Home / Pendekar / Sang Pemburu Naga / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Sang Pemburu Naga: Chapter 1 - Chapter 10

41 Chapters

01. Seseorang di Hutan

Pembunuhan pertama yang disaksikan oleh Muhan secara langsung ialah eksekusi suatu keluarga cendekiawan yang dituding sebagai pengkhianat negara. Muhan ingat dengan jelas, bagaimana teror yang menghinggapi tiap wajah para anggota keluarga tersebut melaut bersama dengung derita. Mengenakan pakaian berkabung, semuanya terikat di bawah gertakan para algojo yang berada di kedua sisi tubuh masing-masing kepala.Dipertontonkan di balai kota, senagai bentuk pembelajaran serta penghakiman atas manusia yang melahap kehidupan manusia lainnya. Ratapan demi ratapan memenuhi telinga Muhan bagaikan lagu lama pengingat kehancuran. Tak melebihi banyaknya langkah dari rumah jagal ke balai kota, ratapan tersebut diakhiri oleh tebasan singkat yang mengarah pada leher 'para pengkhianat'. Sebelas anggota keluarga beserta para pelayan dalam keluarga itu telah menghilang dari Tanah Wari dalam sekejap mata. Salah satu kepala menggelinding ke dekat kaki Muhan kecil yang berusia 5 tahun. Diam-diam, ditatapnya
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

02. Mayat Gyeonggukdae

Tingkatan sihir yang menjadi kualifikasi atas seberapa berharganya seseorang untuk Tanah Wari dibagi menjadi 6 kelas. Antara lain;Naegeumwi—mewakili warna merah. Memiliki akses paling besar dengan Raja dan petinggi Istana lainnya. Mempunyai kemampuan sihir, serta fisik yang lebih besar ketimbang orang-orang dari tingkatan lain. Mahir berpedang dan mampu memanipulasi serangkaian tali tambang yang bersembunyi pada beberapa bagian tubuh untuk menjerat lawan.Howechung—mewakili warna kuning. Memiliki fisik yang dua kali lebih kuat dari manusia dengan kelas lain. Bila dibandingkan dengan manusia biasa, mampu ditakar sebagai empat kalinya. Fisik mereka luar biasa terbilang langka, dan tak mudah mendapatkan seseorang dengan Him yang mampu berkembang menjadi Howechung sejati. Serta, fisik mereka merupakan senjata terbaik yang dapat dikuasai.Gyeonggukdae—mewakili warna biru. Mahir berpedang, dikenal sebagai pelindung Raja namun tak memiliki kekuasaan lebih untuk bertemu secara empat mata. Da
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

03. Budak Bernama Muhan

Muhan berjalan mondar-mandir dengan kegelisahan yang merayap. Dia tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi kehadiran para pengawal yang mengawasi dirinya bagaikan tahanan perang itu berhasil memberdirikan bulu kuduknya. Genap setengah jam pemuda itu dibiarkan menunggu tanpa kepastian selepas menyerahkan mayat Kim Joon, dan dia tak mampu menduga apa yang akan dihadapi setelah ini.Sebetulnya, nama itu tak terdengar asing dalam pendengaran Muhan. Tadinya dia mengira bahwa seorang Gyeonggukdae yang dibawa merupakan pasukan biasa. Namun setelah penjaga gerbang memberitahu pangkat yang dimiliki oleh mayat yang dibawanya tadi, Muhan dilanda kekalutan yang tak mampu dijabarkan dengan baik.Dia menemukan Panglima Divisi Gyeonggukdae dalam keadaan sekarat. Muhan takkan melupakan rupa genangan darah yang masih membekas di hutan sana. Dari yang terlihat, Muhan mendapati beberapa tusukan pada perut dan paha yang tidak sedikit. Entah pertempuran macam apa yang baru dilakoni oleh Kim Joon, dia mer
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

