Home / Romansa / Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen: Chapter 41 - Chapter 50

115 Chapters

Bab 41 : Kabar Mengejutkan

Roni dan Risko menhampiri petugas rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Antara takut dan deg-degan. Berharap kabar yang diberikan adalah kabar baik.“Dengan anak-anaknya Bu Rika dan Pak Ayub?” tanya petugas rumah sakit itu.“Iya betul,” jawab Risko dan Roni.“Detak jantung Bu Rika dan Pak Ayub semakin lemah. Kami sudah berusaha untuk memberi mereka pengobatan yang paling baik namun sepertinya keadaannya tidak terlalu baik. Kalian bisa masuk untuk melihat kondisi orangtua kalian,” ujar petugas rumah sakit.Hati Risko dan Roni mencelos. Mereka benar-benar sudah hampir hilang harapan atas kesembuhan orangtuanya.“Saya bawa temen saya ya. Dia juga sayang sama orangtua saya,” kata Risko.“Iya, tapi jangan berisik,” jawab petugas rumah sakit itu.Risko memanggil Valerie untuk ikut masuk kedalam ruangan ICU. Valerie mengikuti Risko dan Roni. Mereka bertiga masuk ke dalam bilik milik orangtua R
last updateLast Updated : 2024-04-13
Read more

Bab 42 : Hanya Meninggalkan Pesan

Dengan sedikit terburu-buru, Risko berjalan di depan Valerie menuju ruang ICU. Valerie bersyukur ia mengenakan sepatu kets dan baju yang nyaman hari ini, jadi dia bisa bebas bergerak.Sampai di ruang ICU, Risko langsung menghampiri petugas rumah sakit.“Ada apa dengan orangtua saya mbak?” tanya Risko langsung.“Tenang Pak Risko, kabar yang akan Pak Risko dengar ini kabar bahagia. Ibu anda sudah sadar Pak,” ujar petugas rumah sakit sambil tersenyum lebar.“Serius? Puji Tuhan. Valerie, yuk kita masuk,” ujar Risko.“Tunggu ya Pak, Bu Rika sedang dalam proses pemindahan ke ruang perawatan, jadi belum bisa dilihat. Sekarang Bu Rika sudah bisa tanpa alat, tinggal Pak Ayub yang belum,” kata si petugas rumah sakit.Risko dan Valerie mengangguk. Mereka menunggu di depan administrasi. 20 menit berlalu.“Pak Risko, silahkan kalau malu melihat. Ibu Rika sudah mendapatkan tempat tidur di ruang perawatan. Bel
last updateLast Updated : 2024-04-14
Read more

Bab 43 : Dimakamkan

Lutut Risko dan Valerie lemas. Mereka hampir tidak bisa berdiri saking lemasnya. Tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Maut datang tanpa permisi, mempermainkan perasaan setiap insan manusia. “Enggak mungkin sus, barusan saya sama temen saya masih ngobrol sama Mama,” ujar Risko, lemas. “Maaf Pak Risko. Tapi memang ini yang terjadi. Jujur saya juga kaget dan tidak percaya, tapi kenyataannya memang seperti ini,” ujar suster yang menangani orangtua Risko.“Suster liat kan perkembangan Mama saya gimana? Bagus kan? Dia udah sadar, bahkan udah bisa ngobrol, tapi kenapa tau-tau pergi?” Risko yang tadinya berdiri sudah tidak kuat lagi berdiri. Ia jatuh terduduk di depan tempat tidur Ibunya.“Ikhlaskan Pak Risko. Atau mungkin ada pesan yang ingin beliau sampaikan? Mungkin Tuhan memberikan beliau hidup sedikit lebih lama untuk menyampaikan pesan tersebut?” tanya suster.Deg.Valerie tersentak. Pesan itu,
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

