Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 1001 - Chapter 1010

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 1001 - Chapter 1010

1031 Chapters

1000. Part 15

Sebenarnya bisa saja mayat Nini Pasung Jagat dibuang ke laut. Atau bila perlu dibuang ke jurang curam. Tapi Embun Salju tidak sekejam itu. Kematian adalah sesuatu yang layak mendapat penghormatan sekalipun sekecil biji semangka. Dengan menguburkan mayat Nini Pasung Jagat sudah merupakan suatu penghormatan kecil yang dilakukan oleh Embun SaljuHanya saja, Embun Salju tidak ingin mayat itu dimakamkan di Tanah Merah, tempat di mana Kuil Elang Putih berada. Mayat itu harus dimakamkan di luar perbatasan Tanah Merah. Karena itu, para pengubur membawa mayat Nini Pasung Jagat ke Pulau Kubangan, sebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni. Di sana ada delapan kuburan, yaitu kuburan para musuh yang mati di tangan Embun Salju dan matinya di Tanah Merah.Hanya enam orang yang membawa mayat itu ke Pulau Kubangan, sedangkan yang memakamkan jenazah Irandani dan Pujarini hampir seluruh penghuni Kuil Elang Putih. Jenazah Anjarwati pun dimakamkan di tempat pemakaman khusus orang-orang Kui
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

1001. Part 16

"Tak apa," jawab Embun Salju. "Mungkin Baraka punya cara perkenalan sendiri.""Saya semakin tak jelas dengan pembicaraan ini!" kata Kirana."Baraka menotokku dan membuatku tak bisa berdiri." jawab Embun Salju dengan menahan malu.Ia tak mau memperagakan sikapnya yang berusaha berdiri. Ia hanya menggerakkan pinggangnya sedikit, ternyata masih belum bisa dipakai untuk berdiri."Baraka," kata Kirana dengan sedikit sewot "Aku mengajakmu kemari bukan untuk pamer ilmu! Lepaskan totokanmu pada Nyai Guru!""Aku tidak menotoknya!" kata Baraka sambil menunjuk Embun Salju, "Justru dia yang menotokku!""Tapi Nyai Guru tidak bisa berdiri! Pasti sama dengan yang kau lakukan kepada Ekayana di pantai itu!""Tidak!" jawab Pendekar Kera Sakti agak ngotot.Embun Salju tersenyum dan berkata, "Sudahlah, Kirana! Dia sudah melepaskannya pada saat dia menunjukkan tangannya padaku!"Maka, Embun Salju membuktikannya dengan berdiri tegak di depan
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

1002. Part 17

"Sebaiknya kau makan bersama sekalian, Baraka!" sahut Kirana dengan maksud supaya Baraka tidak ke taman bersama Embun Salju.Tapi Baraka kurang tanggap akan hal itu, sehingga dia berkata, "Kalian berdua saja. Temani Paman Jongos Daki makan malam. Wajahnya telah pucat sejak tadi. Aku butuh ketenangan sebentar saja!"Kirana mau tak mau pergi bersama Paman Jongos Daki. Hatinya menahan dongkol dan waswas. Rupanya ada benih-benih kecemburuan yang tumbuh di hati Kirana. Jongos Daki yang tahu persis hal itu segera berbisik kepada Kirana, "Buanglah pikiranmu yang bukan bukan. Baraka tidak akan melakukan apa yang kau cemaskan sekarang ini!""Ah, Paman...!" Kirana menepiskan tangan dan bersikap biasa-biasa saja, seakan tidak mempunyai benih kecemburuan.Taman yang dimaksud adalah ladang bebatuan dengan aneka macam jenis batu hias. Ada yang berwarna ungu berbentuk seperti pohon kaktus, ada yang beerwarna putih mirip ikan melompat, ada pula yang berwarna hijau sepert
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

