All Chapters of Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris: Chapter 151 - Chapter 160

257 Chapters

BAB 151: Menahan Floryn

Floryn menyusut sisi lehernya yang tergores, gadis itu menatap cermin melihat ada lebam di dekat matanya akibat pukulan Rachel. Floryn menyisir rambutnya yang berantakan, beberapa kali mengatur napas sebelum memutuskan pergi keluar toilet meninggalkan Rachel yang kini berusaha bangun tidak tahu harus membereskan dirinya dari mana.Rachel masih shock, kejadian yang dialaminya berjalan begitu cepat tidak terduga, semua kekasaran Floryn sangat mengejutkan. Kini Rachel tahu, mengapa Dany bisa sampai harus kehilangan kakinya karena Floryn.Floryn telah berubah, dia menjadi lebih kejam dan tidak lagi sepolos dulu.Saat akan kembali ke ruangan makan, tidak sengaja Floryn berpapasan dengan Issabel yang datang menyusul hendak ke toilet karena putrinya pergi terlalu lama.Pertemuan diruang sepi itu menciptakan ketegangan yang kuat, keduanya saling menatap seakan sedang mengukur kemampuan masing-masing.Perasaan Issabel mendadak tidak begitu baik melihat wajah berantakan Floryn sementara Rachel
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

BAB 152: Melindunginya

“Angkat tanganmu! Jangan bergerak!”“Flo, ada apa ini?” bisik Roan kebingungan, dia tidak mengerti mengapa Emier sampai menodongkan senjata seakan Floryn telah berbuat kesalahan yang fatal. Disisi lain, Floryn yang berdiri dalam ketenangan sangat meyakinkan Roan jika gadis itu tidak melakukan hal buruk apapun.“Aku tidak apa-apa Roan, ini tidak akan berlangsung lama,” jawab Floryn menenangkan.“Tiarap ditempat!” titah Emier seraya mendekat dan terus menodongkan senjatanya, “kau ditangkap atas tindak kekerasan dan percobaan pembunuhan!” geram Emier marah.Roan terperangah kaget mendengar ucapan Emier, sontak saja dia menghalangi Floryn agar berdiri di belakang punggungnya. “Anda tidak bisa menangkap seseorang begitu saja tanpa bukti jika dia melakukan tindak pidana Pak.”“Dia sudah melukai putriku hingga wajahnya babak belur, apa itu bukan bukti?” jawab Emier menggeram penuh tekanan.“Apa ada saksi jika Flo yang memulai duluan dalam pemukulan? Flo juga terluka, Anda tidak bisa menangka
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

BAB 153: Dukungan Bersyarat

Emier mengusap keningnya dengan pijatan, amarah dan kekhawatiran begitu jelas dimatanya melihat Rachel kini terbaring dengan wajah babak belur, ada luka yang cukup dalam dibagian tulang rahangnya yang mungkin saja harus mendapatkan satu jahitan.Keadaan Rachel cukup parah.Issabel begitu panik, begitupun dengan Rachel yang berbicara sumpah serapah mengutuk perbuatan kejam Floryn, dia terus menangis mengkhawatirkan wajahnya kini akan menjadi rusak. Mereka tidak menerima perbuatan jahat Floryn.Anehnya, mengapa mereka berdua kompak tidak setuju untuk membawanya ke ranah hukum padahal akan sangat mudah menjerat Floryn dan kembali memasukannya ke dalam penjara.Anehnya, Rachel tidak melakukan hal itu, untuk melakukan visumpun tidak melakukannya sama sekali.Sekalipun Rachel yang salah karena telah menyerang duluan, Rachel tetap diuntungkan karena dia yang paling mendapatkan banyak kerugian dan Floryn seorang mantan narapidana yang baru bebas satu bulan.Emier semakin merasakan ada sesuatu
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

