Home / Romansa / Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen: Chapter 51 - Chapter 60

115 Chapters

Bab 51 : Mulai saling menyayangi

“Emang kamu maunya kita apa?” tanya Valerie.“Teman hidup,” jawab Risko.“Apaan si, enggak usah alay, hahahaa,” seketika Valerie malah tertawa ngakak melihat muka Risko yang sedang serius.“Ah kamu mah ngerusak momen,” ujar Risko.“Sumpah Risko, alay.”“Alay ya? Hahahaha.”“Iya alay hahahhaa.”“Tapi aku serius Val, aku enggak usahlah punya status pacar kamu apa gimana. Yang aku mau Cuma aku habisin sisa umur aku bareng sama kamu, bisa ngeliat kamu setiap hari, bisa dimasakin kamu setiap hari. That’s all i need,” ujar Risko.Valerie lagi-lagi hanya tersenyum menanggapinya. Ia tahu, Risko sebenarnya ingin memiliki status hubungan yang lebih dari mereka yang sekarang, namun Risko juga tidak pernah mau memaksa Valerie agar Valerie tetap merasa nyaman.“Kamu istirahat ya, aku mau ngopi dulu di bawah,” ujar Valerie.“Iyaa
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

Bab 52 : Anita dengan Faris ?

“Val, kata kak Roni, Papa udah sadar dan udah pindah ke ruang perawatan.” Risko dan Valerie sedang siap-siap untuk pulang dari rumah sakit. Niatnya Valerie ingin langsung pergi ke kantor, tapi ternyata urusan administrasi tidak bisa diselesaikan pagi-pagi sekali. Untungnya laptop selalu ada di mobil dan membuat Valerie bisa mengerjakan pekerjaannya sambil ia menunggu selesai urusan administasi.“Oh iya Risko. Kemarin Faris chat aku katanya dia minta maaf sama kamu,” ujar Valerie.“Oh iya? Disa bisa minta maaf juga?” tanya Risko sambil terkekeh.“Hahhaa aku juga bingung. Risko, sekali lagi maafin aku ya,” ujar Valerie.Risko menatap Valerie dengan intens. Menjelajah ke matanya, mata yang memancarkan kesedihan yang amat dalam. Risko ingin mata itu berbinar lagi. Ia ingin mata itu memancarkan kebahagiaan seperti waktu ia memasak.“Valerie, enggak ada yang perlu dimaafin karena kamu emang enggak sa
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

Bab 53 : Wanita menurut Faris

Anita tidak tahu akan dibawa kemana oleh Faris. Mereka sudah berada di jalan sekitar 10 menit dan belum ada tanda-tanda kalau mereka mau sampai. Anita berasumsi kalau mereka masih lumayan jauh.“Anita, kamu suka lagu apa?” tanya Faris memecah keheningan. Sedari tadi tidak ada yang bicara sama sekali. Anita benar-benar bingung harus bersikap bagaimana jika dirinya hanya berduaan dengan Faris nemun bukan dalam konteks pekerjaan.“Tipe lagu yang saya suka lagu-lagu local Pak. Kayak kerispatih, wali kayak gitu-gitu,” kata Intan.“Saya kira orang kayak kamu Sukanya avril, justin Bieber gitu gitu.”“Orang kayak saya gimana maksudnya Pak?” tanya Anita. Dia benar-benar takut salah bicara, karena sebelumya belum pernah sama sekali ia berbicara diluar hal pekerjaan dengan Faris.“Ya wanita metropolitan. Dengan kerja kantoran, gaji diatas rata-rata, kalo ngopi di tempat fancy, setiap minggu ke mall untuk “me t
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

