"Bagaimana, sudah janjiannya dengan suamiku? apa yang kamu minta darinya, menceraikan aku lalu secepatnya menikahimu?" todong Aisyah, ketika baru saja aku sampai didepannya."Ayok masuk dulu, Aish kita bicarakan di dalam. Jangan di sini tidak enak dilihat orang!" Aku menggamit jemari Aisyah, berusaha mengajaknya masuk kedalam rumah. Namun dengan kasar dia menepis genggaman tanganku, matanya nyalang menatap kearahku tajam."Kenapa? kamu malu jika sampai orang-orang dilingkungan ini tahu jika kamu ini adalah wanita murahan? wanita pelakor berkedok seorang sahabat!" Teriaknya emosi, sambil menunjuk-nunjuk wajahku dengan jari telunjuknya."Pelankan suaramu, Aisyah! Apa yang kamu tuduhkan padaku itu tidak benar, itu fitnah. Bagaimana mungkin aku sampai merebut suamimu, Aish kamu pasti tahu kan aku seperti apa, itu bukanlah gayaku, Aish!""Dasar wanita munafik ...! Berapa bayaran yang kamu mau untuk meninggalkan suamiku, hah? seratus, duaratus atau mungkin limaratus juta? sebutkan saja, aku
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya