Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 1181 - Chapter 1190

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 1181 - Chapter 1190

1236 Chapters

1180. Part 15

Pertarungan kedua Muka Besi dengan Sri Maharatu semakin membuat Delima Gusti merasa ngeri berhadapan dengan Sri Maharatu, sekali pun perempuan itulah yang ada di dalam dendamnya. Delima Gusti hanya berani hadapi Sri Maharatu jika Cambuk Getar Bumi ada di tangannya. Kini ia berpikir, dengan cara apa ia bisa memiliki cambuk itu. Tipuan dan kelicikan apa yang harus dipergunakan, agar Cambuk Getar Bumi jatuh ke tangannya dan ia bisa melampiaskan dendamnya kepada Sri Maharatu.Renungannya di atas pohon terhenti manakala ia melihat Baraka melangkah dengan santainya. Tiba-tiba di dalam otaknya terpetik gagasan untuk memanfaatkan Pendekar Kera Sakti tanpa peduli harus membujuk dan merayunya lebih dulu. Maka, Delima Gusti pun segera turun dari tempat pengintaiannya, karena pada saat itu Sri Maharatu sedang terlibat pembicaraan dengan orang-orang desa yang akan dijadikan orang upahan sebagai pendayung perahunya nanti.Melihat kemunculan Delima Gusti yang cantik dan bertubuh meng
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

1181. Part 16

Wuuttt...! Duugg...! Pendekar Kera Sakti terpental jatuh dan memekik tertahan."Uuhg...!" ia menyeringai kesakitan memegangi dadanya."Lawan aku! Kalau kau tak mau melawanku, kau bisa kehilangan nyawa! Ayo, lawan aku, Baraka...!" dan kakinya pun menendang, kali ini tendangan sengaja di arahkan ke samping telinga Baraka. Ia hanya ingin memancing gerakan naluri seorang pendekar untuk menangkis tendangannya. Tapi tendangan yang dipelesetkan ke arah kiri itu justru di luar dugaan membuat Baraka bergerak kekiri dan akhirnya wajah Baraka jadi sasaran kaki Delima Gusti.Plokkk...!"Uuffh...!" Baraka memejamkan mata dan merunduk sambil menutupi wajahnya."Astaga!" Delima Gusti segera meraih Baraka dan memeluknya. "Maaf, maafkan aku! Kalau ada orang menendang ke kiri jangan bergerak ke kiri, kau menghindar kekanan, jadi tendanganku tidak akan kenai wajahmu!"Delima Gusti menyesal. Tendangannya tadi agak keras. Sekalipun tanpa tenaga dalam namun membu
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

1182. Part 17

Kini melihat Baraka terkapar dengan erangan kecil, Setan Samudera sedikit heran dan menyangka kekuatan Baraka sebagai pendekar terkenal di rimba persilatan hanya sampai di situ saja. Setan Samudera tidak mau menyianyiakan waktu, ia bergegas ingin memaksa Baraka untuk serahkan Cambuk Getar Bumi. Namun ketika ia melangkah satu tindak, Delima Gusti kirimkan pukulan bersinar merah dari tangan kanannya.Claap...! Sinar itu sengaja diarahkan di depan kaki Setan Samudera.Duaarr...!Setan Samudera bergerak mundur dan tanah menjadi berlubang, sebagian tanah menyembur ke atas menyebarkan debu.Delima Gusti melangkah dekati Baraka dengan mata pandangi Setan Samudera. Sebaliknya, si wajah angker pun tatap mata perempuan itu dengan tajam dan tak berkedip, ia kelihatan menyimpan kemarahannya kuat-kuat."Jangan coba-coba menyentuh pemuda tak berdaya ini!" kata Delima Gusti. "Dia bukan tandinganmu untuk saat ini, Setan Samudera! Dia kehilangan segala-galanya, dan
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