BAB 154: Mempengaruhi Emier

Emier berjalan dengan hati bimbang, pikirannya berkelana terjebak dalam banyak pertanyaan yang semakin tidak dia mengerti apa jawabannya.Emier masih tidak memahami jalan pikiran Issabel dan Rachel, semakin keras mereka berusaha memberi alasan, justru Emier menjadi semakin penasaran dan curiga.Membawa kembali Floryn kebalik jeruji tanpa diketahui media adalah hal yang mudah, Emier hanya perlu memerintahkan pihak berwenangan melakukan tugas mereka secara rahasia dan masalah akan beres, lalu Floryn akan berhenti berkeliaran mengotori kehidupan keluarga Emier yang kini telah berbahagia.Emier hanya menginginkan keluarganya baik-baik saja, cukup dulu dia tidak mampu menjaga Abra, dia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama dan berakhir di tangan yang sama.Emier mengusap wajahnya dengan kasar. “Mengapa semua hal yang berurusan dengan anak sialan itu selalu tentang hal yang buruk mengganggu kehidupanku,” geram Emier memaki.Langkah Emier memelan begitu tidak sengaja melihat Floryn sed
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

BAB 155: Saling Curiga

Emier kembali ke dalam ruangan tempat dimana Rachel tengah dirawat ipan. Dokter menyarankan agar Rachel dirawat semalam karena kondisinya yang tidak begitu baik.Kali ini Emier tidak banyak berbicara dan bertanya sesuatu, segala kecurigaan yang semakin membesar akhirnya dia simpan dalam diam. Tidak ada gunanya untuk mendesak, Emier harus mencari tahu sendiri jawabannya. “Ayah pulang saja, bukankah besok harus pergi bekerja? Biar Ibu yang menemaniku disini. Aku tidak ingin membebani Ayah,” ucap Rachel terdengar cukup tulus tanpa menunjukan tanda-tanda bahwa dia mengusir.“Ayah akan menemanimu Rachel. Ini bukan masalah yang besar,” jawab Emier.Issabel dan Rachel saling melempar pandangan mata, mengisyaratkan jika memang Emier harus pergi karena ada urusan penting yang harus mereka selesaikan.“Rachel benar Emier. Sebaiknya kau pulang karena Erika sendirian di rumah, dia pasti menangis mencariku,” kata Issabel mempengaruhi.Pada akhirnya Emier mengangguk setuju dan segera beranjak dari
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

BAB 156: Kerinduan

Di dalam kamar pribadinya, Emier tengah membuka sebuah tas yang sengaja dia pesan dari bawahannya. Ketidak beradaan Issabel membuatnya menjadi leluasa untuk mencari tahu banyak hal yang selama ini tidak pernah dia lakukan. Emier menelusuri setiap sudut kamar tanpa celah, dia meletakan beberapa buah kamera kecil disudut tempat bersama dengan alat perekam di dalam tas yang paling sering Issabel gunakan setiap kali bepergian.Emier tidak ingin menduga-duga dengan perasaan gelisah, dia harus memastikan segalanya agar kehidupan keluarganya kembali harmonis.Kecurigaan Emier memuncak begitu dia menemukan dua buah rekening pribadi atas nama assistant rumah tangga dikediamannya. Buku rekening itu disimpan di bawah tumpukan pakaian seperti sengaja disembunyikan.Dan betapa terkejutnya Emier saat dia melihat isi di dalam rekening itu, terdapat beberapa catatan transaksi besar untuk membayar apartement, transaksi di kasino hingga uang masuk ke dalam rekening Nolan, dan lebih mengejutkannya lagi
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

