All Chapters of Istri Tak Dianggap: Chapter 201 - Chapter 210
235 Chapters
Papa dan Mama
“Non Bella ditangkap di tempat kejadian dan sekarang sedang dalam proses introgasi, karena diduga kuat ada orang lain yang juga ikut dalam rencana penculikan itu.”“Ah sial!” laki-laki itu melemparkan kotak pensil di meja kerjanya pada anak buahnya. “Kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal, aku membayarmu mahal bukan untuk melaporkan hal seperti ini!” “Maaf tuan, saya kira Nona hanya liburan saja, karena itu kami tidak mengikutinya.” Laki-laki itu langsung melotot mendengar perkataan bawahannya, meski dia sangat menyadari ada andil dirinya juga yang melarang sang pengawal mengawasi Bella saat ada di properti milik keluarganya, akan tetapi egonya terlalu tinggi untuk menerima dengan lapasng kesalahanya itu. “Aku tidak mau tahu kamu harus mencari cara untuk membebaskan Bella, suap semua orang yang bisa disuap!” “Ini semua karena kamu yang terlalu memanjakannya!” laki-laki itu menoleh pada sang istri yang sedari tadi diam saja, tapi langsung bersuara beg
Read more
Tamu Tak Diundang
Sejak pembicaraan itu keduanya menjadi sangat canggung. Sandra yang melihat perubahan sikap keduanya menjadi penasaran, tapi kondisi Raffael yang masih sakit dan Ana yang sedang kacau, membuatnya lebih memilih untuk diam terlebih dahulu. Meski dia adalah ibu kandung Raffael dan juga dalang dari pernikahan mereka, akan tetapi kehidupan pernikahan mereka yang bisa dikatakan tak baik-baik saja membuatnya ragu untuk bertanya, lagi pula dia sangat sadar kalau mereka berdua sudah sama-sama dewasa dan bisa berpikir secara dewasa juga. “Kamu sebaiknya pulang saja, Ana, istirahat, biar di sini ibu dan mbk Reni yang menunggui.” Satu perubahan Romeo yang membuat Ana cemas adalah anak itu sangat ketakutan kalau ada orang asing mendekatinya, bahkan dia berteriak histeris saat dokter berusaha memeriksanya, akhirnya Ana harus mengangguk dan memeluk putranya itu agara merasa aman. “Saya tidak apa-apa bu, Saya bisa istirahat di sini saja,” kata Ana. Sebagai cucu satu-satunya keluarga kaya raya
Read more
Keputusan Tak Terduga
“Romeo tidak masalah bukan kalau ditemani Tante Reni sebentar,” kata Raffael pada Romeo. “Papa dan mama akan melakukan pembicaraan orang tua?” tanya Romeo memandang kedua orang tuanya dengan mata bulatnya. “Mama akan-“ “Iya, kami perlu menyelesaikan beberapa masalah, kamu tidak keberatan bukan?”“Baiklah.” Curang! Raffael curang dengan menggunakan Romeo untuk membuat Ana menurut padanya, setelah Romeo setuju, Ana tentu saja tidak bisa mengatakan tidak, dia tidak ingin berdebat di depan putranya, Romeo anak yang cerdas dan kritis, meski tadi dia membohonginya tentang dua orang yang datang, akan tetapi pembicaraan orang-orang dewasa di sini yang langsung mengeluarkan otot membuat anak itu tahu siapa mereka. “Apa maksudmu mengajakku keluar, aku tidak peduli dengan dua orang itu,” kata Ana tak terima saat mereka sudah ada di luar kamar rawat Romeo. “Karena kamu dan aku adalah satu.” “Hah!” Ana menat
Read more
Haruskah Percaya?
