Home / Pendekar / Sang Pemburu Naga / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Sang Pemburu Naga: Chapter 11 - Chapter 20

41 Chapters

11. [Hutan Perbatasan] Latihan Berburu

"Ya, kau akan mengikuti latihan perburuan pertama pada malam hari ini, Muhan."Bagai mendapatkan sekarung penuh koin, Muhan terlonjak dari duduknya. Pemuda itu mendekati Guru Yeom dengan mata berbinar cerah. "Benarkah, Guru? Apa itu artinya saya akan mulai menggunakan pedang? Selama ini saya belum memegang pedang yang Guru berikan.""Setelah menguasai bela diri dan Him yang ada dalam tubuhmu, kau akan andal menggunakan pedang dengan sendirinya, Muhan. Memang tidak secara instan, tetapi kau bisa mengendalikan kekuatan itu melalui pergerakan pedangmu." Jelas Guru Yeom. "Jadi, semisal nanti malam kau tetap bersikeras membawa pedang, bawa saja! Tapi aku tidak yakin kau bisa menggunakannya dengan baik nanti.""Ah, itu tenang saja, Guru!" Muhan melirik Yidan yang duduk bersila di bawah pohon sembari mengelap tongkat kebanggaannya. "Yidan sudah mengajari saya beberapa hal yang bisa saya lakukan dengan pedang, Guru. Yah, walaupun kami berlatih menggunakan ranting."Guru Yeom menggelengkan kep
Read more

12. [Hutan Perbatasan] Kekacauan Pertama

Raja, Ratu, Selir Seo beserta petinggi Kerajaan lainnya telah menempatkan diri di singgahsana yang telah dipersiapkan. Mereka duduk tepat di atas lembah, yang mana dapat melihat beberapa tim berpapasan atau berkeliaran. Berkat selubung pelindung yang Guru Yeom dengungkan, mereka akan aman dari radar para penjaga hutan yang semestinya sudah bergerak ke sana-kemari.Sementara sekumpulan orang penuh kuasa menikmati kursi terdepan mereka di atas lembah, anak-anak didik yang akan melangsungkan latihan berburu itu tiba di titik masing-masing. Seperti halnya Tim 10, yang secara otomatis diketuai oleh Shim Gyeong. Muhan berjalan di urutan paling belakang. Saat tiba di posisi awal pun, rekan-rekannya langsung bercakap sendiri, mengabaikan eksistensi Muhan. Dalam hati, diam-diam Muhan mendambakan sosok Yidan atau Roah yang setidaknya bisa menjadi teman mengobrol."Sekarang, mari kita kumpulkan kayu bakar untuk membuat api unggun. Dan juga, setidaknya kita harus menangkap kelinci atau ikan untu
Read more

13. [Hutan Perbatasan] Memulai Dulu

Tim 10 yang belum merencanakan strategi apa pun itu berlari tunggang langgang, menghindari uluran tangan sang beruang hitam sebisa mungkin. Termasuk Shim Gyeong, walaupun di tengah jalan bertanya-tanya pada diri sendiri mengapa harus turut berlari.Kala itu, Shim Gyeong baru menyadari jika keadaan Muhan dan Woon jauh berbeda. Muhan memiliki luka di pelipisnya, sehingga memperlihatkan darah yang mengalir pelan. Tetapi, Woon terlihat luar biasa babak belur. Hanya dengan melihatnya, Shim Gyeong mengetahui akhir dari pertempuran keduanya tadi."Bagaimana bisa beruang hitam itu mengejar kalian, hah?!" tanya Taejun pada Muhan dan Woon.Woon menyahut dengan wajah ngerinya, "Gara-gara budak yang satu ini! Dia melemparku ke salah satu pohon besar, yang tidak taunya ada celah pohon tempat persembunyian beruang hitam itu.""Aku kan tidak sengaja! Lagi pula itu refleks!" Elak Muhan.Woon ingin sekali melayangkan tinju ke arah Muhan. Kendati berada dalam keadaan berbahaya, dia hanya bisa menahanny
Read more