1003. Part 18

"Duduklah, tak ada bahaya apa-apa," kata Embun Salju. "Aku hanya ingin mengatakan, bahwa aku telah menemukan kuncinya!""Kunci apa maksudmu, Nyai?""Kunci membuka jalan ke tempat penyimpanan pusaka itu!""Pembuka jalan!" gumam Baraka heran. "Apakah ada jalan menuju ke suatu tempat yang dipakai menyimpan pusaka itu?""Tidak begitu maksudku, Baraka! Tapi kunci itu menunjukkan di mana pusaka tersimpan.""Menurutmu di mana?""Di purnama...! Ya, seperti malam sekarang ini adalah malam bulan purnama, Baraka!""Jadi kau menyuruhku terbang ke bulan untuk mengambil pusaka itu, Nyai?""Bukan itu maksudku?" kata Embun Salju, ia berdiri menandakan sangat gembira karena telah menemukan kunci tersebut. Ia berjalan mendekati tempat duduk Baraka dan berdiri di depan pemuda tampan itu, sehingga pemuda tersebut sedikit mendongak memandangnya."Coba ulangi pesan Padmanaba padamu!"Baraka mengulangi ucapan Ki Padmanaba, "Selamatkan p
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

1004. Part 19

Zingng...!Benda itu melintas tepat didepan mata Pendekar Kera Sakti. Andai Pendekar Kera Sakti tidak menarik kepala ke belakang, maka ia akan menjadi sasaran senjata rahasia tersebut."Aaaa...!"Baraka terkejut mendengar suara pekik manusia di sebelah kanannya. Padahal benda itu muncul dan berkelebat dari samping kirinya. Rupanya benda itu mengenai orang yang sedang mengangkat pedangnya dan ingin menebaskan pedang itu ke punggung Baraka. Jaraknya hanya tiga langkah dari tempat Baraka membungkuk tadi.Orang yang masih diam mengangkat pedang ke atas dalam keadaan tertancap senjata rahasia berbentuk bintang segi enam di tengah jidatnya itu, bukan orang yang dikenal oleh Baraka. Usianya sekitar empat puluh sampai lima puluh tahun, bertubuh sedikit gemuk, berkumis tebal, berwajah sangar. Dari wajahnya dan keadaannya yang ingin membunuh Baraka dari belakang itu sudah bisa disimpulkan, dia orang jahat yang layak menerima senjata rahasia itu.Brukk...!
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

1005. Part 20

Kotak itu berwarna coklat muda, ukurannya sedikit lebih kecil dari ukuran kotak besinya. Baraka segera mengambil kotak kayu cendana itu. Namun tiba-tiba kaki Kirana segera menendangnya kuat-kuat.Wuttt...!Behgg...! Pendekar Kera Sakti terpental jatuh ke samping. Tendangan itu cukup kuat dan membuat Baraka tak bisa bernapas sesaat. Setelah bisa bernapas, Pendekar Kera Sakti pun berdiri secepatnya dan memandang Kirana yang masih menggenggam pedang dengan kedua tangannya. Pedang itu menyilang di depan dada, sedikit miring ke kanan."Mengapa kau menyerangku, Kirana?""Karena kau ceroboh, Baraka!""Ceroboh bagaimana!""Kotak kayu itu jangan sekali-kali kau sentuh!""Apa sebabnya!"Dengan nada pelan, Kirana menjawab, "Kotak itu dilumuri racun yang amat berbahaya! Siapa menyentuhnya dia akan mati dan mayatnya pun akan beracun. Siapa menyentuh mayatnya juga akan mati dan begitu seterusnya. Satu orang yang menyentuh kotak itu, bisa lim
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

1006. Bangkitnya Nini Pasung Jagat

KETIKA berusia delapan tahun, gadis kecil yang bernama Kirana hidup bersama kedua orangtuanya dan lima kakak perempuannya. Sebetulnya ia mempunyai enam saudara, satu kakaknya laki-laki berusia sepuluh tahun. Tapi kakak lelakinya itu sejak bayi sudah dipungut oleh bibinya, sehingga gadis kecil Kirana hanya mengenal kelima kakak perempuannya. Gadis ini tergolong gadis yang nakal dan bandel. Sering ia mengganggu kakak-kakaknya hingga mereka menangis, atau marah dan memukulnya. Dan jika sudah begitu, gadis kecil Kirana dihajar oleh orangtuanya. Kadang ia dihukum dengan tidak di beri makan sehari penuh, tapi kenakalannya membuat ia pandai mencuri makanan dan menghabiskan persediaan makanan, sehingga kakak-kakaknya tidak mendapat bagian makanan. Hukuman yang paling sering ia lakukan adalah dikurung di atas loteng, pintu loteng ditutup dari luar dan setelah matahari mau tenggelam, barulah ia dilepaskan.Sekalipun ia sering dihukum oleh orangtuanya dengan dimasukkan ke dalam loteng d
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