BAB 157: Telepon Malam

Deringan telepon masuk terdengar dikesunyian, mengusik tidur lelap Floryn yang tengah tenggelam dalam kedamaian istirahatnya. Satu panggilan terlewatkan dan tidak berapa lama suara deringan telepon kembali terdengar, memaksa Floryn untuk bangun. Dengan lemah akhirnya Floryn membuka mata dan bergerak dari tempatnya, mengumpulkan kesadarannya sebelum beranjak mengambil handponenya di dalam tas. Malam masih sangat gelap, jam menunjukan pukul tiga pagi, siapa orang gila yang menghubunginya diwaktu sepagi ini? “Siapa yang menghubungiku?” bisik Floryn menatap layar dengan curiga. Handponenya masih baru, sampai sejauh ini hanya ada tiga orang yang mengetahui nomer teleponnya. Layar di hanpone akhirnya menggelap menandakan jika Floryn telah melewatkan dua panggilan telepon masuk. Dan tidak berapa lama, handponenya kembali berbunyi memaksa Floryn untuk mengangkatnya. “Halo,” panggil Floryn dengan suara serak. “Kenapa tidak mengangkat teleponku dengan cepat? Apa kau tidak tahu wak
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

BAB 158: Pengintai

Deg!Jantung Alfred berhenti, dia termangu dengan mata membulat sempurna, untuk sesaat dia lupa bagaimana caranya bernapas, lidahnya mendadak kelu lupa bagaimana caranya untuk berbicara.Sisa suara lembut Floryn yang berbicara masih terdengar di telinganya.Melihat keterdiaman Alfred yang mematung, Floryn menutupi wajahnya menahan malu, terkejut oleh dirinya sendiri yang sudah bicara spontan tanpa menyadari konsekuensinya.Mata Alfred mengerjap cepat berusaha keras untuk tetap mempertahankan kesadarannya ditengah gelitikan hangat euforia yang berletupan didalam dada.Alfred terlalu senang bercampur gugup sampai dia tidak tahu harus berbicara apa. “Ehem, anu itu, mengenai.” Alfred gelagapan, otaknya membutuhkan waktu untuk memproses apa yang akan diucapkan. “J-jadwal pulangku akan diundur dalam dua hari. Sebaiknya k-kau lanjutkan tidurmu,” ucap Alfred dengan susah payah menyelesaikan kalimatnya sebelum menutup sambungan telepon, tidak memberi Floryn kesempatan untuk menjawab.Layar d
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

BAB 159: Eksekusi

Kaki Floryn berdiri lemas, teriakan terendam dalam bekapan kuat seorang lelaki berambut putih dengan balutan pakaian formal yang rapi dan bermerk, wajahnya yang tampan terlihat dingin dan tatapannya kosong.Floryn terintimidasi oleh ketenangannya yang berbahaya. “Jangan berteriak, aku utusan Alfred Morgan,” ucap lelaki itu berbisik memberitahu, menurunkan ketegangan dan ketakutan dibahu Floryn, “atur napasmu dan tenanglah,” ucapnya lagi mengintruksikan.Floryn menarik udara sebanyak yang dia bisa begitu bekapannya terlepas, beberapa kali dia harus mengatur napas agar bisa kembali tenang setelah dilanda ketakutan hebat, berpikir bahwa dia telah tertangkap para penjahat.“Sekarang kau sudah tenang?” tanya Michael.Floryn mengangguk tanpa suara, dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa keadaannya telah baik-baik saja.Michael mundur satu langkah dan melihat penjuru gang yang masih sepi, dilihatnya kembali Floryn yang tampak sudah mulai tenang. “Sekarang berjalanlah keluar dan biarkan merek
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

BAB 160: Hadiah

Mobil bergerak cepat membelah jalan kota Hanoi yang dipadati oleh para pengendara roda dua dan bangunan yang lebih banyak berasitektur colonial Prancis. Kota ini adalah sebuah ibukota paling tertua di Asia tenggara.Hanoi mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, pemerintahan sudah merencakan ditahun 2030 nanti, kota Hanoi akan melakukan pelarangan penggunakan motor untuk melancarkan lalu lintas dan mengurangi polusi.Steve Morgan membidik kota ini untuk pembangunan transportasi public sebagai jalan alternative. Alfred menopang dagunya melihat keluar jendela dengan senyuman cerah seperti bunga matahari yang berada dibawah birunya langit yang hangat.Carissa yang duduk disamping Alfred beberapa kali melirik, mencari-cari moment yang tepat untuk mengajaknya berbicara dan tidak mengganggu k
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
26
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status