Home / Romansa / Cinta Cita / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Cinta Cita: Chapter 61 - Chapter 70

95 Chapters

Cinta Cita ~ 61

“Kak Duta di mana?” tanya Cita sembari mendongak, menatap gedung Antasena yang menjulang tinggi di hadapan. Setelah usai mengikuti rapat redaksi dan sebelum pergi liputan, ia menyempatkan diri menelepon Duta guna menyampaikan sesuatu.“Di jalan, Cit,” jawab Duta. “Otewe Ambasador. Kenapa?”Cita menghela panjang, lalu berbalik. Kembali melangkah menuju Antariksa dan segera pergi menuju warehouse.“Pak Restu nelpon pemredku, Kak,” terang Cita kemudian menyampaikan obrolannya dengan Hanan pagi tadi pada Duta.Bagi Cita, Duta termasuk pria yang cukup bijak dan sangat baik. Karena itulah, Cita tidak ragu menceritakan permasalahan yang dihadapinya. Terlebih lagi, Restu masih ada hubungan keluarga dengan pria itu.“Kalau gitu, aku ke Antasena sekarang,” ujar Duta mengambil keputusan dengan cepat. “Kamu di mana?”“Aku di Antariksa, tapi ini mau pergi liputan,” jawab Cita lalu duduk pada kursi kayu panjang di depan warehouse. “Barusan juga sempat nelpon resepsionis Antasena, Kak, tapi pak Restu
Read more

Cinta Cita ~ 62

“Aku, jadi pindah ke Surabaya.” Cita mengutarakan keinginannya saat berada di meja makan.Setelah melihat foto rumah yang dikirimkan Arya dan memikirkan beberapa hal semalaman, Cita akhirnya mengambil satu keputusan. Ada hal yang memang harus dihadapi dan ada masalah yang memang harus diabaikan, seperti pertikaiannya dengan Rinai.“Mas Arya sudah dapat rumah, terus ... aku juga bisa langsung kerja di Metro Surabaya,” tambah Cita lalu menerima sepiring nasi goreng dari Sandra yang baru menghampiri meja makan.“Antara setuju dan nggak setuju,” ujar Sandra sambil mengitari meja makan, lalu duduk di samping Harry yang sedang menyantap sarapannya lebih dulu. “Mami setuju, karena dengan begitu kalian nggak LDR-an lagi. Tapi Mami nggak setuju, karena kalian belum resmi nikah tapi sudah ada rumah sendiri. Ngerti maksud Mami, Cita?”“Mami nggak percaya sama Cita?” tanya Harry menoleh pelan pada Sandra. “Mereka berdua sudah dewasa—"“Justru karena mereka sudah dewasa,” potong Sandra tidak jadi
Read more

Cinta Cita ~ 63

“Sarapan, Ar!”Arya yang baru keluar kamar, lantas berbelok mengikuti Duta yang melewatinya. Mereka menuju dapur, dengan posisi Arya tetap berada di belakang Duta yang sudah terlihat rapi.“Mau pergi, Mas?” tanya Arya lalu menggaruk kepala ketika Duta membuka tudung saji di meja makan. Melihat menu sarapan yang tersaji di meja, cukup membuat Arya bengong untuk sesaat. Meskipun menu tersebut tidak akan cocok dengan lidahnya, tetapi Arya akan tetap menghormati pria yang sudah sering menolongnya.“Iya.” Duta segera duduk dan mengambil sarapan yang memang sudah disiapkannya lebih dulu sebelum mandi. “Disuruh ke rumah bunda. Makanya, pagi ini kita sarapan yang simple aja.”“Besok-besok, nggak usah bikinin aku sarapan, Mas.” Arya belum duduk, karena masih ada hal yang harus dilakukannya lebih dulu. Namun, ia mengambil satu buah pancake dari piring lain dan langsung menyantapnya begitu saja, tanpa menuang madu yang sudah disiapkan di meja. “Aku nggak enak ngerepotin terus.Duta menggeleng. “
Read more