Bab 54 : Faris Berubah

“Kebetulan saya lagi enggak punya pacar Pak, males pacaran, kayaknya umuran saya udah emggak usah pacaran sih,” ucap Anita menggantung.“Emang umur kamu berapa?” tanya Faris.“Hahahha, Pak tau enggak untuk beberapa orang terutama wanita, nanya kayak gitu tuh sensitive, sedangkan Bapak nanya seolah nanya mau makan enggak. Se gampang itu haha.”“Eh emang iya?” tanya Faris.“Iyaa. Tapi kalo saya sih enggak apa-apa. Saya umur 28 Pak,” ujar Anita.“You really don’t look like a 28 years old woman,” ujar Faris tulus.“Emang keliatannya kayak berapa?” tanya Anita.“Saya kira kamu 22 or 23.”“Kenapa berfikir kayak gitu Pak?” tanya Anita.“Muka kamu bener-bener masih keliatan 22 atau 23an.”Wajah Anita yang berkulit bersih dan putih, dengan makeup seadanya, dan rambut yang selalu di kuncir kuda, kecuali ada meeting formal. Juga Anita yang seringkali memakai blouse-blouse berwarna cerah untuk pergi ke kantor, juga style kesukaannya kaus dan celana jeans jika sedang hari bebas. Tidak terlihat s
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more

Bab 55 : Perhatian Faris

Anita tiba-tiba membeku, di dalam ruangannya, ia menemukan Faris sedang shalat. Ia tidak menyangka, Faris yang pikirannya sangat modern tetapi tidak pernah lupakan ibadahh.Karena merasa kurang nyaman, akhirnya Anita meletakkan rotinya di meja kerja Faris dan keluar dari ruangan Faris. Anita benar-benar salah mengira selama ini. Ia kira dengan sikap Faris yang serba modern dengan latar belakang keluarga berada, dan memiliki otak bisnis dari ayahnya, Faris sudah melupakan caranya berterimakasih pada Tuhannya.Tapi ternyata ia salah, Faris benar-benar masih memegang teguh ajaran Tuhannya. Anita jadi semakin merasa respect pada Faris. Wanita seperti apa yang menolak Faris untuk dijadikan istri?“Anita, makasih ya rotinya,” Anita yang sedang bengong di mejanya kaget mendengar suara Faris yang tiba-tiba keluar dari ruangannya hanya untuk berterimakasih padanya.“Iya Pak, sama-sama,” ujar Anita sambil tersenyum.Faris masuk ke ruangannya da
last updateLast Updated : 2024-08-21
Read more

Bab 56 : Semakin dekat

Faris bangun tidur dalam keadaan kedinginan. Ternyata ia lupa mematikan AC ketika ingin tidur. Karena biasanya ia akan mematikan AC ketika mau tidur, kondisi kantor sudah dingin tanpa perlu menyalakan AC jika malam. Faris melirik jam di dindingnya, masih pukul 06.10, masih terlalu pagi.“Anita pasti belum bangun nih,” ujar Faris. ia tersentak. Mengapa ia memikirkan Anita terus-terusan? Ada apa sebenarnya dengan dirinya?  Apa karena semalam ia memutuskan untuk tidak mengganggu Valerie dan mencoba membuka hati untuk orang lain, dan kebetulan ada Anita di depan matanya, ia jadi memikirkan Anita terus? Ah nanti juga kalo ada wanita lain, Anita gue lupain, begitu pikir Faris.Faris keluar ruangannya untuk melihat Anita. Tapi ia tidak melihat ada Anita. Faris menghampiri meja Anita mungkin ia tidur di bawah meja. Tapi Faris juga tidak melihat ada Anita.Faris mencari kesana kemari, ke pantry, juga tidak ada Anita. Faris langsung menelpon An
last updateLast Updated : 2024-08-22
Read more

Bab 57 : Ingin Memulai

Valerie sedang mengunjungi Ayah Risko yang sudah beberapa hari masuk ke ruang perawatan, sudah tidak ada di ruang ICU lagi. Valerie lega melihat Pak Ayub - Ayah Risko semakin hari semakin segar. Luka di tubuhnya juga sudah semakin membaik.“Pagi om,” sapa Valerie.“Pagi Valerie,” balas Pak Ayub.“Maaf ya Om saya baru bisa ke sini, dari kemarin kerjaan lagi banyak yang kepending jadi enggak sempet kesini, ini karena sabtu jadi saya libur,” ujar Valerie.“Enggak apa-apa Val, Om seneng kamu ke sini, dan terimakasih udah jagain anak bontot om yaa,” kata Pak Ayub sambil melirik iseng ke arah Risko.“Apaan si Pah,” jawab Risko sebal. Ia memang sering dibilang anak bontot oleh ayahnya. Memang ia anak bontot yang berarti anak bungsu, namun sebutan anak bontot membuatnya seolah-olah ia adalah anak yang sangat manja.“Om gimana kondisinya?” tanya Valerie.“Udah lebih baik. Tapi kay
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Bab 58 : Sebuah Awal