14. [Hutan Perbatasan] Rencana Muhan

"Hei! Ternyata beruang hitam itu tidak sebodoh yang kupikirkan," celetuk Taejun di tengah-tengah lompatannya ke batang pohon lain.Memastikan kembali, Muhan berhenti sejenak untuk menengok ke bawah. Dan benar saja—terdapat alasan mengapa mereka dinamakan sebagai penjaga hutan. Mereka bisa mengendus manusia asing mana pun yang belum berstatus sebagai Pasukan Pemburu Naga.Mengejar, dan terus mengejar. Beruang hitam itu meraung-raung saat tidak sengaja menabrakkan diri pada salah satu pohon. Muhan kembali melompat begitu mendapatkan tepukan dari Hyunmi. Memang bukan waktu yang tepat untuk mengagumi kegigihan para penjaga hutan."Apa kelemahan serigala tutul, Muhan?" tanya Shim Gyeong dengan napas terengah-engah. "Bunga melati.""APA?!"Rekan setimnya mendadak berhenti, bahkan Woon nyaris tergelincir dan jatuh ke genggaman beruang hitam yang berada tepat di bawahnya. Kihong menyahut jengkel, "Hei, Budak! Untuk kali ini kami memang mengikutimu karena kau mengaku sudah belasan kali dikej
Read more

15. [Hutan Perbatasan] Menangkap Serigala Tutul

"Kau?!"Muhan menghentikan langkah sejenak, lantas menghadap seseorang yang rupanya merupakan sang pangeran. "Kupikir kau atau rekan setim yang lain tidak akan sudi mengikuti budak rendahan sepertiku ini. Ternyata, kalian hanya beberapa langkah dariku saja."Shim Gyeong berdecak kesal, mengabaikan ucapan Muhan dengan menghampiri selajur kecil yang dipenuhi oleh bunga melati. Muhan mendengus lelah. Selamanya, manusia seperti Shim Gyeong mana mau mengakui keterampilan Muhan meskipun sudah diikuti sampai ke ujung selatan lembah pun.Dalam diam, keduanya meraup senganggam bunga melati yang disembunyikan di balik pakaian masing-masing. Kali itu, Muhan sangat berterimakasih pada Guru Yeom yang sudah memberinya pakaian baru. Berbeda dari pakaian lamanya yang lusuh, pakaiannya yang baru mampu menyimpan sesuatu tanpa ketahuan oleh orang luar."Omong-omong," Muhan memicingkan mata ke arah Shim Gyeong setelah menilik sekeliling. "Di mana yang lainnya?""Mereka sedang mengalihkan fokus si beruang
Read more

16. [Hutan Perbatasan] Anjing Neraka

Muhan menghentikan jeritannya saat serigala tutul itu tiba-tiba saja mundur dengan sepasang mata bundar yang berkaca-kaca. "Eh? Ada apa ini? Ke-kenapa dia ...."Detik itu, Muhan menyadari munculnya sebuah sinar dari balik pakaiannya. Ketika mencari asalnya, rupanya dari belati yang selama ini disembunyikan sebaik mungkin itu.Muhan mengeluarkan belati tersebut secara perlahan, kemudian disodorkan ke hadapan serigala tutul. Ajaibnya, makhluk itu beringsut mundur. Belati yang berada dalam genggaman Muhan memberi gelombang takut dalam sorot mata sang serigala tutul."Apa mungkin karena belati ini merupakan milik mendiang Kim Joon?" Muhan berdiri seraya mendekati si serigala tutul. "Hei! Aku tidak akan menyakitimu, Teman! Aku hanya ingin menangkapmu sebentar untuk diperlihatkan di hadapan Raja dan Guru Yeom. Setelah itu, kau akan kulepaskan."'Kau tidak akan menyakitiku, Tuan?'Muhan menggeleng santai, "Tidak! Aku ha—eh? Siapa yang barusan berbicara padaku?!"'Aku, Tuan!'Secara perlahan,
Read more

17. [Hutan Perbatasan] Kekacauan Total

Bertepatan saat itu, terdengar jeritan dari berbagai arah selagi Tim 10 beserta Ji Yidan, mulai berlari dari kejaran anjing neraka yang mengejar siapa pun yang terlihat dalam pandangan. Muhan menoleh sejenak, lantas mendapati dua ekor anjing neraka yang menyalak penuh amarah di belakangnya."Astaga, apakah ini tandanya bahwa para penjaga hutan yang lain sudah tertangkap?" tanya Muhan entah kepada siapa.Yidan menyahut dengan napas tersengal, "Pastinya! Makanya para anjing neraka itu dilepaskan."Shim Gyeong melirik pepohonan yang dilewatinya. "Cepat! Lebih baik kita naik ke atas pohon! Hanya itu satu-satunya cara terbaik untuk bertahan sebentar."Semuanya menurut. Lee Woon yang masih menggenggam tali kekang terhadap serigala tutul mereka hampir tertinggal, namun secepat mungkin Taejun membantu pemuda itu untuk naik ke pohon yang dipanjatinya.Moque, serigala tutul yang berada dalam belenggu tali Tim 10 itu masih berada di bawah, menjejaki
Read more

