Home / Romansa / Cinta Cita / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Cinta Cita: Chapter 51 - Chapter 60

95 Chapters

Cinta Cita ~ 51

“Mas.” Rinai menunjuk seorang gadis yang baru saja keluar dari mobil sedan hitam, yang berhenti di depan gedung Antariksa. “Tahu nggak, dia itu siapanya mas Arya? Cewek yang pake ransel abu-abu itu, tu!”Sembari mencari tempat parkir, Duta menoleh sebentar ke arah telunjuk sepupunya tertuju. Tanpa harus memicingkan mata, Duta sudah tahu siapa yang dimaksud oleh Rinai.“Kenapa tanya-tanya?” Duta harus mengetahui maksud Rinai terlebih dahulu.“Kemarin, dia ada di mobil mas Arya,” jawab Rinai tidak melepas tatapannya, pada gadis yang berjalan masuk ke gedung Antariksa. “Terus, aku juga lihat mas Arya video call-an sama dia? Ceweknya, ya?”“Kenapa nggak tanya sama Arya langsung?” Duta berbelok pelan, ketika sudah menemukan tempat parkir yang kosong.“Aku sudah tanya, tapi, dia nggak pernah jawab.” Rinai beralih pada Duta, setelah sosok gadis yang dilihatnya sudah menghilang dari jangkauan. “Mas Arya paling senyum. Kalau nggak, langsung ngomongin kerjaan. Kayak menghindar gitu.”“Kamu suda
Read more

Cinta Cita ~ 52

“Sarapan dulu, Ar,” tawar Duta yang baru meletakkan semangkuk sup di meja bar. “Tapi kamu sendiri aja, karena jam makanku masih tiga jam lagi.”Karena Duta melakukan intermittent fasting, maka ia memiliki waktu tertentu jika harus menyantap makanan berat.“Aku jadi nggak enak.” Rencana pergi ke rumah Cita, akhirnya Arya urungkan karena Duta sudah membuat sarapan sepagi ini. “Sudah numpang, dikasih makan gratis pula.”“Halah.” Duta meraih gelas yang berisi teh hijau tanpa gulanya, lalu berjalan menuju meja makan. Di atas sana, sudah ada laptop yang terbuka sejak tadi dan Duta kembali duduk untuk melanjutkan pekerjaannya. “Nyante, Ar! Eia, jadi, kamu sama Cita gimana? Sudah baikan, kan?”“Sudah.” Arya tersenyum sambil mengambil mangkuk dan sendok di rak piring. Setelahnya, ia berbalik menuju meja bar, untuk mengambil nasi dan sup yang sudah disediakan Duta di sana. “Tapi, aku nggak tahu sampai kapan harus kayak gini, Mas. Kita itu, kayak HTS-an gitu. Dia minta berteman, tapi hubungan ki
Read more

Cinta Cita ~ 53

Duta menahan napas, ketika baru saja membuka pintu. Belum sempat ia membuka mulut, tubuhnya langsung bergeser paksa karena Rinai masuk sambil menabrak sisi tubuhnya. Jadi, orang yang menekan belnya tanpa henti, adalah sepupunya sendiri.“Mas! Kenapa kamu nggak pernah ngomong kalau si Cita itu tetanggamu?” oceh Rinai kemudian bersedekap di tengah ruang tamu, tanpa duduk di salah satu kursi. “Jadi, yang beli rumah di depan itu orang tuanya?”“Ngontrak, bukan beli,” ralat Duta dengan nada malas. Ia berbalik dan ikut bersedekap tanpa menutup pintu rumahnya. Kedatangan Rinai ke rumah Duta, pasti karena Arya. Namun, jika sepupunya itu sudah mengetahui Cita tinggal di depan rumah Duta, itu artinya Rinai sudah bertemu dengan gadis itu.Rinai berdecih. “Masih ngontrak? Tapi ... mobil yang parkir di rumahnya itu sama dengan mobilnya Satria ... harganya berkali-kali lipat dari harga rumah di kompleks ini.”“Nai, nggak usah ngurusin hidup orang lain.”“Siapa yang ngurusin hidup orang lain?” Rin
Read more