Cinta Cita ~ 64

“Segini aja apa, ya?” Cita berdecak setelah menghela panjang, karena jumlah daftar nama yang diketik menurutnya tidak sedikit.Setelah memberikan jawaban terkait masalah pernikahan kepada Arya beberapa waktu lalu, Cita kemudian sibuk mempersiapkan beberapa hal. Meskipun masih diselimuti keraguan, tetapi Cita tidak menolak ketika tanggal pernikahan sudah ditetapkan kedua keluarga. Ia setuju-setuju saja dan berharap ini akan menjadi pernikahan terakhir baginya.Melihat bagaimana perjuangan Arya selama ini, Cita akhirnya berani memutuskan untuk menikah segera dengan pria itu.“Coba lihat,” pinta Arya mengambil alih laptop di hadapan Cita. “Keluarga pak Pras, om Lex, pak Dewa ... ini bahkan nggak nyampe 50 orang. Yakin nggak ada lagi?”“Justru kalau bisa kurang dari itu. Tapi ... aku nggak enak kalau nggak ngundang orang-orang “penting” itu.” Cita mengerucutkan bibirnya ke arah laptop. “Pak Pras sekeluarga itu sudah paling utama, om Lex sama tante Elok juga. Terus, aku pasti nggak enak ka
Read more

Cinta Cita ~ 65

“Sayang! Sakit, sakit!” seru Arya hanya bisa meringis ketika Cita memukulnya. Baru saja ia masuk ke dalam mobil, tetapi langsung disambut dengan amarah oleh Cita.“Makanya! Hih!” Cita geram sendiri dengan Arya. Bagaimana tidak, jika Sandra terus membeo sepanjang jalan, karena wanita itu memergoki Arya mencium pipi Cita beberapa waktu lalu. “Kalau mau ngapa-ngapain itu lihat situasi dulu!”“Aku cuma—”“Apanya yang cuma!” Cita menarik sabuk pengaman sambil melihat Sandra dan Harry yang baru masuk ke dalam kediaman Lukito. Rumah masa kecil Cita, yang penuh dengan kesedihan, tanpa kebahagiaan sedikit pun. Karena itulah, Cita tidak ingin lagi tinggal di rumah yang penuh dengan kenangan buruk itu. “Kamu itu sudah kegep mami tadi, Mas! Tambah panjang, kan, omelannya Mami. Sampe nggak berhenti ngoceh sepanjang jalan.”“Khilaf, Sayang.” Lebih baik segera menjalan mobil dan mengganti topik pembicaraan, agar calon istrinya itu tidak melanjutkan omelan Sandra. “Jadi, kita mau ke mana dulu?”“Pake
Read more

Cinta Cita ~ 66

Cita tersenyum kecil, ketika membaca sebuah pesan dari Mai. Wanita itu mengabarkan, ganti rugi dari keluarga Atmawijaya tahap kedua sudah ditransfer ke rekeningnya. Cita sengaja tidak datang ke bank, karena sudah tidak mau lagi bertemu dengan orang-orang dari keluarga Atmawijaya. Karena itulah, ia memberi kuasa sepenuhnya pada Mai, untuk mengurus hal tersebut.“Kenapa Papa setuju dengan rencana kak Kasih?” Cita memasukkan ponselnya ke tas ransel, sembari menghampiri Harry yang duduk santai di ruang keluarga. Pria itu sedang menonton berita sore, yang disiarkan oleh seorang presenter cantik. “Kenapa harus mas Arya yang handle Sagara Citra? Bukannya di sana masih ada orang yang kompeten? Tapi, kenapa harus mas Arya?”“Memang ada yang sangat kompeten, tapi semua orang di sana posisinya nggak akan bisa sebanding dengan pak Pras.”“Memang mas Arya sebanding?” tanyanya lalu duduk di samping Harry.Jika diingat lagi, Arya justru merasa “takut” jika berhadapan dengan Pras. Karena itu, Cita be
Read more

Cinta Cita ~ 67

“Baru mau pulang?” Cita tersenyum ramah pada Rashi, ketika melihat gadis itu berada di lift yang akan ia masuki. Sebelum beranjak dari kubikelnya, Cita sempat melihat jam dinding di ruang redaksi yang menunjukkan pukul tujuh malam. “Lembur?”“Dikit.” Rashi mengangguk lelah.Sejak pembicaraan singkatnya dengan Cita tempo hari, hubungan mereka sudah jauh lebih baik. Meskipun, keduanya sama-sama belum memiliki waktu kosong, untuk sekadar pergi makan berdua pada jam kantor. Jadwal mereka selalu saja bentrok, sehingga belum bisa melakukan sesuatu yang pernah mereka rencanakan.“Oia, kamu besok sudah nggak kerja, ya?” lanjut Rashi setelah mengingat isi surat pengunduran diri Cita minggu lalu. “Persiapan buat nikah.”“Iya,” jawab Cita setelah masuk ke dalam lift dan berdiri di samping Rashi. “Tapi persiapannya nggak ribet, karena aku nggak ngundang orang banyak. Nggak nyampe 50 sepertinya. Itu kalau nggak ditambahin lagi sama papa atau mami.”“Sekali lagi selamat, ya,” ucap Rashi tulus dan s
Read more