04. Belati yang Berkilauan

Muhan kembali bergelut dalam dunianya yang menyedihkan. Ketika pemuda-pemudi seusianya sibuk mengasah kemampuan bela diri dan sihir masing-masing agar dapat menjadi bagian dari Pasukan Pemburu Naga, Muhan hanya mampu memandang keseharian yang menyesakkan itu dengan segudang kehampaan. Sudut matanya menangkap dua baris orang yang duduk bersila seraya mengeluarkan aura berwarna-warni dari tubuh mereka. Dipimpin oleh Guru Yeom, sesi tersebut dinamakan Peningkatan Him. Andai saja Muhan memiliki Him, dapat dipastikan dia akan melakukannya seorang diri.Sayangnya, Guru Yeom telah memberitahu bahwa tubuhnya tak memiliki Him Kera sekali pun—Him dari rakyat biasa yang masih bisa diasah dan ditingkatkan. Him Kera dapat menjangkau kelas Gyeomsabok hingga Jungrowi. Semisal Muhan memiliki sedikit Him saja, dia sudah sangat bersyukur. Asalkan tak hidup terus menerus dalam lubang yang sama seperti ini.Dukk!"Aw!" Muhan mengusap-usap kepalanya seraya mendongak, mencari asal atas sesuatu yang mengha
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

05. Tuduhan tak Terduga

Muhan yakin seratus persen, dia tidak berbuat salah apa pun sampai harus dipanggil ke Istana lagi. Apa dikarenakan oleh belati yang masih dibawanya itu? Astaga bisa saja! Tetapi mau kembali ke Perguruan untuk mengambil belati itu pun tidak mungkin. Dia sudah melewati gerbang utama, diikuti oleh Guru Yeom yang mendampingi, barangkali Muhan mau disembelih—kelakar Roah yang tidak masuk akal pun mulai menyambangi.Melewati gerbang utama, Guru Yeom dan Muhan menuju salah satu ruangan di paviliun tamu. Tiap langkah yang tertuai, Muhan takut apabila setelah ini akan diseret ke depan Rumah Penghakiman dan berakhir mendekam di balik penjara bawah tanah. Diam-diam merutuki diri sendiri pula, lantaran tak membawa belati yang dapat bersinar di kamarnya itu secara sadar."Selamat Pagi, Guru Yeom!"Muhan mengerjap-ngerjapkan mata, lantas menunduk hormat setelah menyadari kedatangan Raja dan para Panglima dari Pasukan Pemburu Naga yang lain. Sepertinya mereka baru saja datang, sebab kemarin para pen
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

06. Siluman di Istana

"AKAN KUBUNUH KAU, BUDAK RENDAHAN!!!"Clang!Entah mendapat keberanian dari mana, Muhan menahan kepala anjing paling tengah menggunakan pedang bercahaya dalam genggamannya itu. Dengan napas tersengal-sengal, Muhan berusaha mendorong si kepala anjing yang berada dalam jangkuannya sejauh mungkin agar dapat dikalahkan oleh Guru Yeom.Selagi terpusat pada si tengah, dua kepala anjing lainnya disibukkan oleh sodoran pedang dan tali dari Panglima Naegeumwi yang sadar lebih dulu. Muhan terhenyak, terkejut sendiri atas sejumput kekuatan yang mendorongnya untuk tetap bertahan. Guru Yeom bergegas mencari belati hitam yang bersembunyi di balik jubah abu-abu kebanggaannya, lantas melemparkan belati tersebut hingga mengenai jantung si Cerberus yang terlihat oleh pandangan.Cerberus tersebut masih mengenakan pakaian yang dikenakan oleh Panglima Howechung tadi. Dengan tiga kepala masih berhadapkan kesibukan masing-masing, sosoknya menggelinjang seperti terkena kejut listrik bertegangan tinggi. Peda
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

07. Mulai Berlatih

"Cerberus itu berasal dari dataran Yunhan, tetapi bagaimana caranya roh siluman itu bisa menetap pada tubuh Panglima Howechung?" tanya Guru Yeom kepada dua panglima yang menaruh kebingungan sama besar. Sekembalinya Raja ke Geumjung—kediaman utama Raja, Guru Yeom beserta kedua pangilma tersebut tetap berada di paviliun tamu di tengah sisa kekacauan yang masih terpampang nyata. Mereka bertiga membentuk suatu lingkaran yang menutupi meja sepinggang dari pandangan Muhan. Muhan mengembuskan napas perlahan. Selepas keterkejutan yang menghampirinya berangsur merendah, pemuda itu berdiri di ambang pintu sembari memandang sepasang telapak tangannya. Siapa yang mengira bila dia memiliki kemampuan seorang Gyeonggukdae?Belum lagi, Raja langsung menyuruh Kasim Heo untuk mengikutsertakan namanya sebagai calon peserta Pasukan Pemburu Naga yang akan diseleksi sebentar lagi. Mengetahui dirinya diperbolehkan memegang salah satu pedang saja sudah sangat membahagiakan. Lalu menjadi calon peserta? Enta
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