Bab 44 : Proses Pemakaman

Tidak sedikit juga yang menanyakan kabar dari Pak Ayub, Papa Risko. Risko dan Roni menjawab dengan sabar bahwa Pak Ayub juga sedang menjalani masa kritis di rumah sakit. Belum ada yang bisa menjenguk kecuali Risko, Roni dan Valerie.Risko dan Roni juga menjelaskan bahwa kondisi Papa mereka sudah lumayan membaik. Mereka minta doa untuk Pak Ayub agar diberikan kesembuhan seperti sedia kala.Pemakaman dilakukan hari itu juga pada sore hari menjelang malam. Jenazah Bu Rika dibawa dengan menggunakan ambulance ke makam keluarganya, tidak terlalu jauh. Risko kembali naik mobil Valerie, dan Roni naik mobil Risko.“Val, kalo kamu capek, aku aja gentian nyetir,” kata Risko.“Iyaudah, nanti pulangnya baru gantian ya, aku yang nyetir,” kata Valerie.Risko mengangguk. Risko membawa mobil persis dibelakang ambulance, yang lain mengikuti di belakang Risko.“Ris, Bu Rika tuh beneran baik ya ternyata. Banyak banget tadi orang yang cerita te
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

Bab 45 : Sebuah Pelampiasan

Tidak ada perlawanan dari Valerie. Ia membiarkan Risko menciumnya. Melepaskan segala rasa Lelah, segala rasa sedih. Valerie sangat tahu, bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah sebuah ‘pelampiasan’. Dan ia menyadari bahwa ciuman ini salah satu cara Risko untuk melepaskan semua beban dan penat yang ia alami beberapa hari ini.Ciuman itu terasa begitu berbeda dengan semua laki-laki yang pernah memiliki hubungan dengan Valerie. Ciuman itu terasa begitu tulus, terasa begitu membutuhkan. Risko seperti menceritakan semua perasaan terdalamnya pada Valerie.Seolah semua rasa yang tidak pernah ia utarakan di depan orang lain, tumpah ruah dalam ciuman kali ini. Valerie bisa ikut merasakan betapa perihnya hati Risko saat ini.“Sorry,” ujar Risko melepaskan ciumannya.Valerie tersenyum.“It’s oke. Inget Risko, you really did your best. Jangan pernah nyalahin diri sendiri.”Risko memeluk Valerie. Erat. Air matanya tak lagi bis
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

Bab 46 : Tinggal Satu Atap

Risko mengulat. Meraba-raba di sampingnya, tapi hanya ruang kosong yang teraba. Risko melihat kearah jam dinding, sudah pukul 1 siang. Dia tidak pernah tidur sampai sesiang ini sebelumnya. “Valerie pasti udah berangkat kerja,” pikirnya.Ia beranjak dari tempat tidur, hal pertama yang ia ambil adalah hp nya, ia melihat begitu banyak pesan bernada bela sungkawa. Tidak ada yang ia buka, kecuali Anita. Anita juga ikut mengucapkan turut berduka sekaligus memberikannya report progress berbagai pekerjaan yang ia tinggalkan.-Good Job Anita, thanks-Sent. Masih membawa hpnya, Risko keluar dari kamar dan menemukan semangkuk cream sup, 2 tangkup roti yang berisi masing-masing keju dan kacang, dan ada segelas susu putih. Sepertinya itu hangat, namun karena sudah siang, susu nya sudah berubah jadi dingin.Ada sebuah notes di dekat gelas susu putih.Jangan lupa di makan ya.Kalo mau makan berat, aku udah masak, nasi ada di rice cook
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

Bab 47 : Masa Lalu Merusak Masa Depan

“Kita?” tanya Valerie.Risko tidak menjawab, ia hanya menunggu jawaban Valerie. Tapi tidak ada jawaban dari Valerie.“Kita teman Val, untuk saat ini status kita kan Cuma teman,” akhirnya Risko menjawab. Valerie tersenyum dan mengangguk. Sejujurnya ia lega karena Risko tidak menganggap mereka berstatus terlalu jauh. “Kita teman, tapi kamu baik banget sama aku. Dan body language kamu mengkonfirmasi kalo sebenernya kamu anggep aku lebih dari temen, am I right?” ujar Risko lagi. Valerie mengangguk.“Val, aku penah bilang sama kamu dulu kalo aku mau kenal kamu lebih dari sekedar rekan kerja. And I mean it. Setelah kita jalan beberapa kali, ditambah dari kemarin perlakuan kamu ke aku begituuu baik. I think I’m falling love Val, with you,” kata Risko.Valerie tidak kaget mendengar ucapan Risko. Ia bisa merasakan bahwa Risko benar-benar memakai perasaan ketika mereka berciuman dan melakukan hubun
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