1183. Part 18

Resi Wulung Gading angguk-anggukkan kepala samar-samar, ia tahu betul bahwa Delima Gusti sebenarnya bukan golongan tokoh hitam. Hanya karena diburu dendam ia menjadi bernafsu sekali untuk dapatkan cambuk itu dengan cara apapun.Kini penyesalan Delima Gusti diakui Resi Wulung Gading sebagai sikap bijak yang patut disambut dengan kebijakan pula."Dendam memang sering membuat mata manusia menjadi gelap, terutama mata hati. Dendam juga dapat membuat pikiran manusia menjadi buntu dan akhirnya mencari jalan pintas. Karena itu kuingatkan kepadamu, Delima Gusti, kendorkanlah urat dendammu. Jangan semata-mata hidup untuk turuti hati yang dendam. Biarlah pembalasan tiba dengan sendirinya, karena Yang Maha Kuasa adalah Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana. Siapa salah akan kalah, siapa benar tetap tegar!""Aku mengerti, Eyang Resi.""Sekarang pantaulah sampai di mana tingkah laku Sri Maharatu! Firasatku mengatakan, dia akan hancur dalam waktu dekat. Cambuk itu telah te
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

1184. Part 19

"Jurusmu masih ringan, Setan Samudera! Sebaiknya kau pulang saja, jangan hadapi aku biar awet umurmu!" ejek Sri Maharatu."Tutup mulutmu, Perempuan Binal! Terimalah jurus 'Bangau Pelebur Jasad' ini jika kau mampu! Heaah...!"Setan Samudera sentakkan tangan kirinya yang menguncup dan dari kuncup tangan itu melesat sinar biru bening ke arah Sri Maharatu.Slaapp...! Sedangkan tangan kanannya yang berkelebat ke atas kepala segera diayunkan ke depan dengan meliuk ke samping lebih dulu. Kuncup jemari tangan kanan itu juga lepaskan selarik sinar warna kuning bening.Slaapp...! Dua sinar itu menyatu di pertengahan jarak dan melesat makin cepat ke arah lawan dengan berubah warna menjadi hijau tua dan berukuran besar.Wuusss...!Perempuan cantik itu segera rapatkan kedua telapak tangan di dada, dan dari telapak tangan itu menyebarlah sinar biru membentuk perisai di depannya. Sinar hijau tersebut menghantam sinar biru perisai dengan kuat.Blegar
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

1185. Part 20

Duaarr...!Seketika itu asap hitam mengepul tebal membungkus tubuh Setan Samudera. Asap hitam yang sulit diterobos pandangan mata manusia biasa itu bergumpal-gumpal sesaat. Setan Samudera yang tak terdengar suaranya.Ketika asap itu terhembus angin dan lenyap, yang ada di depan Sri Maharatu adalah potongan tubuh Setan Samudera yang menjadi empat bagian, karena ada empat lilitan cambuk ditubuhnya. Tubuh yang terpotong itu tidak keluarkan darah sedikit pun. Namun jelas hal itu membuat Setan Samudera tak mampu bernapas lagi, dan matilah ia dirajang oleh cambuk pusaka leluhurnya sendiri. Sri Maharatu sunggingkan senyum kemenangan sambil menarik tali cambuk dengan tangan kiri dan menggulungnya rapi. Mulutnya mengucap kata bagaikan bicara pada mayat yang terpotong."Sudah kuingatkan sebelumnya, tapi kau tidak mau percaya padaku, Setan Samudera. Kini, rasakan sendiri bagaimana nasibmu terkirim kealam baka sana! Semoga semua ini menjadi hikmah dan pelajaran bagimu, Seta
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

1186. Part 21

Maka, dengan gunakan dua jari tangannya, Resi Wulung Gading menotok telapak kaki Baraka.Teebb...! Satu totokan membuat tubuh itu tersentak, kaki terangkat naik karena kaget dan dagu Resi Wulung Gading tertendang tak sengaja.Plookk...!"Uh...! Terima kasih atas pembalasanmu, Baraka," ucapnya pelan sambil mengusap-usap jenggotnya. Selembar jenggot tersangkut di jari kaki Baraka yang tadi tersentak ke atas. Selembar jenggot itu diambil oleh pemiliknya, dipandanginya dengan rasa amat sayang, tapi akhirnya sang Resi geleng-geleng kepala dan membuang selembar jenggotnyake samping.Baraka sudah mulai bisa gerakkan tangannya. Nyala sinar perak itu telah padam sejak sentakkan totok di telapak kaki tadi. Resi Wulung Gading semakin kelihatan lega ketika Baraka sudah mulai buka mata dan berkedip-kedip."Racun itu telah punah, pasti ia kembali pada dirinya, kembali dalam ingatan semula," ucap sang Resi, lalu Pendekar Kera Sakti pun ditegurnya, "Bagaimana kead
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