Cinta Cita ~ 54

“Arya ngajak nikah, Mi ...” Cita mondar mandir di rooftop, dengan earbuds yang menempel di telinga. Sebelum mengadakan rapat kecil dengan timnya, Cita menyempatkan diri menghubungi Sandra terlebih dahulu.Cita memang tidak bisa menceritakan secara detail, karena Sandra belum tahu masalahnya dengan Rinai. Cita juga tidak mungkin menceritakan hal tersebut melalui telepon.“Kok, mendadak?” tanya Sandra di seberang sana. “Terus, kamu ngasih jawaban apa?”“Aku masih butuh waktu,” jawab Cita masih saja mondar mandir. Ia juga tidak bisa memberi jawaban pada Arya, ketika pria itu mengajaknya menikah dan pindah ke Surabaya. Bagaimana Cita bisa memberi jawaban, jika ia saja tidak yakin dengan banyak hal.Bagi wanita normal, dilamar oleh pria yang dicintai adalah hal yang paling membahagiakan. Namun, tidak bagi Cita yang masih berkutat dengan luka di masa lalu.“Kalau memang kamu belum siap, ya, tinggal bilang ke Arya.”“Aku sudah bilang itu, Mamiii.” Cita geregetan dengan dirinya sendiri. “Tapi
Read more

Cinta Cita ~ 55

“Mas! Kamu serius mau nikah sama Cita?”Duta yang baru duduk selama lima menit bersama Arya di ruangan, langsung terantuk mendengar pertanyaan Rinai. Sepupunya itu, ternyata tidak juga mendengarkan nasihat Duta.“Nai—”“Kenapa mau nikah sama Cita?” Rinai menghampiri Arya. Menarik satu kursi beroda yang kosong, lalu berhenti di samping pria itu. Setelah duduk, Rinai menunggu Arya memberi jawaban padanya. “Eh, bentar-bentar! Emang beneran kamu pernah nikah sama dia, tapi sudah cerai? Terummp—”Duta mencapit bibir Rinai dengan cepat. “Sudah kubilang, jangan suka ngurusin urusan orang lain. Mau Arya pernah nikah, kek. Terus mau nikah lagi dengan Cita, kek. Itu bukan urusanmu.”Rinai menyingkirkan tangan Duta, lalu memukul pria itu berkali-kali.“Nai, Nai! Sakit, Nai!” seru Duta sembari menghalau tangan sepupunya.“Biarin!” Rinai kembali beralih pada Arya yang hanya memberi kekehan. “Mas, gimana tadi? Emang bener kamu pernah nikah sama Cita?”“Bener.” Arya mengangguk dan kembali melihat lay
Read more

Cinta Cita ~ 56

“Aku nggak ngerti, kenapa acaranya mendadak jadi formal kayak gini?”Cita menatap aneka contoh dekorasi private room, yang diperlihatkan Sandra pada ponselnya. Yang mengejutkan, private room tersebut ternyata ada di restoran Duta. Itu berarti, Sandra telah bicara dengan Duta dan menyewa sebuah ruangan khusus untuk pertemuan dua keluarga sabtu malam nanti.“Itu karena ... Arya bilang, dia mau menjalani proses seperti orang-orang,” terang Sandra mengutip kalimat Arya. “Dan ternyata, isi kepalanya sama dengan omongan Mami waktu itu, kan?”Cita mengembalikan ponsel Sandra pada wanita itu, lalu menjatuhkan diri ke pangkuan sang mami. Cita menjadikan paha Sandra yang bersandar di headboard tempat tidurnya, sebagai bantal.Beberapa waktu lalu, Cita baru pulang dari Yogyakarta. Seperti biasa, tanpa lelah Sandra masih membuatkan susu dan menemani Cita untuk bercerita.“Kenapa Mami sama papa setuju aku balik lagi sama Arya?” tanya Cita. Tubuhnya memang merasa lelah, tetapi matanya tidak kunjung
Read more

Cinta Cita ~ 57

“Habis riwayatmu.” Cita terkekeh saat mengingat ucapan Lee. Ia berjalan pelan menuruni tangga dengan Arya dan meninggalkan orang tua mereka yang masih ngobrol di dalam ruang.“Olok aja terus.” Arya meraih tangan kiri Cita, lalu melihat jari manis gadis itu. “Yang penting, cincinnya sudah nempel di sini, nih!”Cita menahan senyum bahagianya. Sebuah cincin emas dengan desain sederhana, yang bertahtakan berlian di tengah, sudah melingkar begitu manis di jarinya. Kendati begitu, Cita belum bisa menyingkirkan rasa was-was yang sudah bersarang di lubuk hati.Cita bisa percaya dengan semua ucapan Lee dan Gemi yang terdengar manis dan begitu menjanjikan. Namun, bagaimana dengan Arya?Bisakah, Cita menaruh kepercayaan pada pria itu seutuhnya?“Tapi, kenapa aku masih belum bisa yakin kalau—”“Kamu masih konseling, kan?” Arya memotong cepat, karena tidak mau lagi mendengar ucapan pesimis dari Cita.“Masih.”“Yang rajin konselingnya.” Arya merangkul Cita, ketika mereka sudah berada di lantai satu
Read more