Ana tak tahu bagaimana perasaannya sekarang? Senangkah atau takut? Meski sudah lama terjun di dunia hiburan, dna banyak bergaul dengan para pengusaha sukses, nyatanya malah membuat Ana tak tenang, orang-orang seperti mereka terbiasa hidup di zona abu-abu, mereka bisa sangat baik seperti malaikat kalau ada maunya atau bisa juga kejam seperti setan saat keinginannya tak tercapai. Saat Ana melangkah di samping Raffael untuk kembali ke rumah sakit kali ini, wanita itu berusaha mencari semua kebenaran kata-kata laki-laki itu. dia tidak percaya pada Raffael, itu sudah tentu pengalaman mengajarkannya hal itu, akan tetapi dia juga bukan orang yang akan memukul rata seseorang hanya karena terpaku dengan kesalahan masa lalu, hidup mengajarkan dia bukan hanya kekerasan akan tetapi juga membuktikan ketulusan dan kasih sayang itu nyata adanya.“Apa ada yang salah di wajahku?” tanya Raffael sambil memperlambat langkah kakinya. Ana yang ditanya seperti itu b
Read more
Kami Bukan Aset
Melihat Romeo bangun dengan wajah secerah matahari merupakan kesenangan tersendiri untuk Ana, sama dengan ibu-ibu yang lain yang ingin anak-anaknya selalu sehat dan bahagia. Keinginan sederhana yang sangat mahal untuk terjadi pada beberapa orang.“Apa papa tidak datang hari ini, Ma?” tanya Romeo saat melihat Ana yang baru saja dari kamar mandi. “Papa sedang ada urusan penting mungkin sebentar lagi dia akan datang kemari,” jawab Ana dengan senyum yang tersungging di bibirnya, meski sebenarnya dia tidak yakin Raffael akan datang ke mari hari ini karena harus memberikan keterangan pada pihak kepolisian. Ana tahu selain itu laki-laki itu harus bekerja, menjadi pimpinan bukan hanya sekedar asal menyuruh anak buah saja, akan tetapi pimpinan juga harus bertanggung jawab penuh dengan apa yang terjadi pada tempat yang dipimpinnya, begitulah pemikiran Ana selama ini. Ana juga belum bertemu dengan orang tua Raffael lagi setelah apa yang terjadi
Read more
Perlindungan?
“Apa urusan itu lebih penting dari pada Romeo, apa ini yang kamu maksud ayah yang baik.” Kata Ana dengan pahit, dia ingin marah, sangat marah, bahkan ingin rasanya dia menampar wajah tampan di depannya ini, tapi sejak kecil dia yang hanya anak yatim piatu miskin selalu harus memendam kemarahannya sendiri karena dia tahu tidak ada orang yang mampu membelanya jika dia melakukan kesalahan sekecil apapun meski itu hanya membela dirinya. Dan Ana sedikit menyesali hal itu. “An... Ana tenangkan dirimu, ini urusan yang sangat penting, Bella-“ Mendengar nama itu disebut membuat Ana sama sekali bisa respek pada Raffael lagi, sosok laki-laki yang beberapa saat lalu dianggapnya telah memberi kebahagiaan yang hilang untuk putranya, tapi Raffael tetap saja Raffael, janji manis yang dia ucapkan kemarin sudah hilang tak berbekas. “Aku mengerti,” kata Ana getir, dia tadi mengejar Raffael keluar berharap laki-laki itu bisa tinggal sedikit lebih lama, setidaknya sampai Ro
Read more
Mencoba Bertahan
Ana sudah berusaha menghubungi ponsel Raffael, tapi tetap saja tidak ada jawaban, hanya jawaban dari operator yang mengatakan kalau saat ini sedang ada di luar jangkauan. Entah ada di mana laki-laki itu, sejak kejadian tiga hari yang lalu, Raffael belum datang lagi ke mari. Romeo meski mengatakan kalau dia baik-baik saja tanpa sang ayah, tapi Ana tahu kalau anak itu diam-diam merindukan ayahnya, bagaimanapun dia tetap anak-anak yang sangat membutuhkan kedua orang tuanya, apalagi di salah satu momen terberat dalam hidupnya. Yah hari ini tepatnya sore nanti Romeo akan menjalani operasi untuk memperbaiki kakinya, sebenarnya hal ini juga bukan hal yang tidak diketahui Raffael dan keluarga laki-laki itu. Apa Raffael memutuskan untuk pergi dan memilih Bella yang sedang dalam kondisi memprihatinkan karena perbuatannya sendiri? Malam itu memang Raffael pergi tanpa memperdulikan keberatan Ana maupun Romeo, Ana memandang Romeo yang sedang membaca
Read more
Benarkah Cinta?