“Sebenernya Mama tuh enggak terlalu detail untuk masalah pencatatan, ya dia basicnya emang bukan bisnis, jadi yang penting setiap tanggal 25 semua karyawan bisa gajian, bahan bisa kebeli dan usaha jalan terus.”Risko dan Valerie sedang berada di ruang kerja Bu Rika. Hari ini Valerie sudah janji bahwa ia akan mencoba untuk melanjutkan usaha KS burger. Bagaimana nantinya, apakah ketakutannya terbukti atau tidak, setidaknya ia sudah berusaha mencoba.Ruangan ini hanya ruangan kecil yang berisi 1 meja kerja berukuran 1 meter, dan sebuah lemari brankas. Diatas meja terdapat 3 tumpukan kertas, sebuah laptop, sebuah printer kecil di ujung meja. “Ini setau aku ya, ini tuh struk penjualan yang Mama print setiap malem pas toko udah tutup, struk ini isinya semua penjualan hari itu. Udah kerangkum. Jadi bisa dilihat di sini, ada yang cash, ada yang pake kartu. Trus yang cash uangnya di cocokin sama fisik uangnya, biasnaya kalo lebih nanti dipisahin, kalo k
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more

Bab 59 : Perfect Couple ?

Valerie masuk ke kamar Risko. Kamar Risko sementara dihuni oleh Roni selama ia ada di sini. Sementara Risko masih tidur di rumah Valerie. Risko hanya mengambil sebuah gitar dan beberapa helai kemeja untuk bekerja, Risko memang tidak membawa banyak baju karena untuk dipakai Roni, terutama kaus.Valerie menjelajahi kamar Risko. Ia melihat ke berbagai sisi kamar yang didominasi warna hitam dan putih ini. “Kamar kamu rapih ya, apa karena Roni yang nempatin?” tanya Valerie.“Jangan skeptis gitu. Kamar aku emang selalu rapih, yak arena aku jarang di kamar. Aku lebih banyak di kantor daripada di rumah, sekalinya di rumah juga di toko, bantuin Mama sama Papa kalo akhir pekan.” “Kamu Cuma mau ambil itu?” tanya Valerie yang melihat Risko seperti sudah selesai dengan segala urusan packing barang.“Iya ini aja. Kaos aku tinggal buat dipake Kak Roni, nanti kalo mau beli aja,” jawab Risko.“Yaudah yuk
last updateLast Updated : 2024-08-25
Read more

Bab 60 Belajar Bisnis Keluarga Risko

“Risko, maksud kamu bayarin semua belanjaan aku apa sih?” tanya Valerie ketika mereka sudah sampai di mobil.“Kalo kamu permasalahin masalah aku bayarin, aku juga akan masalahin setiap kamu masakin dan manjain aku ya,” balas Risko.Valerie tersenyum mengerti. Ia benar-benar beruntung bertemu dengan Risko. Ia merasa setengah dari beban hidupnya berkurang dan dipikul bersama dengan Risko.Sampai di rumah, Valerie langsung membereskan semua yang mereka beli di supermarket tadi. Semua bahan sayuran dimasukkan dan ditata dengan sangat rapih di sebuah kulkas khusus sayuran. Semua bahan daging, ayam, daging sapi, ikan semua dijadikan satu di freezer. Ia juga membeli bahan instan seperti chicken wings dan chicken nugget, juga kentang goreng instan. Valerie sengaja membeli yang instan in case ia tidak sempat memasak.Sedangkan kulkas yang satu lagi berisi semua minuman. Kulkas didominasi dengan air putih, sisanya adalah kopi dingin dan i
last updateLast Updated : 2024-08-26
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status