Cinta Cita ~ 58

“Hi, Kak,” sapa Cita sudah berdiri di samping Duta, sambil melipat kedua tangannya di atas meja bar.“Hei!” Duta berseru, karena terkejut dengan kemunculan Cita. Ia sudah tahu gadis itu akan datang ke restorannya, tetapi Duta tidak tahu pasti mengenai waktunya. “Hampir aja kena sikut, kan.”Cita terkekeh dan sedikit menjauh dari Duta yang duduk di stool bar. “Arya belum selesai, ya?”“Masih di kitchen,” Duta menunjuk dinding yang berseberangan dengan meja bar. “Masuk aja. Mereka masih pemotretan. Bentar lagi juga selesai.”“Oh ...”Sulit sekali rasanya untuk tersenyum. Mengingat, pagi ini Arya melakukan pemotretan dengan Rinai, yang tidak tahu malu itu.“Hei.” Duta segera merentangkan satu tangannya, sebelum Cita pergi menuju dapur. “Aku tahu masalahmu sama Rinai. Dan aku cuma mau bilang, anak itu memang harus ditegasin kalau mulai kurang ajar. Dia itu, cuma terlalu di manja sama pak Restu, jadinya begitu.”Akhirnya, Cita bisa menyematkan senyum dengan kekehan kecil. Sepertinya, Cita
Read more

Cinta Cita ~ 59

“Kenapa harus nunggu sampai satu tahun lagi?” Geeta mempertanyakan perihal waktu pernikahan Arya dan Cita, yang menurutnya cukup lama.“Biarlah, Bun,” ujar Aries yang duduk bersebelahan dengan sang istri dan berseberangan dengan Arya. “Mereka masih harus belajar menyesuaikan diri. Asal, jangan keluar dari jalur,” pesan Aries tegas. “Ngerti, Ar?”Mengingat bagaimana masa mudanya bersama Gemi dahulu kala, Aries tidak menginginkan hal seperti itu terjadi pada kedua anaknya. Terutama dengan Rashi. Aries benar-benar menjaga putri satu-satunya itu, agar tidak salah jalan. Ia harus tahu benar, dengan siapa saja Rashi berhubungan dan bagaimana latar belakang teman-temannya.Untuk perihal Arya, Aries menyerahkan sepenuhnya pada Gemi dan Lee. Ia tidak ingin ada lagi pergesekan, agar mereka bisa hidup tenang dan damai seperti sekarang. Meskipun, hubungan mereka harus renggang karena semua rahasia telah terungkap, tetapi semua itu justru membuat kelegaan bagi semua orang.“Ngerti, Yah,” angguk Ar
Read more

Cinta Cita ~ 60

“Kenapa dia masih ada di Antariksa?”Duta mematung. Mengurungkan niatnya mendorong pintu ruang kerja Restu yang sedikit terbuka, setelah mendengar suara Rinai. Kendati bisa menebak “dia” yang dimaksud Rinai, tetapi Duta tetap tidak mengerti dengan maksud perkataan sepupunya itu.Karenanya, Duta tetap berdiri di tempat dan ingin mendengar semua percakapan ayah dan anak itu.“Karena perempuan itu, titipan Dewa,” jawab Restu. “Karena dia karyawan titipan langsung dari owner, jadi nggak ada yang berani mecat dia.”“Titipan? Si Cita itu titipan pak Dewa? Kok, bisa?”“Nai—”“Oh, bentar, Pa, bentar,” sela Rinai. “Jangan-jangan, Cita itu selingkuhannya pak Dewa. Dia, kan, tiap hari diantar sama mobil mewah. Atau, saudaranya pasti sopir yang kerja di keluarga Lee, jadi—”“Sayang, sudah,” pinta Restu menghentikan ucapan Rinai. “Papa nggak mau berurusan dengan keluarga Lee. Mereka punya banyak preman di belakang dan itu nggak main-main. Papa sudah bilang dari dulu, kan, jangan pernah dekat dan c
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status