Bab 48 : Perasaan Faris

“Arghhhh!”Sudah berkali-kali Faris berteriak frustasi di kamarnya. Ia benar-benar tidak rela jika diperlakukan  seperti ini oleh Valerie. Namun ia menyadari sesuatu bahwa Valerie yang sekarang bukan lagi Valerie yang dulu ketika ia tinggalkan. Valerie yang dulu adalah Valerie yang penurut dan akan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh Faris, karena Valerie tahu betapa Faris mencintainya, dan ia yakin apapun yang Faris ingin Valerie lakukan, itu semua untuk kebaikan hubungan mereka.“Gue mesti gimana biar Valerie enggak masuk ke pelukan laki-laki lain? Arghhh!” Cinta Faris kepada Valerie benar-benar membutakannya. Faris benar-benar tidak bisa jika hidup tanpa Valerie, terasa ada yang hilang dari dalam dirinya. Faris bukan tidak pernah mencoba menjalin hubungan dengan perempuan lain selain Valerie, namun tidak ada yang pernah bisa membuatnya menjadi dirinya apa adanya.Pasca perceraiannya dengan Rania, Faris pulan
last updateLast Updated : 2024-04-20
Read more

Bab 49 : Mulai Perpecahan

“Iya loh bener, kata temen-temen gue yang pernah jalanin toxic relationship tuh lepasnya susah banget. Lebih susah daripada yang emang hubungannya sehat dan bikin bahagia, kenapa kayak gitu ya?” Intan malah balik bertanya kepada Valerie.“Apa karena ngebales orang jahat itu enggak gampang ya Tan? Asli menurut gue toxic relationship tuh hal paling jahat. Karena sama orang yang harusnya paling tau lo, paling kenal lo aja lo dijahatin, trus mau lari kemana, udah enggak ada tempat,” ujar Valerie.“Bener tuh,” kata Intan.“Tapi kayaknya mereka enggak bisa keluar bukan karena bales orang jahat itu susah, tapi karena biasanya toxic relationship itu pihak laki-lakinya mendominasi gitu. Jadinya pihak perempuannya kayak enggak punya power.”“Hmm bener juga sih, waktu gue sama Faris kan…Kring… “Sory Tan, bentar,” obrolan mereka terputus oleh bunyi dering telp di ruangan Valerie.
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

Bab 50 : Drama baru dimulai

“Jadi lo, yang bikin Valerie enggak mau maafin gue? Siapa sih lo?!” teriak Faris kepada Risko. Faris yang daritadi menunggu Valerie pulang dari kantor sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Ketika melihat Valerie pulang dengan seorang laki-laki, emosi Faris langsung meledak-ledak.Risko bangkit, namun belum sempat ia berdiri, sudah di hajar lagi oleh bogem mentah oleh Faris. Lagi-lagi Risko jatuh tersungkur. Kali ini hidungnya menjadi sasaran empuk dari tonjokan Faris. Darah segar menetes dari hidungnya.Risko menyeka hidungnya, rasa nyeri begitu menusuknya.“Bangun lo! Lawan gue kalo lo laki-laki!” Diteriaki seperti itu, bukannya bangun, Risko malah duduk santai. Ia tahu, meladeni orang yang sedang emosi tidak akan ada untungnya. Kesal karena tidak di gubris, Faris menarik kerah baju Risko dengan paksa.Ia kembali menonjok Risko tanpa ragu, kembali hidung Risko menjadi sasaran.Krek.Sepertinya Risko merasakan ada tulang yang remuk dalam hidungnya, begit
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status