18. [Hutan Perbatasan] Histeria di Berbagai Sudut

"Salah satu rekan saya mendengar suara dari perbatasan. Karena mereka mengira suara itu mungkin saja berasal dari target tim kami, maka mereka berjalan dulu, sementara saya baru saja menangkap ikan dari sungai dan tertinggal."Setelah mendengar teriakan yang tidak asing, saya menyusul mereka secepat mungkin tapi semua sudah terlambat ... anjing-anjing neraka itu sudah memakan rekan setim saya, bahkan saya melihat dengan mata kepala saya sendiri ba-bagaimana tubuh mereka dikoyak-koyak secara brutal, Guru ...."Ji Yidan tak mampu berpijak dengan benar, sehingga Taejun dan Kihong menahan pemuda itu supaya tidak terjatuh. Siapa pun yang berada di posisi Yidan, pastinya akan merasakan ngeri yang teramat sangat. Latihan berburu yang semula disambut baik, justru berubah menjadi malapetaka bagi anak-anak didik.Raja mendekat dengan segurat kekhawatiran, sedangkan Shim Gyeong ditarik oleh Selir Seo untuk menjauh. "Apa kau melihat seseorang yang membawa anjing-anjing neraka itu ke hutan?""Tida
Read more

19. [Hutan Perbatasan] Hancur Lebur

Shim Gyeong sedang menjulurkan talinya pada salah satu pohon yang diisi oleh para Woorimwi, sedangkan di bawahnya terdapat tiga anjing neraka sekaligus. Setelah mereka melingkarkan tali sesuai arahan Shim Gyeong, seketika tali tersebut membentuk sebuah kandang besi yang kokoh dan kuat. Lima Woorimwi yang selamat itu terlihat senang telah berada dalam perlindungan Shim Gyeong dan diangkut oleh Moque menuju atas lembah.Sampai di ujung tebing, Roah menghambur ke pelukan Guru Yeom. "Abeoji!"Guru Yeom membalas pelukan anaknya selama beberapa detik. "Kau tidak apa-apa, Roah? Apa kau terluka?"Roah menggeleng pelan. "Tapi ... busur pertamaku hancur karena terinjak oleh anjing-anjing neraka itu, Abeoji ... busur kesayanganku ... mereka sudah hancur ....""Tidak apa-apa, Roah. Memang sudah saatnya kau mempunyai busur baru. Aku akan mrmbuatkanmu satu, yang baru dan lebih bagus dari sebelumnya." Kata Guru Yeom, berusaha menenangkan putri semata wayangnya itu.Muhan mengulum senyum, lantas memb
Read more

20. [Hutan Perbatasan] Kembali ke Perguruan

Latihan berburu paling buruk yang pernah ada dalam sejarah Perguruan Guru Yeom serta seluruh Tanah Wari. Usai membinasakan anjing neraka raksasa, sisanya yang semula berkeliaran di lembah pun menghilang menuju perbatasan. Setelah diikuti oleh Panglima Gyeomsabok dan pasukannya, jejak mereka lenyap seolah terbawa angin.Para orang tua anak didik langsung berbondong-bondong datang ke Perguruan untuk memastikan keadaan anak-anak mereka. Menyedihkannya, lebih dari setengah anak-anak diduk ditemukan dalam keadaan tidak utuh.Deru tangis yang saling meraung memenuhi sepenjuru Perguruan dengan duka yang melebar, menjadi latar baru yang menyesakkan. Tidak cukup dengan kesedihan akan kehilangan begitu banyak calon Pasukan Pemburu Naga yang hebat, rakyat menggaungkan kekhawatiran mereka terhadap keamanan Wari."Iya, bagaimana bisa para anjing neraka memasuki hutan perbatasan? Sayangnya, hari itu bertepatan dengan latihan berburu yang diadakan oleh Kerajaan dan Perguruan demi seleksi yang akan t
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status