1187. Part 22

"Racun sengat 'Lebah Setan'... Hmm..., kalau tak salah itu ilmunya si Dewa Sengat!""Betul, dan memang orang itulah yang menyengatnya. Eh, yang melepaskan lebah dan lebah itu menyengat Baraka!""Kudengar di sana sedang heboh tentang cambuknya si Warok Guci Wangsit!""Benar. Dan Baraka dituduh pencuri cambuk pusaka itu, Gusti Ratu. Mereka salah paham, dan mengakibatkan Baraka menderita begini."Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi manggut-manggut. "Terlalu berani Dewa Sengat melukai calon menantuku separah ini. Aku khawatir dia akan binasa oleh Cambuk Getar Bumi itu. Kalau tak salah, sekarang cambuk itu ada di tangan Sri Maharatu!""Memang benar. Begitulah menurut laporan Delima Gusti, putri sang Adipati Suralaya. Jika cambuk di tangan Sri Maharatu, saya khawatir akan timbulkan korban sangat banyak. Saya yakin, Pendekar Kera Sakti itu mampu kalahkan Sri Maharatu jika keadaannya pulih seperti sediakala. Jadi saya mohon, Gusti Ratu Kartika Wangi sudi kiranya m
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

1188. Part 23

Putri Kunang menatap gurunya, seakan menunggu perintah. Tapi sang Guru tetap tenang memandang Baureksa dengan penuh waspada. Orang bertubuh besar itu maju dua tindak, pendamping kanan-kirinya ikut maju dua tindak. Kini jarak mereka menjadi sekitar lima langkah. Masing-masing siap serang dan siap hadapi serangan. Putri Kunang pun ikut siaga di samping gurunya."Baureksa, kalau aku membunuh seseorang aku tak pernah dustai tindakanku itu. Tapi kalau aku tidak membunuh, jangan paksa aku mengakuinya, nanti kau sendiri yang kehilangan nyawa, Baureksa!""Enak sekali mulut tuamu bicara, Dewa Sengat! Rasa-rasanya kau perlu cobai kehebatan ilmuku belakangan ini!""Kalau kau jual, aku beli!""Keparat! Suhito, Roka, serang dia!""Heaaat...!" kedua orang berpakaian hitam itu segera melompat maju dengan mencabut golok masing-masing. Putri Kunang bergerak tanpa perintah gurunya, ia segera lompat maju dengan pedang terhunus dan siap hadapi kedua orang berpakaian h
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

1189. Part 24

Baureksa sibuk hadapi lebah-lebah itu. Dewa Sengat menyambarkan tangannya di tempat kosong. Tangan itu menggenggam sesaat dan ditarik di depan dada. Ketika genggamannya dibuka, teryata ada dua ekor lebah merah yang melesat terbang dari genggaman itu.Wuungng...!Dua lebah merah itu menyerang punggung dan leher Baureksa."Auh...!" Baureksa terpekik kaget mendapat sengatan di dua tempat. Tapi seketika itu pula tubuhnya mengejang, jantungnya bagaikan sulit dipakai bernapas. Jantung itu berhenti dalam tiga hitungan, dan akhirnya tubuh Baureksa yang besar dan berwajah angker itu roboh bagaikan nangka busuk jatuh dari atas pohon.Buugh...!Wajahnya tetap mengejang, matanya tetap mendelik, semua tubuhnya tetap dalam keadaan seperti pada saat berdiri tadi. Namun ia sudah tidak bernapas mulai saat itu sampai selamanya. Sedangkan lebah-lebah yang berduyun-duyun itu segera menyergapnya beramai-ramai. Lebah-lebah itu bukan haus madu, melainkan haus darah. Tubu
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more
PREV
1
...
117118119120121
...
124
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status