1007. Part 2

Ketika ia menginjak usia lima belas tahun, Ki Padmanaba menitipkan Kirana untuk belajar ilmu silat kepada seorang kenalannya yang berjuluk Punding Sunyi. Selain Ki Padmanaba tidak ingin menurunkan ilmunya kepada siapa pun kecuali kepada cucunya Ekayana, penitipan Kirana kepada Nyai Punding Sunyi itu juga dilakukan untuk menghindari perselisihan yang sering terjadi antara Kirana dengan Ekayana. Kedua anak itu sering bertengkar dan Ki Padmanaba dibuat kewalahan. Sekalipun demikian, Kirana tetap merasa berhutang budi kepada Ki Padmanaba. Sesekali ia sering berkunjung kekediaman Ki Padmanaba untuk menerima wejangan tentang hidup di permukaan bumi ini. Atau kadang-kadang Ki Padmanaba yang menengok Kirana di Perguruan Mawar Seruni sambil membawa oleh-oleh cerita tentang orang-orang sakti dan pusaka-pusakanya.Setelah ia berusia dua puluh lima tahun, dendam itu mulai meletup-letup lagi di dalam dadanya. Sepuluh tahun ia menempuh ilmu dan berguru kepada Nyai Punding Sunyi, cukup suda
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

1008. Part 3

Kirana mengakhiri cerita hidupnya dengan air mata mengering di pipinya. Terangnya sinar bulan malam itu membuat Baraka melihat jelas bekas-bekas air mata yang mengering di pipi. Terharu juga hati Baraka mendengar kisah hidup gadis cantik yang luput dari korban pemerkosaan orang-orang kejam itu."Sekarang, setelah kematian Pranawijaya, lengkap sudah aku hidup sebatang kara di muka bumi ini, Baraka! Sendiri, tanpa Ayah, tanpa Ibu, tanpa kakak, tanpa adik, tanpa saudara, juga tanpa kekasih!"Baraka meraih gadis itu dan memeluknya ke dada. Sikap itu membuat Kirana semakin trenyuh dan menghiba tangisnya. Pendekar Kera Sakti mengusap-usap rambut gadis itu seraya berkata, "Hidup itu mahal, Kirana! Hidup itu harus ditebus dengan pengorbanan, bukan hanya pengorbanan harta dan nyawa, tapi juga jiwa dan perasaan! Kita satu nasib, Kirana! Kita sama-sama sebatang kara di pemukaan bumi ini. Pada usia sepuluh tahun pula aku kehilangan anggota keluargaku yang dibantai oleh seseorang.
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

1009. Part 4

"Kirana, udahan belum?""Udahan apa?" Kirana sedikit terkejut."Cubitnya!?""Mau diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi?"Kirana bisa merasakan desiran darah di wajahnya.“Ke tempat tingkat yang lebih tinggi?"Jauh di lubuk hatinya, ia merasa jengah. Membayangkan dirinya, seorang gadis, yang notabene masih benar-benar gadis, main peluk-cium dengan seorang laki-laki yang memang ia kagumi sejak awal meski belum kenal begitu lama. Tapi dalam benaknya mendorong untuk menerima tawaran itu.Kapan lagi waktu yang lebih baik untuk mengenal seorang lelaki selain di rumah dan di ranjang?"Nggak mau. Ya udah ... " Baraka berkata selembut mungkin, pura-pura menekan nada kecewa dalam suaranya. Wah ... buaya darat juga dia! -o0o-Sebelum fajar menyingsing di ufuk timur, kuil Elang Putih dihebohkan oleh datangnya seorang petugas penguburan mayat Nini Pasung Jagat. Orang itu bernama Minarsih, yang berangkat ke Pu
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status