keras batang pohon itu. Ia menyeringai merasakan panas di sekujur tubuhnya terutama bagian dalam. Wajah Baraka pun cepat menjadi sepucat mayat. Tubuhnya menggigil dan bagian yang terkena sinar putih itu menjadi hitam hangus sebesar jeruk nipis."Baraka! Kau kena!" Dungu Dipo terkejut melihat Baraka menggeliat. Ketika Dungu Dipo hendak
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

1224. Part 13

Dungu Dipo masih lemas walau sudah tidak merasakan sakit. Baraka segera menariknya agar berdiri, ia lebih segar, lebih cepat kuat kembali ketimbang Dungu Dipo."Lihat, Tandu Terbang membantu kita menyerang orang Lumpur Maut!""Tap... tapi... sebaiknya kita tinggalkan saja mereka. Jangan sampai kita berhadapan dengan Tandu Terbang!" bisik Dungu Dipo dalam kelemasannya."Baik. Kita tinggalkan mereka. Cari si Palupi dulu. Tadi bersembunyidi semak-semak sebelah sana!"Mereka berdua sibuk mencari Palupi, karena gadis gila itu tak kelihatan di balik semak-semak tempatnya bersembunyi tadi."Tadi kusuruh dia bersembunyi di sini! Rupanya karena ketakutan dia bersembunyi di tempat yang lebih aman dan mungkin agak jauh ke sana! Ayo, kita cari dia ke sana!" Dungu Dipo berlari lamban karena masih lemas, ia mengikuti Baraka yang segera memanggil-manggil gadis gila itu."Palupiii...! Palupiii...! Hoi, Palupi di mana kau! Jawab...!""Ah, sudahlah. Ti
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

1225. Part 14

Yang lain ikut berseru demikian dan saling berlari berhamburan, ada yang segera mencari senjata, ada yang segera mencari tempat untuk bersembunyi. Sedangkan Baraka dan Dungu Dipo yang berpaling ke belakang segera tertegun bengong melihat Tandu Terbang diam di udara menghadap mereka."Sial! Rupanya kita tadi diikuti olehnya!" gumam Baraka kepada Dungu Dipo yang matanya terbelalak tak bisa bilang apa-apa.Batu Sampang keluar dari istana begitu mendengar suara gaduh tentang Tandu Terbang. Bahkan Nyai Paras Murai dan Hantu Tari yang telah sembuh dari lukanya ikut keluar mendampingi Ratu Purnama Laras. Mereka berdiri di teras istana, sementara Tandu Terbang dan yang lainnya ada di tengah pelataran istana."Kepung dia! Jangan sampai lolos!" teriak Batu Sampang memberi perintah kepada para pengawal, dan mereka pun segera mengepung tempat itu serapat mungkin dengan senjata terhunus. Baraka dan Dungu Dipo ikut terkepung juga karena jaraknya dengan Tandu Terbang hanya lim
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

1226. Part 15

Baraka berkata, "Aku sanggup selesaikan masalah ini tanpa pertumpahan darah!" suara itu pun didengar oleh mereka yang berdiri tegang memperhatikan Baraka, termasuk sang Ratu sendiri. Baraka sengaja bicara dengan nada keras, "Hentikan murkamu kepada sang Ratu. Masih ada jalan lain mengembalikan hak warismu atas negeri ini tanpa gunakan kekerasan!"Sang Ratu menjadi tegang dan heran, ia memandang Hantu Tari dan Nyai Paras Murai. Mereka saling pandang mendengar suara Baraka. Tapi tak satu pun ada yang berani bicara. Bahkan yang ingin batuk pun ditahannya mati-matian hingga wajahnya memerah.Terdengar suara Baraka berkata jelas-jelas, "Jika memang kau anak dari permaisuri yang bernama Sang Paramita, keluarlah dari tandu dan perkenalkan wajahmu kepada mereka! Tunjukkan kebenaran dan keadilan yang kau miliki tanpa harus bersembunyi di dalam tandu!""Kau bertaruh apa atas kesanggupanmu menyelesaikan persoalan ini tanpa kekerasan?"Kata Baraka, "Jika kau benar an
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