Ana merasakan rasa nyaman yang belum pernah dia rasakan, Rasa nyaman yang membuatnya terbuai. Rasanya enggan sekali dia meniggalkan semua ini, ingin lagi dan lagi. Harum tubuh yang membuatnya nyaman, juga pelukan hangat yang sangat dia rindukan, ah... entah sudah berapa lama dia tidak merasakan kenyamanan ini, tapi dia tidak pernah lupa rasa itu, rasa yang membuatnya melayang jauh di atas awang. Tubuhnya terayun, Kepalanya bergerak pelan makin mendekat pada pelukan hangat itu, Ana bisa merasakan sebuah tangan memeluknya dengan posesif, tapi alih-alih menghindar, dia malah bertahan, di tengah kegelapan itu, sekali saja dia ingin menikmatinya. Kehangatan itu hilang saat tubuhnya direbahkan dan berganti dengan selimut yang beberapa hari ini memang sangat familiar di tubuhnya, perlahan Ana membuka matanya hanya untuk mendapati seraut wajah tampan yang begitu dekat dengannya, refleks Ana mendorong tubuh itu dan langsung terduduk. “Jangan duduk
Read more
Dia Kembali
Ditinggalkan...Mungkin itu hal yang pantas untuk seorang pengkhianat, hidup dalam kesendirian bertemankan sepi, tanpa ada satu orang pun di sisinya. Dulu dia begitu bersinar di panggung hiburan, hampir semua orang yang dia temui menatapnya dengan sinar mata kekaguman, saat itu dia bisa berbangga diri, semua keinginannya sudah ada dalam genggaman, tapi dia lupa diri dan ingin meraih lebih dan lebih hingga dia tergincir karena tubuhnya tak sanggup untuk menanggung beban keinginannya, bahkan wajah cantik dan senyum manisnya tak lagi membuatnya bangga.Hanya kehampaan yang dia rasakan terkurung dalam ruangan yang bahkan tak pernah diimpikan akan menjadi tempat tinggalnya saat ini, dulu dia bahkan tak sudi tidur di kamar tanpa ac dan kasur king size, tapi kini jangankan ac ada jendela saja dia harus bersyukur. Wanita itu hanya diam menatap kosong keluar ruangan bahkan saat pintu ruangan itu terbuka dan langkah kaki terdengar, dia seolah tenggelam da
Read more
Melepas Beban
“Boleh aku memelukmu?”Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Raffael pada Ana, pertemuan dengan wanita yang selama masa remaja menghuni hatinya membuat perasaannya tak karuan, padahal beberapa hari belakangan, tepatnya sebelum penculikan Romeo dia sudah sangat yakin rasa itu sudah hilang dan hanya meninggalkan puing-puing rapuh yang akan roboh seiring angin yang bertiup, pun saat dia mengajak Ana untuk mengunjungi wanita itu. Raffael sudah sangat yakin dia tidak akan goyah lagi, keluarga kecilnya adalah prioritasnya saat ini dan juga ke depannya. Ana menggeleng membuat Raffael kecewa, tapi perkataan wanita itu selanjutnya berhasil memukulnya telak. “Yang ingin kamu peluk dia bukan aku, aku tidak ingin menjadi pengganti.” Raffael langsung terdiam di tempatnya saat ini mereka memang sedang ada di halaman rumah sakit jiwa tempat Bella di rawat, dan kenapa mereka ada di sini jawabannya sudah jelas bukan Raffael meminta Ana untuk menemaninya mengunjungi wanita itu, Ana sudah b
Read more
PREV
1
...
192021222324
DMCA.com Protection Status