Cinta Cita ~ 68

“Kamu datang ke sini mau pamer?” Nando berdecih. Menarik kasar kursi yang berseberangan dengan Arya, lalu menjatuhkan tubuhnya di sana. “Kamu menang, Ar. Me-nang.”Arya menggaruk kepala. Tidak menduga, jika reaksi Nando akan seperti ini.“Mas—”“Waktuku nggak banyak,” sela Nando sambil menggeleng dan mengangkat telapak tangannya, pada pelayan yang sigap menghampirinya. Meskipun kedatangan Arya tepat di jam makan siang, tetapi Nando tidak tertarik makan satu meja dengan pria itu. “Cepat bicara.”“Kenapa kamu emosi, Mas?” tanya Arya bingung. “Bukan salahku kalau Cita lebih memilih balik sama aku, daripada sama kamu.”“Jangan sombong.”“Aku ke sini datang baik-baik,” balas Arya berusaha bersabar. “Aku mau ngajak kamu makan siang dan bicara.”“Nggak ada yang perlu kita bicarakan.”“Mas, jangan seperti anak kecil.”Nando menarik napas panjang. Arya mungkin benar, sikap Nando kali ini agak kekanakan. “Bicaralah, tapi aku nggak akan makan siang denganmu.”“Aku ada janji sama pak Pras jam satu
Read more

Cinta Cita ~ 69

“Selamat.”Nando mengulurkan tangan pada Cita dengan senyum kecil yang harus ia tunjukkan. Meskipun kembali terluka, tetapi Nando tidak mampu berbuat apa-apa.“Makasih ... sudah datang, Mas,” balas Cita menyambut uluran tangan Nando dengan canggung, tetapi tetap mengulas senyum. Bagaimanapun juga, Nando adalah pria pertama yang bersemayam di hati Cita dan tetap memiliki satu tempat khusus di dalam sana. Awalnya, Cita tidak menduga Nando akan memenuhi undangan pernikahannya. Namun, pria itu terlihat memasuki ruang resepsi, setelah Cita dan Arya selesai menandatangani berkas pernikahan.Nando masih bisa tersenyum dan mengangguk tanpa kata saat membalas perkataan Cita. Setelah jabat tangan mereka terlepas, giliran Nando menyalami Arya dan kembali berucap kata yang sama.“Selamat,” kata Nando sekali lagi.“Makasih, Mas.” Arya menyambut uluran tangan Nando dan dengan segera memeluk pria itu. “Aku tunggu undanganmu.”Nando tertawa singkat seraya mengurai pelukan Arya. Namun, ia hanya memb
Read more

Cinta Cita ~ 70

“Rinai?” gumam Cita setelah mengambil ponsel Arya yang berdering di nakas. Untuk apa gadis itu menelepon Arya sepagi ini?Atau, jangan-jangan Rinai memang sering menelepon Arya?Kejadian di masa lalu bersama Almira, tiba-tiba saja terlintas di kepala Cita. Getirnya luka yang pernah Cita rasakan, kembali menyeruak karena ingatan itu datang dengan rasa sakit yang sudah mulai Cita tepis.“Mas, Rinai nelpon.” Cita mengulurkan ponsel Arya, ketika pria itu baru keluar dari kamar mandi. Bertepatan dengan itu, dering ponsel Arya pun terhenti.“Rinai?” Arya menghabiskan jarak, lalu mengambil alih ponselnya dari Cita. Membuka layar, lalu melihat history panggilannya. Kemudian, ia memperlihatkan daftar nama yang ada di sana pada Cita. “Dia memang masih suka nelpon, tapi nggak pernah aku angkat karena kami sudah nggak ada kontrak kerja sama lagi.”Kali ini, Arya mencoba untuk lebih terbuka pada Cita. Tidak ada lagi yang ia sembunyikan, agar pernikahannya kali ini tidak berakhir seperti dahulu kal
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status