1227. Part 16

SELAMA tujuh hari tujuh malam negeri Muara Singa mengadakan pesta besar-besaran. Berbagai pertunjukan hiburan digelar dari alun-alun sampai ke pinggir pantai. Berbagai makanan lezat pun dibeberkan pada tendatenda hidangan. Siapa saja, tanpa terkecuali, boleh menikmati hidangan lezat itu tanpa dipungut biaya sedikit pun. Rakyat jelata selain bisa menikmati hidangan lezat yang selama ini hanya bisa dinikmati oleh orang-orang istana, juga mendapat santunan berbagai pakaian, kain maupun keperluan dapur.Pesta besar ini diadakan untuk menyambut kedatangan ratu baru yang memang berhak memiliki kekuasaaan di negeri Muara Singa. Ratu baru itu tak lain adalah Ratu Gusti Galuh Puspanagari. Dulu dikenal sebagai Palupi, si gadis gila, yang punya julukan lebih dikenal lagi sebagai si Tandu Terbang.Tampuk pimpinan diserahkan kepadanya dari Purnama Laras, karena Purnama Laras merasa tidak memiliki hak atas negeri tersebut dikarenakan ia hanya seorang anak angkat sang Penguasa Muara
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

1228. Part 17

"Aku tak mendengar soal itu. Yang kutahu, Raja Tumbal menghendaki negeri ini. Beberapa waktu yang lalu, tepatnya lima purnama yang lalu, Raja Tumbal datang menemuiku dan ingin merebut Muara Singa, ia adalah kakak dari ibu angkatku; Raden Ayu Indriakara. Ia merasa bahwa negeri ini adalah negeri leluhurnya dan yang berhak menjadi penguasa adalah dirinya. Aku diberi waktu sampai tiga purnama untuk meninggalkan negeri ini, jika tidak maka semua penghuni istana akan dibantai habis olehnya dalam waktu sekejap. Dan aku percaya ia sanggup membantai kami dalam sekejap, karena ia memiliki pusaka yang bernama Seruling Malaikat."Baraka kerutkan dahi. "Seruling Malaikat? Aku baru mendengar nama pusaka itu. Apa kehebatannya sehingga kau tampaknya amat ketakutan dengan pusaka Seruling Malaikat itu?""Seruling Malaikat, menurut para tokoh tua, adalah sebuah seruling yang jika ditiup dengan sembarangan tanpa nada pun bisa membuat lawan yang dituju menjadi pecah raganya bila mendengar
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

1229. Part 18

"Baiklah, kita lupakan dulu tentang pertemuanku dengan sang Begawan itu," kata Baraka. "Sekarang bagaimana dengan Raja Tumbal?""Untuk mengalahkan Seruling Malaikat-nya kupikir aku harus menggunakan Pedang Kayu Petir kalau memang tak sanggup menandingi kesaktian pusaka tersebut. Persoalannya adalah, saat ini sudah hampir masuk purnama ketiga, berarti aku dan para pejabat di istana harus segera tinggalkan negeri ini. Raja Tumbal akan ganti menguasai negeri ini.""Apakah kau sudah bicarakan kepada Palupi, termasuk tentang Pedang Kayu Petir yang saat menjadi orang gila disebut-sebutkan itu?""Aku belum berani membicarakan karena ia masih menikmati masa kegembiraan. Setelah pesta ini usai, aku akan membicarakannya."Tak ingin mengganggu kebahagiaan dan kegembiraan yang sedang berlangsung pada diri seseorang, sungguh merupakan sikap yang baik dan patut dikagumi. Baraka  mengerti betul maksud hati Purnama Laras. Tetapi menurutnya, persoalan Raja Tumbal ada
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status