08. Tidak Ada Peningkatan

Mengitari lembah dari barat ke timur maupun sebaliknya, ternyata tidak semudah itu. Terdapat alasan mengapa hutan yang dijejakinya itu rawan saat malam. Di dalamnya dihuni begitu banyak binatang buas yang bertugas menjaga hutan dari terkaman musuh. Kabarnya para penjaga hutan itu mampu mengenali para kesatria yang berperan besar bagi kerajaan.Mereka tidak akan menyerang Pasukan Pemburu Naga, lantaran mengenali aura hanya berdasarkan derap langkah yang terdengar. Muhan bukanlah salah satu anggota Pasukan Pemburu Naga. Kebetulan yang membuatnya dapat mengeluarkan kemampuan seorang Gyeonggukdae saja masih dipertanyakan. Itulah mengapa, para penjaga hutan masih menganggap Muhan sebagai gangguan atau mangsa empuk.Hari pertama tidak berjalan baik. Muhan kembali ke titik di mana Guru Yeom duduk bersila sesaat setelah terbenamnya matahari. Penjaga hutan yang ganas-ganas itu tidak akan melepaskan satu target yang sudah mereka putuskan. Maka saat matahari telah memperlihatkan diri sepenuhnya,
last updateLast Updated : 2024-03-02
Read more

09. Tontonan Pemberitahuan

"SIALAN KAUUU!!!!"Brakk!!Seisi kantin yang tadinya mulai berdengung untuk mengata-ngatai kehadiran Muhan di aula makan, langsung terpaku setelah seruan penuh keterkejutan mengudara.Bukan—bukan disebabkan oleh Muhan yang terlempar ke salah satu meja dengan wajah sebagai tumpuan, tetapi sebaliknya. Muhan yang melempar Woon begitu mudah, seolah-olah perundungnya itu seringan kapas.Muhan berdiri dengan napas terengah-engah, memindai sekeliling yang menganga. Bahkan dia mendapati Shim Gyeong yang mengerutkan kening, tak menduga akan keberanian serta kekuatan yang Muhan miliki.Semua orang mengetahui betapa lemahnya Muhan. Disenggol sedikit saja oleh anak yang memiliki Him, pemuda itu bisa oleng sampai berciuman dengan tanah. Tetapi sekarang, Muhan mampu melempar Woon yang tentunya skenario semacam itu tidak pernah terlintas dalam benak siapa pun."Sial! Apa yang baru saja kaulakukan, hah?!" Salah satu anggota perundung melontarkan sepasang sumpit yang tiba-tiba saja berubah menjadi dua
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more

10. Tanda Tanya Baru

"Salah satu permata naga yang disimpan oleh Raja dicuri oleh seseorang!""Apa? Yang benar saja? Bagaimana bisa? Bukannya tempat penyimpanan permata naga berada di Geumjung?""Sepagian ini, Raja mengamuk dan membunuh salah satu penjaga langsung di tempat." Seorang kurir berpakaian compang-camping menyerahkan gulungan sutra terakhir pada Guru Yeom. "Maka dari itu, Selir Seo sedang berusaha untuk menenangkan Raja sekarang ini. Beliau meminta maaf sebab tidak bisa mengobrol dengan Guru Yeom."Guru Yeom manggut-manggut. Hari ini, dikarenakan kondisi Muhan masih terlalu lemah, Guru Yeom tetap berada di Perguruan. Begitu juga dengan Muhan yang berolahraga kecil-kecilan di depan kamar kecilnya.Selepas menerima sutra kiriman Selir Seo sebagai bentuk terima kasih yang senantiasa diterima setiap bulannya, Guru Yeom mendatangi Muhan. Sama seperti semalam, wajah pemuda itu terlihat pucat dan menyedihkan."Apakah ini yang dilakukan oleh seorang Gyeonggukdae, Muhan? Bermalas-malasan? Tidakkah kau m
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status